Pagi ini, Naruto terbangun dengan wajah yang acak-acakan. Hatinya gelisah dan khawatir, ia merasa bersalah, sangat bersalah sekarang. Dengan cepat, ia mengambil baju miliknya, lalu keluar dari ruangan tersebut.

Ia pergi menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya yang acak-acakan. Ia berpikir, 'apa yang kulakukan barusan!' sambil memandangi wajahnya yang terpantul di kaca kamar mandi.

Kemudian ia bergegas keluar dari kamar mandi, dan berjalan ke dapur untuk mengambil air putih di lemari pendingin. Pemuda itu meminumnya hingga habis untuk menghilangkan dahaganya.

Namun ia dikejutkan dengan sebuah suara derapan kaki. Pemuda itu mulai berkeringat dingin saat suara tersebut mulai mendekat, pintu dapur langsung terbuka menampilkan seorang wanita berambut merah jambu dengan pakaian yang agak acak, wanita itu hanya memakai sebuah jaket berwarna hitam-orange namun bagian bawahnya hanya memakai celana dalam berwarna putih.

"Kau disini ternyata. Kukira kau keluar."

"Sa-sakura-chan! I-itu bu-bukannya jaketku?"

Wanita yang dipanggil Sakura itu memutar bola matanya malas, ia kemudian mendekati Naruto yang seakan ketakutan melihat dirinya. Kemudian memukul kepala pirang itu dengan keras. "Bodoh!"

"Ke-kenapa memukulku?"

"Kau seakan tidak mengerti situasi sekarang."

"Me-memangnya kita ngapain?"

Helaan nafas lelah keluar dari mulut Sakura. Kedua tangan putihnya langsung menarik kaos bagian leher milik Naruto, wajah keduanya sangat dekat sekarang. Wanita itu tersenyum me ggoda kepada Naruto. "Aku tidak menyangka kalau kau lupa..."

Naruto meneguk ludahnya dengan susah payah. Ia mencoba untuk tidak tergoda dengan senyuman yang melekat di bibir wanita itu.

"Kita suami-istri dasar bodoh."

"Hah!?"

"Iya, kita sudah menikah beberapa hari yang lalu Naruto bodoh."

Naruto terkejut. "Hah! Yang benar!?"

Senyuman Sakura hilang, ia mulai kesal sekarang, ia kemudian menunjukkan sebuah cincin emas di jari manisnya, serta sebuah cincin yang terpasang di jari manis milik Naruto. "Kalau kau tidak percaya, kupukul lagi loh."

"Ku-kukira a-aku sedang bermimpi."

"Bermimpi setelah kau dengan bodohnya berteriak kencang hanya untuk melamarku? Astaga Naruto, kau sangat pelupa."

"Ma-maaf..."

Sakura menangkup kedua pipu Naruto, ia tersenyum manis kepadanya. "Jangan sampai lupa dengan Istrimu ini, bodoh."

"I-iya, aku tidak akan lupa."

"Bagus."

Wanita itu kemudian mencium bibir Naruto dengan mesra.

.

..

...

Naruto by Masashi Kishimoto

...

..

.

Dedikasi untuk Istri saya.