Summary : Tahun 2020 adalah zaman dystophia. Di mana, populasi manusia menuju ke titik kepunahan karena munculnya spesies baru yang disebut dengan Orbhis atau hybrid. Kini manusia yang berhasil selamat, harus mempertahankan hidup mereka juga melawan balik demi kelangsungan kaum mereka. No BL here.
Inspirasi : Attack on Titan dan anime/film sejenis.
Rated : T semi M for seriously bloody fight and scene (rated bisa saja berubah)
Genre : Adventure - Fantasy - Horror - Sci-fi
Chara : Sasuke - Naruto - Other chara will reveal as the chapter Update
Desclaimer : Naruto belong to the owner
Warning : Gore - AU - Typo(s) - OoC - Update karet elastis - Plot karet elastis - Jangan ber'ekspetasi terlalu tinggi pada fiksi ini
DLDR
.
.
.
==Awal adalah permulaan dari akhir==
.
.
.
11 Februari 2020
Namanya adalah Uchiha Sasuke.
Tidak ada yang terlalu menarik darinya kecuali mungkin tentang penampilan yang sedikit jauh lebih baik dari kebanyakan rata-rata pemuda jepang pada umumnya. Dia memiliki rambut dengan surai mencuat kebelakang, berwarna hitam yang senada dengan iris mata sipitnya. Mempunyai kulit yang sedikit pucat dengan muka stoik.
Mungkin, bagi sebagian orang. Pemuda dengan ciri-ciri seperti ini, bisa dipastikan bahwa dia adalah seorang Introvert atau pengurung diri atau hikikomori untuk sebutan yang lebih dikenal di negara ini. Padahal, waktu di sekolah dulu. Dia termasuk ke dalam murid pilihan, artinya setiap nilai di berbagai mata pelajarannya sangat bagus. Bahkan termasuk kelas olahraga sekalipun.
Memiliki otak cemerlang, tubuh yang sehat dan muka yang tampan pasti adalah impian setiap pemuda di dunia ini. Kebanyakan 'mereka' pasti akan memilih untuk menapaki masa depan yang lebih baik. Misal ; model, atau pembawa acara, atau atlet.
Tapi semua itu sepertinya hanya angin lewat bagi pemuda satu ini. Berbanding terbalik dengan keinginan pemuda pada umumnya, Sasuke lebih memilih berdiam di kamar. Atau lebih tepatnya, dia jauh lebih nyaman jika duduk di sebuah kursi hangat dengan sepasang mata obsidiannya menatap layar komputer sambil menyaksikan keindahan dunia yang sebenarnya yaitu dunia Maya.
Entah kenapa, tapi menurutnya di dunia itu. Dia jadi lebih bebas meng'ekspresikan dirinya sendiri. Tidak perlu status sosial, segudang kelebihan atau tentang masalah penampilan. Di dunia maya, kau bisa menjadi seseorang yang sangat bertolak belakang dengan sifatmu. Ibaratnya mungkin seperti sebuah kebebasan. Life is freedom.
Tapi tentu saja, segala hal pasti memiliki konsekuensi-nya sendiri. Sasuke cenderung menjadi anti-sosial, jarang berbicara kepada orang lain atau bahkan menyapa mereka. Kondisi tubuhnya juga menjadi menurun karena kualitas hidup yang tidak sehat, lalu masa depan yang cerah? itu hanyalah mimpi indah bagi Sasuke.
"Apa ada yang baru di forum?"
Sasuke, menekan-nekan tombol mouse. Mencari segala sesuatu yang bisa menarik perhatiannya. Kebetulan, hari ini seharusnya paling tidak ada 3 berita yang update di forum tempatnya bergabung. Perkumpulan cyber ini memiliki nama 'Secret World Hunter Organization'.
Terkesan sedikit berlebihan, tapi informasi apa yang ada di dalamnya sepadan dengan namanya. Sesuai dengan judul topiknya, di sini. Para anggotanya dapat bertukar informasi mengenai sesuatu yang berbau secret dari berbagai penjuru dunia. Misalnya saja : Kasus tentang John Titor sang pengelana waktu, penemuan Loch Ness atau bahkan penampakan UFO atau Alien dan semacamnya.
Orang yang menjadi pendiri forum ini memiliki nickname bernama IFounder. Bisa dibilang, dia adalah salah satu orang yang mempengaruhi Sasuke menjadi seorang Introvert sejati. Dulu berkat adanya postingan yang membahas tentang konspirari perang dunia kedua membuat Sasuke langsung kagum dengan sosok maya ini.
Sebuah postingan baru muncul atas nama uploader adalah ketua forum—IFounder. Kali ini adalah berita mengenai sebuah Fenomena bernama 'Grasia'.
Beberapa tahun yang lalu, berita tentang hal ini sedang hangat-hangatnya menjadi perbincangan di dunia maya. Ada cahaya yang sering terlihat di berbagai penjuru dunia. Berwarna merah, kuning, atau biru. Kadang juga hijau dan putih, bentuknya seperti aliran gelombang laut. Mungkin mirip seperti fenomena Aurora yang biasa terjadi di daerah dingin seperti ujung kutub bumi.
Beberapa orang sempat mengaitkannya dengan jenis Aurora baru, ada juga yang berpendapat bahwa itu salah satu proyek NASA yang hasil uji cobanya gagal dan terlihat di bumi. Bahkan ada yang mengaitkannya dengan UFO atau yang paling ekstrim adalah bahwa ini adalah pertanda akan adanya kiamat.
Sasuke membuka private messenger kepada ketua forum.
IMEMBER99 : Oh, sepertinya aku ketinggalan berita. Hm... sekarang muncul efek distorsi ruang ya? menarik juga.
Itu tadi adalah nickname milik Sasuke, untuk angka 99 tidak ada maksud khusus. Pemuda bersuara monotone ini memilih angka 99 karena menurutnya adalah angka nyentrik.
IFOUNDER : Ya, ya. Kau ketinggalan beritanya. Di daerah perumahan di New York, setelah beberapa menit fenomena Grasia terjadi. Terjadi gempa yang sedang yang meluluhlantakan tempat itu. Banyak yang bilang kalau itu ulah UFO
IMEMBER99 : Menarik juga, ehm btw. Apa ada korban jiwa di sana. Cukup kasihan juga sebenarnya... :(
IFOUNDER : Dari info yang kudengar sih, tidak ada. Tapi tetap saja, katanya kalau listrik di sana mati total selama 1 Minggu berturut-turut. Merepotkan sekali, hidup tanpa jaringan internet seperti hidup di zaman es.
IMEMBER99 : Untuk yang satu itu aku juga setuju.
Sasuke mengangkat sebelah alisnya, ketika dia melihat sebuah gambar yang menarik perhatiannya. Sebuah bayangan sebuah makhluk yang terperangkap di dalam sebuah tabung besi. Tidak terlalu jelas, tapi bisa dipastikan kalau makhluk itu memiliki tinggi yang sangat besas. Sekitar 4 meter-an.
IMEMBER99 : Hei, gambar yang satu itu apa?
IFOUNDER : Hm... entahlah. Seorang hacker membobol jaringan pusat gooogle dan tiba-tiba memberikan gambar ini. Seharusnya, berita ini sudah tersiar di TV.
IMEMBER : Oh, benarkah? aku akan mencoba menge-ceknya.
Dengan itu, Sasuke logout dari dunia mayanya. Tubuhnya beranjak ke ruang tamu, meraih remote yang berada di atas meja kayu. Tak butuh waktu lama, pemuda itu berhasil menghidupkan TV dan mencari berita yang dimaksud.
Ramai dikejutkan tentang seorang hacker yang membobol database internet dunia, orang-orang bilang bahwa hacker ini gila karena tidak ada kerjaan untuk hanya sekedar mengirimkan semua akun Dunia maya dengan gambar aneh seperti ini. Tapi beberapa orang berspekulasi bahwa gambar itu adalah propaganda antara negara-negara adikuasa. Sementara pihak Gooogle pun tidak memberi penjelasan mengenai hal ini.
Sasuke memijat keningnya sendiri. Beberapa tahun ini, menurutnya banyak hal aneh yang terjadi. Bukan hanya di kotanya, tapi negaranya. Bahkan negara-negara lain pun juga mengalami hal yang sama.
Ya, tapi mengesampingkan hal itu. Rasa kantuk sudah mendera Sasuke, matanya sudah tidak kuat lagi untuk terbuka. Jika Sasuke ingat, sekarang waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari dan dia masih terjaga. Padahal, besok jam kerjanya jatuh pada shift pagi.
"Sebaiknya tidur dulu."
Dengan itu, setelah mematikan remote tv, lampu ruangan dan sikat gigi. Pemuda Uchia itu akhirnya menjatuhkan tubuhnya di kasurnya yang empuk. Setidaknya untuk saat ini, izinkan otaknya untuk beristirahat guna mempersiapkan diri menyambut pekerjaan esok hari.
.
.
.
12 Februari 2020
Walaupun Sasuke adalah seorang introvert sekalipun, dia tidak mungkin bisa hanya hidup di dalam kamarnya saja. Suatu saat, tubuhnya mau tidak mau harus keluar dari sarangnya. Jika ditanya tentang alasan, jawabannya sudah pasti. Semua orang butuh uang, semua orang butuh makanan. Tidak mungkin, hanya dengan memandangi layar komputer seluruh kebutuhan hidupnya bisa terpenuhi.
Ini adalah dunia nyata, bukan manga atau anime di mana sang heroine introvertnya. Secara ajaib dapat bertahan hidup hanya dengan bermalas-malasan di kamar, tidak ada yang tahu dari mana heroine itu mendapatkan uang tanpa bersusah paya. Dari mana dia mendapatkan makanan, minuman, baju baru, modem dan hal-hal lainnya. Semua itu masih menjadi misteri.
Dan, jika kau berusaha menyamakan kehidupanmu dengan di anime atau manga. Percayalah saja, dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan, kau pasti sudah menjadi gelandangan.
Berbicara dengan pemuda berwajah datar ini, dia sekarang bekerja sebagai tukang pengantar pizza. Tentu saja yang terbayang adalah betapa mirisnya kehidupan orang ini. Dan Sasuke juga membencinya, semua prestasi dan nilai tingginya semasa sekolah. Semua itu sekarang hanya menjadi pajangan belaka.
Tapi walau bagaimana pun juga, sudah untung dirinya diterima menjadi pengantar pizza. Setidaknya, dengan gajinya yang sekitar 150.000 yen, dia bisa mencukupi kehidupannya dan paling penting, dia masih bisa bersurfing ria di dunia maya.
Lalu, kenapa Sasuke tidak meminta keluarganya untuk paling tidak memberikan uang bulanan kepadanya.
Jawabannya, cukup mengejutkan juga. Pemuda berambut hitam ini, mengatakan bahwa hanya orang yang tidak memiliki kemaluan saja yang masih mengandalkan uang orang tua di umurnya yang sudah menginjak 20 tahun. Mungkin itu benar, terlebih lagi karena Sasuke yang sudah belajar hidup mandiri dan tidak ingin menyusahkan Mikoto dan Fugaku—kedua orang tuanya.
Setelah Sasuke mengenakan seragamnya, pemuda itu berangkat dengan menggunakan vespa miliknya. Tak lupa untuk mengunci pintu rumah dan menutup pagar, pemuda itu mulai berkendara membelah jalanan aspal Konoha.
Konoha, adalah wilayah yang baru diakui oleh negara jepang pada tahun 2017. Sebenarnya, wilayah ini dulunya bagian dari kota Akihabara. Karena beberapa hal, membuat pemerintahan jepang akhirnya memutuskan untuk meresmikan Konoha.
"Oh, Sasuke! kau datang kerja tepat waktu."
Sang manager menyapa sang Uchiha, tepat setelah Sasuke membuka pintu kaca bertuliskan open itu. Lelaki itu hanya menyapanya dengan senyuman singkat.
Manager ini berumur kira-kira 60 tahun. Dengan memakai kaca mata dan rambut uban keperak-perakan yang disisir ke arah belakang. Di tag namenya bertuliskan Homura Mitokado, dialah orang yang mau menerima Sasuke.
"Ah, belum banyak pegawai yang datang. Ada paket antar untuk gedung bank di kawasan komiket Konoha."
Tanpa menjawab, Sasuke segera menuju ke bagian dapur. Meraih tumpukan pizza siap antar yang disusun cukup tinggi sebelum akhirnya kembali keluar untuk melaksanakan kerjanya.
Dan beginilah Sasuke ketika bekerja. Masih sama, dia tidak banyak bicara, biasanya langsung akan bertindak jika sudah mendapat order dari manager. Untuk pegawai lain, Sasuke juga tidak terlalu mengenali mereka. Biasanya hanya sebatas saling lempar pandang dan senyum. Benar-benar monoton.
Suara mesin vespa yang menderu melintas jalan terdengar di sepanjang jalan. Saat ini, dia dalam perjalanan. Sembari mengusir rasa bosan karena jarak yang ditempuh lumayan jauh. Sasuke mencuri-curi pandang ke arah sekitar. Untuk waktu pagi hari, sudah banyak yang memulai aktivitasnya. Biasanya banyak dipenuhi oleh pemuda-pemuda yang bersekolah dengan berjalan kaki.
Ada juga ibu-ibu yang menyirami tanaman pekarangan rumahnya.
Sasuke menghela nafas. Untuk hari ini sepertinya berjalan dengan tenang. Tidak ada yang aneh, semuanya normal hingga dia menyadari bahwa matanya merasa silau karena sinar cahaya yang memantul dari kaca spionnya. Merasa terganggu, Sasuke memiringkan spion itu dan melihat ke asal cahaya.
Ini bukan cahaya mentari di pagi hari, intesitas cahaya yang tertangkap di kornea matanya terlalu tinggi. Lagipula, warna dominannya adalah hijau.
"Grasia?"
Sasuke, memandang dengan terkejut ketika fenomena ini muncul dihadapannya. Atau lebih tepatnya, di atas kota Konoha. Walaupun ini sudah pagi, tapi cahanya terlihat dengan jelas. Meliuk-liuk dengan indah layaknya seekor ular. Gradiasi warnanya juga berubah-ubah dengan cepat. Mulai dari warna hijau, beralih ke merah hingga ungu cerah.
"Bagaimana mung—tunggu. Ini sudah wajar, tapi kenapa bisa muncul di pagi hari? dan anehnya cahayanya juga sedikit berbeda..."
Mendadak Sasuke mengingat kembali private messengernya dengan ketua forum. Dia mengatakan jika belakangan ini fenomena distorsi ruang kerap kali muncul setelah fenomena grasia terjadi. Dalam hal ini, entah kenapa Sasuke merasa sedikit takut.
"Tapi itu tidak mungkin. Kata IFOUNDER, distorsi ruang terjadi terakhir kali di New York. Jika menurut periode, seharusnya Konoha akan mengalami hal ini pada Juni ke depan. Tapi ini terlalu cepat..."
Beragam spekulasi muncul dipikiran Sasuke. Tapi dia segera mengenyahkan hal negatif itu di kepalanya.
"Yang penting aku harus mengantarkan pesanan ini terlebih dahulu."
.
.
.
Sasuke segera menaruh pesanan. Selama menunggu sang resepsionis kembali dari ruang utama untuk mengembalikan uang tip, Sang Uchiha memilih untuk memandang ke ruangan sekitar. Jika diingat, ini sudah kedelapan kalinya semenjak dia melangkahkan kakinya pertama kali di sini. Saat itu, pada musim dingin tahun lalu. Di mana keadaan Konoha sedang turun salju.
Ruangan ini tidak mengalami perubahan yang banyak. Semua masih sama. Lantai perak yang terlihat mengkilap setiap saat, dinding beton dengan warna senada, orang-orang yang sedang mengambil uang dan juga suara TV di bagian dinding sebelah selatan yang disediakan oleh bank.
Suara iklan yang mempromosikan sebuah android tiba-tiba berganti dengan kabar singkat.
"Dikabarkan bahwa fenomena Grasia kini tengah terjadi di seluruh belahan dunia di saat yang bersamaan. Entah kenapa penyebabnya, tapi hal ini cukup berdampak pada—
Layar TV berkedip berkali-kali, bersamaan dengan gelas yang berisi air mulai menampakkan riak. Sebuah guncangan pelan dirasakan oleh kaki Sasuke.
Terhuyung beberapa saat sebelum akhirnya normal kembali. Tapi tetap saja, seluruh orang yang berada di bank ini menjadi panik. Beberapa diantara mereka ada yang memilih bersembunyi di bawah kursi tunggu, beberapa lagi memutuskan keluar bank. Dan beberapa lagi lebih memilih tidak melakukan apapun selain hanya berdiri di bank. Dan Sasuke termasuk ke dalam pilihan ketiga.
"A-Ada apa ini?"
Sang resepsionis yang baru saja kembali bertanya kepada Sasuke dengan wajah ketakutan. Tubuhnya sedikit bergetar karena merasa shock.
"Apa ini gempa bumi?"
"Bukan. Aku rasa, ini ada hubungannya dengan fenomena grasi—"
Belum sempat Sasuke menyelesaikan perkataannya, kini listrik padam di dalam ruangan itu yang berkedip beberapa kali sebelum akhirnya mati total.
'Listrik mati? apa ini juga pengaruh dari grasia?, itu cukup masuk akal. Mengingat gejala yang dikatakan oleh IFOUNDER juga sama persis seperti yang terjadi sekarang. Setelah fenomena grasia, guncangan ringan, listrik mati total dan—'
"Kita semua harus keluar dari tempat ini! akan ada distorsi—"
Lagi-lagi, belum sempat Sasuke menyelesaikan pertanyaannya. Sebuah ledakan besar terjadi di depan pintu bank. Tepat, sesaat sebelum pemuda berambut hitam itu berlari menuju ke arahnya.
Tekanan yang dihasilkan cukup kuat. Pintu itu langsung hancur, bahkan tubuh Sasuke juga terpental beberapa meter ke belakang. Sementara para wanita yang berada di dalamnya berteriak dengan histeris.
"ADA APA INI!?"
Sasuke bangkit, tubuhnya saat ini mengalami berbagai luka lecet akibat ledakan yang dihasilkan. Dengan susah payah, dia berdiri kembali.
Guncangan kembali terjadi. Tapi kali ini jauh lebih hebat dan sedikit lebih lama. Retakan demi retakan lantai mulai terbentuk di sana-sini. Bersamaan dengan lampu bank yang bergoyang-goyang hebat.
'Sial, kenapa distorsi ruang terjadi di sini?, tapi... mungkin hal yang sama juga terjadi di berbagai tempat lain. Apa maksudnya?'
Selang beberapa puluh detik, guncangan sudah menghilang. Sasuke dan orang-orang yang berada di dalam bank segera keluar dari bangunan itu. Dan hal pertama yang dilihat oleh mereka adalah, mereka yang tadi memutuskan untuk keluar dari bangunan sebelumnya. Mereka—
—mati.
Dengan kondisi menggenaskan. Tubuh mereka terpisah dan berceceran, ada yang tergencet badan mobil. Ada yang tertusuk tiang jalan, atau bahkan tubuhnya benar-benar sudah hilang karena pengaruh ledakan tadi. Genangan darah yang berasal dari korban tewas, merembes dengan tenang di antara kaki-kaki mereka.
"KYYYAAAAA!"
Resepsionis itu menutup matanya sambil menjerit keras. Tidak kuat menahan gambaran yang ada. Bahkan beberapa pria di antara mereka memuntahkan isi perutnya karena jijik.
"Kita harus pergi dari sini."
Sungguh, bangunan-bangunan yang pondasinya tidak tersusun dari beton hancur luluh lantah dengan tanah. Aspal-aspal juga terbelah menjadi dua, banyak mobil dan motor yang terbakar dengan hebat. Dan lebih parah lagi, cipratan darah tergores di sepanjang jalan-jalan dan dinding bangunan.
"Aku rasa tempat yang paling aman saat ini adalah stasiun kereta api bawah tanah Konoha. Jaraknya juga tidak terlalu jauh."
Tanpa basa-basi, mereka bergegas menuju ke arah yang di maksud. Berlari di antara teriakan histeris orang-orang yang memandangi apa yang terjadi di sekitarnya. Mereka tidak percaya dengan apa yang terjadi. Padahal, 10 menit yang lalu. Semua masih berjalan dengan normal, tapi siapa sangka jika distorsi waktu bisa terjadi?
Anehnya, distorsi ini berkali-kali lipat jauh lebih parah dibandingkan dengan gambar dari postingan yang Sasuke lihat kemarin. Walaupun di gambar, rumah mereka juga hancur. Tapi tidak sampai masuk dalam taraf kerusakan seperti ini. Bahkan area lingkupnya juga sangat besar.
Selama Sasuke dan lainnya menuju ke stasiun, selama itu pula mata obsidiannya menyaksikan hal yang sama. Rumah hancur, mayat bergelimpangan dan juga orang-orang selamat yang menangisi nyawa orang terkasih mereka. Sejauh mata memandang hanya ada kerusakan dan kerusakan. Gedung-gedung pencakar langit juga banyak dari sebgaian yang roboh.
Puluhan benda yang mirip dengan meteor kemudian muncul dari atas langit—atau lebih tepatnya muncul dari cahaya grasia yang masih bersinar. Benda itu terbakar dengan hebat, berjumlah sangat banyak dan yang pasti turun menghujani daerah yang ada di bawahnya dengan keras.
"WHOAA APA ITU?!"
Seorang pemuda berambut kuning jabrik, yang juga ikut dalam kelompok bersama Sasuke dan orang lainnya, menunjuk ke atas langit. Ketika salah satu benda itu mendarat dan menghantam bank yang tadi mereka tempati.
"Mengerikan!, aku tidak tahu apa jadinya jika tadi masih di dalam sana!"
Bangunan itu langsung hancur. Hanya menyisakan puing-puing yang dilahap kobaran api. Mencipatakan kepulan asap hitam yang membumbung ke atas langit.
"Kita harus cepat!"
Sasuke dan lainnya mempercepat langkah mereka. Bagaimanapun juga, keadaan mereka berada di antara hidup dan mati. Hujan meteor itu terus menghantam bangunan yang ada. Walaupun seluruh tempat rata dengan tanah, untung saja belum ada yang mengenai mereka.
"Itu dia!"
Salah seorang pria berbadan gemuk menunjuk tempat tujuan. Stasiun kereta api Konoha hanya tinggal beberapa belas
meter lagi.
Di saat yang bersamaan pula, meteor dengan ukuran yang sedikit lebih besar menuju tepat ke arah mereka. Sontak Sasuke dan lainnya berlari kalang kabut.
"Sial! meteor itu mengarah ke arah kita. Ayo!"
Mereka sudah memasuki dan menuruni tangga. Bergegas segera mungkin menuju ke dalam.
DUUAARRR
Untung saja, meteor itu menabrak setelah mereka sampai di stasiun dengan selamat. Tapi, masalahnya adalah. Jalan mereka untuk keluar juga tertutup akibat bongkahan bangunan yang hancur.
Di sini, listrik tidak terpengaruh sama sekali. Hal ini terjadi karena stasiun ini memiliki cadangan listrik sendiri. Jadi, dengan mengaktifkan panel khusus yang terdapat pada bagian tertentu terowongan stasiun, lampu tetap bisa dinyalakan walaupun di luar sedang terjadi pemadaman besar-besaran.
Satu hal lagi, tempat ini juga merupakan tempat yang paling aman yang bisa digunakan untuk berlindung dari kejadian seperti ini. Letaknya yang 20 meter di bawah tanah, dengan pondasi baja dan beton tidak bisa ditembus bahkan oleh ledakan bom sekalipun.
Pria gemuk tadi berdiri di antara mereka. Badannya lusuh dengan berbagai lecet di tubuh dan beberapa pakaian yang sobek karena pengaruh ledakan barusan.
"Apa kalian baik-baik saja?"
Semua mengangguk sebagai jawaban, termasuk Sasuke. Saat ini pikirannya terlalu pusing untuk mencerna segala hal yang terjadi. Dia hanya duduk bersender pada dinding di samping kanan stasiun.
Lelaki berambut kuning angkat bicara, cukup aneh. Walaupun dalam keadaan begini, raut wajahnya tidak menunjukkan ketakutan yang berarti.
"Tapi seriusan. Guncangan, ledakan dan meteor tadi dari mana as—"
Atap dari stasiun kembali berguncang, ini berarti ledakan kembali terjadi di permukaan luar sana. Entah disebabkan oleh meteor, atau ledakan misterius.
"Lihat, bahkan hal ini masih terus terjadi sampai sekarang."
"Ini ada hubungannya dengan grasia. Distorsi ruang. Aku pikir hal itulah yang terjadi saat ini."
Sasuke memberi jawaban yang singkat.
"Dari yang kalian lihat tadi, pengaruh distorsi ruang ini mungkin juga terjadi di berbagai kota selain Konoha. Atau bahkan negara-negara yang lainnya."
.
.
.
2 bulan kemudian...
Sasuke POV
Sudah lewat dua bulan semenjak kejadian itu. Keadaan kami masih terjebak di tempat ini, tidak ada yang berani keluar karena terkadang bunyi goncangan masih sering terjadi di sini. Ditambah lagi, keadaan psikis dari mereka juga ada yang masih trauma.
Itu memang hal yang wajar. Melihat sebuah mayat manusia di depan mata kepala sendiri pasti menimbulkan ingatan yang mendalam. Apalagi jika itu adalah mayat dari orang terkasih. Entah bagaiamana...
Kami yang dulunya tidak saling kenal, kini juga mulai saling berkomunikasi. Menjadi teman curhat juga teman mengobrol. Walaupun aku tidak terlalu banyak berinteraksi dengan mereka, tapi mereka bersikap hangat dan baik kepadaku.
Setelah saat itu, kami memutuskan untuk mencari orang lain yang masih selamat di sekitar stasiun bawah tanah ini. Itu benar, tidak butuh beberapa lama. Sekitar 52 orang, mereka dalam keadaan baik-baik saja. Berlindung di dalam kereta listrik yang terhenti. Keadaan mereka rata-rata sama, yaitu shock.
Jadi, selama kami berada di dalam tempat ini. Untuk masalah tempat tinggal, kami menggunakan kereta. Di samping keadaan di sana lebih nyaman dan terjaga, ada beberapa perlengkapan yang bisa digunakan. Sedangkan untuk makanan, mereka yang membawa bekal melakukan barter dan membaginya terhadap korban selamat yang lain.
Tentu saja ini tidak cukup, menurut salah seorang masinis. Khusus di ruang penyimpanan para pegawai tersedia bahan makanan instant dan minuman yang cukup untuk diambil. Kami biasanya melakukannya secara terjadwal setiap lima hari sekali. Letaknya berada cukup jauh dari lorong, tapi itu juga berguna untuk mengenali tempat ini agar lebih jelas.
"Oi, Sasuke. Kau sudah bangun?"
Lelaki berambut pirang dengan mata shappire, memakai baju dan celana jersey dengan tatapan aneh. Dia bernama Uzumaki Naruto, umurnya kemungkinan sama denganku. Sifatnya sedikit ceroboh dan juga mungkin humoris. Dia adalah orang pertama yang memanggil nama depanku.
Aku membuka mata malas, mengerjabkannya sesaat sebelum berdiri dan keluar dari dalam kereta.
"Oh, Uchiha-san. Ohayuu"
Yang menyapaku ini, dia adalah resepsionis bank dulu. Namanya Shizune, dia berambut hitam sepundak dengan warna mata yang senada. Untuk sepintas dia benar-benar mirip denganku. Mungkin, jika bukan karena marganya yang tidak bernama Uchiha, aku sudah memanggilnya kakak.
Aku menyapanya kembali dengan menganggkat tangan. Berjalan kembali, kali ini pandangan mataku bertemu dengan pria berambut gendut dan wanita di sampingnya. Nama mereka Jirobou dan Tayuya. Tidak ada yang menyangka jika mereka sebenarnya adalah sepasang suami istri. Bahkan aku sendiri juga terkejut mendengar hal itu. Dia dan istrinya sedang memasak mie instant yang dibawah kemarin.
Satu lagi, seorang pemuda berambut biru muda dengan mulut yang memiliki gigi yang cukup runcing. Mengenakan kaos tanpa lengan berwarna ungu muda. Namanya Shuigetsu. Dia seorang pelajar perguruan tinggi. Saat ini pemuda itu hanya memainkan koin yang dilempar ke udara.
"Yo, Sasuke."
Dia menyapaku, walaupun tanpa saling memandang.
"Jadi, bagaimana. Apa kita harus memberitahu mereka?"
Naruto yang sedari ikut di belakangku, yang hanya terdiam kini mulai bertanya. Dia menanyaiku perihal jumlah makanan yang ada. Jujur walau berat untuk diakui bahwa persedian pangan kami mulai habis. Jika terus digunakan pasti akan benar-benar tiada dalam tiga hari lagi.
Ini cukup menjengkelkan. Seluruh media komunikasi di tempat ini juga terputus total dari dunia luar. Bahkan pasukan yang seharusnya dikirim oleh pemerintah untuk menyelamatkan korban yang selamat juga tidak pernah terjadi. Mungkin mereka menganggap bahwa tidak ada selamat. Nyatanya, 50 nyawa lebih sedang mengharapkan untuk dijemput di stasiun bawah tanah.
"Ya. Kita tidak boleh menyembunyikannya lebih lambat."
"Oi, sudah dua bulan berlalu semenjak kita berada di sini. Apa kau memiliki keluarga?"
Aku menghentikan langkahku. Untuk hal ini cukup sensitif. Benar juga, dua bulan lebih aku terjebak. Tidak tahu bagaimana keadaan ayah maupun ibu. Apa mereka baik-baik saja? itu masih misteri. Tapi, seharusnya aku yakin. Mereka tinggal di Akihabara, kota itu cukup terjaga. Setidaknya, walaupun rumah mereka hancur, tapi mereka berhasil mengungsi dengan selamat. Tidak seperti kami...
"Tentu saja. Tapi yang lebih penting, bagaimana agar kita bisa keluar dari kota ini."
"Hm... baiklah, jadi sekarang tujuan kita menemui masinis dan mengumpulkan seluruh orang, kan?"
Rencananya adalah, karena di sini orang yang paling dipercayai dan dihormati adalah masinis kereta. Aku, Naruto dan dia akan mengumpulkan seluruh orang. Memberi tahu keadaan yang sebenarnya dan sebisa mungkin mengajak untuk bergegas. Entah bagaimana tanggapan mereka, tapi kita tidak mungkin selamanya akan berada di tempat ini.
Jika rencana berhasil, kami akan mempersiapkan diri. Salah satu di antara kami akan pergi ke atas, memastikan bahwa keadaan benar-benar sudah aman. Mengatur hari dan tujuan untuk pergi. Saat itu, mungkin kami akan membuat tanda SOS atau semacamnya yang mampu digunakan menolong. Ataupun kami akan pergi ke kota Akihabara, karena di sana jelas keadaan jauh lebih aman. Mungkin...
"Oh, nak Sasuke dan Naruto ya. Ada apa?"
"Kami ingin agar anda mau mengatakan hal yang sebenarnya. Kita tidak mungkin akan terus tinggal di tempat ini."
"Tapi apa kau yakin dengan pilihan ini. Beberapa dari mereka masih ada yang merasa trauma. Aku takut nantinya, jika hal ini malah membuat keadaan menjadi semakin kacau."
Memang benar. Aku juga tidak bisa mengabaikan mereka yang masih trauma. Pasti hal itu adalah tekanan mental yang cukup parah. Tapi, keadaan seperti ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut.
Aku memandang Naruto sesaat. Hanya untuk memastikan mendapat anggukan persetujuannnya mengenai pilihanku.
"Hal itu tidak bisa dihindari. Bagaimanapun juga, mereka harus bisa melawan trauma psikis mereka. Lagipula, persedian makanan akan habis dalam tiga hari."
Sang masinis hanya tersenyum, dia setuju.
.
.
.
Naruto POV
"APA!?"
"INI BERCANDA KAN!"
"HENTIKAN OMONG KOSONG INI"
"Hei, ini tidak berbohong kan?"
Aku hanya menatap mereka. Persis seperti ucapan pak masinis, keadaan menjadi lebih kacau. Mereka terlihat cemas dengan apa yang pak masinis katakan. Mereka terkejut, berusaha membodohi diri mereka agar apa yang dikatakan orang yang di depannya ini hanyalah candaan belaka.
"Eh, minna. Aku kira, kita tidak mungkin hanya berdiam diri di sini. Lagipula, makanan juga akan habis."
Aku mencoba membantunya, walaupun sepertinya mustahil. Mereka tetap bergeming dengan keputusan mereka. Banyak yang tetap menolak.
Sasuke, yang sedari tadi diam. Sepertinya dia sudah tidak tahan dengan pendapat mereka. Matanya sedari tadi seperti memandag kesal. Ya, wajar juga karena mereka memiliki pemikiran yang cukup sempit.
"Jadi, apa kalian ingin mati di sini? tidak berbuat apapun, menunggu sampai ada orang yang akan menolong kalian? percayalah. Itu hanyalah ilusi kalian semata. Apa kalian masih belum sadar juga? hanya kita yang tersisa saat ini, di kota ini. Tidak ada siapapun. Ingin mengharapkan bantuan pemerintah? seharusnya jika mereka peduli. Kita pasti sudah ditemukan dan mengungsi di tempat yang seharusnya, bukannya terjebak di kota ini."
Aku menepuk pundaknya.
"Aku sependapat dengannya, tidak ada lagi yang menolong kalian. Satu-satunya hal yang mampu menyelamatkan kalian hanyalah diri kalian sendiri. Tinggal pilih saja, mau berdiam diri di tempat ini sambil mengharapkan bantuan yang tidak pernah ada, atau mencoba keluar. Pergi meninggalkan kota dan menuju ke tempat pengungsian yang sebenarnya."
Mereka semua terdiam. Kata-kata kami berdua sepertinya cukup merasuk ke dalam pikiran mereka. Ini adalah usaha terakhir kami, jika ini tidak berhasil. Mau bagaimana lagi...
"Bodoh! aku tetap tidak bisa melakukannya! Siapa yang tahu jika guncangan dan meteor itu akan datang kembali!?"
"Itu benar! peluang untuk hidup jauh lebih besar berada di tempat ini."
Payah. Mereka masih saja bersikeras dengan argumen mereka.
"Baiklah dimohon diam. Kita tahu ini memang sulit, tapi yang dikatakan Naruto dan Sasuke itu benar. Tapi kembali lagi, keputusan yang ada akan kembali ke kalian sendiri. Kalian bebas untuk memilih, tetap tinggal di sini atau ikut bersama mereka."
.
.
.
Normal POV
Hari berikutnya... malam hari...
Dan pada akhirnya, hanya empat orang yang ikut bersama kedua pemuda itu. Mereka adalah sang resepsionis Shizune, sepasang suami istri—Jirobo dan Tayuya, dan terakhir pelajar nyentrik Shuigetsu.
Total ada enam orang ditambah Sasuke dan Naruto, pak masinis sebelumnya memilih menolak karena alasannya yang harus tetap menjaga mereka. Sasuke menghargainya, dalam hal ini pak tua itu sangat berpengaruh terhadap kelompok yang tinggal di sana. Itu karena mereka pasti akan kacau jika tidak ada sosok 'pemimpin' bagi mereka.
Berbicara tentang rencana, terjadi sedikit perubahan di dalamnya. Mereka akan langsung pergi keesokan harinya. Mengenai jalur, sebelumnya Sasuke sudah menyelediki bahwa di ujung lorong—sekitar 250 meter. Ada pintu yang masih bisa digunakan untuk keluar dari stasiun bawah tanah.
Dalam persiapannya, tentu saja mereka sudah membawa bekal makanan yang cukup untuk persedian sekitar 2 hari atau 4 hari jika mereka bisa menghematnya. Sebuah kompas, peta kota Konoha, beberapa senter dan tali serta sepasang pisau untuk mempertahankan diri.
"Jadi hanya kita saja ya yang akan pergi, cukup menjengkelkan juga sih."
Naruto, menenteng tasnya. Bersama dengan anggota yang lainnya, mereka mulai berjalan melewati lorong kereta.
"Jangan terlalu dipikirkan Naruto-dono, kami yakin kalau kita pasti akan bisa keluar dari kota ini dengan baik."
Jirobo berusaha menenangkan mereka.
"Ya, biar saja kalau mereka nanti akan terus terjebak di sana. Toh aku juga tidak perduli."
"Hei, jangan berkata begitu dengan mereka Shuigetsu-kun!"
Untuk yang ini, kepala pemuda berambut biru muda ini sukses mendapat jitakan keras oleh tangan Shizune. Sementara semua orang kecuali Sasuke tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha, rasakan itu Shuigetsu. Kau baru tahu, kan? rasanya dijitak oleh perempuan?"
Naruto menggoda sembari memegangi perutnya yang mulai sakit.
Selama itu pula mereka mulai berjalan dan berjalan, menembus panjangnya lorong yang berbentuk seperti perut ular. Sekitar satu jam setelah kepergian mereka dari tempat awal.
Sebuah lorong kecil, di dalamnya terdapat pintu besi berukuran panjang tiga meter dan lebar dua meter. Berwarna merak dengan bentuknya yang sedikit tidak berbentuk, terlebih lagi tulisan yang mengatakan 'hanya untuk pegawai'. Sasuke yakin ini adalah tempat yang dituju.
"Itu pintunya, walaupun sudah peyok sana-sini tapi sepertinya masih bisa dipakai."
Sasuke memandang ke arah teman-temannya, senyuman mereka menggambarkan ekspresi kemantapan. Dengan sekali tarikan kuat, pintu itu berhasil terbuka. Langkah kaki Sasuke mengawali perjalanan mereka untuk menuju ke permukaan setelah dua bulan lebih mereka berada di bawah.
"Teman-teman, akhirnya kita bis—"
Ucapan Sasuke terhenti, entah kenapa tubuhnya seperti bergetar. Langkah kakinya juga terhenti, ekspresinya memandang horror apa yang ada di depannya.
"Hoi ada apa?!"
Kota yang dulunya bernama Konoha, dengan berbagai keindahan bangunan-bangunan pencakar langit. Kini tidak ubahnya seperti kota mati. Di tambah lagi, benda aneh yang berbentuk seperti telur yang terbungkus kepompong memenuhi berbagai sudut bangunan di kota. Berbagai tulang belulang manusia berserakan di sepanjang jalan.
.
"Kota apa ini?..."
.
.
Disinari cahaya indah rembulan dan fenomena grasia, kota ini tidak ubahnya seperti kota kematian...
.
.
.
AN :
Hm... Errorcodec di sini.
Jika sudah sampai di tulisan ini, maka izinkan saya untuk memberi sambutan kepada kalian semua...
SELAMAT DATANG DI DUNIA ORBHIS!
HAHAHAHAHAHAHA! * tawa ala psikopat*
Jadi, temanya mirip dengan anime 'Attack On Titan'. Hanya saja di sini, setting timenya di masa depan (4 tahun dari sekarang) dengan musuh bukan bernama Titan, melainkan spesies Hybrid bernama Orbhis. Bisa dipastikan bahwa spesies ini pasti akan sangat Overpower, dengan berbagai kemampuan gila yang membuat manusia waras akan langsung menyerah begitu melawannya.
Tidak ada kekuatan dewa atau sennin atau chuniibyou atau apapun yang berhubungan dengan canon Naruto dari para karakter, mereka akan murni mengandalkan kekuatan otot dan otak mereka sendiri. Jika pun nanti ada, kekuatan itu nantinya akan berhubungan dengan logika dan bukan fantasy.
Untuk scene meteor, bayangkan saja seperti menonton film 2012 dengan setting di kota.
Orbhis sendiri akan benar-benar muncul di chapter selanjutnya. Bersama dengan kekuatan dan penampilannya seperti apa.
Sampai jumpa. Bye~
