Mencintaimu adalah sebuah kesalahan, kesalahan yang perlahan membunuhku. Sebuah kesalahan yang bahkan tidak dapat diterima oleh akal sehat. Cinta ini yang seolah menenggelamkan ku ke dasar jurang paling dalam, cinta ini juga yang membuatku seolah tak mampu bernafas kembali. Kedinginan yang selama ini kurasakan sendiri, berubah hangat ketika kau masuk ke dalam kehidupanku. Membawa warna baru dengan segala tingkah bodohmu, dan itu semua yang menjatuhkan ku pada sosok mu. Tetapi, hanya dengan sekejap engkau mengembalikan kedinginan yang lalu, bahkan berkali lipat yang mampu membunuhku.
September 2013, the beginning
Namaku adalah Do Kyungsoo, dan aku berada ditingkat 2 S.M Highscool. Aku adalah seorang namja yang cukup tertutup dengan pergaulan, mungkin dapat dikatakan tidak mampu beradaptasi. Butuh waktu lama bagiku untuk dapat berteman dengan seseorang. Aku adalah orang yang simple seperti yang lainnya. Adakalanya aku harus tersenyum disaat bahagia dan ada saatnya aku harus bersedih. Aku adalah seorang namja dengan permasalahan cinta yang cukup sulit, sampai saat ini bahkan aku belum dapat move on dari mantan junior highshool ku. Padahal kalau dipikir-pikir apa sulitnya hanya untuk melupakan? Tapi, kisahku kali ini adalah sebuah cinta yang benar-benar telah membunuhku, bahkan aku tak sanggup bernafas saat merasakannya..
-FAR/RSH-
Saat ini aku Do Kyungsoo merupakan seorang pengurus Osis di s.m highschool, organisasi inilah yang menjadi awal dari kesakitan cinta yang kurasakan. Dengan ketepatan waktu dan wadah yang tak terduga, dan sosoknya yang membuat hati ini kembali terbuka.
From: " Luhannie "
Kyungie, eodi? Palli, rapat akan segera dimulai..
Handphone disaku celanaku bergetar menandakan adanya pesan masuk, ku baca pesan itu dengan malas dan membalasnya singkat.
To : " Luhannie "
Arra!
Entah mengapa hari ini aku sedang merasa malas, dan benar-benar unmood, semua ini dikarenakan eomma yang merusak pagi hariku dengan seenaknya. Tanpa berperikemanusiaan eomma membangunkanku dengan berteriak keras tepat ditelingaku, ditambah lagi dengan bus yang aku tumpangi untuk ke sekolah mengalami kebocoran, jadilah hariku hancur dibuatnya. Dan juga saat ini, kelakuan adik kelasku yang dengan seenaknya menggeser tempat duduk ku dikantin sesuka hati mereka, betapa ingin rasanya aku membungkus mereka kedalam kardus dan menggelindingkannya ke danau. Dan menjadikan mereka umpan lintah-lintah disana.
'Huh! Daripada aku semakin dibuat kesal oleh kurcaci-kurcaci ini, alangkah baiknnya aku bergegas keruang rapat'.
"annyeong! Mian aku terlambat.."
Ruang osis terlihat tenang dan dipenuhi oleh seluruh anggotanya.
"palli, rapat sudah dimulai sedari tadi.. kemana saja kau?" kali ini jongdae mencoba membuka percakapan denganku dan mengajakku untuk duduk disebelahnya.
"hehe, aku sedang makan dikantin tadi. Lapar.." jawabku dengan mengeluarkan puppy eyes andalanku agar jongdae mempercayainya. Karena jongdae ini terkenal galak dan sadis, hihi
" aishh, kau pikir hanya kau yang lapar.. kami semua juga lapar tahu!" kali ini chansung berbisik menanggapi ucapanku.
"mianhae, lagipula….
Ssttttttt…. Seketika sahutan dari seluruh anggota yang lainnya sukses membuat kami bertiga terdiam dan berusaha untuk fokus pada pembahasan rapat.
'cklek..
"darimana saja kau?.." Shindong, ketua osis kami menegur seseorang yang baru saja masuk kedalam ruangan. Semua mata tertuju pada sosok tersebut.
Beda halnya dengan yang ditanya, ia hanya terus melangkah masuk dan memilih tempat duduk dipojok ruangan. Sosok itu memasang ekspresi stoicnya dan terlihat angkuh. Aku yang masih baru tergabung di organisasi ini, tidak mengenal siapa orang itu. Dan menurutku, itu tidak penting!
FAR/RSH
" Aigoo, kyung mengapa jongin itu menyebalkan sekali sih? Aishh, jinjja! Rasanya, arrgghhhh…" luhan menggeram tepat disebelahku. Saat ini kami dalam perjalanan pulang.
"nugu? Jongin? Ah aku tidak tau siapa yang kau maksud lu" kuteruskan berjalan, dengan memasang headphone ke telinga.
" babbo! Jongin, pria yang tadi masuk keruangan seenaknnya saja.. kau buta eoh?" luhan bertambah kesal, terbukti dengan dirinya yang menghentak hetakan kaki saat ini. Sementara itu, aku hanya dapat tersenyum melihat kelakuan sahabat yang satu ini. Wajahnya yang terlihat 'cantik' tubuhnya yang proporsional dan kelakuannya yang begitu lembut menambah kesan imut sosok itu.
" kalau aku buta, mana mungkin saat ini aku bisa melihat seorang gadis berjalan disampingku?" luhan menoleh kesekeliling, mencoba mencari objek yang kumaksud.
" kau bodoh! Hahaha.." dirinya semakin kesal, dan hampir saja melemparkan sepatunya ke arahku. Alhasil, sepanjang perjalanan kami hanya dipenuhi dengan luhan yang cemberut dan aku yang sibuk mendengarkan music.
FAR/RSH
"annyeong, eomma, app..
"kau bodoh atau apa huh? Kau pikir aku dan kyungsoo itu apa? Kenapa aku harus menikah dengan bajingan sepertimu?! Aku benciii…"
Kyungsoo membatu didepan pintu rumahnya, kata-katanya menggantung seolah lenyap terbawa angin. Lagi-lagi eomma dan appanya harus bertengkar seperti ini, selalu mempermasalahkan segala sesuatunya. Hatinya hancur mengetahui fakta terburuk yang terjadi pada kedua orang tuanya, tidak pernah ada kata hangat dalam kebersamaan mereka, dan kyungsoo sangat mengerti hal itu. Namun, hal seperti ini selalu saja meruntuhkan hatinya, menyaksikan orangtuanya yang bertengkar selalu membuat dirinya tersiksa. Selalu membuat air mata yang ia pertahankan, sukses mengalir membasahi wajahnya. Tubuhnya menegang hebat dengan tubuh yang bergetar menahan isakan dari mulutnya, dan pada saat itu juga ia berharap agar ia dapat menghilang dari dunia ini segera. Dengan keputusasaannya, kyungsoo membalikan tubuh dan berlari meninggalkan rumahnya, berlari entah kemana mengikuti langkah kaki yang menuntun dirinya. Air matanya masih mengalir membasahi wajahnya, tak peduli dengan tatapan beberapa orang yang melintasinya penuh iba. Yang ia tahu saat ini adalah, ia sudah putus asa dengan keadaan keluarganya, yang ia butuhkan adalah ketenangan dan kehangatan untuknya.
"eomma, appa, hiks hiks.." gumaman lirih terdengar pilu keluar dari mulutnya, langkahnya terhenti tanpa rasa lelah yang ia rasakan. Tubuhnya merosot terduduk ditanah, dengan memeluk lutut dan kepala yang menunduk dalam. Luasnya danau yang terbentang dihadapannya seolah tidak ia sadari, ia butuh ketenangan seperti ini, cukup hanya suara angin yang menderu, air yang bergemericik dan sapuan pepohonan yang mampu menenangkannya. Merenungi segala sesuatunya dan selalu mencoba menguatkan diri, dan meyakini diri bahwa ia mampu menghadapi keputus asaannya. Butuh waktu cukup lama untuk menenangkan dirinya, hingga ia benar benar merasa siap untuk mengangkat kepalanya seolah menantang kehidupan. Ya, itulah kyungsoo.. hal seperti ini hampir menjadi rutinitas baginya disaat menghadapi kesedihan yang melandanya. Tanpa mempedulikan keadaan sekitar danau, ataupun adanya orang yang mengawasi kegiatannya tersebut. Seperti saat ini, dirinya tengah dipandangi oleh sosok yang terduduk tenang tak jauh dari tempat kyungsoo menangis. Sosok tersebut seolah penasaran dengan apa yang terjadi pada kyungsoo, hal tersebut membawa dirinya bangkit dan menghampiri kyungsoo.
Kyungsoo mengangkat wajahnya ketika dirasakan sebuah sapu tangan menggantung dihadapannya,kepalanya terangkat untuk melihat sosok yang memberikannya sapu tangan.
" nugu? Kau?.." kyungsoo terburu buru mengusap sisa air mata pada wajahnya,tiba-tiba ia merasa malu karena ada yang melihatnya menangis.
" pakailah ini.." suaranya terdengar sangat dingin, dan seperti mayat hidup. Benar-benar tidak memiliki aura kehidupan. Lagi-lagi disodorkannya sapu tangan kehadapan kyungsoo
" gomawo, tapi aku tidak membutuhkannya. Kau benar-benar aneh ya.." kyungsoo menolaknya dengan halus, dan menatap sosok tersebut dengan hati-hati. Sosok tersebut memasukkan sapu tangannya kedalam saku, dan menatap tajam kearah kyungsoo.
" bodoh, terserah kau" dan sosoknya pergi begitu saja. Meninggalkan kyungsoo dengan keterkagetannya.
" dasar aneh..
FAR/RSH
Oktober 2013, different personality
" aniiii! Jangan memaksaku, aku sedang malas melakukan apapun.." kyungsoo mempoutkan bibirnya dikarenakan xiumin yang selalu memaksanya untuk menemani ke kantin. Kepala kyungsoo bertumpu pada mejanya, berusaha untuk mengalihkan pandangannya dari xiumin.
" baiklah, aku juga bisa pergi ke kantin tanpamu.." xiumin berlalu meninggalkan kyungsoo dibangkunya, si pipi bakpau itu agak sedikit kecewa terhadap kyungsoo. Sementara itu, kyungsoo menggerutu tidak jelas dalam posisinya tersebut.
' dasar baozii, squirrel.. kalau kau bisa sendiri, kenapa mesti memaksaku? Dasar babbo! Memangnya jikau kau kekantin seorang diri, kau akan hilang? Tidak mungkin. Mengganggu saja, arrghhh'
" hei, kau gila huh? Bicara sendirian seperti itu.." kyungsoo mengangkat kepala kearah sumber suara yang menyapanya. Lagi-lagi ia dikejutkan dengan kehadiran sosok tersebut.
"siapa yang kau maksud gila eoh?" emosi kyungsoo mulai tersulut dengan kehadiran sosok itu, dikarenakan wajah sosok itu yang benar-benar angkuh, dan ia benci itu.
"kau pikir saja sendiri. Ini, aku mengantarkanmu surat rapat sepulang sekolah nanti. Kau kyungsoo kan?" sosok tersebut menyerahkan selembar surat edaran rapat kepada kyungsoo, sosok tersebut berusaha membaca nametag yang tertempel diseragam kyungsoo, wajahnya terlihat puas setelah berhasil membacanya.
"baiklah, aku kembali kekelas ku". Sosok tersebut berjalan meninggalkan meja kyungsoo dengan memasang smirk diwajahnya.
" tunggu! Kau Kim jongin kan? Heiiii, jawab aku, kau tidak tulikan?" kyungsoo berteriak terhadap sosok tadi, namun teriakannya hanya direspon dengan lambaian tangan sosok tersebut.
" benar, dia pasti jongin.."
FAR/RSH
Kyungsoo terduduk diruangan osis dengan memainkan hanphonenya, sama halnya dengan lay dan donghae yang duduk disebelahnya. Saat ini baru mereka bertiga yang sudah berada diruangan itu, sementara anggota yang lainnya masih sibuk dengan kegiatan mereka.
" hei jong, pulang rapat nanti mainlah kerumah ku. Aku baru saja membeli game baru.." sehun berjalan memasuki ruangan dengan jongin disebelahnya. Baru kali ini kyungsoo melihat ekspresi sosok itu yang begitu tenang dan tidak terkesan angkuh sedikitpun, dirinya tertegun menyaksikan adegan tersebut.
" oke oke, dengan syarat kau harus mengantarkanku sepulang dari rumahmu oh sehun!" jongin mengambil duduk tepat dihadapan kyungsoo, dengan sehun yang menempati sebelahnya.
" aishh, rumahmu kan hanya terpaut 2 blok dari rumahku bodoh! Dasar.. baiklah" sehun mengeluarkan ponsel dan memainkannya. Sementara itu, jongin sibuk dengan kegiatan memandang sekeliling ruangan osis.
" hei jong! Kau mau makan dulu tidak? Aku mau kekantin nih.." suho menampakan kepalanya dipintu ruang osis, dengan senyuman khas diwajahnya yang dia anggap seperti angel.
" kau saja, aku tidak ikut". Jongin menolak ajakan tersebut, dan kembali asik dengan kegiatannya tadi. Tapi, kali ini tatapannya terhenti pada wajah kyungsoo yang sedang memainkan handphonenya.
"wae?! Kenapa kau menatapku seperti itu eoh?" kyungsoo tergagap melihat jongin yang menatap dirinya, wajahnya seketika memunculkan semburat merah.
" kupikir kau sedang menangis seperti saat didanau.." ucap jongin asal, dan itu sukses membuat kyungsoo bertambah malu. Karena diruangan ini bukan hanya ada dirinya dan jongin, tapi ada anggota yang lainnya, termasuk sehun dan donghae yang kini ikut menatap kyungsoo.
" kau menangis didanau? Hahaha" donghae tertawa mendengar ucapan jongin tadi, dan itu menambah rasa malu kyungsoo saat ini.
" kyung, jinjja? Dan kkamjong ini melihatmu?" sehun mentertawakannya juga. Dan lengkaplah penderitaan kyungsoo saat ini.
" kau! Aishhh, dasar bekantan! Pesek! Awas kau kkamjong.." dan kyungsoo mengeluarkan sebutan baru untuk jongin, dan itu membuat jongin terbungkam tidak bersuara.
" mwo?! Bekantan kau bilang? Hahaha" lagi-lagi sehun dan donghae tertawa dengan tragis, namun kali ini mereka menertawakan jongin bukan dirinya.
Sejak saat itulah 'kedekatan' antara kyungsoo dan jongin terjalin, tiada rapat yang terlewati tanpa candaan dari salah satunya. Walaupun hanya berupa gurauan biasa dan percakapan yang normal, namun lain halnya menurut kyungsoo. Entah mengapa dirinya mulai merasakan keanehan pada dirinya, ia sangat menikmati kedekatannya dengan jongin, dan sosok jongin yang seolah olah memasuki kehidupannya. Seolah ia terpesona dengan sosok itu, tapi mungkinkah? Bukankah selama ini kyungsoo belum mampu move dari mantan wanitanya di junior highschool?tapi mengapa hatinya merasa terbuka untuk sosok itu? Apalagi jongin adalah seorang namja, sama seperti dirinya. Entahlah, perasaan kyungsoo sungguh rumit untuk dipertanyakan.
To: Jongin
"Tadi kenapa tidak hadir rapat eoh? Pasti kau main lagi"
Sehun mengirim chat kepada jongin. Dikarenakan jongin yang tidak menghadiri rapat sepulang sekolah tadi, dan juga dirinya semakin merasakan perasaan itu.
From: jongin
"hehe, malas. Lagipula rapatnya hanya itu-itu saja"
Arrrghh…. Sehun menggeram gemas karena jongin membalasnya dengan sangat singkat dan tidak ada celah untuk membuka percakapan lainnya.
To: jongin
"bekantan!
END/TBC
REVIEW PLEASE! DONT BE SILENCE READERS!
