Tittle : As If...
Lenght : Chaptered
Main Pair : Kyumin
Rate : M ( untuk jaga-jaga, mungkin akan ada NC tp entah chapter berapa kkk~ )
Disclaimer : I don't own them, I just own the plot
Warning : GS, abal, ngebosenin, typo epriwer, plot pasaran, bertele-tele, DLDR
.
.
.
Prolog
.
.
"Nona Lee Sungmin.."
"Ne?" Sungmin refleks berdiri dari sofa empuk tempatnya duduk saat namanya dipanggil oleh gadis berambut pirang berpakaian necis yang baru saja membuyarkan lamunannya.
"Mari ikut dengan saya."
Sungmin tersenyum kaku menatap punggung gadis yang sudah berbalik itu. Sambil sesekali merapikan blazernya, Sungmin berjalan mengekor. Sungguh, kegugupan Sungmin sudah mencapai ambang batasnya. Bagaimana tidak gugup. Ini adalah wawancara pertama Sungmin untuk bekerja di sebuah perusahaan sebesar Kim Enterprise. Sungmin sudah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya sejak panggilan wawancara ini diterimanya sekitar seminggu yang lalu. Tetapi dia tetap saja diliputi rasa takut, takut berbuat kesalahan dan akhirnya ditolak bekerja di perusahaan ini. Tentu saja Sungmin tidak akan membiarkan hal itu terjadi karena Sungmin sangat membutuhkan pekerjaan ini. Juga takut akan tersisih dari kandidat-kandidat lain yang biasa dipastikan tidak lebih buruk daripadanya. Untuk itu Sungmin harus memberikan kesan terbaik. Dan hal pertama yang harus dilakukannya adalah dengan meredakan kegugupannya sebisa mungkin.
Setelah melewati lorong panjang yang dinding di kanan kirinya dipenuhi dengan lukisan abstrak, akhirnya mereka berhenti di depan satu ruangan berpintu ganda. Gadis pirang di hadapan Sungmin mengetuk pelan daun pintu besar itu dan untuk kemudian masuk ke dalam ruangan yang Sungmin yakini sebagai ruang wawancaranya, meninggalkan sendirian Sungmin yang merasa seolah kakinya mulai melunak. Seingat Sungmin, berdiri tidak pernah sesulit ini. Ya Tuhan, bantu aku hari ini, batin Sungmin.
"Nona Lee.." Pintu kembali menjeblak terbuka, dan gadis pirang itu keluar lagi, "kau bisa masuk sekarang."
"Ne.."
There she goes..
Setelah menghela nafas berat, Sungmin mulai melangkah masuk ke ruangan yang dimaksud. Setelah membisikkan ucapan terimakasihnya pada si gadis pirang, Sungmin membalikkan badannya ke arah ruangan. Pandangan mata kelincinya masih terpaku ke bawah. Entah kenapa tiba-tiba saja ubin lantai tampak lebih menarik. Suara pintu yang tertutup di belakang punggungnya menyadarkan gadis itu kalau sudah tidak ada kesempatan lagi untuk mundur. Siap tidak siap Sungmin harus menyelesaikan ini. Segera.
"Silakan duduk, Nona Lee."
Masih dengan sedikit menunduk, Sungmin menuruti perintah suara tersebut. Dengan gerakan yang seolah-olah sudah otomatis, Sungmin menemukan satu-satunya kursi kosong di ruangan itu dan mendudukkan diri. Setelah menyamankan posisi duduknya, dan dengan rasa percaya diri yang tersisa Sungmin menegakkan kepalanya.
Jika tadi kegugupannya membuat jantungnya berdegup tak terkendali, maka kali ini pemandangan di hadapan Sungmin membuat jantungnya seolah meledak saking terkejutnya. Diantara padangannya yang samar-samar, Sungmin menatap satu persatu tiga orang yang duduk di hadapannya dengan hanya sebuah meja panjang sebagai penghalang. Tiga orang yang Sungmin yakini ada disini untuk mewawancarai dirinya. Tapi bukan ketiganya yang mengagetkan Sungmin. Bukan ketiganya. Tetapi hanya satu diantaranya. Sungmin sangat mengenal pria-yang kini sedang menatap balik Sungmin- yang duduk diapit dua wanita di kanan kirinya. Tatapan matanya menyiratkan keterkejutan yang tak jauh berbeda dengan Sungmin. Sosok yang entah sudah berapa lama tidak Sungmin temui semenjak hari itu. Cho Kyuhyun.
Tidak dulu, tidak sekarang pria ini selalu memberi pengaruh yang kuat untuk seorang Lee Sungmin. Bahkan hanya dengan menghadiahi Sungmin tatapan mata tajamnya, pria ini sudah mampu membuat Sungmin gemetar hebat. Seperti saat ini. konsentrasi Sungmin pecah terbagi entah kemana. Persiapan diri Sungmin untuk wawancara ini hancur berantakan sudah. Tapi Sungmin yang sekarang bukanlah Sungmin yang dulu. Sungmin yang sekarang tidak akan membiarkan pria itu mengendalikan emosinya. Mengendalikan perasaannya. Menguasai dirinya. Tidak lagi.
Dan seketika, Sungmin merasa jika keberadaannya disini adalah keputusan yang salah.
.
*enJOY*
.
Kyuhyun memijat pelipisnya pelan saat punggung gadis yang baru saja diwawancaranya menghilang dibalik pintu. Jika bukan sebagai pengganti Hyorin, sekretarisnya yang mengundurkan diri seminggu lalu, Kyuhyun tidak sudi berada disini dan membuang waktunya hanya untuk bertanya jawab dengan calon staffnya. Hei, Kyuhyun bukan orang yang mempunyai banyak waktu luang, pria itu sangat sibuk. Dengan pekerjaan yang menumpuk, ditambah tanpa sekretaris, Kyuhyun pasti lebih memilih berada diantara limpahan berkas daripada di ruangan ini. Namun karena wawancara ini adalah untuk memilih calon sekretarisnya, mau tak mau Kyuhyun harus turun tangan. Setidaknya Kyuhyun ingin memilih sendiri staff yang akan bekerja langsung dibawah perintahnya. Dia tidak mau salah pilih.
"Panggil kandidat selanjutnya."
Tak ingin membuang waktu, Kyuhyun memerintahkan dua staff-yang juga bertugas mewawancara- untuk memanggil kandidat lain. Salah satu diantaranya dengan sigap menelepon resepsionis untuk kembali mengantar kandidat yang memang sudah menunggu sejak pagi tadi. Suasana kembali hening karena tak ada satupun diantara ketiga orang tersebut bersuara. Mungkin sama-sama kelelahan akibat kegiatan mereka yang masih belum berjeda sejak pagi hingga menjelang makan siang sekarang. Namun sepertinya Kyuhyun masih belum menemukan kandidat yang cocok. Kyuhyun hanya bisa mengetuk-ngetukkan pulpennya tanpa henti menyalurkan rasa bosan.
Tak lebih dari dua menit kemudian, resepsionis berambut pirang masuk dengan mendekap sebuah map baru. Map yang berisi profil kandidat yang akan diwawancara.
"Ini kandidat terakhir, Cho Sajangnim." Kyuhyun hanya mengangguk lemah sebagai jawaban saat gadis itu meletakkan map di meja dihadapan Kyuhyun.
"Persilakan masuk saja." Kyuhyun menatap map tersebut tanpa minat sedikitpun.
Setelah membungkuk kecil, gadis pirang tersebut keluar ruangan dan tampak berbincang dengan seseorang. Detik berikutnya Kyuhyun melihat seorang gadis sudah berdiri di hadapan mereka di seberang meja. Dan untuk beberapa saat yang terasa amat panjang, dapat Kyuhyun rasakan seluruh organ intinya bergetar hebat saat gadis itu membalikkan badannya. Sebuah wajah yang ditangkap oleh matanya membuat jantungnya memompa darah lebih cepat dari biasanya. Wajah itu. Dia..
"Lee Sungmin.." Bisik Kyuhyun entah kepada siapa hampir tanpa suara.
Kyuhyun tak melepaskan pandangannya dari sosok di hadapannya. Dengan anggunnya sosok itu duduk di satu-satunya kursi yang ada di depan Kyuhyun. Dan saat tatapan mata Kyuhyun bertemu dengan mata kelinci itu, untuk sekejap dapat Kyuhyun lihat keterkejutan di wajah itu yang tidak jauh beda dengannya. Hanya sekilas. Kyuhyun yakin gadis itu jauh lebih pintar darinya dalam hal mengendalikan diri karena dia dengan cepat dapat mengatur ekspresi wajahnya. Dan Kyuhyun, nyatanya masih belum bisa menemukan fokusnya kembali setelah melihat wajah itu. Kyuhyun masih belum bisa menyembunyikan rasa terkejutnya.
Samar-samar Kyuhyun mendengar gadis itu mulai memperkenalkan diri dan berbicara tentang hal yang tidak diketahuinya karena tubuh Kyuhyun seolah mati rasa dengan segala hal kecuali gadis ini. Mata Kyuhyun masih terus menyusuri setiap senti sosok di hadapannya itu. Wajah itu. Mata itu. Bibir itu. Semua itu memang milik dia seorang, Lee Sungmin. Dan kenyataan ini semakin membuat Kyuhyun seakan kehilangan oksigen dari paru-parunya. Sesak. Kyuhyun sama sekali tidak bisa memerintahkan matanya untuk beralih dari wajah teduh itu. Perlahan Kyuhyun menghirup oksigen untuk mengisi paru-parunya sebelum mati mendadak kehabisan nafas. Oksigen ini terasa berbeda. Karena oksigen favoritnya yang sudah lama menghilang ada di depan matanya. Dia. Lee Sungmin.
.
.
.
Tbc/End
.
.
.
.
.
A/N:
Hello there, Miki's here.. Anneyeong~
Miki dateng lagi bawa ff baru. Terimakasih sebelumnya untuk yang sudah RnR di ff pertama Miki.
Awalnya Miki gak niat untuk posting ff lagi karena melihat ff pertama yang bener-bener gaje, Miki tau Miki cuman ditakdirkan untuk jadi reader aja *pundung*. Tapi kata-kata seorang oennie ke Miki malah buat Miki tambah semangat. Dan akhirnya jadilah prolog ini. Ini masih prolog. Yang namanya prolog pasti pendek, iya kan? Kkkk~ plot udah ada di kepala tapi masih belum diketik karena Miki mau lihat respon reader dulu. kelanjutan cerita ini Miki serahi ke reader semua, mau dilanjut atau gak.
.
So...Mind to Review?
.
PS : I'm proud to be Pumpkin.. Sungmin is sooooooo amaziiiiing in his musicals.. Can't love him more than this.
