Tittle : We Are Roommate!

Pairing :KyuHyun & SungMin

Rate :T

Genre : Humor, Romance and Fluff (may be) *aturan rada Hurt, tapi gk mau saya tulis, krn nantinya ff ini aneh/smirk*

Summary : Kita adalah roommate, benar 'kan? Tentu saja! (abaikan summary yang aneh itu ==a)

Warning : Yaoi, BL, Gaje, Typos, Aneh, Gk nyambung. Don't Like Don't Read. No Copas walau gaje =.=

A/N : Entah Fic macam apa ini? saya juga gk tahu. Tapi ini FF saya loh :D! Baca aja kalau suka ya! Terus kalau suka jangan lupa RCL! Dah gitu, nih FF saya berikan untuk Bee Queen yang sebenarnya saya gk ada janji buatin FF NC di atas Motor sama tuh ahjumma mesum, juga buat yang lain sebagai delay(?) FF Love Confused!. Mesum banget tuh orang, masa mimpi KyuMin NC'an di atas motor disuruh saya buat fic untuk merealisasikannya? Ok… abaikan saja! Ini sebagai gantinya, dan sebelum jauh hari(?) saya minta maaf sekarang, karena FF ini gk ada NC! MUAHAHAHAHAHA! FF ini akan diisi dengan romantisme dan kegajean KyuMin di akhir acara(?) jadi kalau penasaran silahkan koment :p

.

Happy Reading~~

.

Bagian. 1

.

Brak!

Kaki panjang itu dengan frutasi menendang pintu lemari pakaian yang selama ini Ia gunakan bersama sang roommate. Yeah… sang roommate!

Entahlah… apa sang pelaku—Kyuhyun—masih bisa berteriak dengan lantang menyebutkan –nae roommatteu- meski saat ini sang roommate sekaligus kekasihnya itu sedang berkemas untuk segera menempati kamar kosong di sebelah kamarnya –kamar yang sebelumnya ditempati oleh sang main Vocal, Yesung.

Sungmin yang saat itu sedang membenahi barang-barangnya sontak terkejut dan menoleh ke sumber suara. Pemuda manis itu menghela napas bosan, kemudian tanpa memedulikan tatapan tajam yang tertuju ke arahnya, Ia pun kembali melanjutkan berberesnya.

"Hyung… gajima~" lirih Kyuhyun. Sorot matanya terlihat sedih, dan sepertinya Kyuhyun tengah menahan tangis.

Kyuhyun sudah lelah membujuk hyung manisnya itu untuk tidak pindah kamar. Walaupun pada jauh hari mereka telah membuat kesepakatan, tapi Kyuhyun sendiri tidak bisa menyangka, kenapa rasanya… aneh! Kyuhyun benar-benar sedih.

Sungmin melirik Kyuhyun sekilas. Semua pakaiannya sudah ia masukkan ke dalam koper, dan barang-barang yang Ia anggap penting juga sudah dikemas, siap untuk dipindahkan ke kamar sebelah. Sungmin segera berdiri, kemudian menyapu pandangannya pada ruangan. Ia sama sekali tak mempedulikan tatapan kesedihan dongsaeng kesayangannya itu. Sungmin hanya takut ketika Ia melihat wajah Kyuhyun, niatnya untuk pindah kamar akan gagal.

"Sungmin hyung…" Suara yang terdengar berat dan sedikit parau itu kembali menyapa indra pendengaran namja manis tersebut.

Oh, ayolah… hanya berpindah kamar, bukan berpindah tempat atau harus berpindah ke lantai yang lain. Pada akhirnya mereka akan tetap bersama. Tapi kenapa rasanya sesulit ini!

Sungmin memejamkan matanya sebentar sebelum menoleh ke arah Kyuhyun, "Kyu, kita sudah sepakat jauh hari. Bukankah kau sendiri pernah mengatakan ingin memilik kamar sendiri?" Sungmin memberi tatapan lelah saat mendapati kepala Kyuhyun menggeleng pelan.

"Aku tidak bermaksud seperti itu, hyung. Aku berbicara seperti itu karena kebetulan saat itu hanya kata-kata itulah yang aku pikirkan dan terucap begitu saja. Aku tidak akan benar-benar bisa berpisah kamar denganmu. Lagian acara itu sudah lama berlalu." Ujar Kyuhyun mendesah lelah. Kedua lengannya terjatuh lemas di sisi tubuhnya.

"Kyuhyunie…" Sungmin berjalan mendekat ke arah Kyuhyun, sebelah tangannya terulur untuk menyentuh pipi pucat dongsaengnya. Mengusap pelan dengan ibu jarinya, dan tersenyum lembut saat Kyuhyun memejamkan mata—betapa Ia suka diperlakukan Sungmin seperti ini. "…tapi sekarang sudah saatnya," bisik Sungmin pelan.

Kyuhyun membuka mata, dan tepat saat itu Sungmin juga sedang menatapnya. Keduanya saling menatap dalam diam, mencoba berbicara lewat tatapan mata. Akan tetapi tatapan kedua orang yang saling mencinta itu, seolah saling menjebak dan berusaha menarik untuk hanyut ke dalamnya. Tanpa sadar tubuh keduanya mendekat dan berpelukan erat.

"Hyung, tapi aku tak ingin berpisah kamar denganmu." Kyuhyun berbisik lirih di sela helaian rambut coklat Sungmin yang sedikit agak memanjang.

"Kau harus membiasakan diri mulai sekarang, Kyuhyunie. Kau harus mandiri. Bagaimana jika nanti aku akan melaksanakan kewajibanku sebagai warga Korea yang baik. Kau tidak boleh terus bergantung padaku."

Kyuhyun semakin mengeratkan dekapannya saat membayangkan selama dua tahun nanti ia akan terpisah dengan orang yang paling dicintainya, "Tapi aku sudah bisa mandi sendiri, hyung. Ya… walaupun aku sering meminta untuk mandi bersamamu, tapi kalau karena itu sebabnya aku akan berusaha untuk mandi sendiri dan tidak memaksamu ikut mandi bersama."

Kyuhyun berpikir mungkin hyungnya merasa bosan, karena setiap harinya ia akan memaksa Sungmin untuk mandi bersama dan saling menggosok punggung. Entahlah… Kyuhyun hanya tak ingin berpikir yang berat-berat sehingga hanya itulah yang bisa ia katakan. Untuk saat ini Kyuhyun begitu malas menggunakan otak jeniusnya.

Tanpa sadar Sungmin memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Kyuhyun yang mesum. Dan entah kenapa, ucapan Kyuhyun selalu berhasil membuat Sungmin merasa aneh. Sungmin sendiri sangat tahu bagaimana kekasih evilnya itu. Kyuhyun hanya berbicara sesuai dengan apa yang ingin ia katakan. Yah… meski terkadang –tanpa sadar atau tidak bermaksud- sering menyakiti hati Sungmin sendiri, tapi pemuda penyuka labu itu sudah sangat memakluminya. Dan sekarang karena ucapan mesum Kyuhyun itu, kedua pipi Sungmin terhias semburat merah.

Sesaat Sungmin ingin membuka suara, Kyuhyun kembali meneruskan kalimatnya, "Aku juga akan berubah untuk lebih bersikap dewasa. Aku tidak akan bermain game—oh tidak! Aku akan mengurangi jatah bermain game, dan berusaha untuk lebih memperhatikanmu, hyung."

"Jadi… ku mohon jangan berpindah kamar. Tetaplah tidur bersamaku," lirih Kyuhyun memohon.

Sungmin menghela napas bosan. Yang Ia tahu, dirinya itu memiliki kekasihnya yang cukup jenius. Tapi kenapa sedari tadi evil magnae-nya itu berbicara seperti bocah sekolah dasar. Yeah… seperti anak berumur 5 tahun yang takut ditinggal Ibunya bekerja dan seolah tidak akan kembali lagi.

"Masalahnya bukan seperti itu, Kyu. Aku sendiri tidak masalah dengan kebiasaanmu itu. Hanya saja kau harus berpikir, kita sudah pernah membahas ini jauh hari. Kita tidak mungkin terus berada dalam satu kamar yang sama, sedangkan saat ini kamar Yesung hyung sedang kosong."

"Kalau begitu aku akan memaksanya untuk kembali menempati kamarnya."

Sungmin mendorong pelan bahu Kyuhyun, dan menatap tak percaya ke arahnya, "Kenapa kau egois sekali?!" kata Sungmin tak suka.

"Sungmin hyung, aku hanya tak ingin tidur tanpa ada kau disisiku." Kata Kyuhyun keras kepala. Tapi tatapannya sangat bertolak belakang, ia begitu frustasi karena segala cara untuk membujuk hyungnya itu selalu gagal.

Sungmin semakin kesal saja dengan tingkah kekasihnya ini, kenapa Kyuhyun tidak bisa mengerti sama sekali?!

Dengan kesal akhirnya Sungmin membantak marah, "Ya! Kenapa kau jadi babo, Kyuhyun-ah."

Kyuhyun tersentak kaget, tanpa sadar ia mundur satu langkah, dan sebelum ia membuka mulut untuk membalas, Sungmin lebih dulu menyela, "Kau dan aku masih bisa tidur bersama, aku akan datang ke kamar ini, atau kau yang datang ke kamar baruku. Apa kau tak bisa memikirkan itu, hah?!"

Well… Sungmin benar-benar marah padanya, Kyuhyun bisa membuktikan itu lewat tatapan dan dahinya yang berkerut. Malangnya Sungmin, Kyuhyun bahkan tidak takut sama sekali. Diberi tatapan –yang menurutnya itu tatapan cinta- sudut bibirnya malah tertarik, bahkan semakin melebar saat mulai mencerna ucapan Sungmin.

"Kenapa kau tersenyum seperti itu?"

"Tidak ada," ujar Kyuhyun tak acuh.

Sekali lagi Sungmin menghela napas, oh tidak! Bahkan Sungmin sendiri sudah tak bisa menghitung berapa kali ia membuang napas dengan percuma, rasanya begitu sulit untuk membuat kekasihnya yang jenius itu mengerti.

"Kuharap kau bisa mengerti, Kyu. Dan jangan salahkan Yesung hyung dalam hal ini. Itu sudah menjadi haknya, asalkan dia masih bisa mengatasi jadwalnya itu tidak masalah." Sungmin beranjak menuju kasur yang biasa ia tempati bersama Kyuhyun, kemudian mendudukkan dirinya di sana. Sesaat ia memandang sedih ke tempat tidur tersebut. Sedangkan Kyuhyun sendiri hanya terdiam mengikuti arah pandang hyungnya.

"Mungkin kalau aku jadi dia, aku akan melakukan hal sama," Kyuhyun terpaku mendengarkan. "Aku juga ingin menghabiskan waktuku bersama Ayah dan Ibu juga Sungjin, ketika saat tiba waktuku untuk mengemban tugas sebagai—seorang pria- warga negara Korea Selatan."

Sungmin berkedip sebentar, kemudian ia menoleh ke arah Kyuhyun yang berdiri terdiam seperti patung. Sungmin ingin menangis rasanya, tapi saat ini dia harus berperan sebagai hyung yang sebagaimana mestinya—memikirkan hal baik dan buruknya untuk ke depannya kelak. Meski dirinya sendiri tidak bisa memastikan, alangkah baiknya segala sesuatunya harus dipersiapkan. Sekiranya, seperti itulah pikiran Sungmin sekarang.

"Kemarilah, Kyu…"

Kyuhyun menurut, dan perlahan mendudukkan dirinya di sisi Sungmin. Segera Sungmin memeluk erat tubuh tinggi itu, menghirup bau tubuh Kyuhyun yang selalu berhasil membuat dirinya tenang.

"Kau bahkan pernah mengatakan padaku, bahwa hubungan kita tidak semua orang akan menyukainya. Seharusnya kau bisa berpikir Kyuhyun-ah. Saat Yesung hyung memutuskan untuk tinggal bersama orang tuanya, maka kamar yang ia tempati pasti tidak terpakai. Dan ingat, saat di mana kau pernah mengeluh bahwa sampai sekarang kau tidak mempunyai kamar sendiri saat para member sudah memilikinya. Sekarang kau sudah bisa memilik kamar sendiri. Aku sendiri tidak akan keberatan jika akulah yang harus berpindah ke kamar Yesung hyung. Kamar ini untukmu saja, kau tak perlu berberes, maka dari itu aku saja yang membereskan barang-barangku."

Sungmin tercekat saat tiba-tiba bibir tebal Kyuhyun membungkam bibirnya dengan lembut. Bahkan Sungmin dapat merasakan rasa asin yang tercampur bersama saliva mereka yang menyatu. Yeah… Kyuhyun-nya menangis disela-sela tautan bibir mereka yang saling memangut. Oh tidak! Sungmin hanya membiarkan Kyuhyun menghisap bibirnya sampai puas.

Kyuhyun terengah saat akhirnya ia menarik diri. Napas keduanya berderu menjadi satu, "Hyung, kumohon jangan bicara lagi…" Kyuhyun berbisik lirih di bibir Sungmin. Air matanya masih mengalir, dan Sungmin tak bisa menahan diri lagi untuk tidak menangis.

"Hiks…" isaknya.

"Tolong jangan katakan apapun. Dan aku juga sudah pernah memintamu untuk tidak berpikir terlalu jauh. Percayalah padaku, aku akan menjagamu, Sungmin hyung. Untuk saat ini tolong jangan berbicara, biarkan aku yang berbicara." Kyuhyun menangkupkan kedua tangannya di pipi bulat Sungmin dan mengusap pelan air mata yang mengalir membasahi pipi putih tersebut.

"Untuk sekarang ini aku hanya ingin menikmati kebersamaan kita. Kau tidak perlu memikirkan hal lain, tetaplah bersamaku dan aku akan selalu bersamamu, hyung."

"Tapi tidak akan semudah itu Kyuhyunie. Permasalahannya tidak akan semudah itu. Mungkin hyungdeul bisa memaklumi kita, tapi para fans dan orang-orang yang tidak menyukai hubungan kita akan semakin menganggap kita rendah dan memperburuk keadaan kita, terlebih dengan masa depan Super Junior."

Kyuhyun terdiam, apa yang dikatakan oleh hyungnya itu memang benar. Kyuhyun bahkan sudah tidak bisa berpikir alasan apalagi yang harus ia katakan, agar kekasihnya yang perfectionist ini bisa mengerti bahwa Ia hanya berusaha mempertahankan Sungmin untuk tetap bersama dengannya. Paling tidak Kyuhyun mempunyai kekuatan—yaitu Sungmin sendiri—untuk bisa menjalani semua ini.

"Kyunie mengertilah…" Sungmin kembali memeluk tubuh Kyuhyun, menyamankan kepalanya di dada bidang kekasihnya itu, "…nanti bakal banyak orang yang semakin curiga." Lanjutnya sembari mengeratkan pelukannya pada pinggang Kyuhyun.

Kyuhyun memejamkan matanya lama, mencoba berpikir atau sekedar mencari jalan keluar. Dari awal dirinya sudah sangat tahu konsekuensi apa yang bakal dijalani nanti. Tapi tidak bisakah untuk saat ini saja mereka hanya menikmati apa yang ada. Masalah seperti ini belum ada apa-apanya dengan apa yang akan terjadi kelak. Hei… bagaimana kalau misalnya ia akan melamar Sungmin nanti?!

Kyuhyun menarik napas dalam sebelum membuka matanya, "Baiklah…" ujar Kyuhyun seperti berbisik, tapi Sungmin mendengarnya.

Sungmin mendongak menatap mata Kyuhyun, "Baiklah kalau itu maumu, hyung. Kalau keputusanmu untuk berpindah kamar sudah bulat, maka aku akan terima." Sungmin nyaris tersenyum sebelum Kyuhyun kembali berucap. "Tapi kalau aku mau masuk dan ingin tidur bersamamu kau tidak boleh melarangku."

Kyuhyun menyeringai saat didengarnya Sungmin mendengus dengan bibirnya yang dimajukan. "Tapi mulai malam ini kau harus mulai belajar membiasakan diri, Kyu." kata Sungmin.

Pemuda cantik itu hanya sedikit tak yakin karena akhirnya Kyuhyun mau menerima keputusannya. Sedangkan Kyuhyun hanya mencoba mengalah. Ia sangat tahu watak dari kekasih semoknya itu, seorang Lee Sungmin tidak akan mengubah keputusannya yang sudah bulat, terlebih sudah sebulat bokongnya. Akan percuma bila Kyuhyun terus memaksa. Dan alangkah baiknya Ia menuruti kemauan hyungnya tercinta itu dari pada harus berdebat dan malah mendapati Sungmin yang mengabaikan dirinya. Oh… itu terlalu buruk dari sekedar pindah kamar.

"Terserah kau saja."

"Gumawo, Kyuhunie~"

"Kenapa berterimakasih?"

Sungmin hanya menggeleng dan tersenyum manis. Paling tidak dirinya merasa senang karena Kyuhyun menghargai keputusannya. Tapi siapa sangka Kyuhyun membalas senyuman Sungmin dengan sebuah seringai yang mengandung banyak arti. Magnae evil itu sudah menyusun suatu rencana di otak jeniusnya.

"Sebentar lagi aku akan berangkat ke Sukira. Barang-barangku yang tersisa nanti akan aku bereskan setelah pulang."

"Kau tidak harus memindahkan semua barangmu ke sana, hyung. Kamar ini juga terlalu besar untuk aku tempati sendiri."

"Baiklah, aku akan membawa yang penting-penting saja. Oh, ya—" sesaat Sungmin mengalihkan pandangannya pada jam dinding. "—aku akan segera berangkat, kau jangan main game saja. Kau harus menjaga kesehatanmu, kyunie. Dan juga jangan tidur terlalu malam." Sungmin segera beranjak dari tempat tidur kemudian Kyuhyun juga melakukan hal sama. Ia membantu Sungmin mengangkat kopernya ke kamar sebelah.

"Letakkan saja di situ, nanti biar aku yang membereskannya," Kata Sungmin. Kini Kyuhyun sedang berdiri di depan kamar baru yang akan ditempati Sungmin.

Sesaat Kyuhyun melayangkan matanya pada kamar tersebut. Kamar yang dulunya pernah di tempati Wookie dan Yesung itu, memang tidak terlalu besar seperti kamar Sungmin –dan Kyuhyun— sebelumnya, tapi Sungmin sendiri tidak mempermasalahkannya. Ia akan mencoba menyesuaikan diri dengan keadaan, termasuk tidur tanpa dekapan dari seorang Cho Kyuhyun. Apakah Lee Sungmin mampu? Kita lihat saja!

"Kyuhyunie, aku pergi dulu…" Sungmin segera bersiap. Tampilannya terlihat sederhana hanya dengan menggunakan jeans dan hoodie, namun karena pesona seorang Lee Sungmin yang luar biasa, sehingga membuat dirinya tampak terlihat manis dan alami meski tanpa make up.

"Kau tak ingin menciumku dulu?" ujar Kyuhyun saat dilihatnya Sungmin segera bergegas tanpa menoleh ke arahnya.

"Hah?" Sungmin berkedip.

"Apa hanya karena berpindah kamar, lalu kebiasaan juga menghilang, hyung?!"

Sungmin dapat merasakan darahnya berkumpul di wajah, dengan sedikit malu Sungmin menunduk sebelum menoleh ke arah Kyuhyun, "Mianhae," gumamnya. Perlahan Ia mendekat pada Kyuhyun, menggaruk hidungnya pelan kemudian mendaratkan bibir mungilnya di sudut bibir Kyuhyun, dan berlari kencang setelah berteriak, "Aku pergi dulu!" dengan wajah yang semakin memerah.

Kyuhyun terpaku beberapa detik, Sungmin yang tampak malu-malu itu membuat Kyuhyun ingin membungkus tubuh mungil tersebut di dalam selimut beserta dirinya. Kemudian Kyuhyun tersadar bahwa malam nanti dirinya tidak akan tidur bersama.

Kyuhyun terdiam sejenak sebelum menarik sudut bibirnya ke atas, "Kau tak akan bisa tidur dengan tenang Lee Sungmin." Gumamnya dan berlalu masuk kedalam kamarnya.

~~We Are Roommate~~

Satu jam lebih sudah berlalu. Acara Sukira sebentar lagi akan selesai, dan kekasihnya yang semakin imut itu akan segera pulang.

Pemuda berkulit pucat itu melirik ke arah jam yang melingkar di tangannya, dan kembali memindahkan pandangannya pada perangkat dengan layar berukuran 14inc, menggerakkan jemarinya dengan cepat pada keyboard dari benda bernama laptop. *ribet ya -_-*

Sebenarnya Kyuhyun sudah tak berkonsentasi pada game online yang tengah ia mainkan sekarang. Semenjak Sungmin berangkat tadi, Kyuhyun sudah mulai memikirkan hal-hal yang akan Ia lakukan untuk beberapa hari kelak. Kyuhyun berniat membuat hyungnya itu kewalahan dengan keputusan sebulat bokongnya tersebut.

Akan tetapi perasaan Kyuhyun menjadi sedikit tidak baik, saat mendengar pernyataan Sungmin di Sukira beberapa saat lalu. Walaupun Kyuhyun sedang bermain game, tapi ia juga dapat melakukan streaming pada waktu yang bersamaan. Kyuhyun tahu, bahwa ekspresi yang ditunjukkan hyungnya itu adalah ekspresi senang yang dipaksakan. Lidah memang bisa berbohong tapi rasa tidak bisa bohong. Senyum manis Sungmin –yang dipaksakan- tidak bisa membohongi seorang Cho Kyuhyun. Sungmin-nya yang imut mengalahi marmut rupanya tak kalah sedih dengan dirinya sendiri.

"Semoga Sungmin hyung salah masuk kamar, dan masuk ke kamar ini kemudian kami tidur bersama," Kyuhyun tampak bergumam penuh harap mesti jemarinya masih sibuk memencet tombol-tombol di laptopnya.

Kyuhyun bahkan tak peduli dengan layar laptonya yang hanya menampilkan warna putih pada keseluruhannya, karena jaringan internetnya menghilang sehingga yang tampak hanya lingkaran hijau yang terus berputar pada tab game online yang sedang ia mainkan. Kyuhyun yang pintar! Atau yang nulis cerita sedang kehabisan stock kata-kata?! Ya sudah… abaikan saja. -_-``

Namun tiba-tiba jantung Kyuhyun berdegup saat mendengar derap langkah kaki yang ia yakin itu adalah Sungmin. Siapa menyangka hidup bersama selama beberapa tahun, begitu memungkinkan untuk mengetahui kebiasaan satu sama lain. Bahkan secara berlebihan, Kyuhyun bisa mengatahui Sungmin sudah menginjak lantai 11 hanya lewat dari udara yang ia hirup.

Cklek.

Dan ternyata Kyuhyun harus menendang meja saat harapannya tak terkabul. Rasanya tombol-tombol pada laptop itu ingin ia lenyapkan hanya dengan menatapnya saja.

Suara pintu yang terbuka itu berasal dari sebelah kamar Yesung. Yeah… ternyata Sungmin tidak salah memasuki kamar.

"Tahan Cho Kyuhyun! Kau pasti bisa. Kalau kau gegabah, maka kau bukan hanya diabaikan oleh kelinci gendut itu tapi juga kehidupan 'adikmu' yang begitu kece akan terancam punah sehingga tidak bisa membuat Sungminnie yang manis itu mendesah layaknya disambar petir yang begitu cetar. Bahkan tak bisa mendengar desahannya yang membahana akan membuat dirimu seperti dihantam halilintar. Oh gosh!" Kyuhyun berujar menyemangati dirinya, tak sadar dengan kata-katanya yang terdengar aneh.

Wajar saja, karena Kyuhyun sebenarnya malam ini begitu berhasrat. Tapi pemuda dengan hidung mancung sempurna itu harus menahannya, sehingga –atau mungkin- sedikit berpengaruh dengan jalan pikirannya yang rancau.

"Arrggghh!" Kyuhyun berertiak frustasi dan mengacak-ngacak baju longgar yang ia kenakan. "Sebaiknya aku tidur. Tenang Kyuhyun… tenang-tenang…" sedikit menarik napas namun tidak senada dengan giginya yang bergemeletuk, maka dengan kesal akhirnya Kyuhyun mematikan laptopnya tanpa proses(?).

Dengan kasar Kyuhyun menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Tempat tidur yang berukuran besar itu tampak begitu luas tanpa seorang Lee Sungmin yang biasa menempati sisi sebelahnya. Sebelah lengannya terasa aneh dan begitu kosong, saat seorang Lee Sungmin yang biasa merebahkan kepalanya di sana, kini tiada. Hidup Kyuhyun benar-benar terasa aneh tanpa seorang namja manis bernama Lee Sungmin. Dan semuanya berubah saat Negara api menyerang! –eh? Maaf… maksudnya, semuanya berubah saat Sungmin memutuskan berpindah kamar.

Entah pesona bermerek(?) apa yang Sungmin tebar kepada Kyuhyun, sehingga pemuda maniak game itu tidak bisa tidur tenang malam ini. Minimal walau Kyuhyun sering melakukan konser tour bersama KRY di beberapa Negara, maka pemuda berkulit pucat itu akan mendengar suara lembut Sungmin sebelum tidur –meski- lewat telepon genggam, kemudian setelahnya Kyuhyun baru bisa tidur dengan nyenyak.

"Aku harus melihatnya sebentar dan memastikan dirinya sudah tertidur apa belum." Setelah beberapa saat Kyuhyun merasa resah dan gelisah karena isi kepalanya yang terus tertuju pada Sungmin, akhirnya Kyuhyun memutuskan beranjak dari tempat tidur sebelum merasa yakin dengan keputusannya.

Kyuhyun sudah berada di depan kamar Sungmin, degup jantungnya berdebar layaknya seperti mengukuti pacuan kuda. Bahkan Kyuhyun sempat tersenyum saat membayangkan otot-otot keras seorang Choi Siwon yang kuat seperti kuda.

Kyuhyun menarik napas beberapa kali sebelum mengangkat tangannya ke udara guna mengetuk pintu kayu bercat putih yang ada dihadapannya. woahh… entah kenapa Kyuhyun membayangkan di balik pintu itu ada seorang Lee Sungmin dengan tuxedo berukuran pas ditubuh mungilnya, dan juga seorang pastor beserta tetamu undangan yang sedang menghadiri acara pernikahan Cho Kyuhyun –yang tentu saja akan menikah dengan Lee Sungmin.

"Omonaaa… apa yang sedang kau pikirkan, Cho?" dengan ikhlas dan tanpa sadar Kyuhyun mengantukkan kepalanya pada pintu tersebut, sehingga terdengarlah sahutan dari dalam.

"Siapa?" kata orang di dalam yang sudah pasti adalah Sungmin.

Kyuhyun berjengit kaget sembari memegangi jantungnya, harus jawab apa dia?

'Ini aku Cho Kyuhyun yang ingin mencium Sungmin sebelum tidur!'

Sekali lagi Kyuhyun mengantukkan kepalanya atas pikiran aneh yang tercipta dari otak jeniusnya, dan kali ini agak keras sehingga menimbulkan bunyi, "Ouch…" yang keluar dari mulut Kyuhyun. Tanpa sadar derap langkah kaki sedang menuju ke arah pintu.

"Kyuhyun?!"

Kyuhyun begitu terkejut saat mendengar suara Sungmin sudah berada di depan wajahnya. Dengan sedikit canggung ia menggaruk pelan jidatnya yang tampak memerah.

Sungmin menatap Kyuhyun dengan bola mata yang berkedip, "Apa yang kau lakukan, Kyu? Kenapa dahimu memerah?" tanya Sungmin hendak mengelus dahi Kyuhyun, namun Kyuhyun tanpa sadar menepisnya dengan menggenggam pergelangan tangan Sungmin.

"Ah, gwaenchana, hyung. Kenapa kau belum tidur?"

"Err… itu—" Sejenak Sungmin memandang pergelangan tangannya yang masih dipegang Kyuhyun, bermaksud agar Kyuhyun segera melepasnya. Entah kenapa wajahnya terasa panas.

"Oh, maaf." Ujar Kyuhyun yang mengerti raut wajah Sungmin dan segera melepas tangan putih tersebut.

"Tadinya aku sudah ingin tidur, namun aku mendengar pintu kamarku seperti diketuk, dan ternyata itu kau. Lalu kau sendiri kenapa belum tidur, Kyu? Ada apa?!"

Kyuhyun menarik tubuh Sungmin ke arahnya, sehingga tubuh mungil hyungnya itu berdiri tepat di perbatasan pintu kamar tersebut, Kyuhyun tersenyum dan kemudian mengecup lembut kedua bola mata Sungmin, hidung dan bibirnya agak… lama!

"Aku hanya ingin memastikan kau tidur dengan nyenyak setelah mendapat ciuman selamat malam dariku. Jaljayo, Sungmin-ah…" bisik Kyuhyun diakhiri dengan satu jilatan pada pipi putih Sungmin.

Kyuhyun segera berbalik pergi menuju kamarnya dan meninggalkan Sungmin yang terdiam seperti patung dengan wajahnya yang memerah cantik.

.

TBC

MUAHAHAHAHA…! Tuh kan gaje#plak

Maaf yah -_-

Ada yang nunggu FF saya yang satu lagi gk? FF itu delay karena saya merasa gagal(?)

Jadi saya mau semedi dulu untuk melanjutkan tuh FF! FF ini mau dilanjut kagak? Ok! Kalau mau jangan lupa koment yo~~

Gamsahae~~

Tonton terus MV SFS, SPY dan MV terbaru dari SJ M "Break Down" di situs resmi ya :D

Jangan lupa^^