Hai minna-san! *treak pake toa!* Yuu datang lagi nih… oche, Yuu harap minna-san nggak pada tepar waktu abis baca ni fict gaje dan OOC tingkat tinggi. Maklum Yuu masih newbie nich! Jadi Yuu sangat membutuhkan bimbingan dari para senpai dan readers! Yuuuppp! Langsung aja yach! Happy Reading Minna-san!
Disclaimer:
Masashi Kishimoto
Title:
Akatsuki Jadi Orangtua?
Ganere:
Family and Friendship
Rate:
T
Pairing:
Naruto dan Akatsuki
Summary:
Wuih! Apa jadinya kalau seluruh anggota Akatsuki mendadak jadi Ayah dan Ibu? Bagaimana nasib anak mereka? Bisakah anak itu bertahan hidup? Entahlah… baca aja sendiri!
Warning:
OOC, Gaje, Ngebosenin, EYD ancur, Tyipo (s), nggak menarik, minim deskripsi dan masih banyak kekurangan disana-sini.
"Don't Like Don't Read!"
Pagi yang cerah, secerah wajah para anggota akatsuki yang sedang menikmati semilir angin di teras rumah mereka, mereka duduk dengan posisi membentuk sebuah lingkaran sempurna. Banyak yang mereka bicarakan pagi ini, mulai dari tugas piket sampai dengan masalah keuangan yang memudarkan wajah cerah mereka.
"Bagaimana ini? Bahan makan dan keuangan kita mulai menipis! bentar lagi krisis moneter!" celoteh Kakuzu heboh.
"Hah…" Pein menghela nafas "Jadi, ada yang punya saran?" tanya Pein sambil menatap anggota Akatsuki lainnya.
"Kita harus kerja. Itu jalan satu-satunya, kalau kita mau bertahan hidup" ujar Konan sambil bercermin melalui kaca jendela.
"Belakangan ini, sangat susah nyari kerja. Mana… kita mulai jarang dapet orderan buat ngebunuh orang." keluh Zetsu sambil bertopang dagu.
"Betul! Gue setuju ama lo! Jaman sekarang itu yang kaya makin kaya yang miskin tambah miskin! Gue heran, uang negara itu dikemanain ya?" Hidan memasang pose berpikir ala Albert Einstein
"Ya jelas masuk ke kantong pejabat (un)! Siapa lagi kalau bukan mereka (un)?"
"Ck! Gue setuju sama Konan! Bagaimanapun kita harus kerja, mulai sekarang kita kumpulin tuh semua ijazah, mulai dari TK sampe kuliah. Bahkan bila perlu piagam penghargaan kita sebagai pembunuh berantai paling top sedunia kita cantumin dalam surat lamaran kerja kita" oceh Sasori semangat 45.
" Ck! Mendokusei" gumam Itachi
"Mendokusei, mendokusei! Lama-lama lo kayak si Shikamaru tau!" Kisame menggerutu.
"Hn"
"Ck! Emang sulit ngomong sama orang yang nggak pernah lulus pelajaran bahasa! Miskin kata-kata euy!" ejek Kisame sambil menyungginggkan seringai meremehkan.
"Kayak lo pernah tuntas aja! Nilai lo itu masih kalah jauh dari nilai gue tau!" Itachi yang menjaga harkat dan martabat kaum Uchiha pun tak sudi diremehkan oleh Kisame.
"Oh ya? Gue baru tau?" tanya Kisame polos.
"Pantes! IQ lo kan di bawah rata-rata!" giliran Itachi yang meremehkan Kisame.
"Heh! Lo mau nyari ribut, ha?"
"Lo yang nyari ribut! Bukan gue!"
Sampai setengah hari Kisame dan Itachi mendebatkan hal yang tak penting. Anggota akatsuki yang lainya sampai sweatdrop mendengar mereka berdua saling membuka aib yang telah mereka jaga selama bertahun-tahun.
"Stop! Kalian berisik tau!" bentak Konan yang mulai habis kesabaran.
"Yang berisik itu dia! Bukan gue!" bantah Kisame kesal.
"Yang mulai duluan kan elo! Manusia ikan!" Itachi bangkit sambil menunjuk-nunjuk wajah Kisame. Ck! Sepertinya Uchiha sulung ini mulai emosi.
"LO BENER-BENER BOSAN HIDUP, HA?" Kisame bangkit dari tempat duduknya kemudian mengambil ancang-ancang untuk menonjok wajah Itachi.
"Kalian mau berkelahi, ya?" tanya Konan dengan senyum menakutkan bercampur aura hitam yang menyelubungi tubuhnya.
"Arg! Nggak kok, kita cuma mau… err- berpelukan. Iya kan, Itachi?" Kisame yang menyadari aura hitam milik Konan mulai merinding ketakutan. Tak hanya ketakutan, tapi juga pori-porinya mulai mengeluarkan keringat dingin.
"Hn, terserahlah" jawab Itachi datar. Namun, Itachi tetap merasakan aura menakutkan dari tubuh Konan.
"Oh!" Konan ber- Oh ria.
"Nah! Sekarang kembali ke topik awal, jadi mulai besok kita harus nyari kerja. Ok?" tanya Pein bersemangat ala Guy.
"Ok!" seluruh akatsuki menjawb *-Pein*
***Yuu-chan no Haru999***
Hari ini, seluruh anggota akatsuki berkumpul di ruang tengah rumah mereka yang hanya dinominasi warna putih yang melambangkan kesucian. semua anggota akatsuki sibuk mempersiapkan dokumen-dokumen untuk persentase nanti. Yuup! Kita doakan saja supaya mereka berhasil mendapatkan pekerjaan yang halal dan berpenghasilan tinggi. Dan semoga mereka terhindar dari jerat dosa dunia fana ini.
"Gimana penampilan gue (un)?" tanya Deidara sambil bercermin membenahi dasinya yang agak miring ke samping.
"Cukup rapi" komentar Itachi datar.
"Kok hanya 'cukup' (un)?" tanya Deidara lagi sambil menatap Itachi.
"Jadi, lo maunya apa?" Itachi bertanya balik sambil menaikkan salah satu alisnya.
"Ya, lo bilang ganteng, keren, kece, atau apalah (un)! Jangan hanya sekedar bilang cukup!" Deidara menggembunggkan pipinya.
"Yaudah. lo udah 'ganteng', 'keren' dan 'rapi'. Puas?" tanya Itachi jengkel.
"Puas banget (un)!" Deidara tersenyum manis.
"Itachi-nii! Majalah bokep Pein-nii yang edisi sepuluh Tobi pinjem ya?" teriak Tobi dari lantai dua. Pein yang mendengar teriakan Tobi langsung mendeathglare Itachi.
"Oh! Jadi selama ini tu majalah nangkring di kamar lo ya, Itachi?" tanya Pein sambil mendekati Itachi.
"Eh, hmm, heheheh…begitulah! Everybody! Gue berangkat duluan ya! Bye Pein!" pamit Itachi sambil melambai-lambai kesemua anggota akatsuki.
"Woi! Itachi! Gue belum selesai ngomong! Jangan kabur lo!" teriak Pein sambil ngejar-ngejar Itachi.
Okeh! Sekarang aksi kejar-kejaran pun dimulai. Itachi terus saja berlari tanpa arah untuk menghindari amukan Pein yang sekarang sepertinya mulai membabibuta. Lihat saja, sekarang Pein berlari sambil membawa basoka yang dia pinjam dari Youchi Hiruma. Itu lho! Basoka yang sering di pakai Hiruma buat nyiksa tim Deimon. Kembali ke Itachi dan Pein.
Itachi berlari memasuki hutan yang lumayan lebat. Dia terus saja berlari dan berlari tanpa tujuan. Pein di belakang masih terus mengejar sambil sesekali menembakkan basoka ke arah Itachi namun tak pernah mengenai target.
Kita lihat suasana hutan saat ini. Hutan yang didominasi dengan pohon yang menjulang tinggi, suara-suara binatang liar mulai terdengar menari-nari di gendang telinga Itachi dan Pein. Akar-akar pohon yang muncul kepermukaan tanah, menunjukkan betapa tuanya umur pohon itu. Dan seperti yang sering author dengar, biasanya disetiap pohon-pohon tua selalu ada penghuninya. Yah, mahluk hidup yang err- sedikit berbeda.
"Aduhh…" rintih Itachi kesakitan.
Wow! Ada apa ini? Argk! Ternyata Uchiha sulung ini tersandung akar pohon dan sukses membuatnya jatuh tersungkur menghantam empuknya tanah.
"Mau lari kemana lagi lo?" seringai iblis terlukis di wajah Pein.
"Heh, Pein… gue minta maaf. Gue khilaf!" Itachi memasang wajah memelas. Cih! bener-bener bukan seorang Uchiha. *author di amaterasu!"
"Maaf lo bilang, ha? Asal lo tau! Itu majalah! Majalah kesayangan gue! Lo seenaknya aja ngambil tu majalah tanpa izin dari gue! Gue kira tu majalah hilang tau! Waktu itu gue pernah nanya ke lo, lo malah bilang nggak tau! Nyatanya tu majalah ada di kamar lo! Lo itu ket-"
Jegeeerrr! Tiba-tiba langit mengeluarkan suara halilintar dan suara itu sukses membungkam mulut Pein. Sunyi, tak ada yang berani berbicara pasca suara halilintar tadi. Baik Pein maupun Itachi sama-sama menatap langit yang kelihatanya masih setia menyandang predikat cerah. Kemudian Pein dan Itachi saling menatap horor satu sama lain. Lama-kelamaan tengkuk mereka merasakan angin yang sangat aneh seperti ada yang meniup dari belakang. Tapi jelas-jelas tak ada siapapun yang berada di belakang mereka.
Lama Pein dan Itachi berdiri membatu. Ada apakah gerangan? Oww! Ternyata tubuh mereka terasa kaku! Tak bisa digerakkan sama sekali! Mulut mereka terkunci rapat.
'Oh! Kami-sama! Tolonglah hambamu ini! hamba belum siap menjalani sakaratul maut! Kami-sama, jika engkau menginginkan nyawa, ambilah nyawa mahluk laknat di sampingku ini' Pein khusuk berdoa dalam hati
'Oh! Kami-sama! Tolong! Apapun yang di pikirkan Pein, jangan pernah engkau kabulkan! Karena sungguhnya! Permintaannya itu menjerumus kedalam lubang kemaksiatan (?)' doa Itachi dalam hati.
Tak berapa lama kemudian tubuh mereka bisa digerakkan. Namun tiba-tiba saja di depan mereka muncul lubang hitam yang menghembuskan angin yang sangat kencang. Pein dan Itachi berpelukan pada pohon yang berada di sekitar mereka. Kemudian, samar-samar muncullah beberapa orang dalam lubang hitam yang sepertinya berupa fortal waktu, entahlah apa namanya author juga nggak tahu…. *dibantai masa*
"Si-ssiaapa ka-kalian?" tanya Pein tergagap.
"Maaf mengagetkan, saya Namikaze Minato raja dari negeri Matahari" ujar laki-laki yang memiliki warna rambut kuning dengan mata berwarna biru langit.
"Dan saya, Namikaze Kushina ratu dari negeri Matahari, dan ini putra kami Namikaze Naruto" kata wanita berambut merah dengan bayi yang berada dalam gendongannya.
"Jadi, apa mau kalian?" tanya Itachi dengan memasang wajah setoicnya.
"Langsung saja, kami hanya ingin menitipkan putra tunggal kami pada kalian, karena di negeri kami sedang terancam kehancuran sebab perang yang berkepanjangan. Kami hanya ingin pewaris tahta negeri Matahari selamat dan membangun kerajan kami kembali. Jadi, tolong kalian bersedia untuk menjaga putra kami sampai kami menjemputnya kembali" Minato menjelaskan panjang lebar sedangkan Kushina mulai menangis terisak.
"…" tak ada respon dari Itachi dan Pein
"Kami mohon, ini hanya untuk sementara waktu. Sampai keadaan negeri Matahari kembali aman" lanjut Kushina dengar air mata yang terus mengalir dari sudut matanya.
Itachi dan Pein saling memandang. Mereka berdua sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
"Baiklah!" Pein mengabulkan permintaan Minato dan Kushina.
"Tapi, kalian harus segera mengambilnya kalau masalah kalian sudah selesai" Itachi menimpali.
"Pasti! Kami pasti kembali untuk menjemput Naruto. Terima kasih karena kalian sudah mau mengerti" Minato sedikit membungkuk.
Kushina berjalan mendekati Itachi, lalu memberikan Naruto padanya. Dan sekarang, Naruto sudah berada dalam gendongan Itachi.
"Naru-chan, kaasan pergi dulu ya… jangan nakal dan rewel" Kushina berbisik di telinga Naruto yang sedang tertidur pulas "Tolong jaga Naruto," lanjut Kushina sambil menatap Itachi dan Pein bergantian.
"Hn" jawab Itachi datar.
"Kalau boleh tahu, siapa kalian?" tanya Minato.
"Saya Uchiha Itachi dan dia Pein" jawab Itachi.
"Sepertinya kami harus segera kembali" Kushina berkata dengan menahan air matanya.
"Terimakasih, kerena kalian telah mau menjaga Naruto. Kami mohon pamit" Minato dan Kushina pun menghilang tanpa jejak bersama lubang hitam tadi.
"Jadi?" tanya Pein sedikit panik.
"Kita bawa dia pulang" kata Itachi sambil menatap wajah tidur Naruto 'Manis' gumam Itachi dalam hati.
TBC
Gyaa! Maaf minna-san! Fict yang Yuu buat rada-rada ancur 'lagi'. Yah, inilah derita nggak punnya bakat nulis. *pundung*. Yuu masih dalam tahap pembelajaran, jadi harap dimaklumi ya?
Yuu masih newbie dan sangat membutuhkan bimbingan dari senpai, readers dan flamers. Maka dari itu Yuu sangat membutuhkan kritik dan saran. Bagi yang sudah baca nie fict ancur harus dan wajib review ya….
Makasih sesudah dan sebelumnya… REVIEW YACH!
Yuuchan no Haru999
