Sejak SMA aku dikejar-kejar oleh seorang pemuda gila berambut merah yang bahkan baru aku kenal.
Gon P.O.V
Saat itu aku sedang melamun melihat jendela di sampingku. Aku begitu iri pada anak-anak SD kelas 1 dan 2. Mereka bebas bermain di bawah, tidak seperti aku, yang harus menghadapi pergelutan dengan pelajaran biologi.
"Anak-anak, mulai hari ini murid di kelas kita bertambah. Perkenalkan, dia murid baru, pindahan dari kota York Shin. Hisoka, ayo masuk."
Aku menoleh sebentar.
Seorang pemuda bertubuh tinggi dan tegak berambut agak jabrik berwarna merah menenteng tasnya di punggung, dengan jas tidak dikancing dan lengan digulung, dan mengunyah permen karet, walaupun sembunyi-sembunyi tapi aku masih bisa melihat dia mengunyah permen karetnya.
"Perkenalkan, aku Hisoka." katanya dengan cuek. Gadis-gadis di kelasku langsung teriak-teriak histeris gaje.
Aku ber-sweatdrop ria dengan tatapan *huh-cewek-cewek-genit* pada gadis-gadis itu.
"Hisoka, kau duduk di sebelah Gon." kata Bu Pakunoda sambil menunjuk bangku kosong di sebelahku.
Dia berjalan dengan langkah lebarnya menuju barisan tengah dengan cepat.
Lalu kami melanjutkan pelajaran biologi dengan sunyi.
Kringg...
Akhirnya istirahat tiba! Perutku sudah mengadakan konser rock minta diisi dari tadi.
Aku langsung berlari ke kantin di mana aku dan sahabat-sahabatku biasa menungguku.
Dan benar, sahabat-sahabatku, yaitu Leorio si mesum, Kurapika yang dijuluki si ms. tiger karena kegalakannya, dan Killua yang dijuluki si mr. choco karena kecintaannya pade cokelat dan makanan manis. Aku heran bagaimana Killua bisa bertahan pacaran dengan Kurapika sampai 4 tahun. Aku sendiri merinding kalau Kurapika sudah marah.
Contohnya, waktu dulu pelatihan kepemimpinan di sebuah villa di pegunungan. Malam itu sedang break dari latihan dalam ruangan. Yang lain boleh pergi ke villa, boleh juga tinggal di gedung pertemuan. Kurapika sedang menulis buku agendanya, tiba-tiba Ubogin datang dan merebut buku itu dan mau membacanya. Spontan Kurapika marah. Dia langsung merebut buku itu dan berteriak-teriak menceramahi Ubogin. Teriakkannya terdengar olehku yang mengambil hapeku yang tertinggal di villa yang letaknya sekitar 200 meter dari gedung pertemuan. Aku merinding. Saat bertemu Ubogin, dia menutup sebelah telinganya, telinganya pengang karena diteriaki Kurapika.
"Siapa suruh cari masalah sama Kurapika?" cibirku pada Ubogin. Dia lalu meninggalkanku dengan wajah kesal. Aku tertawa dalam hati.
HxH
"Hei, Gon!"
Aku menghampiri mereka.
Kurapika menjewer telinga Killua karena Killua lupa mengerjakan PR.
"Udah tau hari ini ada peer, bukunya malah ditinggal di sekolah, hah? Bawa aja tuh coklat terus biar gendut kayak gentong,yah?"
"I..Iya dehh.. aku nyerah, Kurapikaa..." Killua udah nangis-nangis gaje.
"Ya udah, sampe gak ngerjain peer lagi..." Kurapika lalu membunyikan tulang tangannya, dan membuat Killua merasa takut. Aku hanya menelan ludahku.
Aku langsung saja memesan makanan.
HxH
"Huh, gara-gara rapat osis aku jadi pulang sore." keluhku sambil berjalan kaki ke rumahku. Sudah seharian dikerjai teman-temanku, masih pulang sore lagi. Aku benar-benar capek.
"Haaii, Gon, kau sudah pulang. Perkenalkan, tetangga baru kita, eh, itu anaknya, namanya Hisoka." kata Bibi Mito, ibu tiriku, sambil menunjuk seorang pemuda berambut merah jabrik.
Tunggu, dia jadi tetanggaku?
Tiba-tiba Hisoka menghampiriku.
"Hei, kau Gon, kan'?"
"I.. Iya.. Terus?"
"Ya.. gak apa-apa."
Saat itu canggung! Canggung sekali! Rasanya aku ingin menjambak rambut merah itu sampai botak! (author : oke, itu lebay, Gon * ditonjokGon* .-_-. )
"Hisoka! Ngapain di situ, bantuin mindahin barang!"
"Iya, iyaa..."
"Eh, Gon, tinggal dulu, yah.." sambungnya.
"Yaa dehh.."
"Bibi Mito, aku masuk, ya, mau mandi terus tidur, capek."
"Ya sudah, sana."
HxH
Beberapa hari berikutnya...
"Bibi Mito, aku berangkat, ya.."
"Eh, tunggu Gon!"
"Eh, ada apa, Bibi?"
"Kau berangkat bareng Hisoka, ya. Kemarin dia kesini, kan kasihan kalau kau tiap hari jalan kaki ke sekolah. Kau sekelas sama dia, kan."
"Eh, tu.. tunggu."
"Udah.. cepetan berangkat sana, Hisoka udah nunggu di luar!" kata Bibi Mito sambil mendorong punggungku keluar rumah.
Dan benar! Pemuda aneh itu sudah ada di depan rumahku dengan motor sport merahnya.
"Ayo kau naik, Gon." kata Bibi Mito sambil menaikkanku ke atas motor Hisoka.
"Nah, sekarang kalian jalan, yah. Gon, pegangan yang erat."
Sekolah sudah tidak terlalu jauh, beberapa teman sedang berjalan di trotoar di samping jalan raya. Tiba-tiba Hisoka mempercepat laju motornya. Spontan aku memeluknya. Sepertinya dia sengaja. Bisa kulihat seringaian kecil di bibirnya. Beberapa teman yang melihat mulai berbisik satu sama lain. Aku langsung melepaskan pelukanku.
Sampai di sekolah, aku langsung dikerubungi oleh gadis-gadis fans Hisoka.
"Eh, Gon, kau pacaran dengan Hisoka,ya?"
"Tadi kau berangkat sekolah bareng dia naik motor, kan'?"
"Iya, sampai peluk-pelukan lagi."
"Hei, hei, ngomongnya satu-satu!"
"Pertama, aku BUKAN pacar Hisoka. Kedua aku tidak sengaja memeluk dia." kutambahkan penekanan kata 'bukan'.
Makin banyak gadis-gadis, baik dari kelas lain, atau dari mana berlari ke kelasku, teriak-teriak gak jelas.
"Gon, kau pacaran dengan Hisoka?"
Dan sepertinya hari-hari tenang di sekolah sudah usai.
Hahh...
tolong review fic ini. saya masih rookie dan butuh banyak advice. :D
