"Satu bulan lagi, ibumu Layla akan datang dari Rumah Sakit di Italia!. Jadi, kau harus secepatnya menikah LUCY HEARTFILIA! Tak ada alasan lagi! Jika saat ibumu pulang dan kau belum memiliki pendamping, bersiaplah menikahi PRIA ITU!" Ayah Lucy menunjuk seorang pemuda berambut blonde di sudut kanan ruangan.
''S-Sting!?" Lucy memperjelas pandangannya. Memandang Sting yang tengah tersenyum, yang menurut Lucy sangat memuakkan.
"... Ta-Tapi ayah-"
"Tak ada tapi-tapi Lucy! Jika tak ingin menikah dengannya, carilah suamimu dalam satu bulan ini!"
BLAM...
Ayah Lucy pergi meninggalkan pintu itu. Meninggalkan Lucy yang masih mematung dengan mulut ternganga lebar.
'Menikah!? Ini gila! AaaggggRrrrrrr! Berakhirlah masa bahagiaku!'
Lucy duduk bersandar pada kursi di ruang kerjanya. Tangan kanannya menutup matanya frustasi. Sementara itu, diatas meja dihadapannya puluhan foto berserakan tak jelas. Lucy menurunkan tangan kanannya dan kembali memandang foto-foto itu sebelum ia kembali mengacak rambutnya
"Aaaaaarrrggggg... Ini tak mudah! Kenapa aku harus menikah?! Aku tak maauuuuuu!" Suara Lucy menggema diseluruh lorong apartement. Membuat penghuni sebelah merinding mendengarnya.(A/N: disini Lucy tinggal disebuah Apartement)
Lucy membuang nafasnya panjang. Kemudian memandang jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya. Pukul 3 pagi. Sepertinya dia harus begadang lagi hari ini. Lucy kembali mengambil tumpukan foto itu, dan melihatnya satu persatu.
Dua jam setelahnya Lucy langsung membuang foto-foto itu ke tong sampah. Lalu mengucek ucek matanya sambil menguap lebar. Kenapa tak ada satupun laki-laki dalam foto itu yang sesuai tipenya?!. Tiba-tiba sebuah foto menyita perhatian Lucy untuk mengambil foto itu. Lucy mengamatinya sesaat lalu tersenyum tipis.
"Dia sepertinya menarik. Rambutnya pink, unik sekali" Lucy cekikikan pelan kemudian kembali memandang foto itu
"Aku jadi penasaran ibunya ngidam apa dulu saat mengandungnya. Hihihi. Hm... Apa sifatnya selembut warna rambutnya ya? Sakura...sudahlah, lebih baik langsung bertemu..." Gumannya lalu memasukkan foto lelaki berambut pinkish itu ke dalam laci. Lucy langsung menghubungi menghubungi agen cari jodoh(?) Untuk mengatur pertemuannya besok.
(Esok Harinya)
LUCY POV
"Jadi kau Lucy Heartffilia ya? Hm... Wajahmu tak terlalu bagus, tapi tak apa lah. Tubuhmu juga cukup bagus. Tapi aku tak suka gaya berpakaianmu itu. Kau seperti seorang tante tante"
Doengggg...
Astaga ini bukan warna lembut pink Sakura! Ini warna menyeramkan asap beracun! Laki-laki bodoh! Dasar tak punya sopan santun! Beraninya mengritik seorang gadis seperti itu!
Kaa-san! Tou-san! Maafkanlah anakmu ini! Sepertinya anakmu telah menginjak ranjau yang sangat mematikan! huAaaaaaa!
"Tapi dilihat dari wajahmu kau sepertinya gadis yang polos dan manis" *bluussshh* a-apa katanya tadi? Ma-manis? Ah ternyata dia tak terlalu buruk.. Hihi
"Be-Begitukah?. Terimakasih.." Ucapku malu sambil terspu. Ah... Wajahku terasa panas sekali. Dan cengirannya... Hei, aku kenapa?
"Kau langsung senang baru dibilang begitu? Ternyata kau cukup bodoh. Dasar bodoh"
Bletak...
Apa? Aku salah lagi! Dia memang sangat menyebalkan! Dan apa yang dia lakukan tadi? Dia menjitak jidatku?! Beraninya dia!
"Hei!" Kepelototi si kepala pink ini dengan tajam. Tapi dia malah menyeringai dan berdiri mendekat kearahku. Sontak membuatku memundurkan wajahku beberapa centi.
"A-da a-pa Lu-cy Heart-fi-li-a!?" Sial. Wajah si kepala pink ini semakin lama semakin menjengkelkan saja! Ingin rasanya kutonjok hidungnya hingga patah saat ini juga!
END OF LUCY POV
Lucy mencoba mengusir amarahnya dengan membuang nafas panjang, lalu tersenyum sebisanya kepada laki-laki berambut pink itu.
"Haha... Waktuku tak banyak. Jadi kita langsung saja. Perkenalkan aku Lucy Heartfilia~"
"Aku sudah tahu" laki-laki dihadapannya langsung memotong ucapan Lucy. Membuat amarah Lucy kembali meninggi. Lucy kembali tersenyum, namun kali ini lebih- ah bukan- sangat dipaksakan.
"Haha... Lalu kau siapa Tu-an?" Lucy melanjutkan kalimatnya, walau tangannya sudah mengepal erat diatas pangkuannya.
"Yeah... Natsu! Natsu Dragnell" Natsu menjawab singkat pertanyaan Lucy. Lucy yang memang sudah sangat greget tertahan langsung mengeluarkan sebuah map dari dalam tasnya dan meletakkannya diatas meja.
"Ini kontraknya. Isinya kita akan jadi suami istri sah. Batasnya waktunya tak ada. Silahkan kau baca, dan tanda tangan disini" Lucy menyerahkan map itu kepada Natsu. Natsu langsung mengambilnya dan menanda tanganinya. (Sepertinya Natsu tak terlalu peduli)
Lucy kembali menatapnya dengan jengkel lalu mengambil kembali map itu. Lucy tak habis pikir kenapa ada orang semacam Natsu didunia ini?. Seandanya ia masih punya waktu, dia akan mencari orang lain. Bukan orang menyebalkan seperti si rambut pink ini.
"Pinjam ponselmu" Natsu langsung mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan menyerahkan kepada Lucy. Lucy mengutak atik ponsel itu sebentar lalu mengembalikannya pada Natsu.
"Aku sudah menyimpan alamat emailku disana. Nanti hubungi aku" Lucy lalu berdiri dan pergi meninggalkan Natsu disana. Karena terbakar kekesalan amarah Lucy lupa sedang memakai sepatu heels dan berjalan dengan cepat.
Hingga...
Trekkk...
BLUGH...
"Aw..." Natsu menoleh dan mendapati Lucy terjatuh tak jauh darinya. Natsu menghapiri Lucy dan menanyakan keadaan Lucy. Tapi Lucy menjawab dia tak apa-apa. Lucy berusaha kembali berdiri
"Akhh..." tapi Lucy terjatuh lagi sambil memegangi pergelangan kaki kirinya. Natsu memandang pergelangan kaki Lucy lalu mensejajarkan kaki Lucy.
"Sepertinya kakimu terklir. Dasar ceroboh" aih... Masih bisa saja dia berkata begitu dalam keadaan ini. Mendengar ucapan ketus Natsu, Lucy merasa jengkel. Saat Natsu menunduk untuk melihat pergelangan kaki Lucy, Lucy punya suatu ide
"Akh... Hei! Apa yang kau lakukan!?" Natsu meringis saat tiba-tiba Lucy menarik rambutnya. Lucy menyeringai mengerikan disertai deathglare yang mengerikan.
"Aku tidak ceroboh! Ini gara-gara kau Natsu! Jika kau tidak membuatku kesal aku tak akan berjalan cepat lalu terkilir!" Natsu melotot mendengar ucapan Lucy.
"Hei kenapa kau menyalahkanku hah?! Ini tak ada hubungannya denganku!" Balas Natsu masih meringis
"Ap~ akhh! Sakit!" Natsu memijit pelan pergelangan Lucy. Membuat Lucy menjerit kesakitan. Natsu kembali menatap Lucy jengkel.
"Tahanlah... Supaya cepat sembuh" Natsu terus melanjutkan aktifitasnya, sedangkan Lucy terus menjerit jerit. Karena sakit. Membuat orang orang yang lewat tak bisa menahan tawa melihat kelakuan mereka.
"Hn... Sekarang sudah baikan kan?"
"Ya... Sudah tak sakit" Lucy ingin berdiri tapi ditahan oleh Natsu
"Hei. Belum boleh digerakan. Nanti dia jadi makin parah!" Lucy menatap Natsu bingung. Natsu hanya memutar bola matanya bosan.
"Lalu aku pulangnya bagaimana?" Natsu berpikir sejenak. Lucy mulai cemas sekarang. Apa kakinya separah itu?. Tiba-tiba Natsu menggendong Lucy dengan gaya bridde style. Membuat perhatian or ang kembali tersita dua pasangan ini.
"He-hei..."
"Diamlah" Natsu lalu berjalan perlahan menuju mobilnya yang terparkir dipinggir jalan. Lucy merasakan wajahnya memanas. Dan... Jantungnya sangat aneh. Jantungnya berdetak sangat kencang saat ini. Sepertinya kakinya cukup parah sehingga berdampak pada jantungnya. Itulah kesimpulannya saat ini (aduh... Polos banget sihh...)
NATSU POV
Aku menggendongnya masuk kedalam mobilku. Lalu memacunya menuju alamat yang Lucy katakan. Sesekali kulirik Lucy disampingku. Hah... Wajahnya merah sekali. Dan lagi... Tadi aku bisa merasakan jelas detak jantung Lucy.
"Kenapa? Apa kau masih merasakan hangat pelukanku saat menggendongmu tadi Lucy?" Wajah Lucy lebih memerah seketika. Dan itu sangat lucu, memang menyenangkan ternyata mengusik gadis ini.
"A-apa katamu!?" Tuh kan benar. Wajahnya makin lucu saat ini. Haha.. Ini sangat menyenangkan
#Skip Time
Akhirnya sampai juga di depan apartemennya. Ternyata apartemennya lumanyam besar juga. Saat kulihat, Lucy sudah keluar dari mobil.
"Hei... Kau bisa berjalan?" Lucy memandangku sejenah lalu mengangguk pelan
"Sudah malam. Aku masuk dulu. Hati hati" dia langsung berbabalik akan meninggalkanku.
END OF NATSU POV
"Ahh... Tunggu Lucy" Natsu keluar dari mobil dan menyusul Lucy. Lucy menatap Natsu dengan bingung.
"My dessert"
"Ah... He-hei...!" Natsu mengecup leher Lucy dan meninggalkan kissmark disana. Natsu mengangkat wajahnya dan menatap wajah Lucy yang sudah semerah tomat.
"Sekarang kau miliku. Dan ini tanda kau miliku" mendengar kalimat Natsu Lucy langsung salting(aihh)
"Da-dasar pervert!" Ucap Lucy lalu berlalu meninggalkan Natsu yang masih cengir memandang Lucy.
"Apa kau tak ingin kuemani tidur malam ini Hime?" Natsu kembali menggoda Lucy. Membuat Lucy berhenti sejenak dan menoleh ke belakang.
"PERVERT!" Lucy langsung menuju apartemennya. Dia langsung masuk dan mengunci pintu apartemennya rapat. Lucy bersandar pada pintu sambil memegang lehernya.
"Milikknya... Katanya?" Lucy merasakan jantungnya berdetak kencang lagi. Dengan wajahnya yang merah padam
Natsu masih berdiri di luar apartemen. Dengan senyum diwajahnya.
"Gadis aneh..."
Pip..pip..pip..
"Ngh...": Lucy meraih ponselnya yang berdering dari atas meja. Matanya terlalu mengantuk untuk sekedar melihat layar ponsel, siapa gitu yang menelponnya pagi-pagi begini.
"Ohayou Luce.. apa tidurmu nyenyak?" mata Lucy langsung terbuka lebar mendengar suara penelpon itu. Wah... kayaknya udah bisa ditebak nih siapa penelponnya...=D
"Na...NATSU!?" Lucy memekik dan langsung bangkit dari tidurnya. Suara Natsu di seberang sana membuatnya sangat terkejut pagi ini (Morning Syok^^), dan Natsu hanya cekikikan disana. Reaksi Lucy memang sudah bisa ditebaknya dari awal.
"Kenapa!?" Lucy mengganti posisinya menjadi terduduk
"Hei.. berterima kasihlah padaku! Jika aku tak membangunkanmu kau pasti masih tidur sampai siang. Aku tak percaya ada wanita bodoh dan mirip babi sepertimu" celetuk Natsu ketus.
"APA!?"
"A-Aye,, aku hanya bercanda Luce. Aku hanya ingin bilang. Apa kita tak akan membicarakan soal pernikahan kita?" Natsu berusaha mencari alasan untuk meredam kemarahan Lucy. Dan dari suaranya sepertinya Lucy sudah hampir meledak
"Pe...Per...Perikahan..?" Lucy melongo. Ia tak menyangka Natsu akan memikirkan soal pernikahan itu. Diraskannya wajahnya mulai memerah dan jantungnya terasa berdegup kencang.
"Ah... kau memang bodoh! Nanti siang aku akan ke apartemenmu. Dandan yang cantik lho...!" terdengar tawa gurau Natsu diseberang sana, hingga panggilan itu berakhir dengan deretan suara tut...
Lucy menurunkan ponsel itu dari telinganya. Masih terngiang kalimat terakhir Natsu tadi sebelum ia menutup telpon itu. 'Dandan yang cantik lho..'. Deg..
"Ukh..." Perlahan tangan Lucy naik dan mendekap pipi kirinya dengan telapak tangan. Wajahnya masih memerah. Dan dapat ia rasakan telinganya terasa panas. Seakan nafas Natsu sampai menghembus telinganya.
"A...Apaan sih..." gumannya pelan sebelum ia beranjak dari atas ranjangnya.
*Natsu Place*
Ting... tong...
Natsu membukakan pintu dan mendapati Gray berdiri disana. Natsu mengerukan kheningnya sedang Gray hanya nyengir lebar
"Yo Natsu.." Gray langsung berjalan kedalam rumah Natsu dan menggeledah kulkas Natsu
"Apa maumu ice cube?" Natsu memandang Gray tengik
"Hei.. aku hanya ingin mengunjungimu pinkish" Gray mengibas ngibaskan tangannya. Walau Gray menyangkal Natsu yakin Gray punya maksud datang kerumahnya hari ini.
"Aku tahu kau punya tujuan datang kemari ice cube. Dan jangan memanggilku lagi dengan panggilan konyol itu"
Gray meletakkan kaleng cola ditangannya, dan mendekati Natsu. Gray tersenyum lebar lalu menepuk bahu Natsu. "Ahahaha... kau tahu saja pinkish~"
"Jangan panggil aku begitu!"
"Baiklah... baiklah Natsu! Malam nanti kami akan berkumpul untuk makan di kedai. Kau harus datang ya!" Natsu terdiam sejenak
"Nanti siang aku ada acara ke rumah Lucy" jawabnya singkat. Gray menaikkan sebelah alisnya. "Lucy?"
Natsu baru ingat. Dia belum menceritakan soal Lucy kepada Gray. "Hm... dia calon istiku, Lucy Heartfilia. Kami akan segera menikah" Natsu menjawab enteng dan beranjak duduk di sofa. Gray diam sejenak, sebelum ia menyeringai dan mendekati Natsu
"Kenapa kau memandangiku seperti itu!?" Natsu mendorong wajah Gray yang terlalu dekat dengannya.
"Wah... kau akan menikah Natsu? Artinya kau tak akan pernah sendirian!" Gray berbicara menggunakan logat yang menyebalkan dan membuat Natsu binging. "Hah!?"
"Hahaha... begini.. begini... kau tak akan pernah sendirian Natsu! Tidur bersama, makan bersama, bersantai bersama, mandi bersama, dan melakukan 'itu' bersama"Natsu membeku sekarang. Wajahnya mulai dihiasi oleh semburat semburat merah. Seringai Gray makin melebar melihat reaksi Natsu iu. Dan Gray kembali membuka suara
"Senangnya... ah ya! Bagaimana dengan bulan madu~"
"Cukup ice cube jangan bicarakan itu lagi!" Natsu memelototi Gray, tapi karena semburat merah masih bersemu dipipinya Gray hanya bisa tertawa lepas. Dan Natsu semakin kesal dibuatnya
"Hentikan! Lagipula apa kau sudah gila datang kesini dengan bertelanjang dada begitu!?"
"Hei.. rumahku hanya tiga blok dari sini Natsu" Gray menopang dagunya menatap sumingrah Natsu
"Tiga blok itu jauh Gray!"
*Back to Lucy*
Apartemen Lucy terlihat agak berantakan hari ini. Tumpukan baju berkumpul diatas ranjangnya. Sedangkan Lucy masih sibuk mengobrak abrik lemari pakaiannya.
"Ini... tak cocok. Ini... terlalu berlebihan. Yang ini... terlalu mini" Lucy berdiri didepan cermin sambil memilih beberapa baju ditangannya.
"Ah.. ini!" Lucy memeluk sebuah dress ditangannya. Dress selutut berwarna biru tosca dan dengan lengan sesiku menjadi pilihannya.
Lucy memandang dress itu dalam dalam. Sebuah rasa tak sabar dan gelisah menyelimuti hatinya. Apakah itu?
"Aku ini... kenap sih?"
*Back to Natsu*
NATSU POV
Akhirnya setelah berhasil mengusir Gray aku bisa agak tenang sedikit. Hah... apa benar yang dikatakan Gray tadi? Ahh... sudahlah! Lebih baik aku bersiap pergi menuju apartemen Lucy.
Akhirnya aku melesat juga menuju apartemen Lucy. Tunggu aku... Luce
END OF NATSU POV
Natsu memarkir mobilnya lalu segera memasuki gedung apartemen. Natsu mengambil ponsel dari sakinya dan membuka sebuah pesan. "Kamar nomor 256"gumannya pelan lalu mempercepat langkah kakinya.
Akhirnya dia tiba didepan sebuah pintu bertuliskan angka 256. Natsu mengetuknya perlahan. Dan perlahan juga pintu itu terbuka. Sosok Lucy mengenakan Dress tosca dengan rambitnya yang dinaikkan terpampang indah didepan pintu itu. Natsu tercengang dan tak bisa berkata apa-apa lagi
"Masuklah" Lucy membukakan jalan lebar untuk Natsu. Dan Natsu segera masuk kedalam apartemen Lucy. Dan harus Natsu akui. Apartemen Lucy sangat rapi dan terawat dengan baik.
LUCY POV
Ahhhh... dia masuk, bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan!?. Aduh.. kenapa jantungku tak tenang seperti ini? Aku harus bersikap bagaimana.?. kulirik Natsu yang telah duduk diatas sofa, dan kususul dia duduk di sofa. Ahh... dia terlihat.. tampan
"Hei aku belum makan siang. Boleh aku makan disini?" kalimatnya membuyarkan lamunantu. Segera kuberdiri dan kutatap dia
"Ah... te-tentu!" aku langsung berlari menuju dapur. Astaga. Ini membuatku gila. Setelah bekitar 30 menit berkutat didalam dapur. Akhirnya makannya siap. Segera aku datang menghampiri Natsu.
END OF LUCY POV
Lucy berjalan mendekati Natsu. Dan Natsu sedang tertidur pulas diatas sofa. Lucy tertawa geli melihat Natsu. Ternyata Natsu kelelahan. Entah dia sadar atau tidak, perlahan tangan Lucy membelai rambut Natsu
"Kau sangat manis saat tertidur"Guman Lucy pelan. Hingga tiba tiba Natsu menarik tangan Lucy sehingga Lucy jatuh dan menindih tubuh Natsu
"Benarkah? Kau juga manis"Natsu menyeringai kearah lucy yang hanya berjarak beberapa inci dari wajahnya. Dan Lucy langsung melepaskan diri dari Natsu dan bangkit berdiri.
"Pervert!" Natsu hanya tertawa mendengar teriakan Lucy. Hingga akhirnya dia menguap lagi.
"Jika kau memang mengantuk, tidur saja di ranjangku"Natsu menoleh ke arah Lucy yang menatapnya khawatir. Natsu membuang wajah sebentar lalu kembali menatap Lucy
"Tadinya aku maunya begitu. Saat aku ingin tidur di ranjangmu, aku melihat bantalmu penuh dengan warna. Semalam kau pasti tidur sambil ngiler. Dasar jorok!" Lucy tercengan mandengar kata-kata Natsu. Hei.. beraninya dia bicara seperti itu. "APA!?"
Lucy memukul mukul Natsu yang terus mengaduh sambil tertawa. Dan itu membuat Lucy semakin kesal. Hingga akhirnya mereka terjatuh. Dengan Lucy diatas Natsu. Astaga!
"Lu..Lucy-chan kau sedang apa?"
JEDERRRRR...
"Matilah aku!"
TO BE CONTINUED
Kira kira siapa yang datang ya readers?
Ahahaha... tunggu chapter duanya ya!
Jangan lupa di review ya readers
ARIGATOU GOZAIMASU
NALU FOREVER
.
.
.
