Dormitory Of Boys

Chapter 1

Rated T+

Warning: Yaoi/BoysLove, Typos, AU, etc.

Pair: Hali x Gempa slight other pair. Harem!Gempa

.

.

.

.

=3=

Disinilah ia, berdiri disebuah gerbang sekolah yang gosipnya merupakan sekolah terkenal dan terelit di manca negara. Pemuda bertopi hitam dan kuning kecoklatan ini terdiam gugup didepan gerbang. Ini adalah hari perpindahannya sekolah di SMA. Pemuda ini adalah Gempa.

Salah satu hal yang dikhawatirkan dan digugupkannya sekarang itu bukanlah karena takut akan ketatnya peraturan di sekolah ini atau karena takut menjadi murid terbodoh. Big No! Hell Yeah! Jangan anggap Gempa ini tidak pintar dalam bidang akademik maupun non-akademik, dia ini sangat sangat pintar. Ingat itu, sangat sangat pintar dan juga cerdas. Lalu apa yang membuatnya gugup dan khawatir? Well, sebenarnya yang ia gugupkan adalah karena sekolah ini berbentuk asrama. BERBENTUK ASRAMA! Yang artinya ia tidak bisa keluar dari sekolah dengan bebas dan hanya bisa menetap di lingkungan sekolah itu sampai lulus. Please, Gempa ini sangat menyukai kebebasan yang bisa melepas stressnya. Lah ini! Dipenjara oleh sekolah dengan kegiatan belajar, belajar, belajar dan belajar setiap hari. Hati ini sudah lelah, qaqa/Abaikan.

Selamat tinggal kebebasan dan selamat datang kehampaan~ haaahh... walau ini asrama khusus laki-laki tapi tetap saja Gempa tidak rela kebebasannya direnggut. No Free No Life. Tapi ya mau gimana lagi, ini permintaan orangtuanya dan salahkan diri Gempa yang bisanya nurut dan tak berani membantah. Ok jika begitu, SELAMAT DATANG HIDUP BARU! TATAKAE!/ Salah fandom oi!

Gempa mulai memasuki sekolah itu dengan hati yang tidak tenang. Ia berusaha mencari ruang guru dan oh lihatlah betapa besar sekolah ini. Tuhan!, cobaan apalagi ini?! Aku hanya ingin mencari ruang guru. Apa salahku?!, pikir Gempa frustasi.

Brak!

Dengan tidak sengaja, Gempa menubruk seseorang karena tadi ia sedang melamun frustasi. Bagus sekali Gempa! Baru pertama masuk sekolah kau sudah menubruk orang. Berharaplah dia tidak menghukummu and rest in peace Gempa.

"Aduh! Ah! Maafkan aku. Kau tidak apa-apa?" Tanya Gempa pada orang yang ditubruknya sambil membantunya berdiri.

"Tidak apa. Aku tidak apa-apa kok hehehe..." Ucap orang ini sambil terkekeh kecil dan membetulkan topi biru putihnya.

"Maaf. Aku benar-benar minta maaf. Aku ceroboh tadi." Ucap Gempa dengan gelisah dan takut. Dengan segera ia membungkukkan badannya tanda permintaan maaf.

"Hei, sudahlah. Aku tidak apa-apa kok. Ngomong-ngomong, kau murid baru ya? Perkenalkan, namaku Taufan! Salam kenal!" Ucapnya tersenyum lebar sambil menjulurkan tangannya untuk bersalaman.

"A-ahh ya, salam kenal. Aku memang murid baru disini. A-aku Gempa." Ucap Gempa dengan gugup disertai sembrutan merah tipis di pipinya.

"Hahaha... Kau lucu ya. Kau pasti mencari ruang guru kan? Kalau begitu, ayo ikut aku. Akan kutunjukan ruangannya."

"E-eh, tapi..." perkataan Gempa terpotong karena dengan cepat Taufan menarik pergelangan tangannya lalu segara berlari. Semantara Gempa hanya bisa mengikuti dan menundukkan wajahnya karena malu.

Selang beberapa menit, mereka telah sampai di depan ruang guru. Taufan mempersilakan Gempa untuk masuk dan Taufan menunggu Gempa diluar ruangan. Setelah Gempa mendapatkan hasil dan keperluan sekolahnya, ia menghampiri Taufan dengan gugup.

"Jadi, kelasmu dimana? Lalu kamarmu dimana?! Apakah kita sekelah? Apakah kita sekamar? Pasti iya kan!" Ucap Taufan dengan heboh dan semangat disertai wajah yang sudah berbinar-binar.

"Em... Kelasku X-A dan kamarku no 158." Ucap Gempa dengan gugup.

"Wah! Kita sekelas dan sekamar! All Hail! Puja kerang ajaib! Ayo Gampa! Ku tunjukan kamar kita berdua, eh maksudku berlima." Ucap Taufan dengan gembira lalu menarik kembali pergelangan tangan Gempa.

"Apa katanya?! Berlima! Yang benar saja. Tuhan, cobaan apa lagi ini! Kebebasanku~!" Batin Gempa frustasi dan pasrah.

=Kamar 158=

Taufan membuka kamar dan Holy shit dude! Ini kamar atau rumah?! Besar banget! Kamar itu terdiri dari 8 ruangan yang terbagi menjadi 5 kamar tidur, dapur, ruang tamu, dan ruang santai. Sementara kamar mandi disediakan dikamar tidur masing-masing. Gempa hanya bisa melongo dan diam terpaku. This's just a dream, this's just a dream, this's just a dream..., gumam Gempa berulang-ulang. Oh asal kau tau Gempa, bahwa ini semua bukanlah sebuah mimpi.

"Gempa, ayo masuk. Selamat datang di kamar 158 ini! Semoga kau betah ya. Dan kamarmu ada disebelah kamarku. Selamat bersenang-senang selama 3 tahun ini dan mohon bantuannya!" Ucap Taufan Tersenyum lebar dan menuntun Gempa menuju kamar baru Gempa.

"Selamat datang kehidupanku yang baru." Batin Gempa sweetdrop.

=TBC=

A/N: Halo semua! Ini adalah fanfic pertama ku pada fandom ini. Jadi maaf jika ceritanya kurang menarik hehehe... :D

-Mind to review?