Sumimasen! Hola Hunter X Hunter Mania! Kay kembali datang!
a-yey! Kali ini Kay dating dengan membawa fic baru. Sebelum membacanya, Kay mau bilang kalo fic Kay ini asli karya sendiri. Kay sama sekali ngak pernah nyamain atau meng-copy sedikit pun cerita yang lain. Kalau ada kesamaan itu pun hanya ketidak sengajaan.
Dan…. Ini adalah fic untuk Whity Pesrl-san. Happy Brithday Whity-san! Moga panjang umur, sehat selalu, makin cantik, makin pinter, plus dapet jodoh kaya Kuroro/plak.
Baik. Dari pada BT ngedengerin author ngoceh mending langsung aja…
Disclaimer : Hunter X Hunter pasti punya Yoshihiro Togasi-sama.
Pairing : karna Kay cuma rela Kurapika jadi punya aniki, jadi KuroFemKura yang pasti.
Genre : Romance tapi kalo ada tambahan juga boleh.
Author : author terkece sepanjang zaman, Kay Inizaki-chan (audience muntah-muntah)
Summary : Kurapika Kuruta bertemu kembali dengan teman sekaligus rivalnya setelah 6 tahun lamanya, Kuroro Lusifer. Kuroro yang Kurapika kenal sebagai seorang anak laki-laki yang pintar, pendiam, dan sering menangis diam-diam saat temannya mengejek soal lambang aneh di dahinya, Kini telah berubah menjadi seorang pemuda yang menawan, cerdas, jahil padanya, misterius, dan sedikit menyebalkan. Namun satu hal yang tidak berubah dari Kuroro bagi Kurapika adalah Kuroro sebagai rivalnya terbaiknya dalam segala hal. Hari-hari bersama rival spesialnya pun kembali ia jalani meski harus dengan perjuangan yang berat agar bisa tetap bersama.
My Seldom Rival
Chapter 1
You…..
.
.
.
Hozomi School (HS), sekolah berlambang sebuah sayap termewah dan terelite yang ada di York Shin City yang di kepalai Netero. HS merupakan sekolah tempat anak orang kaya, anak para pejabat, dan anak yang memiliki pemikiran yang luar biasa bersekolah. HS juga merupakan sekolah terluas di York Shin City. Sangking besarnya, HS sudah seperti kota kecil tersendiri dengan fasilitas yang super lengkap. Hs juga menyiapkan apartemen bagi para siswanya. Walau satu apartemen berjumlah 4 orang, tapi namanya juga sekolah mewah, tentu saja apartemen tersebut terkesan sangat mewah.
Hozomi School di bedakan atas 2 tingkatan, yaitu tingkatan Hozomi Junior School (HJS) yang setingkat SMP, dan Hozomi High School (HHS) yang setingkat SMA. Walau pun begitu. Namun murid HJS dan HHS tampak bersama selalu bersama di waktu-waktu tertentu. Kalau soal kualitas, HS tak perlu di tanya.
Pagi hari yang cukup cerah di perkarangan utama HS yang super luas, tampak seorang gadis manis berambut blode berblezer abu-abu, kemejanya berwarna putih dengan sulaman emas berbentuk sebuah sayap di ujung kerah kirinya, pita berwarna biru muda dengan pin berbentuk wajik berwarna merah sebagai pengikatnya, rok setengah paha yang lebih gelap dari bezernya, stoking hingga bawah lutut, serta sepatu berwarna coklat memasuki tempat itu.
"Ohayo, Mizushima oji-san!" sapa gadis itu pada seorang tukang kebun dengan ramah.
"Ahahaha. Ohayo Kurapika. Seperti biasa berangkat pagi-pagi sekali,ya?" jawab orang itu dengan senyuman yang khas.
"Tidak terlalu pagi, kok. Kan sekarang sudah jam 06.13."
"Begitukah? Padahal jam pelajarn di mulai pukul 08.00, kenapa kau selalu berangkat pagi?"
"Hm….. biar bisa belajar di sekolah." Jawab gadis itu ragu.
"Oh…. "
"Saya pergi dulu, Mizushima oji-san!" ucap gadis itu seraya membungkuk pelan.
"Ya. Selamat belajar!" balas pria setengah baya itu melambai pada Kurapika yang berjalan santai meninggalkannya.
Gadis berambut blode itu terus berjalan, kini ia ada di lorong kelas 2 gedung A yang ada di lantai 3. Mata shappirenya terus memandang pemandangan di luar melalui jendela yang ada di lorong itu. Kemudian ia berhenti dan berbelok di sebuah ruangan yang bertuliskan 2G-A HHS. tiba-tiba ia berhenti dan menatap seseorang yang tampak asing di ruangan itu dengan heran.
'Apa aku salah kelas?' batinnya menatap keluar ruangan dan melihat papan yang tergantung di kelas itu.
'Tidak! Ini memang kelasku.' Batinnya lagi. Lalu ia kembali menatap seorang pria yang membelakanginya dan kini tengah menatap ke luar kelas. Pemuda yang merasakan kehadiran Kurapika itu pun segera menoleh. Ia lalu tersenyum pada Kurapika dan membuat sedikit rona di pipinya.
"O-ohayo, senpai!" sapa gadis itu pada pemuda di hadapannya.
"Ohayo! Jangan panggil aku 'Senpai'! aku juga seangkatan denganmu, kok. Angkatan 133. Baik, aku permisi dulu. Sayonara!" sapa pemuda itu seraya pergi meninggalkan ruangan. Kurapika masih menatap kepergiannya denagn heran. Pemuda itu mengenakan blezer abu-abu dengan kemeja putih dan dasi merah, di ujung kerahnya terdapat lambang yang sama dengan Kurapika, celana panjang berwarana lebih gelap dari blezernya, sebuah sepatu hitam yang menghiasi kakinya, rambutnya yang turun berwarna hitam legam, matanya berwarna onix, dan sebuah lambang aneh di dahinya.
'Lambang itu….' batin Kurapika tersentak. Ia lalu berlari ke ambang pintu.
"Maaf! Tapi apa kita pernah bertemu sebelumnya?" teriaknya pada pemuda bermata onix itu. Namun pemuda itu hanya berbalik sebentar dan tersenyum lalu kembali berjalan. Kurapika hanya menatap kepergiannya dengan menahan kesal.
'Senyuman? Jawaban macam apa itu?', Kurapika lalu berjalan menghampiri sebuah bangku terpojok dekat jendela di ruangan itu dan mendudukan dirinya. Ia menghela napas panjang, kemudian merogoh tasnya. Merasa sesuatu yang ia cari sudah di temukan, ia pun menarik tangannya. Sebuah buku bercover coklat. Mata shappirenya langsung terbuai dengan kata-kata yang tertera di lembaran demi lembaran buku itu. Namun kehikmatannya langsung tergangu oleh sebuah suara yang tak asing baginya.
"KURAPIKA!" teriak seseorang berambut putih berlari ke arah Kurapika. Rambut putihnya acak-acakan, penampilannya tak rapi, dasi biru yang longgar menggantung di lehernya, sebuah kancing di kemeja putihnya yang terbuka tak di gubris, celananya berwarna biru tua, di kerahnya tedapat lambang HS dengan sulaman benang perak.
"Kenapa, sih? Pagi-pagi bukannya memberi salam malah berteriak! Menggangu tahu!" semprot Kurapika emosi tidak terima waktu yang menyenangkan bersama bukunya di ganggu oleh mahluk pengusik ini.
"Gomen-gomen!" balas anak itu, lalu tampak seorang anak bermbut hitam sebaya dengan anak bersurai putih itu memasuki kelas 2G-A dengan napas yang memburu.
"Host- killua-host host-kau ini-host host host-cepat sekali larimu-host-kalau soal PR." Ucap orang itu menompangkan tangannya pada lutut.
"Payah kau Gon, masa baru lari sebentar kau sudah kelelahan?" balas anak yang berasal dari kelas 2B-C HJS itu.
"Jadi, kau datang sepagi ini untuk itu?" ucap Kurapika.
"Tentu saja." Jawab Killua innocent. Kurapika lalu menjitak kepala anak itu.
"Karna kau sudah menjitak kepalaku, saatnya kau jawabsoal-soal ini!" cengir Killua.
"Kenapa bisa begitu? Lagian kenapa kau tak tanya Gon?"
"Aku sudah mencoba mengerjakannya. Tapi tetap aku tidak bisa." Ucap Gon menyodorkan sebuah buku. Kurapika mengerutkan dahi. Ia memperhatikan buku yang di sodorkan Kurapika. Lalu mulai menjelaskan apa yang mereka tanyakan.
"Nah, kalian sudah mengertikan?" tanya Kurapika menatap Killua dan Gon.
"Arigathou, Kurapika-chan!" balas Killua nyengir.
"Jangan panggil aku seperti itu dasar-Killua-maniak-choco-robo-kun." Ucap Kurapika malas.
"Apa katamu?" tanya Killua.
"Tidak!"
"Aku dengar kau mengatakan sesuatu."
"Tidak."
"Hey sudahlah! Lebih baik sekarang kita belajar untuk nanti ulangan Killua." ajak Gon menarik Killua keluar kelas. "Jaa Kurapika."
07.25
Kelas yang tadinya sepi kini telah berunah menjadi gaduh. Kurapika yang tidak mau acara membacanya di ganggu akhirnya memilih mendengarkan musik lewat handphonenya.
"Kya…. Masa, sih?"
"Murid baru?"
"Kau serius?"
"Cewek atau cowok?"
"Tanyanya satu-satu dong." Rumpi para ratu gosip di kelas favorit itu. Tahukah kalian kenapa Kurapika tidak bergabung dengan mereka? Pertama, dia itu ngak suja ngegosip. Kedua, dia ngak tertarik ama hal-hal yang bukan minatnya. Ketiga, dia itu cewek abnormal/plak. Dan yang terakhir, karna dia ngak denger *gubrak.
Teng Teng teng Teng
Bel berbumyi. Tanda bahwa sebentar lagi pelajaran akan di mulai. Namun sudah 10 menit kelas 1G-A HHS menunggu, tetap saja tak ada seorang guru pun yang memasuki kelas itu. Kelas pu makin gaduh. Sang leader malah ikut-ikutan menambah kegaduhan. Dan Kurapika tetap asyik dengan kegiatannya. Ya, gadis itu memang di kenal sebagai gadis kutu buku. Selain itu tahun lalu Kurapika di angkat sebagai murid teladan (telat datang pulang duluan –bukan-). Padahal waktu itu dia masih kelas 3 HJS.
"SEMUA DUDUK! MENCHI-SENSEI DATANG!" teriak seseorang dari pintu. Tanpa di komando para murid kelas 1G-A HHS itu pun segera merapikan diri. Begitu juga dengan Kurapika setelah mendapatkan beberapa tepukan di bahunya.
ZREEEET.
Pintu terbuka. Tampak seorang guru berambut pink diikat 5 memasuki ruangan itu di ikuti seorang siswa. Mata Kurapika terbelalak. Ia baru sadar bahwa kini tepat di sebelah kanannya terdapat bangku kosong yang baru.
"Ba-bangku itu…" gumam Kurapika heran. Namun bukan hal itu yang membuatnya heran, namun bagaimana bisa seorang murid baru masuk kelas berat?
"Ohayo Minna-san! Hari ini sensei bawakan kalian teman baru. Nah, silahkan!" ucap guru berambut pink itu.
"Arigathou Menchi-sensei!" ucap pemuda yang menutupi lambang aneh di dahinya dengan poni itu seraya sedikit membungkuk pada Menchi. "Ohayo Minna! Perkenalkan! Nama saya…"
続けて
BERSAMBUNG
hai-hai! Akhirnya kesampaian juga ngupdate cerita ini. Udah ketebakkan siapa murid baru itu? Hoke! Sekedar info, mungkin next chap bakalan hampir mirip ama sebuah cerita. Soalnya Kay sendiri heran kok bisa mirip. Tapi suer dah! Ini cerita buatan sendiri, asli! Kay bukan plagiat. Btw….
Review adalah kekuatan yang besar bagi para author untuk membuat cerita.
Jadi please your review! ^^v
