Cho Kyuhyun, seorang pilot yang selamat dari kecelakaan maut jatuhnya sebuah pesawat mengalami Fear of Flying atau rasa takut untuk terbang, bertemu dengan Choi Siwon, seorang namja yang tengah berusaha meraih impiannya menjadi pilot terbaik, mampukah Siwon mengembalikan impian Kyuhyun yang telah dibuangnya jauh – jauh karena ketakutan yang dialaminya itu? Ataukah ia justru merelakan Kyuhyun menyerah begitu saja?

Fly Baby, Fly

Chohyunnie present

A wonkyu fanfiction

Main Cast : Cho Kyuhyun and Choi Siwon

Desclaimer : I have nothing except the story, semua cast punya Tuhan dan entertainment masing – masing

Warning : BL, DLDR, Typo(s), tidak sesuai EYD, No Bash

.

Di udara kau adalah pemegang nyawa kami, tapi dalam hidup, Tuhan-lah yang mengatur semuanya,

Happy Reading

.

"bank angle" berulang – ulang suara dari system keamanan berbunyi ditambah dengan berkedipnya lampu penanda bahaya terdengar di malam yang larut kala itu, teriakan – teriakan panik yang berasal dari dalam kokpit menambah kacau keadaan. Seorang namja tengah berusaha mengembalikan moncong pesawat yang terlalu turun melebihi batas sehingga alarm penanda "too low" kembali terulang, "too low too low" lampu EGPWS terus berbunyi hingga akhirnya suara alarm yang terdengar mengerikan mengakhiri penerbangan hari itu.

"aigoo, bagaimana kau bisa mendapatkan lisensi untuk boeing 777 yang kau impikan jika dalam simulasi seperti ini saja gagal terus, padahal perusahaan sudah mempromosikanmu" seorang namja bertubuh tinggi besar keluar dari ruang simulasi milik SJ Air. Salah satu maskapai swasta terbaik Korea Selatan.

Dibelakangnya mengekor namja lain yang hanya bisa menggaruk – garuk kepalanya yang tidak gatal, "tapi sunbaenim aku sudah melakukan apa yang tercetak di buku panduan. Semua sudah sesuai prosedur, tapi kenapa .. appo" ucapannya terpotong ketika kepalan tangan mendarat tepat di kepala namja yang terlihat tampan itu.

"yak Choi Siwon pabbo! Kau bisa membunuh ratusan nyawa jika tidak belajar dengan serius, ck, ujian untuk mendapatkan lisensi itu akan berlangsung enam bulan lagi dan kau masih belum mahir mengatur system triple seven, bagaimana jika kau ingin mendapatkan lisensi untuk jumbo jet 747, bisa – bisa namamu langsung dicoret sebelum mendaftar"

"mwo? Yaaa Kangin sunbaenim, itu tidak akan terjadi, untuk triple seven saja aku belum mahir, mana mungkin aku pergi ke 747, bunuh diri itu namanya"

Choi Siwon, seorang pilot dari SJ Air yang berasal dari desa kecil di pinggiran kota Busan kini tengah dalam masa pembelajaran private bersama Kim Young Woon atau lebih sering dipanggil Kangin. Kakak kelas Siwon yang kini adalah seorang pengajar di SJ Air. Saat ini Siwon tengah berusaha mendapatkan lisensi baru untuk menerbangkan pesawat yang lebih besar setelah mendapatkan promosi dari perusahaan.

"Siwon –ah apa kau membawa uang?" tanya Kangin sambil melirik jam tangannya dan berjalan keluar meninggalkan kawasan ruang simulasi.

Siwon merogoh saku mantel cokelatnya dan mengeluarkan dompetnya, "hanya dua ribu won sepertinya" jawab Siwon sambil menunjukkan lembaran uang yang ia punya.

"kau seorang pilot tapi di dompetmu hanya ada dua ribu won? Kemana gajimu selama ini eoh" Kangin merebut paksa uang di tangan Siwon dan membiarkan sang empunya menggerutu,

"aku tidak sepertimu yang punya banyak uang sunbaenim, uang yang kupunya semua untuk keluargaku di desa"

"cih, kau fikir aku bodoh, gajimu itu sangat besar, jika kau sumbangkan semua untuk keluargamu di desa, dalam satu bulan mereka sudah jadi jutawan dan pindah ke kota" Kangin memasukkan id card yang di pakainya ke dalam mesin absensi dan meletakkan jempolnya juga di mesin tersebut.

Kini keduanya telah berada di lobby utama kantor milik SJ Air. Lalu lalang karyawan masih terlihat meski waktu sudah menunjukkan akhir jam kantor. Siwon dan Kangin berjalan bersebelahan sambil berbincang kecil.

"kudengar Kyuhyun –ssi telah keluar dari rumah sakit"

"benarkah?"

"yang kudengar juga begitu"

"syukurlah, kantor rasanya sepi tanpa kehadiran Kyuhyun –ssi"

Siwon mengerutkan keningnya saat telinganya mendengar perbincangan beberapa staff SJ Air yang melintas di sebelahnya, namja tampan itu menoleh ke arah Kangin dengan pandangan bertanya, "Kyuhyun –ssi itu siapa? aku tidak mengenalnya?"

Kangin nampak berfikir sebelum menjawab pertanyaan Siwon, "kau memang tidak mengenalnya, saat kau masuk perusahaan ini Kyuhyun –ssi sedang berada di rumah sakit" jawab Kangin. Udara dingin langsung terasa menusuk ketika keduanya telah keluar dari lingkungan kantor. Musim dingin kali ini benar – benar lebih ekstrim dari sebelum – sebelumnya.

"rumah sakit? Memang dia kenapa?" Siwon merapatkan mantel yang ia kenakan dan memakai syalnya,

"kau ingat kecelakaan pesawat yang terjadi sekitar tiga tahun lalu?"

Siwon memiringkan kepalanya, coba mengingat – ngingat, "ah kecelakaan karena gagal landing itu?"

"ya yang itu, Kyuhyun –ssi adalah salah satu dari sepuluh korban selamat dari kecelakaan tersebut"

"jinjjayo?" mata Siwon melebar,

"yah begitulah, aku tidak mengerti bagaimana persisnya, karena pihak perusahaan menutupi kebenaran dari para karyawan. Hanya saja dari yang aku dengar, dia satu – satunya orang yang selamat diantara seluruh penumpang yang duduk di bagian depan, anehnya pada saat ditemukan ia berada dalam kokpit padahal setahuku saat itu ia berada di barisan business class , ya meski ia mengalami luka parah, tapi entahlah, rahasia Tuhan memang tidak pernah ada yang tahu, bukankah begitu?" Kangin mengingat – ingat cerita yang ia tahu dari beberapa rekan di SJ Air,

"begitukah?" Siwon mengangguk – anggukkan kepalanya sebelum memasuki mobilnya dan berpisah dengan Kangin. Namja itu masih harus menyiapkan kondisi fisiknya untuk melakukan penerbangan ke Jepang besok.

Jika dibilang lelah ia merasa sangat luar biasa lelah. Di sela – sela jadwal terbangnya, Siwon masih harus tetap belajar dan berlatih untuk medapatkan lisensi triple seven. Tapi namja itu tidak pernah mengeluh, ia sangat suka dengan pesawat. Sejak kecil sang ayah pasti membawanya ke bandara untuk melihat – lihat burung besi itu. Bahkan ia rela belajar siang dan malam hanya untuk lulus dan mendapatkan beasiswa untuk menjadi pilot.

Siwon menutup pintu mobil Hyundai putihnya cukup keras, mengakibatkan gantungan berbentuk pesawat kecil dengan lambang SJ Air bergoyang – goyang kecil di spion dalamnya. Siwon memakai sabuk pengamannya dengan perlahan ketika otaknya tiba – tiba teringat akan cerita dari Kangin, "Kyuhyun –ssi ya, orang seperti apa dia sehingga Tuhan memberinya kehidupan kedua" namja tampan itu lalu menyalakan mesin mobilnya dan berlalu dari tempat parkir bersiap untuk kembali ke apartment yang ia huni sendiri selama ini.

.

"Selamat datang" suara kasir salah satu supermarket menyapa seorang namja yang baru saja masuk sambil berlari kecil. Siwon, namja tersebut lalu melambatkan langkahnya saat udara hangat supermarket menggantikan rasa dingin di tubuhnya. Tidak menyangka jika malam ini akan terjadi hujan salju.

"huft, aku benci makan di luar, karena terlalu sibuk aku sampai lupa membeli persediaan mie instant" Siwon berjalan menuju rak – rak yang penuh dengan ramyeon berbagai rasa. Matanya meneliti setiap sudut rak mencari apa yang ia inginkan, ramyeon dengan rasa super pedas, Siwon langsung tersenyum lebar menampilkan lesung di kedua pipinya ketika bungkusan tersebut terlihat di ekor matanya.

Tangan Siwon menyentuh sebungkus mie instant yang hanya tersisa satu dan bersiap mengambilnya ketika ada tangan lain yang ikut memegang bungkusan tersebut. Siwon sudah akan menyemprot seseorang yang dianggapnya tidak sopan itu, namun ia malah tertegun ketika melihat siapa yang ada di sampingnya.

Seorang namja dengan kulitnya yang putih pucat, hidung yang mancung dan bibir yang terlihat kissable itu tiba – tiba menghentikan dunia Siwon. ia terdiam, mematung. Mata bulat bak boneka itu menatapnya dengan tatapan dingin dan kosong. Membuat dada Siwon berdesir hangat. Ditambah wajahnya yang terbilang cantik untuk ukuran namja semakin membuat Siwon terpana dan tanpa sadar terus menatapnya tanpa berkedip.

Tanpa mengucapkan apapun bahkan tanpa rasa bersalah namja itu merebut mie instant yang sudah ada dalam genggaman tangan Siwon dan berlalu begitu saja. Bahkan dengan bodohnya Siwon terus memperhatikan punggung pria muda yang berjalan ke arah kasir itu, membayar belanjaannya yang sepertinya hanya beberapa bungkus ramyeon instant.

Siwon kemudian tersadar dari lamunannya saat namja asing tersebut telah pergi, ia melongo melihat mie yang sejak tadi ia pegang telah menghilang dari tangannya, "mwo?! Ya! Dasar tidak sopan, aish itu satu – satunya ramyeon kesukaanku yang tersisa, aigoo aku malas sekali kalau harus pergi ke supermarket lain di saat hujan salju begini, ck awas saja kau jika bertemu lagi. Huh, mentang – mentang dia manis bisa seenaknya saja menggunakan pesonanya" ucap Siwon tanpa mengetahui kalimat apa yang baru saja keluar dari bibirnya.

Akhirnya dengan lesu Siwon berjalan keluar lagi dari supermarket dan memutuskan untuk makan malam di tempat Kangin saja. Toh sunbae nya itu tidak pernah menolak kedatangannya. Kemudian, mobil Hyundai berwarna putih tersebut berjalan meninggalkan area supermarket tanpa menyadari di sisi mobilnya namja yang tadi sempat merebut perhatiannya tengah berdiri dan menatapnya dengan intens.

.

"Siwon –ssi hari ini kau akan pergi ke Jepang bukan? Jangan lupa bawakan aku oleh – oleh dari sana okey" seorang pria tinggi kurus menepuk keras bahu Siwon yang saat itu tengah melihat data – data yang ia perlukan di komputer.

"aish Shim Changmin pergi dari sini, aku tidak akan membeli oleh – oleh, asal kau tahu aku langsung terbang lagi ke China dua jam berikutnya" Siwon berjalan menuju ruangan disamping nya untuk mengecek cuaca yang harus ia lalui dalam penerbangan nanti karena kali ini ia akan bertindak sebagai pic atau pilot in command, ialah kaptennya kali ini.

"kau pelit sekali padaku, akukan sudah memberimu hadiah saat aku terbang ke Inggris kemarin" Changmin masih coba membujuk Siwon untuk membelikannya oleh – oleh dari Jepang.

"ck kenapa kau tidak beli sendiri sih, kau kan bisa membelinya jika terbang ke Jepang, kenapa harus aku, jika kau mau membeli sesuatu dari sana berikan uangnya padaku, aku akan membelikan apapun yang kau mau" ucap Siwon final dan meminta co-pilot nya untuk melakukan briefing, namja itu lalu mendorong Changmin keluar dari ruangan dan mengunci pintunya.

"aigoo dasar pelit, kau menyebalkan Choi Siwon" teriak Changmin dari luar dengan suaranya yang terkenal sangat menyakitkan telinga jika berteriak.

Siwon hanya menggeleng – gelengkan kepalanya menghadapi tingkah kekanakan namja jangkung tersebut. Setelah melakukan briefing beberapa saat, Siwon memutuskan untuk berjalan sebentar keluar sekedar untuk mencari udara segar. Masih ada waktu sebelum melakukan pengecekan pesawat yang selalu ia lakukan setiap kali akan terbang.

"semoga tidak ada salju nanti, ish runway akan sangat licin jika salju turun di Jepang" Siwon mengamati layar yang menampilkan keadaan cuaca di kota Tokyo. Namja tampan itu lalu berjalan keluar dari ruangan khusus untuk para air crew, namun tepat saat ia berbelok seseorang menabrak bahunya cukup keras, "appo" ringisnya, "ya! Kalau jalan lihat li…hat" Siwon tertegun ketika melihat siapa pelaku penabrakannya.

"kau kan?" namja itu menuding seseorang di depannya yang sepertinya pernah ia lihat, "aku sepertinya pernah melihatmu, tapi di mana ya?" Siwon coba mengingat – ingat setiap orang yang pernah ia temui dalam hidupnya tanpa menyadari jika namja yang tadi menabraknya kembali meninggalkannya seorang diri, bahkan ia sempat berkata pabbo dengan sangat pelan saat melewati Siwon.

Mata Siwon melebar sempurna ketika otaknya telah berhasil mengingat siapa orang tersebut, "ramyeon pedas" namja itu menjentikkan kedua jarinya di depan wajahnya, "ya! Kau yang di supermarket tadi malam kan. Lho kemana dia pergi?" Siwon menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan mencari keberadaan namja tersebut, "aish dia benar – benar tidak sopan, ck, tapi, dia siapa? Rasanya aku tidak mengenal namja itu? Dan kenapa dia bisa berada di sini? Ini kan ruangan khusus untuk para air crew" Siwon lalu mengangkat kedua bahunya dan melotot kaget saat melihat jam yang ia kenakan ternyata mati, "mwo? Jamku mati? Astaga jam berapa sekarang, kenapa aku begitu bodoh tidak tahu jika jamku sendiri mati" dengan tergesa – gesa Siwon kembali masuk ke dalam ruangan sekedar mengecek waktu.

Tanpa Siwon sadari, namja yang tadi menabraknya tersenyum tipis dan berjalan meninggalkan ruangan yang di desain minimalis namun tampak mewah itu. Nama Cho Kyuhyun tersemat dengan rapi pada id card yang ia kenakan.

.

Dengung keras suara pesawat yang melakukan take off atau landing terdengar indah di telinga. Seorang namja menatap kosong ke arah apron yang menampilkan puluhan pesawat sedang parkir. Udara dingin tidak membuatnya berkeinginan untuk masuk ke dalam area bandara untuk mencari kehangatan, malah ia berdiri tanpa mengenakan jaket atau mantel apapun dan berdiri di sebuah tempat berupa anjungan yang memang dikhususkan untuk siapa saja yang ingin melihat pesawat dengan jelas tanpa halangan. Dan dianjungan bandara Incheon inilah namja itu berada. Cho Kyuhyun tengah menatap kegiatan yang terjadi di area apron.

"ini surat pengunduran diriku sajangnim" Kyuhyun meraih id card yang masih tergantung di dadanya dan menggigit bibirnya kuat – kuat saat apa yang baru saja ia lakukan membuatnya sesak. Fikirannya melayang pada kejadian beberapa saat lalu.

Flashback

"aku senang kau sudah keluar dari rumah sakit Kyuhyun –ssi" Leeteuk, pemilik sekaligus CEO dari SJ Air menyambut kedatangan Kyuhyun yang hari itu mengenakan seragam pilotnya seperti biasa. Kyuhyun tersenyum kecil dan membungkuk hormat, "duduklah, sudah lama aku tidak berbicara padamu, maafkan aku yang jarang mengunjungimu saat di rumah sakit dulu" Kyuhyun lagi – lagi memaksakan sebuah senyuman kecil untuk membalas komentar Leeteuk, "bagaimana keadaanmu saat ini?" tanya Leeteuk dengan senyuman di wajahnya,

"ini surat pengunduran diriku sajangnim" tanpa membalas pertanyaan Leeteuk atau mengatakan basa – basi lebih dulu Kyuhyun menyerahkan surat pengunduran diri beserta id card yang ia miliki pada pria di hadapannya. Kyuhyun menundukkan kepalanya, tidak berani menatap sang pimpinan.

Leeteuk nampak tertegun sesaat, namun ia berhasil mengatasi keterkejutannya, "pengunduran diri? Apa maksudumu Kyuhyun –ssi?"

Kyuhyun menggigit bibirnya kuat – kuat, takut jika keputusannya akan berubah jika ia tidak bisa mengatasi perasaannya sendiri, "aku… aku tidak bisa terbang lagi sajangnim" lirih namja itu pelan,

"kenapa?"

"aku tidak tahu, rasanya, setiap kali aku berada di kokpit, kejadian itu kembali muncul dan terus berputar dalam kepalaku, aku sama sekali tidak bisa mendekati kokpit lagi sajangnim, jadi, daripada aku berada di sini dan membuatmu kecewa, lebih baik aku pergi" jelas Kyuhyun dengan suara bergetar. Ia tahu, ia tidak bisa meninggalkan udara, pilot adalah impiannya yang selalu ia perjuangkan dengan susah payah seumur hidupnya, melepas mimpinya sama saja membunuhnya secara perlahan. Tapi, Kyuhyunpun sadar, menjadi seorang pilot memiliki tanggung jawab yang sangat besar, ratusan nyawa ada di pundaknya, ia tidak mungkin terbang dengan kondisinya yang seperti ini.

"fear of flying maksudmu?" gumam Leeteuk lirih, Kyuhyun mengangguk kecil. Leeteuk menghela nafasnya, pria berusia lima puluh sembilan tahun itu berdiri dari kursi kerjanya dan berjalan mendekati Kyuhyun, menarik namja itu ke dalam pelukannya, "kenapa kau harus mengalami hal ini Kyuhyun –ssi, kau adalah salah satu pilot kebanggaan yang aku miliki, yang perusahaan miliki. Aku tahu bagaimana setianya kau pada SJ Air, menolak semua tawaran yang diberikan perusahaan lain, menolak semua gaji besar yang mereka tawarkan dan menolak semua kesempatan untuk mencoba pesawat yang lebih dari yang pernah kau terbangkan" Kyuhyun melebarkan matanya semampu yang ia bisa, berusaha untuk tidak menangis karena ucapan Leeteuk.

Leeteuk melepaskan pelukannya dan menepuk kedua bahu Kyuhyun. Dengan tangan gemetar Kyuhyun menyerahkan dua buah badge dengan empat garis warna kuning berjajar rapi kepada Leeteuk, sebuah tanda jika adalah seorang kapten, "pilot di SJ Air bukan hanya aku sajangnim, kehilangan satu orang saja tidak akan menjadi masalah untuk perusahaan"

"tapi jika yang pergi adalah pilot kebanggaan bagaimana? Kau adalah pilot nomer satu di SJ Air, meski banyak pilot senior yang kami miliki, tapi kau adalah yang terbaik diantara yang terbaik, Kyuhyun –ssi, kumohon pikirkanlah lagi keputusanmu" Leeteuk mengembalikan badge itu ke tangan Kyuhyun dan meraih surat pengunduran diri beserta id cardnya.

"aku sudah memikirkannya matang – matang sajangnim" bisik Kyuhyun,

"aniyo, kau hanya sedang dalam masa emosi Kyuhyun –ssi, aku akan membawamu ke psikiater, bagaimana? Mereka bisa mengatasi ketakutanmu"

Kyuhyun menggeleng, "aku sudah melakukannya dan semua sama saja,"

"jika kau tidak bisa berada di balik kokpit beradalah di bawah, di darat, mengajari para calon pilot atau…"

"AKU TIDAK BISA MENDEKATI KOKPIT, SAJANGNIM" teriak Kyuhyun tiba – tiba, namja itu langsung menyesali tindakannya, "maafkan aku, aku tidak bermaksud membentak anda"

Leeteuk kembali menghela nafasnya dan menatap Yesung, namja yang ikut datang bersama Kyuhyun dan berdiri diam di sisinya sedari tadi, Yesung menggeleng kecil coba memberi tanda pada Leeteuk jika ia yang akan bicara pada Kyuhyun nanti.

"Kyuhyun –ssi, lebih baik kau istirahat saja dulu, tubuhmu masih belum pulih sepenuhnya bukan? Istirahatlah sebanyak yang kau bisa, aku akan memikirkan mengenai pengunduran dirimu nanti, untuk sementara kau masih tetap sebagai seorang pilot di SJ Air, aku akan selalu menunggumu kembali ke kokpit selama yang kau mau" Leeteuk memakaikan lagi id card milik Kyuhyun dan memasangkan badge berwarna empat garis kuning itu ke bagian pundak pakaian yang dikenakan Kyuhyun, "kau boleh pergi"

Kyuhyun tidak menjawab apapun, ia hanya menunduk kecil dan berjalan pelan meninggalkan Leeteuk,

"sajangnim" panggil Yesung,

"apa salah anak itu Yesung –ssi?"

Yesung hanya menunduk, "sajangnim, Kyuhyun –ssi adalah anak yang kuat, aku yakin dia pasti melewati ketakutannya" Leeteuk menatap Yesung dengan lekat, "aku yang akan bertanggung jawab untuk itu sajangnim, biarkan aku yang membantunya, aku tidak ingin ia menyesal seumur hidup karena salah dalam mengambil keputusan"

"aku percayakan dia padamu Yesung –ssi" ucap Leeteuk lirih, ia terlalu terkejut denga kejadian yang tiba – tiba saja terjadi itu. Leeteuk lalu melangkah ke jendela yang ada di belakangnya, pemandangan yang menampilkan suasana bandara Incheon terlihat di sana, "Tuhan, aku mohon berilah kebahagian untuk Kyuhyun –ssi, apapun keputusannya, semoga aku bisa menerimanya nanti"

Flashback End.

"kau selalu berada di sini jika sedang banyak pikiran ya"

Kyuhyun menoleh sekilas ke arah suara yang terdengar di telinganya, lalu kembali menatap ke arah apron bandara, "tiga tahun aku tidak melihatmu dengan seragam itu kenapa rasanya sekarang aku berharap kau tidak pernah melepas nya lagi "

Kyuhyun tertawa kecil, "aku malah ingin melepas seragam ini sekarang juga"

"apakah kau adalah Cho Kyuhyun yang selama ini ku kenal? Cho Kyuhyun yang keras dan tidak pernah menyerah pada apapun yang ia lewati? Cho Kyuhyun yang berhasil mendaptkan penghargaan sebagai siswa termuda yang berhasil mendapatkan lisensi untuk menerbangkan pesawat komersil, Cho Kyuhyun yang setiap tahun mengejutkan dunia karena selalu berhasil mendapatkan lisensi menerbangankan pesawat dengan tipe yang berbeda? Apakah kau benar - benar Cho Kyuhyun yang itu?" namja itu menggeram, ia masih belum bisa menerima jika Kyuhyun sempat ingin mengundurkan diri dari perusahaan walau ditolak oleh Leeteuk, ia tidak sengaja mendengar percakapan mereka saat akan menemui Leeteuk tadi.

Kyuhyun kembali tertawa, tahu jika namja disampingnya ini menguping pembicaraannya dengan sang sajangnim "sepertinya yang kau sebutkan tadi bukan aku orangnya, Cho Kyuhyun yang kau maksud mungkin… seharusnya sudah mati tiga tahun lalu" Ekspresi marah tercetak jelas di wajah seseorang yang berada di hadapan Kyuhyun, "kenapa? Apa kau tidak suka dengan pernyataanku? Aku akan katakan lagi dengan jelas. Cho Kyuhyun, telah mati, tiga tahun lalu, saat ia menyadari jika ia sudah tidak bisa lagi menyentuh kokpit" ada nada getir yang terdengar jelas di suara milik Kyuhyun, "kenapa saat itu Tuhan tidak mengambil nyawanya juga? Kenapa Tuhan justru menyelamatkannya? Bukankah dengan kematian, Cho Kyuhyun ini tidak akan menderita selama tiga tahun, tidak mengalami kesedihan karena harus membuang impiannya jauh – jauh hanya karena fear of flying?"

Semilir angin menerbangkan helaian demi helaian rambut rambut kedua namja yang tengah berhadapan tersebut, "tidak bisakah kau melawannya? Aku sudah mengenalmu sejak kita sama – sama duduk di akademi SJ Air, kau bukan orang yang mudah menyerah seperti ini Kyuhyun –ah"

Kyuhyun mengalihkan pandangannya dan menghela nafas, "aku juga sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi ketakutan ku, tapi, entahlah, setiap kali aku menyentuh wilayah kokpit, aniyo, setiap kali aku memasuki badan pesawat, saat itu semuanya seperti neraka dan aku tidak pernah sanggup untuk melangkah lebih jauh lagi" jujur Kyuhyun,

"jadi kau putuskan untuk menyerah?" namja dengan empat garis kuning yang sama seperti milik Kyuhyun di kedua bahunya bertanya,

"jika aku tidak menyerah lalu aku harus apa? kau mungkin tidak tahu, selama di rumah sakit sudah tak terhitung berapa banyak usaha yang kulakukan untuk bunuh diri, tapi Tuhan selalu menggagalkannya, aku bahkan merasa marah pada Tuhan karena membuatku seperti ini. Kenapa dia tidak membunuhku saja saat itu, kenapa dia harus menyiksaku dengan semua ini" Kyuhyun mengatakan kalimat tersebut dengan nada tinggi, seolah – olah meneriakkan apa yang salama ini menyesakkan hatinya, "aku salah apa selama ini? Aku tidak melakukan kecurangan, aku belajar lebih keras dari yang lain, aku meraih impianku dengan kemampuanku sendiri, tapi kenapa sekarang Tuhan justru membuat seluruh kerja kerasku tidak berguna" setetes air mata lolos membasahi pipi chubby namja itu, mata bak bonekanya meredup, menandakan tidak adanya cahaya kehidupan di sana.

Namja yang ada di samping Kyuhyun hanya bisa memandangnya sedih tanpa mampu mengucapkan apapun, ia melangkahkan kakinya dan tanpa ragu menarik Kyuhyun kedalam pelukan hangatnya, "aku masih ingin terbang hyung, aku masih ingin terbang lebih tinggi, terbang lebih jauh, aku tidak mau berhenti dengan cara seperti ini, kenapa Tuhan jahat padaku hyung, kenapa, apa salahku pada Nya selama ini" Kyuhyun menumpahkan semua kesedihannya dan menangis dengan keras, ia memukul – mukul dada pria yang sedang mendekapnya saat ini.

Sekuat apapun seorang Cho Kyuhyun, ia hanyalah manusia biasa yang juga memiliki rasa lemah, ia terpuruk saat ini, menderita. Ia merasa tidak berguna, "sssh, jangan bicara seperti itu Kyu, jangan salahkan Tuhan, ini semua sudah takdir dari Tuhan, kau tidak boleh berkata seperti itu, minta maaflah pada Nya , Kyu, minta maaflah, kau pasti tahukan, Tuhan tidak akan pernah memberikan cobaan yang melebihi kemampuan hamba Nya,. Tuhan memberimu cobaan ini karena Dia tahu kau pasti bisa melewatinya Kyu, aku akan membantumu, aku akan selalu di sampingmu, jadi jangan berkata seperti itu lagi ne"

.

.

"Incheon tower, this is SJ Air flight zero one five ready to taxi IFR with sierra" Siwon memperhatikan co-pilot Oh yang kali ini terbang bersamanya, namja itu tersenyum tipis melihat bagaimana kemampuan juniornya itu meningkat pesat. Sambil memakai sarung tangan putihnya dan memperhatikan kembali seluruh instrument yang ada di dalam kokpit Siwon terus memastikan apa yang di katakan oleh kru atc sesuai dengan apa yang di ucapkan co-pilot Oh.

Siwon sudah bersiap untuk melakukan tindakan selanjutnya ketika matanya melihat seseorang yang lagi – lagi ia rasa tidak asing, pesawat yang akan ia terbangkan memang berhenti tepat berada di depan seseorang yang tengah berpelukan itu, "bukankah itu si ramyeon pedas? Apa yang dia lakukan di sana? Apa dia menangis?" batin Siwon, kosentrasinya sedikit terpecah dan ia terus saja memperhatikan namja manis itu dari kaca kokpit, Siwon bahkan tidak mendengarkan lagi ucapan co-pilot Oh dan kru atc, kepalanya terus ia arahkan menuju tempat Kyuhyun berada padahal posisi pesawat sudah siap untuk melakukan taxi.

"kapten Choi, kapten Choi?" co-pilot Oh memanggil pic nya kali ini dengan pelan, namun Siwon nampaknya masih belum tersadar dari dunianya, Co-pilot Oh mulai gusar karena kru atc terus menanyakan kenapa mereka tidak kunjung melakukan taxi, "Siwon sunbaenim" Co-pilot Oh akhirnya dengan terpaksa mengguncang tubuh Siwon dan sedikit berteriak agar namja itu terasdar,

"ne?"

"ah syukurlah, anda tidak apa – apa kapten Choi? Dari tadi anda melamun, kita sudah terlambat dua menit untuk melakukan taxi"

Mata Siwon melotot, ia menepuk keningnya dan merutuki kebodohannya, habislah ia, setelah ini, saat ia kembali mendarat di Seoul ia pasti akan terkena teguran dari atasan.

"anda baik – baik saja?" tanya co-pilot Oh khawatir,

"ah ne, maafkan aku, sepertinya aku sedikit lelah, tapi tidak apa – apa" Siwon akhirnya coba untuk mengembalikan kosentrasinya dan mulai menjalankan pesawat meninggalkan area apron untuk menuju taxi way, meski sesekali ia menoleh ke arah di mana Kyuhyun berada, "kenapa aku harus memikirkan namja itu? Aku bahkan tidak kenal dengannya" batin Siwon saat sadar kosentrasinya mulai pecah lagi, "tapi, wajahnya itu, seperti wajah orang yang sedang tersiksa, astaga, Choi Siwon kosentrasi, kosentrasi" Siwon menggeleng - gelengkan kepalanya coba lebih fokus pada pekerjaannya saat ini.

.

"Siwon –ssi, kau sadar kan apa yang telah kau lakukan saat penerbangan ke Tokyo tadi pagi" Siwon menundukkan kepalanya saat ia disidang karena kesalahannya. Yesung berdiri di samping Siwon karena pria tersebut adalah penanggung jawab para pilot SJ Air,

"maafkan saya"

"berikan alasan kenapa kau bisa terlambat dua menit dalam melakukan taxi, dua menit di dalam penerbangan adalah waktu yang sangat berharga, kau tahu itukan? Bahkan satu detikpun sangat berarti bagi seluruh airline yang ada di Incheon, bayangkan berapa kerugian yang terjadi jika mereka terlambat sampai dua menit"

Siwon semakin dalam menundukkan kepalanya, ia benar – benar menyesal karena telah melakukan ksealahan yang seharusnya tak ia lakukan, "kau sedang dalam masa pelatihan untuk mengambil lisensi?" seorang petinggi SJ Air membaca laporan mengenai Siwon, "apakah pantas perusahaan memberikanmu promosi sementara kau melakukan kesalahan"

"Siwon –ssi, sebenarnya kau bisa dihukum lebih berat lagi" Leeteuk yang kali ini memimpin langsung proses teguran untuk Siwon meletakkan file yang sedari tadi ia baca, "tapi karena kau termasuk salah satu pilot terbaik SJ Air maka aku akan menguranginya"

"sajangnim" beberapa protes langsung terdengar di dalam ruangan bermeja bundar tersebut,

"Siwon –ssi kau diskors selama dua hari dan untuk pelatihanmu, kau dilarang masuk ruang simulasi selama dua hari, sebagai gantinya aku akan meminta salah satu pengajar untuk memberikan pelajaran teori kemudian jam terbangmu juga akan dikurangi, lalu Yesung –ssi, aku memberikanmu hukuman skorsing selama tiga hari, gajimu juga akan dipotong untuk menutupi kerugian yang terjadi karena dua menit itu. Rapat kali ini bubar, kalian bisa kembali bekerja" Leeteuk berdiri dari kursinya dan tersenyum sambil menepuk bahu Yesung, namja itu tahu jika sajangnimnya itu memilki rencana lain tentang hukuman Siwon kali ini, tapi entahlah, ia tidak pernah bisa menebak jalan pikiran Leeteuk.

"kau pasti lelah, pulang dan istirahatlah, mengenai hukuman itu jangan kau pikirkan"

"maafkan aku, karena aku anda jadi terkena imbasnya" Siwon menatap penuh penyesalan kearah Yesung dan dibalas senyuman oleh pria empat puluh tahun itu,

"jangan pikirkan apapun dulu, pulang dan istirahat saja, aku yakin sajangnim tahu yang terbaik untukmu" Yesung lalu melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Siwon sendirian di dalam ruangan besar tersebut.

Siwon menghela nafasnya dan mengusap dengan kasar wajahnya, "setidaknya aku berhasil melakukan tugasku dengan baik satu hari ini meski pikiranku selalu kemana - mana karena mengingat namja ramyeon pedas itu" Siwon akhirnya bangkit berdiri dan keluar dari ruang sidang nya.

Di tempat lain, Leeteuk tengah memegang sebuah file berisi surat perintah untuk salah satu karyawannya, surat perintah dadakan yang ia buat beberapa jam lalu.

.

.

Kyuhyun menatap Leeteuk dengan pandangan bertanya ketika sajangnimnya tersebut tidak mengucapkan sepatah katapun dan hanya menampilkan senyum malaikatnya saja sejak tadi. Namja berusia dua puluh delapan tahun itu lalu menanyakan maksud dan tujuan Leeteuk memintanya menghadap, "sajangnim, aku tahu ada yang anda pikirkan saat ini, apapun itu, aku rasa…" kalimat Kyuhyun terhenti ketika Leeteuk menyodorkan sebuah map berwarna biru safir dengan lambang SJ Air di atasnya, "surat perintah?" kening Kyuhyun mengerut ketika membaca bagian awal sebuah dokumen yang ada di dalam map,

"ne, dan itu adalah permintaanku secara langsung untukmu Kyuhyun –ssi"

"mengajarkan teori?"

"kau mendapatkan lisensi triple seven dengan nilai yang mengagumkan, jadi apa salahnya kau membantu salah seorang pilot kami yang pastinya adalah rekan kerjamu juga, dia sedang dalam masa pembelajaran, dan daripada kau diam tanpa melakukan apapun di rumah lebih baik aku memintamu mengajarinya dasar – dasar bagaimana untuk menerbangkan triple seven" ucap Leeteuk panjang lebar,

"tapi sajangnim"

"tidak ada tapi – tapian Kyuhyun –ssi, kau masih karyawan di sini dan pastinya kau tetap harus mematuhi perintahku bukan?" Leeteuk tersenyum kecil,

"cih dasar orang tua" kesal Kyuhyun melihat sikap menyebalkan bosnya itu,

"aku mendengarmu, Kyuhyun –ssi" Leeteuk kembali menampilkan senyum malaikatnya, namun berarti horror bagi Kyuhyun, ia tahu bagaimana julukan Leeteuk selama ini,

"baiklah – baiklah, tapi aku minta bayaran besar untuk ini, dia… ck, sepertinya akan sedikit sulit mengajari orang ini" Kyuhyun membaca profil yang ikut tertera di dalam map, "Choi Siwon ya" meski samar, tapi Leeteuk menangkap ada rasa gembira yang terpancar di mata Kyuhyun, di mata yang sejak tiga tahun lalu terasa dingin dan kosong itu.

"berapapun bayaran yang kau minta akan kusediakan, asal kau tidak pergi kemana – mana, mengerti, Kyuhyun –ssi?"

"ne ne, anda tenang saja, aku tidak akan kemana – mana, jika sudah tidak ada lagi yang perlu disampaikan aku pergi dulu, ah ya sajangnim, beritahu Choi Siwon –ssi, datang ke ruang pembelajaran jam tujuh tepat" Kyuhyun melangkah dengan santai meninggalkan Leeteuk yang tidak tersinggung sama sekali diperintah seperti itu oleh salah satu anak didik kesayangannya. Biar bagaimanapun dia adalah pemimpin tertinggi sekaligus pemilik SJ Air, siapa yang berani bersikap kurang ajar seperti itu jika bukan Cho Kyuhyun?

"aku benar – benar merindukan sikap kurang ajarmu itu Kyuhyun –ssi, sudah lama sekali rasanya kau tidak memerintahku seakan – akan kaulah bos di sini" Leeteuk menggeleng – gelengkan kepalanya, namun senyuman tak pernah lepas dari pria tersebut, "sekretaris Jang, hubungi Siwon –ssi dan minta dia besok jam tujuh tepat datang ke ruangan kelas lantai tiga" Leeteuk langsung menghubungi sekretarisnya dan menyampaikan pesan yang diminta oleh Kyuhyun tadi.

Leeteuk meraih lembaran kertas berisi profil serta track record milik Siwon dan Kyuhyun, ia membandingkan kedua pilot berbeda usia dua tahun itu dan tersenyum kecil, "Choi Siwon, aku baru tahu kau pernah mengecap pendidikan psikologi, hhh, semoga saja dia bisa mengembalikan Kyuhyun seperti dulu" Leeteuk menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya dan memutar benda tersebut hingga menghadap ke arah jendela, "kita tidak akan pernah tahu jika belum mencobanya bukan?"

.

.

Siwon berjalan mondar – mandir di dalam ruang kelas yang memang terdapat di kantor SJ Air, namja itu menelan ludahnya beberapa kali, entah mengapa ia merasa gugup saat ini. Padahal ini bukanlah pertama kalinya ia kembali belajar, tapi kali ini semuanya terasa berbeda. Ia merasa ada sesuatu yang nantinya akan terjadi dan itu bisa saja merubah kehidupannya setelah ini.

Berbeda dengan Siwon yang terlihat gugup, di tempat lain, seorang namja yang terlihat tinggi dengan kulit putih pucatnya berjalan santai memasuki lift menuju lantai tiga. Kemeja putihnya dilengkapi dengan celana kain berwarna hitam membungkus rapi kaki – kaki jenjangnya. Tak lupa balutan sepatu kulit mahal melengkapi penampilan menawan namja tersebut, penampilannya semakin sempurna dengan id card yang menggantung rapi di dadanya.

Jantung Siwon semakin berdegup kencang ketika samar – samar ia mendengar dentingan suara lift yang berada tepat di sebelah ruang pembelajaran. Siwon merasa kedua tangannya mendingin dan jantungnya semakin berdetak tak karuan ketika langkah kaki terdengar melewati lorong dan Siwon nyaris terlonjak saat pintu ruangan terbuka dengan cukup keras.

Siwon menelan ludahnya dan menunudukkan kepalanya, tidak berani melihat seseorang yang akan menjadi pengajarnya saat ini,

"apakah itu sikapmu menyambut seorang pengajar?" suara dingin dan tegas itu membuat keringat membasahi seluruh tubuh Siwon meski ac dalam ruangan bekerja sangat baik.

Dengan takut – takut Siwon mengangkat kepalanya dan jantungnya hampir saja meledak jika ia tidak bisa menguasai diri, namja yang ada di hadapannya adalah seseorang yang telah membuatnya berada di tempat ini sekarang, namja yang sempat mengacaukan kosentrasinya, "kau… ramyeon pedas" ucap Siwon tanpa sadar sambil menunjuk namja yang ada di hadapannya,

-tbc-


Hai hai hai, hyunie datang dengan ff baru, mianhae, bukannya melanjutkan ff yang ada malah membuat cerita baru lagi, tp tetep dua ff lain akan segera dilanjutkan ^^

Apakah ada yang suka dengan ff ini? Kalau kalian suka silahkan review yaaa, kalau ga review ga lanjut #maksa kkkkk~~~

Sampai jumpa di chapter berikutnya

Chohyunnie

2015-08-29