My Servant is Naughty Naughty!

By. Lee HyeRi

.

Disclaimer : Semua chara disini milik Tuhan YME dan milik diri mereka masing-masing. Kyuhyun milik Sungmin, dan Sungmin milik Kyuhyun. :D

Rated : M

Main pairing : KyuMin (Kyuhyun x Sungmin)

Genre : Romance

Summary : Kehidupan Sungmin yang berubah drastis setelah memutuskan bekerja di rumah keluarga Cho. "Cih! Kau akan menyesal karena menunjukan sisi 'liar'mu padaku, Sungmin-ah," laki-laki itu menyeringai dengan tatapan penuh nafsu. Sungmin POV. Yaoi. KyuMin! Warning Inside! RnR

.

.

Annyeong~
saya kembali membawa fic baru. *plak* padahal fic lainnya juga belom dilanjutin. Hehe

Mianhae...

Jika ada yang pernah baca fic saya di fandom sebelah, pasti tahu cerita ini seperti apa.

Hikari Hyun Arisawa, dengan fic The 'Baby'sitter. Itu fic milik saya di akun saya yang lain. :D

Jadi jangan berpikir saya melakukan plagiat atau semacamnya.

Fic itu saya buat sekitar satu setengah tahun yang lalu dengan tema straight. Namun saya merubahnya menjadi YAOI di fic kali ini. Jadi lumayan banyak yang saya rubah dari konsep cerita aslinya. Semoga kalian suka. :D

.

.

===000===

Chapter 1

Hari ini adalah hari yang menyenangkan bagiku. Pertama kalinya aku, Lee Sungmin, mendapat pekerjaan tetap di usiaku yang baru menginjak 19 tahun. Setelah lulus SMA, aku tidak melanjutkan kuliah karena minimnya biaya. Sebenarnya aku benar-benar iri melihat teman-temanku yang dengan bahagianya bisa kuliah di Universitas yang bagus.

Tetapi tidak lama setelah aku lulus SMA, aku mendaftar di sebuah sekolah musik. Disana aku diberikan pendidikan untuk satu tahun. Namun setelah lulus dari sana, aku tidak mendapat pekerjaan yang cocok. Aku sempat bekerja di sebuah toko yang menjual alat-alat musik, tapi aku merasa tidak nyaman dengan suasananya. Dan yang masih perlu digarisbawahi adalah tingkat pendidikanku yang tidak begitu tinggi menyebabkanku tidak berani bermimpi terlalu jauh untuk mendapat sebuat pekerjaan dengan bayaran tinggi. Aku sempat mondar-mandir mencari perkerjaan yang bisa membuatku nyaman. Dan sekarang aku mendapatkannya!

Orang tuaku sudah meninggal lima tahun yang lalu. Sekarang aku tinggal bersama Nari-ahjumma. Dia adik dari ibuku. Aku tidak terlalu akrab dengannya. Meskipun begitu, sebenarnya aku mendapat pekerjaan ini juga karena rekomendasi darinya.

Nari-ahjumma, yang sebelumnya telah bekerja selama delapan tahun di rumah keluarga Cho sebagai kepala pelayan, merekomendasikan diriku pada majikannya yang memang sedang membutuhkan seorang pelayan baru untuk mengurus anak bungsunya. Awalnya aku agak ragu dengan tawaran itu. Pekerjaan itu benar-benar di luar pemikiranku. Tapi dari pada aku tidak bekerja dan hanya menyusahkan Nari-ahjumma, mungkin mencoba bekerja disana tidaklah buruk. Aku akan dapat gaji besar jika menerima pekerjaan itu -hampir lima kali lipat dari gajiku saat bekerja di toko musik. Jadi menurutku tidak ada salahnya kalau aku mencoba untuk menerima pekerjaan ini.

.

.

.

Dan akhirnya hari pertama aku bekerja telah tiba. Nari-ahjumma membawaku masuk ke dalam rumah yang sangat besar. Ini adalah rumah yang akan aku tinggali. Aku memang harus mengurus semua keperluan anak dari majikanku selama 24 jam, jadi selama bekerja, aku akan tinggal disini untuk seterusnya. Sebenarnya aku agak keberatan dengan hal ini. Kenapa aku harus tinggal disini? Sedangkan Nari-ahjumma dan para pelayan lainnya punya jam kerjanya sendiri; yaitu datang jam 8pagi pulang jam 9malam. Tetapi karena itu satu-satunya cara agar bisa mendapat pekerjaan, terpaksa aku terima.

Aku berhenti di depan sebuah kamar. Kamar ini tidak terlalu besar. Tetapi lebih besar dari kamarku di rumah Nari-ahjumma.

Ahjumma memberiku kunci kamar ini dan memberitahuku kalau ini adalah kamar yang akan aku tempati. Aku masuk ke dalam kamar yang sebentar lagi akan menjadi kamarku itu. Di dalamnya terdapat tempat tidur dan lemari pakaian yang lumayan besar. Aku merasa fasilitas itu cukup untukku yang notabene hanyalah sebagai pelayan di rumah ini.

"Sungmin, kau bereskan barang-barangmu lalu aku tunggu di dapur. Ada beberapa hal yang harus ku beri tahu tentang pekerjaanmu," kata ahjumma sambil berlalu meninggalkanku sendirian.

Nari-ahjumma, dari dulu dia memang selalu dingin padaku. Aku segera membereskan barang-barangku dan merebahkan tubuhku ke tempat tidur. Hmm.. rasanya nyaman. Tiba-tiba aku baru sadar kalau aku tidak tahu dimana dapurnya. Buru-buru aku bangun dan melangkah keluar dari kamarku.

Aku berjalan mengelilingi rumah ini. Aku melihat ada seorang laki-laki yang sedang memarahi seorang pelayan.

"Kau pikir dengan memecahkan vas bisa menaikan gajimu? Dasar bodoh!" kata laki-laki itu dengan pandangan marah.

"Maafkan saya Tuan Muda Kyuhyun. Saya benar-benar tidak sengaja menjatuhkannya. La-lagipula saya tidak akan menjatuhkan vas kalau Anda tidak menabrak saya," kata pelayan itu dengan wajah ketakutan sampai aku tidak tega melihatnya.

"Jadi kau berani menyalahkanku, hah? Sialan!" orang yang bernama Kyuhyun itu akan menampar pelayan itu.

"Tunggu! Kau ini apa-apaan sih? Dia 'kan sudah minta maaf," kataku pada laki-laki itu.

Kyuhyun mengurungkan niatnya untuk menampar si pelayan, dia berbalik melihatku.

"Kau siapa?" tanyanya dengan wajah malas.

"Aku pelayan baru. Aku baru bekerja hari ini," jawabku.

"Jadi kau yang akan melayaniku, eh?" laki-laki itu menatap tubuhku dari atas sampai bawah. Aku tidak mengerti dengan kata-katanya. Melayaninya? Apa sih maksudnya?

"Hmm.. menarik. Datang ke kamarku nanti malam," lanjutnya sambil menyeringai yang menurutku itu menjijikan. Ya.. walau ku akui dia sangat tampan.

"Tu-tunggu! Kau salah! Aku-"

"Sampai jumpa nanti malam," dia memotong kata-kataku dan pergi begitu saja.

.

.

===000===

.

.

"Jadi kapan aku mulai bekerja?" tanyaku pada Nari-ahjumma.

"Harusnya hari ini. Tapi ada beberapa hal yang harus aku jelaskan terlebih dahulu sebelum kau bekerja. Jadi besok pagi kau bisa bekerja tanpa banyak bertanya,"

Aku hanya mengangguk setuju pada pemikiran ahjumma.

"Kau harus mengurus anak bungsu dari keluarga ini. Dia sangat manja dan pemarah. Aku tahu nanti kau akan kesulitan menghadapinya. Tapi ku harap kau bisa bersabar dengan kelakuannya."

"Umh! Aku mengerti. Memangnya berapa umur anak itu?" tanyaku penasaran.

"17 tahun," jawab Nari-ahjumma.

"Hah?"

"Kau sudah tanda tangan kontrak kerja dengan Nyonya Cho, 'kan? Kau sudah tidak bisa berubah pikiran,"

"Tapi-"

"Tidak ada tapi, Sungmin! Kau akan dapat gaji besar kalau kau menerima pekerjaan ini. Kau tidak mungkin selamanya menumpang hidup padaku!" Nari-ahjumma menatap tajam ke arahku.

"Ba-baiklah," aku menundukan wajahku. Nari-ahjumma benar. Aku tidak boleh terus bergantung padanya. Sudah terlalu lama aku menyusahkannya. Membuatnya harus membiayai sekolahku sampai aku lulus. Sekarang aku tidak boleh mengecewakannya.

.

.

"Apa yang harus ku lakukan setiap harinya?" kataku memulai pembicaraan lagi.

"Jam 6pagi, bangunkan dia sambil membawakannya secangkir teh hangat. Ingat ya? Kau harus bisa membangunkannya. Sementara dia mandi, kau ke dapur menyiapkan sarapan untuknya. Koki disini datang jam 8 –sama seperti pelayan yang lainnya. Jadi kau harus memasak sendiri untuk sarapan. Sampai sini ada pertanyaan?"

Aku menggeleng pelan dan melanjutkan mencatat tugas-tugasku.

"Setelah itu, kau antarkan sarapan itu ke kamarnya. Selagi dia makan, kau siapkan baju untuknya. Karena saat ini dia masih kelas 3 SMA, kau harus siapkan seragamya dan memeriksa keperluan sekolahnya. Dan pastikan dia tidak telat ke sekolah. Ini perintah langsung dari Nyonya Cho. Kau mengerti?"

Aku hanya mengangguk pelan. Aku benar-benar berpikir kalau Nyonya Cho terlalu memanjakan anak bungsunya.

"Kau harus mengontrol jadwal makannya. Anak itu suka lupa makan karena asik bermain game. Dan kau harus menurutinya. Ingat ya, Sungmin! Dia itu gampang marah. Walaupun kau kesal dengan kelakuannya nanti, sebisa mungkin jangan buat dia marah,"

"Aku mengerti. Lalu, siapa nama anak itu?" tanyaku.

"Cho Kyuhyun,"

Cho Kyuhyun? Cho... Kyuhyun? Aku berpikir sejenak. Kurasa tadi aku mendengar nama itu. Akh! Laki-laki yang marah-marah itu. Tidak! Aku tidak mau mengurusnya! Yang benar saja!

"Nari-ahjumma, aku-"

"Sungmin, aku katakan sekali lagi, jangan buat Tuan Muda marah dan memecatmu. Karena aku merekomendasikanmu dengan mempertaruhkan pekerjaanku sendiri,"

Aku terkejut mendengarnya. Berarti kalau aku dipecat, Nari-ahjumma juga akan dipecat?

Tapi, apa aku mampu untuk tidak melakukan kesalahan? Aku benar-benar harus berusaha.

.

.

===000===

.

.

Aku duduk termenung di kamarku. Ini sudah malam. Semua pelayan sudah pulang. Nyonya Cho sedang ke luar kota. Tuan Cho yang merupakan kepala keluarga dirumah ini katanya sedang di luar negeri dan sibuk dengan urusan bisnisnya. Berarti di rumah ini hanya ada aku dan Kyuhyun. Tidak! Ada 4 satpam di luar rumah. Haaaah… aku jadi ingat besok aku harus mulai bekerja. Tiba-tiba aku teringat kejadian tadi siang saat bertemu laki-laki yang bernama Cho Kyuhyun itu.

'Hmm.. menarik. Datang ke kamarku nanti malam.'

Haishh! Kenapa aku malah teringat kata-kata itu! Menyebalkan! Untuk apa ke kamarnya malam-malam? jangan-jangan? TIDAK!

'Sungmin! Kenapa kau jadi berpikiran kotor seperti itu sih?' pikirku dalam hati. Mungkin aku harus ke dapur dan minum segelas air untuk menyegarkan pikiranku.

.

.

Aku membuka lemari es dan mengambil botol air. Lalu menuangkan air dibotol itu pada sebuah gelas. Aku sedang akan minum ketika ada lengan yang memeluk pinggangku dari belakang. Aku mencoba menengok ke belakang. Cho Kyuhyun!

"Apa yang Anda lakukan? Tolong lepaskan saya," Kataku sopan. Sebisa mungkin tidak boleh membuatnya marah.

Kyuhyun tidak melepaskanku. Dia malah mengeratkan pelukannya di pinggangku dan mendekatkan bibirnya di samping telingaku.

"Siapa namamu?" bisiknya ditelingaku.

A-apa sih yang dilakukan Kyuhyun? Kenapa tiba-tiba aku jadi gugup begini? Oh, Tuhan tolong aku…

"Sungmin. Lee Sungmin," jawabku setenang mungkin. Padahal entah kenapa jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya,

"Sungmin, ya? Hmm. Setelah kau minum, cepatlah ke kamarku!" Kyuhyun melepas pelukannya dan meninggalkan aku yang masih mencerna kata-katanya. Ke kamarnya? Dan hanya ada dia dan aku di dalam rumah ini. Oh, Tuhan… sebenarnya apa yang mau dia lakukan?

Terlintas pikiran kotor lagi di otakku. Buru-buru aku menghilangkan pikiran itu mengingat aku dua tahun lebih tua dari Kyuhyun. Tidak mungkin dia tertarik padaku. Pasti hanya pikiranku saja yang sudah kacau.

.

.

Aku mengetuk pintu kamar Kyuhyun. Dia membukanya dan menyuruhku masuk. Aku lihat dia mengunci pintu kamarnya dan melempar kunci itu ke sembarang tempat. Dia menyeringai mesum. Menjijikan sekaligus mengagumkan.

Aku sedikit takut. Tetapi aku masih berpikir kalau dia tidak mungkin tertarik padaku.

Tetapi sepertinya aku salah!

Kyuhyun mendorong tubuhku ke tempat tidurnya. Dia menindihku. Aku benar-benar kaget.

"Tuan Muda! Lepaskan aku!" kataku sambil menggeliat untuk melepaskan diri. Aku tidak bisa sopan lagi pada laki-laki ini!

"Stt!" dia meletakan telunjuknya di depan bibirku untuk menyuruhku diam.

Aku terdiam dan tidak mencoba untuk melepaskan diri lagi.

Ku lihat dia menenggelamkan wajahnya di samping telingaku.

"Sungmin-ah, sekarang kau milikku!"

.

.

"Lepaskan aku sekarang juga, Tuan Muda!" kataku pelan.

Kyuhyun menatap mataku. Aku merasa ada yang salah dengan pandangan itu. Pandangan yang memikat dari seorang Cho muda. Mata coklat kelamnya terasa menyeretku ke dunianya. Dunia dimana seorang Cho Kyuhyun bisa menguasai apapun. Termasuk diriku.

Sejenak aku terpana melihat sosok sempurna di depanku. Wajah yang sempurna. Wajah itu bisa menjerat siapapun yang melihatnya dengan jarak sedekat ini. Dekat. Dekat sekali sampai bisa tercium wangi tubuhnya yang menghanyutkanku. Sepertinya Cho bungsu ini hanya perlu beberapa detik untuk memikatku. Love in the first sight, eh? Dan sialnya aku bukan orang yang bisa tahan dengan tawaran seindah ini. Tetapi aku bukan orang yang seenaknya tidur dengan siapa pun. Walaupun ku akui kalau aku pernah tidur dengan kekasihku waktu SMA dulu.

Ku coba mengembalikan kesadaranku. Hanya ditatapnya dengan jarak sedekat ini saja bisa membuatku terjebak dalam keindahan matanya.

"Cukup panggil aku Kyuhyun. Aku tidak suka kau terlalu sopan padaku," katanya sambil mengusap pelan pipiku.

"Baiklah Kyuhyun-sshi, lepaskan aku!"

"Kalau kau bisa mengalahkanku, akan ku lepaskan."

Mengalahkan? Aku coba berpikir apa maksud kata-katanya. Kyuhyun mendekatkan bibirnya ke bibirku. Aku mulai mengerti maksudnya. Jadi mengalahkan dia dalam hal French kiss, eh? Itu terlalu mudah bagiku!

Kyuhyun mengecup pelan bibirku. Ku rasakan syaraf-syaraf di bibirku seolah mengirim implus getaran ke seluruh tubuhku. Aku agak sedikit gugup menerima perlakuannya. Namun aku mencoba menikmatinya. Kyuhyun menjilat bibirku seolah menyuruhku untuk membuka mulutku. Ku buka mulutku untuk menyambut lidahnya. Ku rasakan lidahnya mulai mengintimidasi seisi rongga mulutku. Menyapu langit-langit mulutku dan membuatku sedikit mendesah.

"Mmmhh... mhh.. hmm.. ahh..." aku tidak bisa menahan suaraku. Ciumannya terasa enak meski belum sepenuhnya nikmat. Aku tesenyum kecil di sela-sela ciuman kami.

Saatnya serangan balik! Aku gerakan lidahku yang semula pasif. Ku coba memainkan lidahku juga untuk menekan-nekan lidah Kyuhyun.

Ku dorong lidahnya keluar dari mulutku dan lidahku pun melesak kedalam mulutnya. Dengan susah payah ku balikan posisiku menjadi di atas tubuh Kyuhyun. Ku tarik kepalanya untuk semakin memperdalam ciumanku.

"Ngghh.. mhh..." Kyuhyun sedikit mengerang saat lidahku mulai mengintimidasi balik mulutnya. Ku lakukan lebih liar dan lebih ganas dari ciumannya tadi. Dan akhirnya putra bungsu keluarga Cho ini pun harus mengakui kehebatanku.

Kami melepaskan ciuman kami dan Kyuhyun pun melepas pelukannya di pinggangku.

Aku tersenyum senang melihat kekalahan dari Kyuhyun. Aku berdiri dan merapikan bajuku yang sedikit berantakan. Ku lihat wajahnya kusut menahan marah. Nafasnya pun terengah-engah karena ciuman panjang tadi.

'Dasar anak kecil! Kalau sekedar itu sih, aku lebih berpengalaman darimu!' kataku dalam hati.

"Kau liar sekali," katanya pelan.

"Yaaa… mengingat aku dua tahun lebih tua darimu," ucapku bangga.

Tetapi sebenarnya walaupun aku yang menang, tapi tetap saja aku merasa kesal dengan sikapnya yang seenaknya itu.

"Cih! Kau akan menyesal karena menunjukan sisi 'liar'mu padaku, Sungmin-ah," Kyuhyun menyeringai dengan tatapan penuh nafsu.

Aku merasa aura hitam seperti melingkupiku. Firasatku buruk. Rasanya aku ingin segera keluar dari rumah ini.

Oh Tuhan… kehidupan seperti apa yang akan ku jalani disini?

.

.

===000===

TBC

.

.

.

Maaf ya, bahasanya masih abal-abal karena fic ini dibuat jaman dulu banget. *plak

Jadi menurut kalian bagaimana? Apa ini terlalu membosankan karena saya adaptasi dari fic saya yang dulu?

Saya akan melanjutkannya kalau kalian suka. Bahkan saya akan cepat meng-update-nya kalau banyak yang meminati fic ini.

Tapi saya akan menghapusnya jika kalian tidak suka. :D

Terima kasih sudah membaca... ^^

.

Sorry for typo.

.

Mind to review? :D~