Ren mengelus pantatnya, kepalanya celingukan ke kanan dan kekiri memastikan tidak ada orang yang melihatnya ditendang dengan penuh cinta oleh kepala sekolahnya.
Dan, please jangan pikir dia maso. Itu memalukan.
Apalagi ketika kepala sekolahnya menyeringai padanya dan membuat gestur yang sungguh uh menggoda sebelum menutup pintu besar ruangan pribadinya.
Nafas Ren tercekat ditenggorokan begitu menyadari sesuatu dibalik celannya mendesak untuk keluar.
Fuck, Ren tidak mungkin turn on hanya karena itu kan?
.
.
.
Ansatsu Kyōshitsu — Yūsei Matsui
.
WARNING : HOMO, GAJE, TYPO, OOC.
.
Asa(sr)Ren
.
[Gakuhou x Ren]
.
.
.
"Ren?"
"Udah mangkalnya?" Ren mendelik pada Seo yang bertopang dagu sambil memandang kearahnya.
Nada usil jelas tersirat di suaranya tadi. Seo pikir dia terong-terongan huh.
Sialan.
"Kayaknya Ren Ren deman, bentar ya Ren Ren kubuatin ramuan dulu." itu Koyama, mentoel dagunya kemudian ngacir entah kemana.
Dasar sinting, sejak kapan lagi Koyama jadi ganjen ke dia? jangan bilang karena dia ganteng. Ren tahu kok kalau dia ganteng, meh.
"Pesen apa Ren? Soto gak pake kuah?"
"Sekalian aja, pesen soto gak pakek mangkok." balasnya sakartis, sedang yang bersangkutan—Araki hanya nyengir lebar dan membenarkan kacamatanya yang melorot.
"Ngomong-ngomong Ren."
Ren mengalihkan pandangannya pada Asano yang sejak tadi hanya diam.
"Apa San?" Tanyanya bingung.
"Kata Ayah, lubang kamu enak."
"Bwahahahaaaa—astaga Ren lu juga jual diri ke kepala sekolah?"
"Seo, anak kita ternyata laku keras." Lanjut Araki meminta persetujuan Seo kemudian keduanya tertawa keras. Ren bahkan yakin suara tawa keduanya terdengar sampai keluar kantin.
Fuck.
Hari ini kenapa semua orang otaknya gesrek semua.
Ren menghela nafas, tidak ada niat membantah ataupun menyetujui perkataan Asano kemudian menggeser kursinya kebelakang hingga menimbulkan suara berdecit.
"Mau kemana Ren?" langkahnya terhenti begitu Asano bertanya padanya.
"Mau ngadem." jawabnya jujur.
"Hati-hati Ren, lubangnya dijaga jangan mau dijoblos kalo nggak dibayar."
Astaga. Kayaknya Seo dan Araki minta dinikahkan nih.
Sabar Ren, orang sabar lubangnya sempit.
"Oh iya Ren, kata Ayah kamu disuruh kesana sekarang." Itu Asano menyeringai padanya sembari memamerkan hpnya di udara.
Ren hanya mengangguk, kemudian berjalan cepat menuju ruang kepala sekolahnya. Sampai disana dengan ragu Ren mengetuk pintu besar didepannya.
"Masuk."
Ren membuka pintu, dan menemukan Gakuhou—kepala sekolahnya tengah duduk dikursi dengan beberapa lembar kertas ditangannya. Matanya memandang tajam kearahnya.
"Ada apa Ren, seingatku tadi pagi kita sudah bertemu." Kata Gakuhou, kertas ditangannya ia abaikan dan berjalan pelan kearah Ren.
Ren reflek mundur.
"Gakushuu bilang, kepala sekolah memanggilku." Suara Ren jelas bergetar. Dia benci situasi ini.
"Anak itu." guman Gakuhou kemudian memandang penuh minat kearahnya.
"Jika tidak ada urusan. Saya pergi dulu, permisi." Kata Ren kemudian berbalik, tangannya akan membuka pintu tapi sesuatu yang dia yakini sebagai tangan meremas pantatnya.
"Tiga ronde, setelah itu kau boleh pergi."
.
.
.
fin
.
A/N:
Karena Ren nya ngotot pengen dibuatin fic, dan Mae lagi pe em es gak mau di pasangin sama Ren, yauda Ren jadi uke katanya gak papa kok—mehh.
gak ding ini karena obrolan dengan Sherlin *halo mb* dan murni karena Ren sok ganteng, yaaa /tetep
