Bunyi bel yang menandakan pelajaran usai berbunyi, dari luar terdengar suara anak-anak yang sedang membaca doa pulang sekolah. mereka mengatakannya dengan nyaring. Suara itu bergema ke seluruh penjuru sekolah sebelum semua anak itu berhamburan keluar kelas untuk memeluk para orang tua yang sedang menunggu mereka di depan.

"Sunniiie-ah"

Seorang namja melambaikan tangan ke arah anak kecil berumur lima tahun yang sedang berjalan kaki dengan pelan tidak seperti anak-anak lain yang berlarian memeluk orang tuanya.

"Mommi" panggilnya begitu mereka sudah dekat lalu berpelukan.

"Bagaimana hari mu Chagi?" tanya namja itu sambil berjongkok dan mengelus rambut putri mungilnya yang cantik

"Seongsangnim mengajarkan cara membuat bangau dari kertas origami"

"Sungmin-ah.."

Sosok itu menoleh ke arah seorang namja yang sudah berdiri di belakang mereka "Oh, Kibum-ah.. bagaimana Sunny di sekolah?"

"Dia baik, sangat baik. Pendiam seperti biasa namun sangat pintar"

Sungmin menoleh lagi ke arah Sunny yang sedang terdiam dengan pikirannya "Kibum-ah, gomawo sudah membantuku"

"Itu semua tugasku sebagai guru untuk Sunny. Jangan khawatir Sungmin-ah, Sunny akan baik-baik saja"

"Ya, Aku tahu itu" jawabnya pelan.

.

.

Kim Kyuna Present

Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, and Lee Sunkyu

"Home, Love, Family"

A YAOI, MPREG Love Fanfiction

Rate: T

Cast: Occasionally added as per usual

Author's Note: You're the one who dragged yourself into my fantasy garden, dont ever blame me or others for all containing this fic. Kyuhyun and Sungmin are geneticly programmed to find each other. This fic is belong to me.

I warned you for yaoi and mpreg contain, so better out from here if you dont like it, okay.

Happy reading

Chapter 1

.

.

.

"Sunny-ah, mommy harus pergi ke kantor hari ini. apa kau mau ikut?"

"Sunny ingin bermain bersama Wookie Ahjussi saja." Jawab anak kecil itu dengan pelan tanpa melihat ke arah Sungmin.

"Baiklah, bagaimana kalau nanti malam kita makan steak?"

"Aku akan makan dengan Wookie ahjussi juga Eomma"

DEG

"Kau masih marah padaku?" tanya Sungmin lembut

"Benar"

Sungmin sedikit tersenyum melihat tingkah anaknya yang terkadang terlihat seperti orang dewasa. Tidak berapa lama mereka sampai di suatu tempat. Sungmin memarkir mobilnya di sebuah kafe, membuka pintu untuknya juga untuk Sunny.

"Ommo, kalian sudah datang" sambut Wookie dengan ceria, memeluk Sunny yang berjalan ke arahnya

"Ahjussi, kita jadi pergi kan?" tanya Sunny dengan semangat

"Tentu saja, Yesung Ahjussi juga akan menemani kita sayang"

"Sunny-ah, ganti bajumu dulu ya."

Sunny tidak menjawab tapi kemudian dia berlalu menaiki tangga. Di sana ada tempat berganti baju dan Sungmin sudah menyediakan beberapa untuk Sunny. Wookie tersenyum ke arah Sungmin yang terlihat frustasi menghadapi putrinya.

"Kelihatannya putrimu masih marah Sungmin Eomma" ledek Wookie. dengan sebal Sungmin tersenyum

"Tolong aku untuk menjaganya hari ini Wookie-ah, aku harus ke kantor menemui Siwon. Dia memintaku datang"

"Tentu Hyung, kau akan pulang terlambat?"

"Tidak, aku akan pulang sebelum jam makan malam tapi sepertinya Sunny lebih memilih makan bersamamu" lanjut Sungmin lagi

"Kau harus mengalah Hyung, belikanlah dia poster itu. Toh hanya sekedar poster"

Sungmin terdiam sesaat "Belum saatnya Wookie-ah"

"Geurae, teruslah memingit anak perempuanmu." Ucap Wookie dengan sebal. Sungmin terkekeh.

Sunny terlihat sedang menuruni tangga dengan pakaian bermainnya. Setelah turun gadis mungil itu menggandeng erat lengan Wookie.

"Ahjussi, kajja kita main bersama"

"Sunny-ah, kerjakan dulu tugasmu dari Kim Seongsangnim sayang" kata Sungmin memperingatkan. Sunny menekuk wajahnya yang masam.

"Benar Sunny-ah, setelah selesai baru kita bermain. Yesung Ahjussi juga belum datang."

"Aku akan ke kantor sekarang Wookie. Ku titipkan Sunny padamu. Chagiya, Mommy pergi dulu ya"

Sunny hanya mengangguk sekilas lalu kembali ke atas tanpa mengantar Sungmin sampai keluar. Sungmin hanya bisa menarik nafas melihat putrinya yang sedang menunjukkan aksi marah kepadanya.

"Tenang Hyung, akan ku bujuk dia nanti. Kau pergi saja dulu nanti terlambat"

"Gomawo Wookie-ah"

.

.

.

"Siwon-ah, kau butuh bantuanku?" tanya Sungmin sewaktu dia masuk ke dalam kantor Siwon. Sungmin adalah seorang penulis sekaligus editor di sebuah perusahaan penerbitan dan Choi Siwon adalah atasannya. Sungmin sudah bekerja di sana sejak Sunny berumur tiga tahun.

Namja tegap dan tampan itu tersenyum senang ke arah Sungmin "Bukumu sudah siap cetak Sungmin-ah"

"Jjinja? Gomawo Siwon-ah" ucap Sungmin dengan riang

"Dan aku juga ada kabar baik lain, aku mempunyai tugas baru untukmu"

Siwon memberikan sebuah amplop coklat besar yang berisi naskah "Lagi?" tanya Sungmin ragu

"Atau kau ingin terus menulis?"

"Tidak, tidak. aku sedang tidak ada ide. Baiklah, kapan deadline untukku?"

"sekitar sebulan lagi, bagaimana?"

"Geurae, aku akan berusaha"

Siwon tersenyum lebar "Kemana Sunny? Aku merindukannya"

"Dia tidak ingin ikut. Entahlah, sepertinya dia sedang marah padaku"

"Eh? Karena apa?"

"Dia memintaku untuk membelikan poster artis kesayangannya namun aku tidak setuju"

Siwon tergelak "Sungmin-ah, kau ini lucu sekali. toh itu hanya selembar poster"

"Tidak" jawab Sungmin tegas. Air mukanya berubah "Dia masih sangat kecil untuk tahu semua itu. kalau sudah selesai, aku pergi sekarang"

Siwon menarik lengan Sungmin "Hey, mengapa kau marah? Hmm?"

"Aku tidak marah. Bukan hanya kau yang berkata seperti itu tapi.."

Siwon mengelus pipi Sungmin dengan lembut "Sudah kubilang kan, lupakanlah.. " katanya dengan lembut di telinga Sungmin. membuat Sungmin merinding.

"Siwonnie, ini masih di kantor"

"Lalu apa? semua pegawaiku juga sudah tahu kalau kau kekasihku Min" jawab Siwon dengan santai. Jemarinya bermain di rambut Sungmin.

Sungmin tersenyum penuh arti "Kalau begitu aku tidak ingin mempunyai image yang buruk di depan pegawaimu"

"Baiklah, apa kau ada waktu untuk makan bersamaku?"

"Hmm, sepertinya tidak bisa. Hari ini aku akan makan bersama Sunny" jawab Sungmin lagi

"Apa aku tidak bisa bergabung dengan kalian?"

"Tidak bisa" Sungmin terkekeh. Senang bisa menggoda Siwon.

"Hmm, baiklah"

Dengan satu tarikan Siwon membawa Sungmin ke dalam pelukan erat, menenggelamkan kepalanya di pundak Sungmin "Aku ingin secepatnya menjadi ayah untuk Sunny"

Sungmin tersenyum sendu "Sekarang pun kau sudah seperti ayahnya, percayalah"

Siwon melepaskan pelukannya lalu mengecup bibir Sungmin sekilas "Saranghae Lee Sungmin"

Tidak ada jawaban Sungmin hanya tersenyum lebar "Arayeo, aku pulang sekarang"

.

.

.

Lee Sungmin. seorang namja berumur 28 tahun. Sangat muda, masih sangat muda untuk mempunyai seorang anak gadis yang berumur lima tahun. Sunny adalah anak kandung Sungmin. Sungmin yang mengandung dan melahirkannya, berusaha untuk tetap menjaga Sunny seumur hidupnya dari segala apapun yang berbahaya untuk anak itu. Sungmin kini tinggal bersama dua orang sahabatnya yang juga sepasang kekasih dan akan segera menikah, mereka adalah Yesung dan Ryewook. Mereka bertiga sepakat bekerja sama untuk membuat sebuah kafe. Selain menjaga kafe, Sungmin juga bekerja di perusahaan penerbitan milik Siwon dan dia menjadi salah satu penulis di sana. Siwon adalah tunangan Sungmin, mereka bertemu beberapa tahun lalu sessat setelah Sunny lahir dan Sungmin memutuskan untuk pindah ke Korea lagi.

"Hmm, sedang apa Chagi?" sapa Sungmin sewaktu dia baru saja pulang dari kantornya. Sunny menoleh lalu memeluk Sungmin kuat-kuat. "Eh? Sudah tidak marah?"
Anak gadis kecil yang manis itu menggeleng penuh penyesalan "Mianhae Eomma" ucapnya dengan suara yang pelan dan tercekat.

"Gwaenchana, kau sudah makan sayang?"

"Aku menunggu Mommi pulang untuk makan bersama"

"Hyung, kau sudah datang?"

Yesung turun dari tangga lalu menghampiri Sunny yang sedang membaca bukunya, tertarik dengan bacaan Sunny tentang ensiklopedia. Dia anak yang sangat cerdas.

"Hmm, kalian akan pergi sekarang?"

"Tentu, bagaimana kalau Hyung ikut bersama kami?" ajak Yesung.

"Lalu siapa yang akan menjaga kafe? Kemana Wookie?"

"Dia masih berganti baju, kita sudah lama tidak makan bersama Hyung"

Sungmin mengelus rambut Sunny dengan lembut "Kalian saja, aku akan menjaga kafe agar tidak perlu ditutup. Selamat bersenang-senang. Sunny-ah jangan merepotkan Ahjussi ya?"

"Tentu, aku akan menjadi anak yang baik Hyung"

Seketika Sungmin terdiam.

Tentu, aku akan menjadi anak yang baik Hyung. Kalau itu tentangmu dan untukmu aku akan selalu menjadi yang terbaik.

"Hei, kau tidak boleh meledek Mommi-mu" kata Yesung memberi nasehat. Sunny memandang Sungmin dengan tatapan menyesal, sedangkan namja itu masih kaku di tempatnya.

"Hyung, kau tidak ikut?"

"Eh? Oh.. tidak, kalian saja. Kepalaku mendadak sakit. Mungkin aku juga akan menutup kafe. Selamat bersenang-senang. Sunny jaga dirimu. Aku titip Sunny pada kalian"

Ketiga orang itu memandang aneh namun, sejurus kemudian mereka sudah dengan senangnya meninggalkan kafe dan pergi ke tempat steak favorit mereka. Dari ajuh Sungmin hanya tersenyum tipis sambil mulai membereskan beberapa meja pengunjung.

Bagaimana mungkin.. Sunny terus membuatku mengingatmu.. membuatku terus mengingatmu kalau kau adalah ayahnya dan selamanya tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun. Bagaimana? Kau cukup puas dengan ini semua?

.

.

Sungmin masih merapikan beberapa meja dan mulai menutup gorden kafe saat bunyi bel pintu kafe terdengar olehnya.

TRING~

Namja itu mengeras di sudut kafe.

"Aku sudah datang ke sana Hyung, kau dimana sekarang?"

"..."

"Heechul Hyung, seharusnya kau bilang dulu padaku,.."

".."

"Jjinja? Baiklah datang saja ke sini, kafenya tidak jauh dari tempat itu. aku menunggumu"

KLIK.

Cara berjalanmu, cara kau bicara, bahkan cara kau menatap sesuatu yang menjadi pelampiasan fokusmu. Kau. hanya kau.

"Annyeonghaseyeo, apakah kafe ini masih buka?" tanya pemuda itu dengan ramah. Sungmin yang masih terdiam kaku seketika menunduk dan membenarkan topinya, membuat agar wajahnya tidak terlihat.

"Tentu, anda ingin memesan apa Sungnim?" tanya Sungmin dengan suara pelan.

"Aku ingin Americano saja. Buatkan dua untukku."

"Tunggu sebentar"

Sungmin berlalu dengan cepat. tangannya bergetar hebat. Hatinya seperti terpatri, bertalu-talu, berlomba-lomba pikiran dan akal sehatnya untuk membenarkan semua ini.

"Apa kau pemilik kafe ini?" tanya orang itu lagi. Sungmin menganggguk pelan.

"Kafemu sangat cantik. Aku suka bagian dekorasinya. Menarik. Mengapa aku baru melihatnya ya?"

Sungmin tidak menjawab. matanya terasa panas. Belum lagi suara orang itu, yang bertahun-tahun ingin dia coba lupakan, menggema ribuan kali di telinganya.

"Silahkan"

Sungmin perlahan menyerahkan pesanan itu ke arah pemuda yang kini sudah bangun dari duduknya, melihat ke sekeliling kafe yang akan tutup. Sepertinya dia tampak senang.

"Kamsahamnida."

"Apa ada pesanan lain?"

"Tidak ada, tapi bisakah kau duduk di sini? Aku merasa ada yang mengikuti"

"Huh?"

"Kau juga sepertinya tidak mengenalku ya? tapi lebih baik kau tidak tahu. mengapa rasanya aku pernah bertemu denganmu?"

DEG

Lee Sungmin.. bertahanlah..

TRING~

"Kyuhyun-ah.."

"Oh, Hyung.. kemarilah"

Pemuda lain yang di panggil 'Hyung' itu berdiri di depan Sungmin dan seketika Sungmin bangkit .

"Permisi"

"Terima kasih sudah menemaniku"

Dengan lambat Sungmin berjalan ke dalam. Berdiri di tempat kasir lalu terdiam di sana. Hatinya yang berdenyut nyeri terasa sangat sakit. Lukanya yang belum sembuh benar kembali terbuka. Kedua orang itu keluar dari kafe yang sepi. Meninggalkan Sungmin sendirian dengan matanya yang basah. Dia menangis.

Hyung, aku tidak akan pernah meninggalkanmu.. tidak akan pernah melupakanmu sekalipun dunia menyuruhku begitu. Percayalah Hyung. Aku sangat mencintaimu.

"Geurae, kalau begitu biar aku yang melupakanmu"

.

.

.

"Bagaimana Heechul Hyung? Ada kemajuan?"

Heechul menarik nafas panjang "Dia sudah tidak tinggal lagi di China dan mungkin saja sudah pindah ke tempat lain"

"Mengapa susah sekali mencarimu" keluh Kyuhyun putus asa.

"Jangan seperti itu Kyu, kau bahkan belum mencari sampai ujung dunia. Kita akan menemukannya"

"Dia sudah menghilang lebih dari lima tahun Hyung dan aku tidak pernah bisa menemukannya lagi. dia sangat pintar bersembunyi dariku. Menyebalkan sekali bukan?"

Heechul tersenyum lucu "Berjuanglah, dia juga menunggumu datang. Aku tahu itu."

Namja tampan itu hanya mengangguk sekilas "Aku baru menemukan kafe di daerah ini." lanjut Heechul

"Aku juga, itu kali pertamaku dan cantik sekali"

"Pelayannya pun cantik" goda Heechul

"Dia pemiliknya Hyung dan dia namja"

"Jjinja? Aku tidak menyangkanya. Huwa, kupikir dia yeoja. Rambutnya blonde agak panjang, tubuhnya, gerak-geriknya juga. Ckck"

Kyuhyun tersenyum sendu "Entahlah, begitu melihat orang itu... aku teringat padanya.. Sungmin-ku yang entah dimana sekarang"

TBC-

Direpost di sini supaya punya semangat buat lanjut. Jangan lupa reviewnya yaaa...

Terima kasih.

Kim Kyuna

Sign