Disclaimer : Ryougo Narita & Akiyo Satogiri

Warning : OOC

.

.

I hate violence

.

.

Heiwajima Shizuo tidak suka kekerasan.

.

.

Shizuo sedang berjalan-jalan di Shibuya. Bosnya yang berambut reggae itu menyuruhnya membeli sekerat bir. Usut punya usut, ternyata bosnya itu berhasil menagih hutang yang lumayan besar dari seorang peminjam.

Menapak jalanan ramai sendirian sudah biasa baginya. Lirik mata genit anak-anak muda sudah jadi pemandangan tidak asing. Diajak berkenalan, diminta jadi model majalah fashion (yang ia tahu pasti maksudnya adalah model majalah dewasa), diminta foto bersama, dan disapa seluruh kenalannya dari berbagai macam sudut kota adalah rutinitasnya. Sebut saja si penjual sushi yang tinggi besar itu atau trio siswa SMU yang entah kenapa selalu ada di saat yang tidak tepat atau vending machine berisikan minuman kesukaannya.

"Halo, Shizuchan."

Shizuo melirik pemuda berjaket hitam dengan hoodie berpinggiran bulu-bulu putih hangat. Seringai licik melengkung di wajahnya. Kilat nakal bermain di matanya.

"Shizuchan, sibuk sekali siang-siang begini. Ada apa sih?"

Shizuo menelan ludah. Tangannya terkepal. Urat-uratnya menegang.

"Eh, ngomong-ngomong, kau tahu gosip terbaru soal Dollar, 'kan? Katanya pemimpin mereka masih SMA! Ya ampun! Bisa kau percaya itu?"

Shizuo berjalan pelan ke vending machine terdekat. Izaya tersenyum melihat respon pria rambut pirang kesayangannya itu.

Tidak ada yang lebih menyenangkan baginya, selain membuat Shizuo marah.

"Dan, kau tahu, Shizuchan? Kabarnya, berandalan berscarf kuning itu mulai marak lagi!"

Shizuo memegang vending machine. Satu tangan merogoh saku. Izaya memasang kuda-kuda.

"Dan kau tahu, Shizuchan, pemimpin kelompok itu juga seorang siswa SMA! Ia—

KLANG!

Izaya hampir merunduk ketika menyadari tidak ada barang-barang mengerikan yang dilempar ke arahnya. Malah, Shizuo memasukkan koin 500 yen ke dalam vending machine lalu memijit tombol minuman kesukaannya, kopi hitam.

"Haah," ujarnya lega setelah meneguk kopi itu. "Untung aku tidak bingung, mau minum yang mana. Hampir saja mau minum dua-duanya. Hahaha."

"Eh, Shizuchan?"

Kini Shizuo benar-benar menatap Izaya. Meliriknya dari atas sampai bawah. Tatapan leganya hilang menguap.

"IIIZAAAAYAAAAAAAAAAAAAA!"

Dan hari itu, sebuah vending machine terlempar lagi. Hari itu juga, untuk pertama kalinya, Izaya pulang ke rumah dengan luka di seluruh tubuh.

.

.

"Apa yang membuatmu lama, Shizuo?"

"Izaya."

Tanaka Tom menghela napas.

"Apa lagi yang kau lempar kali ini? Rambu jalan? Kotak pos?"

"Vending machine."

.

.

"Tapi, tadi aku minum kopi dari vending machine itu. Enak loh."

.

.

Heiwajima Shizuo tidak suka kekerasan.

.

Ia hanya suka menghajar Izaya.

.

.

Note1 : Halo! Ini fanfic pertama saya di fandom ini. Maaf kalau OOC dan tidak sesuai harapan.

Note2 : Shizuo keren! Izaya keren! Kalau digabung jadi keren kuadrat!

Note3 : Maaf atas rambling-an di atas. Mind to review?

regards,

tasyatazzu