Disclaimer : I am J.K Rowling and I claimed this to be mine! Kuak...kuak...kuak (Klu aku J.K Rowling kenapa harus buat Disclaimer?)

Anywhy, Laptopku baru balik dari RSKL(Rumah Sakit Khusus Laptop?) dan rasanya aku ingin menciumnya jutaan kali (tapi takutnya jadi rusak lagi). Aku buka-buka folder dan aku aku baru menemukan file ini didokumenku dan ternyata sudah ada 78 halaman kemudian bum... aku sudah ngepost please R&R.

Summary : James Potter adalah Putera Harry Potter. Setelah ayahnya meninggal di tangan Lord Voldemort muncul sebuah ramalan baru tentang dirinya. Apakah yang akan terjadi padanya?

Aku membagi Chapter Introku ke dalam 3 sub chapter supaya lebih mudah bacanya. Maaf untuk semua kesalahan, EYD, typos, spelling, and all!


Sang Pewaris Ramalan

Yang memiliki kekuatan untuk menaklukan Pangeran Kegelapan sudah dekat.

Dilahirkan kepada mereka yang telah tiga kali menantangnya.

Dilahirkan bersamaan dengan matinya bulan ketujuh.

Dan Pangeran Kegelapan akan menandainya sebagai tandingannya.

Tetapi dia akan memiliki kekuatan yang tidak diketahui Pangeran Kegelapan.

Dan salah satu tak bisa hidup sementara yang lain bertahan.

Yang memiliki kekuatan untuk menaklukan Pangeran Kegelapan akan dilahirkan.

Bersamaan dengan matinya bulan ketujuh.

Dan sekarang saatnya untuk Sang Pewaris beraksi!

Intro

Part 1

Namaku adalah James Sirius Potter. James diambil dari nama kakekku James Potter. Sirius diambil dari nama ayah baptis ayahku, Sirius Black. Dan Potter diambil dari nama ayahku, Harry Potter. Kalian pasti sudah tahu siapa Harry Potter itu.

Ayahku, Harry Potter atau Anak Lelaki yang Bertahan Hidup, adalah satu-satunya yang selamat dari Pangeran Kegelapan, Voldemort. Ia adalah penyihir hitam paling hebat abad ini dan haus kekuasaan. Sampai sekarang ia memerintah, melalui kaki tangannya, dengan kekejian yang luar biasa. Mereka menganggap Muggle, manusia non sihir, seperti sampah, dan penyihir kelahiran muggle dianggap tak lebih baik. hanya karena mereka difitnah mencuri kekuatan sihir dan bla...bla...bla...

Alasan konyol dan tidak masuk akal menurutku. Bagaimana juga mereka bisa mencuri sihir?

Setelah dewasa, ayahku menentang Pangeran Kegelapan ketika ia kembali belasan tahun kemudian. Ia menjadi pemberontak paling terkenal diantara semua pemberontak yang memerangi kekejian Pangeran Kegelapan. Namun, sayangnya ia tidak berhasil. Ia tewas ditangan Pangeran Kegelapan sendiri, dua belas tahun yang lalu. Waktu itu aku masih lima tahun. Pangeran Kegelapan mengumbar-ngumbar cerita tentang kematian ayahku. Agar semua orang takut menentangnya.

Semenjak itu, pemberontakan melawan Pangeran Kegelapan pun menyurut. Waktu itu aku masih kecil, aku diambil Albus Dumbledore tak lama setelah kematian ayahku. Ia menyerahkanku kepada sahabat dekat ayahku, Ron Weasley. Aku tidak pernah mengenal ibuku. Namanya atau wajahnya. Aku bahkan tidak tahu apa dia masih hidup atau sudah meninggal. Ketika masih hidup, ayahku menolak untuk menceritakan tentang ibuku dan bahkan Paman Ron maupun Albus Dumbledore pun tidak mau menceritakannya. Jadi anggap saja aku seorang yatim piatu.

Ngomong-ngomong, setelah ayahku tewas, Voldemort langung menguasai dunia sihir dan kemudian seluruh dunia, termasuk para muggle. Ia sudah kehilangan minat dengan Inggris dan beralih ke kawasan Asia. Yang ada disini hanya para pengikutnya saja. Dan untungnya nama ayahku sudah cepat terlupakan. Sehingga aku masih bebas menggunakan nama Potter tanpa ada kecurigaan. Potter nama yang sering digunakan kan?

Berapa banyak orang bernama Potter di dunia ini?

Dimasa itu, hanya ada satu orang yang terang-terangan memberontak yaitu Albus Dumbledore sendiri. Ia menjadikan Hogwarts sebagai tempat teraman bagi anak-anak yang tidak bersalah. Kecuali tentu saja, anak-anak pelahap maut. Lagipula, para pelahap maut enggan menyekolahkan anaknya di Hogwarts, mereka memilih Dumstrang di Bulgaria.

Ketika aku berumur sebelas, aku diterima di Hogwarts dan Topi Seleksi memasukkanku ke Slytherine. Aku sedikit kecewa, kau tahu. Slytherine adalah tempat orang-orang yang jahat. Paling tidak itulah yang kutahu saat aku berumur sebelas. Slytherine adalah asrama Tom Riddle atau Pangeran Kegelapan muda. Namun, Albus Dumbledore berkata bahwa tidak semua murid Slytherine itu buruk. Kemudian ia menceritakan tentang Severus Snape. Orang paling pemberani, menurutku. Ia meninggal lebih dari 16 tahun yang lalu.

Severus Snape mengorbankan dirinya untuk menjadi mata-mata Dumbledore hingga ia terbunuh ketika akan menyelamatkan salah seorang pemberontak. Tak banyak anak-anak yang masuk ke Slytherine, setiap tahunnya hanya ada beberapa. Dan ditahunku, sedikit lebih banyak. Lima anak lelaki dan lima anak perempuan.

Ketika aku berumur dua belas. Dumbledore menceritakan kepadaku tentang sebuah ramalan. Ramalan tentangku.

Ketika Dia yang mampu menaklukan Pangeran Kegelapan gagal.

Maka takdir dunia ditentukan oleh aliran darahnya.

Yang harus berjuang

Yang harus menyambung takdir

Yang terputus untuk sementara atau selamanya.

Dia pikir sih ramalan itu untukku. Karena sebelumnya sudah ada ramalan untuk ayahku. Kalian pasti tahu apa itu. Darah yang dimaksudkan dalam ramalan itu adalah aku. Anak tunggal Harry James Potter. Itu membuatku terbebani.

Sejak itu Dumbledore memberiku latihan khusus ketika aku di Hogwarts. Terkadang ia mengunjungi rumah Paman Ron untuk melatihku di musim panas. Dia bilang aku harus bersyukur karena Pangeran Kegelapan tidak tahu tentang ramalan itu. Namun, aku sendiri berkali-kali bertanya kenapa Pangeran Kegelapan tidak membunuhku atau paling tidak mencariku, membenciku. Tapi yang kudapat hanya gelengan kepala saja.

Sebenarnya aku tidak terlalu keberatan dengan hidup yang kujalani. Walaupun aku tidak punya keluarga kandung. Namun, ada banyak orang yang peduli padaku. Terutama Paman Ron dan keluarganya. Mereka sudah kuanggap sebagai keluargaku sendiri. Anak-anak Slytherine tidak buruk-buruk juga kok. Mereka adalah teman-teman terbaik yang kupunya. Ada Albus Dumbledore, aku menyayanginya seperti kakekku sendiri. Dan ada seorang gadis yang selalu menyita perhatianku semenjak aku melihatnya untuk pertama kalinya. Namanya Narcissa Malfoy, puteri Bibi Ginny, adik Paman Ron. Aku pertama kali bertemu dengannya saat aku berumur tujuh. Kami memang sempat mengalami pertengkaran-pertengkaran panjang. Namun, pada akhirnya kami berbaikan.

Kami adalah rival dalam berbagai hal. Dalam permainan Quidditch, ia jadi seeker untuk Gryffindor dan aku juga jadi seeker untuk Slytherine. Kami sama-sama bersaing dalam pelajaran academic. Kami juga sama-sama prefect. Dan semua itu membuat aku menyukainya. walaupun sepertinya ia tidak menyukaiku.


Baru kusadari cintaku bertepuk sebelah tangan...

Pupus-Dewa 19

Baru kusadari saatnya tuk lanjutkan to the next part...