Seorang gadis cantik tampak sibuk dengan tas dan berbagai perlengkapan lain. Wajah nya sudah cantik ditambah polesan make up dan rambut coklat pirang nya sudah di tata rapi. Ia akan bersiap untuk berangkat kerja, dan setelah selesai dengan perlengkapan yang di butuhkan ia cepat-cepat pergi ke kamar adik satu satu nya.
Kaki jenjang nya menapak pada anak tangga karna kamar adiknya berada di lantai satu, dengan tas di tangan nya ia sedikit mendengus. Sebelum sampai di depan pintu kamar adiknya, ia menaruh tas nya tersebut pada sofa dan mulai berjalan ke arah kamar adiknya. Pintu di ketuk namun tidak ada sahutan, gadis itu melirik ke arah jam dinding dan waktu masih menunjukkan pukul 2 pagi. Ia menghela napas dan membuka pintu kamar adiknya yang tidak pernah di kunci.
Senyum nya mengembang saat melihat adik nya tidur seperti bayi dengan bibir yang sedikit terbuka. Ia berjalan mendekati ranjang, membenarkan letak selimut adiknya lalu mengusap surai hitam legam milik sang adik.
"Baekhyunie, Kakak akan berangkat. Uang saku mu serta uang untuk keperluan mu selama satu minggu sudah Kakak taruh di nakas. Bangunlah pagi agar kau tidak kesiangan. Dan jangan sampai telat makan, arraseo?" sang adik hanya bergumam mengiyakan, karna biarpun begitu ia masih dapat mendengar dengan baik suara Kakak nya.
Byun Baekhee, gadis itu tersenyum. Sebelum pergi ia menyempatkan diri untuk mengecup pipi adiknya dan menutup pintu kamar tersebut. Meski waktu masih dini hari, tapi pekerjaan tetap pekerjaan. Ia mendapat panggilan untuk flight saat pukul 12 malam tadi. Ya, ia sudah terbiasa bekerja sebagai pramugari sejak 2 tahun yang lalu. Demi mencukupi kehidupan nya serta adiknya. Sejak Baekhyun berumur 15 tahun, ia benar-benar menjadi tulang punggung keluarga. Karna saat Baekhyun lahir, Ibunya meninggal dunia dan saat Baekhyun berumur 15 tahun Ayahnya pun meninggalkan mereka. Tentu saja, sebagai keluarga terakhir yang Baekhyun punya, Baekhee harus bekerja keras dan tak lupa menyempatkan diri untuk menghibur serta menemani adiknya. Bagaimanapun ia tahu Baekhyun cukup kesepian.
Helaan napas terdengar sebelum ia meninggalkan rumah berlantai dua tersebut.
.
Suara alarm mengganggu tidur lelaki mungil yang masih bergelung di dalam selimut tebal nya. Ia sempat merengek karna terganggu namun saat sadar ini hari senin ia buru-buru terbangun. Ah ia lupa pasti Kakaknya sudah berangkat kerja. Mata sipit yang nampak sayu tersebut menatap jam weaker di atas nakas, pukul 05.15. Ia kembali melirik sejumlah uang di samping jam, lalu menghela napas. Merasa sudah benar-benar terbangun, Baekhyun mengambil handuk lalu kemudian melangkah menuju kamar mandi.
Sekitar 30 menit, ia sudah siap dengan seragam sekolah nya. Melangkah menuju dapur, dan memasukkan dua buah roti pada pemanggang, seraya menunggu ia membuat susu strawberry kesukaan nya. Selesainya, ia mengoles roti tersebut dengan selai strawberry.
Meski sederhana, Baekhyun benar-benar menikmati sarapan nya ini. Usai menghabiskan sarapannya, Baekhyun menarik tas nya di bangku lalu berangkat sekolah.
Di depan rumah ia menyempatkan diri untuk mengirim pesan pada salah satu sahabat nya.
Kyungie, bisa menjemput ku?
Tak butuh waktu lama ia mendapat jawaban nya.
Ini aku sedang menuju rumah mu, sebentar lagi akan sampai! Jangan bawel, aku harus menyetir motor ku!
Baiklah Kyungie, aku menyayangi mu3
Dan benar saja, tak lama motor matic Kyungsoo sudah ada di depan gerbang nya. Baekhyun tersenyum dan berjalan mendekati Kyungsoo.
"ah aku benar-benar menyayangi mu!"
"jijik! Cepatlah naik!"
Baekhyun hanya terkekeh lalu naik ke atas motor Kyungsoo.
Selama perjalanan mereka sesekali mengobrol kecil.
"kenapa kau tak minta di belikan motor pada Kak Baekhee?"
Bibir Baekhyun mencebik mendengar nya.
"aku kan tidak bisa mengendarai motor! Dengan sepeda saja aku jatuh! Lagi pula aku tak ingin membebankan Kak Baekhee, dia sudah banyak bekerja keras"
"tapi kau membebankan ku! Aku bukan pacarmu, tapi kau selalu meminta jemput"
Baekhyun mempoutkan bibirnya
"ya! Kau keberatan dengan ku, huh?! Cih sahabat macam apa kau!" Kyungsoo hanya menghela napas dan perjalanan mereka kembali hening.
"ku dengar Luhan berpacaran! Aku bertanya padanya tapi ia bilang rahasia"
"rahasia apanya?! Bahkan hampir seluruh sekolah tau!" Baekhyun tampak tak terima dan mendengus kecil.
"ah berarti kau tahu? Siapa yang jadi pacarnya?"
"cih sungguh aku tak tahu selera Luhan serendah itu! Dia berpacaran dengan tiang dari kelas sebelah! Si Kris yang menurut ku sedikit aneh pada gigi nya!"
Kyungsoo tertawa pelan sambil mengangguk
"ah ku kira dia berpacaran dengan Jackson, dia cukup dekat dengan Luhan sejak kelas 2. Dan Baek, menurut ku Kris itu tampan jadi selera Luhan menurut ku cukup bagus"
"ya aku kira juga dengan Jackson! Ya apa matamu rusak, huh?! Yang benar saja tiang seperti itu kau bilang tampan"
"lebih tepat nya mata mu yang rusak Baek" mendengar nya Baekhyun mendengus kesal.
Selang beberapa menit menempuh perjalanan, mereka pun sampai di parkiran sekolah.
"Cepat Kyung!"
"Iya iya!"
Dua anak itu pun berjalan bersama di sepanjang koridor menuju kelas mereka. Sungguh lucu bila dilihat dari arah belakang maupun depan, tubuh mungil keduanya benar-benar membuat orang gemas bila melihat mereka.
.
Kantin tampak ramai setiap jam istirahat seperti ini, terlebih pada meja di pojok sana. Yang terdapat 4 siswa dengan obrolan tak ada habisnya.
"Yak! Kau memberi harapan palsu pada Jackson, Lu?!" suara Jongdae selalu terdengar cetar di antara mereka.
"Ya! Jaga ucapan mu, Dae-yya! Siapa yang memberi harapan palsu, huh?!" Luhan melempar keripik di tangan nya pada Jongdae, sahabat berisik nya.
"Tapi Jongdae benar Lu! Kau seperti memberi harapan pada Jackson. Dan kau bahkan pasti sudah tau rumor kencan mu dengan Jackson sebelum kau berpacaran dengan si gigi aneh dari kelas sebelah" ujar Baekhyun yang nampak semangat dengan mie di depan nya.
Kyungsoo hanya diam karna ia paling tak suka bersuara saat sedang makan.
"Ya! Ya! Kenapa kalian seperti tak merestui ku dengan Kris! Dan Baek, hentikan panggilan mu untuk Kris! Gigi nya tak aneh asal kau tahu" Luhan nampak tak terima, ia kembali memakan keripik nya dengan bibir mengerucut.
"Ya mata mu seperti nya rabun" ujar Baekhyun asal dan nampak tak peduli muka masam Luhan.
"Tetap saja Lu, aku lebih suka kau berpacaran dengan Jackson!" Suara Jongdae kembali menyahut dan mendapat anggukan oleh Baekhyun.
"Aish aku tak suka yang lebih muda dari ku asal kalian tahu! Lagi pula aku hanya menganggap nya seperti adik"
Setelah acara makan yang dibumbui sedikit menggosip itu usai, mereka kembali menuju kelas masing masing. Sebenarnya hanya Jongdae yang tidak sekelas dengan mereka.
.
Pelajaran hari ini sudah berakhir dan para siswa memutuskan untuk segera pulang.
"Luhanie, kau ingin menginap malam ini? Aku kesepian di rumah" bibir merah merekah itu terpoutkan dengan lucu, mata puppy nya mengerjap pada Luhanyang nampak tak tega.
"Baiklah! Tapi aku harus pulang minta ijin dan berganti pakaian! Dan hentikan tatapan mu itu!" Luhan langsung beranjak pergi, ia berniat pulang bersama kekasih nya meninggalkan Baekhyun yang memekik girang.
"Kyung, kau ingin ikut?" Baekhyun bertanya pada Kyungsoo yang masih merapikan buku nya lalu memasukkan nya ke dalam tas.
"entahlah aku harus bilang pada Ibuku, jika boleh aku akan menginap di rumah mu Baekh" ujar Kyungsoo tersenyum tipis lalu menarik tas nya, berjalan keluar kelas yang di ekori Baekhyun di belakang nya.
"Ku harap Ibu mu memberi ijin" gumam Baekhyun masih tetap mengikuti Kyungsoo di belakang nya.
.
.
Di lain tempat, di sebuah gedung perusahaan yang menjulang tinggi dengan 3 gedung serupa. Gedung utama tampak yang paling sibuk, terlebih di ruangan sang direktur utama.
"Sekretaris Oh kenapa laporan nya belum selesai juga! Bukankah ku sudah bilang-"
"5 menit akan sampai di meja mu, tunggulah aku harus benar-benar merapikan nya! Jika tidak ingin telinga ku pecah mendengar omelan mu kembali" Lelaki pucat tampan itu tampak tak peduli, masih menyusun sesekali mengecek kekurangan laporan yang diminta atasan bawel nya tersebut.
"Yak! Kenapa kau memo-"
"sepertinya kau harus berkunjung ke rumah kekasih mu Park! Setidaknya kau dapat hiburan di sana" Sehun masih tak peduli, ia lebih peduli pada telinga dan laporan di depan nya yang sebentar lagi akan siap.
Lelaki bermarga Park itu terdiam, sedikit berpikir lalu kemudian mengulas senyum.
"apa dia ada di rumah?" entahlah lelaki itu bertanya pada siapa.
Sehun sedikit mengalihkan asistensi nya pada lelaki itu, lalu kemudian kembali pada berkas di depan nya.
"sebenarnya, kekasih nya itu kau atau aku bodoh! Mana aku tahu dia ada di rumah nya atau tidak"
"yah aku juga tidak tau" Chanyeol - lelaki itu- mendesah lesu.
"memangnya kau tidak bertanya jadwal kerja nya?" Sehun masih tetap fokus pada laporan nya.
Chanyeol menyadarkan punggung lebar nya pada kursi kebesaran yang telah ia duduki selama 3 tahun belakangan. Menautkan jemari besarnya, lalu menghela napas.
"aku hanya tahu jadwal penerbangan nya bulan lalu, bulan ini aku belum bertanya. Dan pesan ku juga belum di balas. Hah apa aku ke rumah nya saja ya"
"Kau yang punya kaki, kenapa malah bertanya"
Chanyeol memutar bola matanya malas, menatap sekretaris kurang ajar nya yang juga menyandang status sebagai sahabat nya.
"ah berbicara pada mu tak berguna, Pak Tua!" Chanyeol bangkit sambil merapikan jas nya membuat Sehun di seberang sana mengernyit bingung.
"Kau mau kemana?"
"sepertinya aku harus pulang lebih awal"
"yak! Bagaimana dengan laporan nya?!"
"taruh saja di meja, besok akan aku periksa" tanpa banyak ucap, Chanyeol menarik tas kantor dan kunci serta ponsel nya. Meninggalkan Sehun yang menggeram tertahan.
"Sial! Dia tadi yang minta cepat-cepat padahal dia sendiri baru memeriksa nya besok! Sial kenapa atasan ku bisa biadab seperti ini!" Sehun mengerutu kesal, mengutuk sahabat sejak masa SMP nya itu.
.
.
.
.
This is my first time on fanfiction ㅠ.ㅠ sengaja di gandain, takut yang di wattpad menghilang :")
