Kuroshitsuji © Yana Toboso
WARNING! Bahasa Muda -mudi, efek samping stress.
Rabu kliwon 21 Juni Hari Pertama Syuting
Hanya kehidupan gue yang penuh dengan kenistaan.
Waktu itu gue dikontrak buat bikin film Kuroshitsuji season II bersama Claude Frastus sebagai butler abadi gue, entah kenapa manager gue mau-maunya aja tandatangan-in kontrak itu.
Bayangin aja gue sebagai anak rakyat jelata yang terpaksa harus dijadiin budak dirumah seorang Earl? Dalam ceritanya sih bapak tua itu jadi orang pedophil dan gue dipilih-pilih layaknya baju yang siap buat dipakai ke acara kondangan kek begitu. Gimana gue enggak malu coba pas awal film, scene pertama gue harus telanjang menghadap ke belakang kamera? Sementara bokong gue ter ekspos dengan aduhai-nya.
Duh, malu tau.
Ceritanya sih gue ini bosen dan pengen ngelakuin hal yang ekstrem-ekstrem seperti maen catur pakai patung setinggi 13 meter, berkuda bareng 3 pelayan kembar, atau mungkin hanya mecahin telur mata sapi.
Diseason ini, gue sebagai orang yang terintimidasi mencoba untuk mencari cinta dari seorang butler jidat lebar bernama Claude Frastus. Tapi sayangnya dia lebih memilih Ciel Phantomhive ketimbang gue yang melebihi wajah-uke-oke et dah. kalian lihat scene dia narik taplak meja di mansion gue? Kacamatanya yang jatuh itu hasil koreografi gue, soalnya Mbak Produser bingung mau masukin eksyen apa lagi, yaudah gue usulin tuh eksyen, hebat kan?
Ada kata-kata yang gue suka ketika mainin dialognya, seperti kata olee trus nari-nari gaje, padahal maksud gue itu oyee bukan olee, siapa yang ngerubah naskahnya?
Si Claude malah geleng-geleng kepala lalu nunjukkin ke gue situs fanswebsite official milik dia pas breaktime, dengan bangganya ia sebut cewek-cewek yang pada muji foto dia di backstage sama Sebastian, orangnya narsis.
Karena bosen, gue ngajak si Soma main "Soma, main kartu remi nyok!" Si Soma cuman ngangkat dagu sambil mengrenyit alis, ya gue tau alis lu tuh cuman lukisan di jidat "gue kagak tau cara mainnya." Ebuset, oh come on man! Gue juga kagak tau cara maennya.
"gini aja, lu pinjem tuh kartu milik si Sebastian, sedangkan gue pinjem milik si Claude, trus kita punya dua-dua, Gimana?" ia ngangguk lalu ngedeketin si Sebastian yang serius ngapalin Dialog "Bas gue pinjem kartu remi elo." Si Soma sok-sokan pake bahasa si Ciel.
Sebastian, cowok yang sedari tadi sibuk mulai acuh tak acuh cuh cuh cuih ngelirik " Ambil saja di dalam tas saya." Ia tidak bergeming
"nih gue dapet" kata si Soma nunjukkin kartu gambar bocah botak kembar pake peci putih, hm hm hmm nih tinggal gue nunjukkin kartu remi andalan, yaitu yang bergambar naga terbang di acara stasiun tv swasta.
Tiba-tiba ide nista muncul diotak kece gue.
"pertama-tama kita kan ada 4 kartu nih, tumpukin tuh kartu lalu kita tepuk pakai tangan. Siapa yang jatuh paling banyak, dia yang menang." Soma mundul mangut-mangut ngerti.
Plok
Tangan gue ngibes diatas marmer berharap tuh kartu terbalik
Sayangnya kibesan gue gak ada yang berhasil.
Gini giliran Soma, ia bikin tangannya membentuk kayak kupu-kupu terbalik, katanya baru saja dapet ilham karena liat laba-laba makan kupu-kupu. Nah loh? Kok berasa deja vu?
Plok
Sayangnya gak dapet.
"Alois, nih makan siang." Salah satu kru melempar kotak bertuliskan 'selamat menikmati' ke arah gue. Lah ini isinya cuman kue?
Hih, tangan gue yang sempat dipake buat ngupil terpaksa harus cuci tangan agar higenis dan tidak ada dokter aneh datang tiba-tiba meriksa tangan gue pake gadget PDA.
"Soma-y, makan siang lu apaan?" tanya gue lirik ke kotak makanan punya dia "Spicy Chicken dan Jelly Gooseberry." Eh asem! beda ya makanan konglomerat sama rakyat jelata. Tu-tunggu! Jadi disini siapa yang rakyat jelata? Gue atau si Soma?
Jangan salahkan jika kepribadian gue sedikit keluar dari jalur aslinya bro. Maksud gue, disini gue jadi alay? Tidak bro! gue hanya mencoba jadi orang yang menyenangkan kok. gue cukup disukai oleh para kru dan pemain Kuroshitsuji lainnya.
"ngomong-ngomong Claude kemana ya?" gue lirik ke stan-stan yang lain berharap aja nemu tuh sesosok alayers, asal kalian tahu dia itu sangat lengket dengan burung kuning kecil.
Burung kuning,...
Burung kuning? Apa aku mengenalnya?
Ah entahlah, dia suka berbagi makanan dengan burung itu. gue serasa di dua-in, hiks.
Soma bilang akhir-akhir ini ia suka melihat Ciel jalan berduaan dengan Claude. Tuh kan sekarang gue di tiga in hiks hiks. Tapi ini bukan shounen-ai kan?
"kayaknya mereka lagi ngerencanain sesuatu " ujar Soma makan Kare, ia bosan makan Spicy chiken trus jadinya dikasih ke gue.
Tanpa babibu gue ambil langkah seribu buat nyusul si dia, kacamata bertopi...
Nyusul pedagang tukang es!, gila ini Spicy chickennya pedas amit.
Sudahlah, ini kali pertamanya gue syuting dimari, berharap aja kali ini Claude berpaling ama gue. Doain woy!
Regards,
Alois Trancy (kece banget)
haiyah,...
