yeee, Misa lagi pengin apdet yang gaje dikit gitu.
Ditengah penat dan remidi yang menggunung, tercipta fict gaje ini
Warn : gaje, OOC, abal, aneh, typo(s), de el el
enjoy guyss
.
.
.
AnKyou belong to Matsui-sensei.
This story is mine.
.
.
.
Antara Orang Tua dan Anak
.
.
.
Anak
Kadang Karma harus menghela nafas berkali-kali tiap menangani dua anaknya ini. Yang satu anteng walaupun jahilnya ngga ketulungan. Yang satunya sudah jahil, pemberontak, provokator, tapi kok bisa pinter.
Padahal, Gakushuu yang punya tiga anak aja bisa tenang ngurus ketiganya. Yang satu anak kandungnya, yang dua adalah si kembar anak Nakamura –Asano– Rio. Anaknya sih jelas anteng kayak bapaknya. Ha, yang si kembar itu loh, geraknya berlebihan. Tapi kok, bisa takluk di bawah perintahnya ya?
Pusing dia.
"Karma-kun baru pulang? Air hangatnya sudah aku siapkan kok." sapaan sang istri berhasil meredam kebingungannya akhir-akhir ini.
Tas dan map pekerjaan disodorkan ke Manami, "Tolong taruh di mejaku. Aku akan mandi." ujar kepala keluarga Akabane yang lelah hayati dan pikiran.
Aslinya sih, anak-anaknya mulai merepotkan sejak mereka masuk SMP. Iya sih masuk kelas unggulan di bawah ayoman sang adik, Gakushuu. Nyatanya, mereka berdua malah sering bikin Karma kebakaran. Nggak berdua sih, Cuma satu aja. Yang cewek berambut merah dikucir dua dengan kacamata frame tipis itu loooh, Akabane Minami. Itu anak bandelnya ga ketulungan. Diliat sekilas Cuma kayak cewe lemah idola para cowok. Sekali aja ada yang cari masalah sepele pun sama itu gadis, sama aja cari mati. Kekuatannya itu loh, kayak Karma waktu remaja. Mantafff.
"Mama, Kazuma-oniichan dapet rampasan perang hari ini. Banyak." Karma melongokkan kepala setelah memakai kaos hitam panjangnya. Anak gadisnya datang dengan sang kakak yang bawa banyak dompet berwarna-warni.
"Kalian dapat darimana?" heran Karma yang langsung menghampiri dua anaknya.
Manik ametis anak gadisnya memancarkan kebahagiaan, "Kami barusaja memancing, otouchan." jelasnya sambil mengembalikan kacamata sang kakak.
Manami hampir kena heart attack, "Siapa yang mengajari kalian?"
Kazuma menggeleng mewakili adiknya, "Kami membaca data pelanggaran siswa angkatan otouchan dan mama dari meja kantor Gakushuu-ojiisan." jelasnya dengan muka berbinar. Lihat saja manik merkurinya yang mirip dengan sang ayah ketika selesai menjahili temannya.
"Dan Gakushuu-ojiichan menuliskan cara otouchan 'memancing' dompet berandal sekolah sebelah." imbuh Minami.
"Karma-kun." Manami menggeram sambil melirik sadis Karma.
Seketika, Karma tau bahwa hidupnya tidak akan lama lagi.
.
.
Jenius
Rio mengawasi lima anak yang sedang belajar di depannya. Dua anak kembarnya terlihat tidak kesulitan dalam mengerjakan soal bahasa inggris yang ia buat. Shun, anak tirinya, tampak mengerjakan soalnya dengan santai. Kazuma mengerjakan soal darinya dengan tenang. Minami mengerjakan soalnya sambil mendengarkan music dari HPnya dan sesekali bersenandung kecil.
Ngga usah heran kenapa mereka bisa belajar bareng. Keluarga Asano dan Akabane tinggal dalam satu rumah besar di bawah naungan keluarga Akashi yang terkenal. Kata Karma, biar hemat dan nggak habisin uang hanya untuk beli rumah. Dia greget banget deh alasannya.
"Bagaimana hasil belajar mereka?" Gakushuu masuk ke ruang belajar dan duduk di samping sang istri yang masih asik mengawasi lima bocah kelas A itu.
"Aku sudah memberikan soal yang diberikan Koyama, Sakakibara, dan Seo. Mereka mengerjakannya dalam kurun waktu kurang dari setengah jam tiap pelajaran yang berisikan tiga puluh soal essay." lapor Rio sambil bersandar di bahu Gakushuu.
Kepala keluarga Asano tersenyum penuh wibawa, "Mereka terlalu jenius yah?"
Rio congek.
Gakushuu repeat.
"Ngga ah. Biasa aja." ujar Rio datar.
"Itu jenius loh, Rio."
"Nggak."
"Kok bisa?"
"Bisalah. Orang soalnya dari nomer satu sampe tiga puluh mirip kok. Jelas mereka bisa ngerjain secepet itu lah." sengit Rio sambil menebar kertas jawaban lima anak itu.
Gakushuu nyumpahin tiga sohibnya flu berat di musim panas ini.
.
.
Absen
Sang ketua ikemen berpucuk dengan manic turquoise menatap teman-temannya ragu. "Yakin nih enam belas anak masuk semua?"
Gadis bermarga Terasaka langsung melemparinya dengan kaleng kosong, "Iyalah bego. Lu ketua. Lu yang absen. Ngapain nanya ulang coba?"
Kaleng yang dilempar, ditendang balik oleh cassanova bermarga Maehara, "Terasaka-chan, jangan melempari Isogai-kun terus dong." belanya. Nggak terima dia kalo sang sahabat dilemparin sama cewek berandal itu. Berandal preman sih, tapi kok masuk kelas A yah?
"Ketua kelas, aku usul ingin pindah absen." semua mata tertuju pada gadis pokerface bermarga Horibe.
"Maaf Mayu-chan, aku tidak bisa. Kalau kau minta pindah tempat duduk, kulayani kok." Isogai Yuuta menolak halus disertai senyum ikemen khas sang ayah yang bisa bikin sekelas ber'kyaaaah' ria.
"Bagaimana kalau kita merombak absen kita?" barusan menolak usul gadis Horibe, sekarang Isogai berhadapan dengan anak kandung kepala sekolah sekaligus wali kelas mereka, Asano Shunsuke, sang ketua OSIS.
"T-tapi, Asano-kun.."
"Aku akan bilang kepada otousama. Lagipula aku bosan di absen nomer tiga." jelas Asano sambil menaikkan kacamatanya yang bikin para fans type stalker mimisan seketika. "Kita ganti jadi yang dibawah ke atas, yang di atas kebawah." sambung Asano dengan gaya cool cooler coo- eh salah.
"Berarti nanti Maehara-kun jadi absen satu yah?" tanya gadis pelempar terkuat, Sugino Akari.
"Aku nanti jadi absen terakhir dong." celetuk Kazuma.
"Iyaya, nanti namaku jadi di bawah banget." ujar Asano baru nyadar.
"Aku nggak mau absen satu!" protes Maehara.
"Nama kami juga jadi di bawah kok." seru Ren dan Rin, si kembar anak Nakamura Rio.
"Aku sih enak aja di bawah. Habisnya, nanti aku bisa baca buku p*r*o ku lebih lama sebelum disuruh maju ke depan." santai Okajima Kouichi yang paling hentai sekelas. Jangan tanya gimana dia bisa masuk kelas A.
"Kami tidak masalah dengan nomer absen yang berubah." ujar duo jingga bermarga Chiiba.
"Kane nggak mau pindah absen." protes Shiota Kane yang langsung dibekep oleh sang kakak, Shiota Yuuki.
"Shun bikin keputusan yang ribet ah!" ketus sang gadis Akabane yang bikin sekelas kicep.
.
.
Tagihan Listrik
Gakushuu dan Karma elus dada ketika lihat lemari perpustakaan rumah terlihat hancur parah. Lima remaja di rumah itu, tampak tidak ada yang memperlihatkan alibi mencurigakan.
"Wah, otouchan dan ojiichan bakal kena amuk Akashi-ojiisan hoo." ledek Minami yang rambutnya baru dikucir oleh sang kakak.
"Ini benar bukan kalian yang menghancurkan?" tanya Gakushuu untuk yang kesekian kalinya. Lima remaja itu menggeleng yakin.
"E-etto, aku pikir itu kalian sendiri." sela Kazuma setelah merampungkan kuciran adiknya. Dua pria di depannya mengernyit heran, "I-itu sebenarnya rusak dari kemarin kok. Hanya saja kalian baru tau karena kalian baru kesini sore tadi."
"Kronologinya?" –Karma.
"Kalian berdua kan kemarin uring-uringan karena tagihan listrik yang tambah menumpuk akhir ini." jelas Kazuma.
"Tagihan listrik?" gumam Gakushuu.
"Ya, otousama kemarin membawa kapak dan menghancurkan pintu lemari ini menjadi potongan kayu dan dijual ke pasar sebelah." imbuh Shun sambil menaikkan kacamatany ala char dari fandom sebelah.
"Jadi…" Gakushuu dan Karma mulai merinding disko.
"Wah, Akabane-san dan Asano-san, kalian sudah menjaul pintu lemari perpustakaan ini ke pasar sebelah dalam bentuk kayu perapian? Kalian cerdas sekali." semua menoleh ke arah suara tersebut.
Lima remaja itu tersenyum tanpa dosa, "Konbanwa, Akashi-san." sapa mereka ramah. Senyum dikembangkan selebar layar kapal.
"Malam, anak-anak." balas Akashi-san tanpa menghilangkan senyum wibawanya. "Nah, Akabane-san dan Asano-san, kalian ingin mencicil lemari berharga satu miliar yen itu dengan cara casha tau kredit?"
Gakushuu dan Karma ingin segera masuk ke lubang dan mengubur diri.
.
.
.
.
.
.
.
Yeeee, Misa bikin fict abal lagi.
Misa lagi posing dengan tugas dan remed, jadi ini dia pelampiasan Misa.
Sebagai persembahan ultah Misa, makanya Misa bikin fict tentang anak kelas E juga Gakushuu saat jadi ortu.
Sankyuu, mohon ripiuw nya yaaaaaaa *kedipkedip*
