Disclaimer : Masashi Kishimoto

Summary : Kisah Naruto Uzumaki, seorang anggota pasukan elit Ranger AD Amerika Serikat yang sangat mecintai Negara nya, suatu hari ia ditugaskan ke Ukraina sebagai pasukan perdamaian, disanalah ia bertemu seorang Wanita yang kelak akan mengisi hatinya.

Warning : Military Topic, Konten kekerasan.

Seattle, Amerika Serikat pukul 19.00

Sebuah Mobil dinas Militer melaju dengan kecepatan sedang menembus gelapnya jalanan di kota Seattle, mobil berjenis Humvee dengan corak Kamuflase warna Hijau tersebut terus melaju menuju ke Komplek perumahan Militer AD Amerika Serikat yang berjarak kurang dari 100 m lagi, di dalamnya terdapat seorang Pria yang mengenakan seragam militer AD Amerika Serikat, ialah orang yang mengemudikan mobil tersebut.

"Berhenti!"

Pria tersebut menghentikan laju kendaraannya di depan pos penjagaan komplek perumahan tersebut, ia lalu membuka kaca mobil lalu melongokkan kepalanya keluar, menanggapi perintah seorang Polisi Militer yang menghentikan laju kendaraannya tersebut.

"Tolong tunjukkan kartu identitasnya!" Polisi Militer berambut model Mangkok bersenjata lengkap tersebut meminta pria pengemudi Humvee itu menunjukkan Kartu Identitasnya.

"Kau ini Alis Tebal, aku kan sudah bolak balik kesini, masa aku harus menunujukkan kartu identitas padamu?" pengemudi Humvee tersebut mengerucutkan bibirnya, tidak terima kalau ia harus menunjukkan Kartu Identitasnya, seolah dia sudah akrab atau tak asing dengan anggota Polisi Militer di depannya tersebut.

"Peraturan tetaplah peraturan, walau kita ini teman tetap aku harus melakukan SOP tugasku dengan benar, aku tidak mau Kapten Graham menghukumku lagi karena kelalaianku, Naruto!" Anggota Polisi Militer itu tersenyum sambil membalas perkataan pengemudi Humvee yang bernama Naruto itu.

"Ya sudah terserahmu saja, ini Kartu ku, tolong cepat ya!" Naruto tersenyum sambil menyerahkan Kartu Indentitasnya tersebut.

Polisi Militer yang diketahui bernama Lee tersebut langsung memeriksa kartu itu, lalu ia mengembalikannya kepada Naruto. "Baiklah silahkan lewat Naruto!" ucapnya setelah membukakan portal pembatas jalan menuju komplek Perumahan tersebut.

"Terima kasih Lee!" Naruto pun memberi hormat pada Lee dan langsung melanjutkan perjalanannya masuk kedalam Komplek Perumahan tersebut.

Naruto menghentikan laju kendaraannya lagi, bukan karena ada Pos Pemeriksaan seperti tadi, namun karena ia sudah sampai di tempat tujuan, ya tempat tujuan Naruto ada sebuah rumah berukuran cukup luas dengan dua lantai berwarna putih tersebut. Setelah memakirkan mobilnya di depan Rumah Ia pun segera turun dari mobil dan mengambil ranselnya, ia kini berjalan menghampiri pintu masuk Rumah tersebut.

'Ting Tong, Ting Tong.'

Naruto memencet Bel Rumah tersebut, berharap ada seseorang yang membukakan pintu. sambil menunggu, ia melepaskan sepatu boot Militernya dan menentengnya di tangan, kakiknya benar benar gatal dan gerah, kini kakinya hanya mengenakan kaus kaki sebagai pelindung kakinya.

"Ya, sebentar!" terdengar sahutan dari dalam Rumah, sang pemilik suara pun langsung bergegas menuju pintu rumah, untuk menyambut orang yang bertamu ke Rumahnya.

Pintu pun terbuka dan menampilkan seorang Pria tua berambut kuning dan berkulit gelap, pria itu hanya mengenakan kaus kutang putih dan celana pendek, mengingat hari ini adalah puncak musim panas. Bahkan pada malam hari pun suhu udara masih terasa panas.

"Naruto!" Pria tua tersebut langsung memeluk Naruto yang berada di depannya, pelukan yang sangat erat sehingga membuat Naruto sulit bernafas, ia pun segera meminta Pria tua tersebut melepaskan pelukannya, tentu saja Pria Tua tersebut langsung melepaskan pelukan maut nya dari Putranya. Khawatir Naruto bisa mati karena kehabisan nafas, kalau Naruto sampai mati karena ia peluk kan tidak lucu.

"Ayo masuk, Ibu dan Ayah sudah menunggu dari tadi lho!" Pria tersebut langsung mengajak Naruto untuk masuk ke dalam Rumah.

Sesaat setelah Naruto masuk ke dalam Rumah, hal pertama yang ia lihat adalah potret keluarganya, tentu saja karena Foto berukuran raksasa yang menampilkan 3 orang anggota keluarganya termasuk dirinya tersebut ditempatkan di dinding Ruang Tamu rumahnya, ah ralat rumah orang tuanya. Naruto memang belum memiliki rumah sendiri, toh ia belum berkeluarga jadi ia merasa belum memerlukan Rumah.

"Ibu dimana yah?" Naruto yang sedari tadi memandang keadaan Ruang Tamu tersebut merasa tidak melihat ibunya, biasanya kalau Naruto pulang maka Ibunya yang paling heboh saat menyambutnya.

"Ibu mu sedang berdoa Rosario di dalam kamar,Ayah tak tega menganggunya jadi Ayah biarkan saja." Sang Ayah membalas sambil menunjuk ke arah Kamar, tempat dimana sang ibu melakukan Doa Rosario.

Naruto tersenyum,pantas saja Ibunya tak menyambutnya, sedang doa Rosario rupanya. Ibunya merupakan seorang penganut Katholik yang taat, maka tidak heran kalau ia selalu rajin melakukan Doa yang menurut Naruto adalah Doa paling melelahkan dalam ajaran Katholik, bayangkan ia harus mengucapkan 50 kali salam Maria ditambah dengan Bapa Kami setiap kali ia melewati 10 kali salam Maria atau satu Peristiwa, benar benar melelahkan, tapi ibunya tak pernah absen dalam melakukan Doa tersebut.

"Ayah tak ikut Rosario bersama Ibu?" Naruto bertanya pada sang Ayah.

"Ehm itu, Kalau Ayah ikut, terus yang menyambutmu siapa? Kalau ada Tamu bagaimana?" ucap Minato sedikit Panik.

"Cih, Pembohong, bilang saja kalau Ayah malas melakukan Rosario" ujar Naruto dalam Hati, ia tahu ayahnya hanya menghindar agar tak ikut Rosario. Ia dan Ayahnya seringkali dimarahi Ibunya karena jarang melakukan Rosario, boro boro Rosario, ke Gereja saja Naruto jarang, Ayahnya masih mending karena Ayahnya sering menemani sang Ibu ke Gereja setiap hari Minggu walaupun akhirnya Minato akan tertidur saat Pastur memberikan Khotbah dan berakhir dengan dipukul dengan Alkitab oleh Kushina karena ia ketahuan tertidur, kok dipukul dengan Alkitab? Harapannya sih agar Ayat dalam kitab suci tersebut ada yang nyantol ke kepala Minato saat Alkitab dihantamkan ke kepalanya. Tapi apa daya, Yesus mungkin belum memberikan Cahaya Ilahi pada Minato sehingga ia tetap saja tidur saat Pastur memberikan Khotbah.

"Lho Naruto, kau sudah pulang nak!" Kushina yang sudah selesai melakukan doa Rosario terkejut melihat putra semata wayangnya sudah berada di dalam rumah.

"Ibuuuu!" Teriak Naruto berlari ke arah ibunya sambil merentangkan tangannya guna memeluk ibunya, sosok perempuan yang paling ia cintai di dunia ini.

'Duaakk'

Alih alih mendapat pelukan, justru jitakan keras didapat Naruto dari ibunya, Naruto yang tak siap dengan jitakan keras tersebut langsung tersungkur ke Lantai sambil memegangi kepalanya yang benjol karena dijitak cukup keras oleh ibunya. Sang ayah hanya bisa menatap kasihan pada anaknya tanpa bisa berbuat apa apa, hanya Doa yang bisa Minato sampaikan pada Tuhan agar Naruto selamat dari amukan istrinya.

"DASAR ANAK BODOH, KENAPA TAK MEMBERITAHU IBU KALAU KAU PULANG!" Hilang sudah kasih Tuhan yang baru ia terima dari Doa Rosario tersebut, digantikan oleh rasa jengkel pada Putranya yang dengan seenak perutnya pulang tanpa mengabari dirinya dulu, bukannya ia tak senang Naruto pulang, ia justru bahagia jika Naruto pulang karena Rumah mereka akan lebih ramai karena ada Naruto, tapi ia jadi tak sempat masak dengan jumlah besar, mengingat porsi makan Naruto cukup besar.

"Lho aku kan sudah mengabari Ayah kemarin, masa ibu tak diberi tahu?" Naruto bangkit sambil memegangi kepalanya, diam diam ia menyeringai senag karena tak hanya dia yang jadi korban kemarahan Ibunya, sebentar lagi akan ada orang yang jadi sasaran kemarahan ibunya. Minato lalu mendelik pada Naruto, tidak percaya bahwa Naruto akan mengorbankannya pada seekor singa berambut merah yang sekarang berdiri di depannya.

"Apa itu benar, Sayang?" Kushina lalu bertanya dengan nada manis bak Malaikat pada Minato, namun bagi Minato itu bukan Malaikat tapi Iblis yang bahkan lebih kejam dari Lucifer sekalipun.

"Ah iya, aku lupa" Minato menekankan kata Lupa, berharap istrinya akan memaklumi dirinya yang juga seorang manusia biasa dan pernah melupakan sesuatu, namun ia sadar bahwa tindakan yang ia lakukan adalah tindakan yang sia sia, dan semakin mendekatkan dirinya pada terkaman Singa berambut merah di depannya tersebut.

"Oh begitu ya, lupa ya? DASAR AYAH DAN ANAK SAMA SAJAAA!" Kushina langsung bersiap untuk melakukan jitakan keras ke kepala Minato, sedangkan yang bersangkutan hanya tersenyum, senyum pasrah dan kesedihan. Berharap Tuhan membantunya kali ini, tapi mungkin karena Azab sering tidur di Gereja saat Misa membuat Tuhan masih enggan menolongnya, mungkin ini pelajaran bagi Minato yang diberikan oleh Tuhan.

Kini seluruh anggota Keluarga Uzumaki tengah berkumpul di Meja Makan, bersiap untuk makan Malam, sang Ibu, Kushina kini tengah mempersiapkan Menu makan Malam yang diisi dengan Ayam Goreng, Pasta dan Ramen kesukaan Naruto. Naruto sendiri tengah duduk sambil sesekali berbincang dengan sang Ibu mengenai kehidupannya di Mess Tentara, sedangkan sang Kepala Rumah tangga, Minato Namikaze tengah terduduk lesu di kursinya, setelah mendapatkan jitakan super kuat dari Kushina ia sekarang kehilangan nafsu makannya, padahal ia lapar dan sekarang harus rela kepala duriannya terdapat benjolan karena jitakan Kushina.

Oh ya sebelumnya kita harus berkenalan dengan para Anggota keluarga Uzumaki/Johnathan. Yang pertama adalah Sang Kepala Keluarga, Jhonatan Namikaze atau dalam keluarga ia sering dipanggil Minato. Minato sendiri adalah seorang Perwira berpangkat Letnan Kolonel di AD Amerika Serikat. Yang kedua adalah sang istri, yang bernama Uzumaki Kushina, Kushina sendiri merupakan orang Okinawa alias orang Jepang Asli. Lho kok dia bisa menikah dengan Minato?, Minato sendiri bertemu Kushina pertama kali di Okinawa, saat itu Minato merupakan Kapten dari 6th Battalion AD Amerika yang dikirim untuk menjaga pangkalan udara AS di Okinawa. Minato jatuh cinta pada Kushina saat gadis itu menghampiri dirinya yang tengah berkeliling dengan mobil dinasnya untuk bertanya arah jalan ke rumahnya karena akses jalan ke rumah Kushina ditutup karena akan ada Latihan Militer disana.

Minato yang terpincut dengan Kushina pun langsung menawarkan tumpangan pada Kushina untuk mengantarkannya pulang ke Rumah, Kushina yang tau bahwa Minato adalah tentara AS awalnya menolak, namun karena keadaan semakin gelap karena sudah malam membuat Kushina luluh dan menerima tawaran Minato untuk mengantarnya pulang. Sialnya Minato dan Kushina justru tersasar dan harus menunggu hingga pagi untuk mendapatkan bantuan. Kushina yang kesal dan merasa Minato mengerjainya pun langsung menghajar Minato, tak peduli bahwa ia adalah tentara AS yang secara teknis menduduki wilayah Okinawa. Baru paginya Kushina dapat pulang dengan diantar Minato yang wajahnya sudah babak belur karena dihajar Kushina. Namun karena kejadian itulah hubungan mereka mulai dekat, dan akhirnya mereka memutuskan pacaran dan tak lama kemudian mereka menikah.

Lalu kenapa Minato menggunakan nama Jepang padahal dia adalah orang AS?, itu karena menurut adat pernikahan Uzumaki, sang pria harus memiliki marga jepang dan nama Jepang, Minato pun langsung mengganti nama belakangnya dengan nama marga Namikaze sedangkan Minato adalah nama Jepangnya. Minato kemudian memboyong Kushina ke AS karena masa tugasnya di Okinawa udah selesai.

Kemudian ada Uzumaki Michael Naruto, dia merupakan anak semata wayang Minato dan Kushina yang mengikuti jejak ayahnya sebagai Tentara di kesatuan elite Ranger AD Amerika Serikat. Sifatnya yang yang ceria dan Hyperactive membuat ia mudah berteman dengan siapa saja, namun ia merupakan seorang Jenius dan berbakat sehingga mampu meraih pangkat Kapten di usianya yang baru 22 tahun. Ia sendiri mempunyai tekad untuk menjaga perdamaian dunia dari kelompok kelompok Teroris dan Penjahat ( efek terlalu banyak nonton film perang ) dan melindungi orang orang yang disayanginya juga negara tercintanya.

Dan kini keluarga Uzumaki sudah bersiap untuk makan, Naruto dan Minato yang awalnya lesu langsung bersemangat setelah melihat hidangan yang sudah disajikan oleh Kushina. Mereka pun langsung bergerak untuk menyantap hidangan di meja makan sebelum akhirnya dihentikan Kushina dengan memukul tangan mereka dengan sendok kayu.

"Aww, Kushina kenapa kau memukul tangan kami?" tanya Minato sambil mengelus tangannya yang baru saja kena pukul sendok kayu tersebut.

"Kau ini, kita harus berdoa sebelum makan, Naruto yang memimpin Doa Makan hari ini!" ucap Kushina, sedangkan Naruto hanya mendengus ketika ibunya menyuruhnya untuk memimpin Doa sebelum makan. Minato sendiri menatap putranya seolah berkata 'Cepat pimpin Doa atau kita tak bisa makan'sedangkan Naruto hanya menghela napas sebelum memulai memimpin Doa. Mereka pun langsung membuat Tanda Salib dan memulai berdoa

"Tuhan, berkati makanan ini, Amin" Doa yang sangat tidak niat itu Naruto ucapkan saat memimpin Doa sebelum makan, ya, ia sudah tidak sabar menyantap hidangan yang sudah disiapkan ibunya. Kushina dan Minato sendiri terkejut saat Doa Naruto sudah selesai, mereka bahkan belum menutup mata, tapi Naruto sudah mengucapkan Amin.

"BERDOA YANG BENAR NARUTOOOO!" Kushina kembali menjitak Naruto dan menyuruhnya untuk mengulang kembali Doanya yang asal asalan itu, Naruto yang masih kesakitan karena sudah 2 kali dijitak ibunya pun langsung mengulang Doanya,kali ini Doanya lebih panjang dan pelan tentunya. Minato sendiri hanya bisa tersenyum melihat suasana keluarga kecilnya yang jauh kebih ramai sekarang semenjak kedatangan Naruto.

"Naruto, besok kau ikut ibu ke Gereja ya?" ucap ibunya sambil membersihkan piring bekas makan malam mereka, Naruto yang sedang menonton acara Komedi bersama ayahnya pun langsung mengerucutkan bibirnya, tentu saja hendak protes karena acara bangun siangnya besok terancam. Lagipula untuk apa ibunya mengajak dirinya ke Gereja? Toh ia bukan putra Altar atau grup Paduan Suara Gereja yang setiap hari Minggu harus datang ke Gereja untuk bertugas.

"Gak mau ah, besok aku mau bangun siang, aku ini lelah bu, lelah~!" balas Naruto dengan nada mendramatisir. "Benar kan, Ayah?" tanya Naruto pada Ayahnya, tentu saja untuk mencari bala bantuan pada ayahnya.

"Itu benar Kushina, kau tidak liat wajah Naruto yang sudah lelah?,tentu ia harus beristirahat lebih lama lagi, apalagi perjalanan dari Washington DC ke Seattle memakan waktu cukup lama lho" Minato mengedipkan matanya pada Naruto, pertanda bahwa ia mau membantu Naruto lepas dari ajakan Kushina.

'CRIIIIINNNGGGG' terdengar suara asahan Pisau Daging dari Dapur atau lebih tepatnya wastafel dimana Kushina tengan mencuci Peralatan Dapur

"Kasihan anak Ibu ini, ne- Naruto, Ibu bisa lho membuat tidurmu lebih lama lagi." Balas Kushina sambil terus membersihkan atau lebih tepatnya mengasah? Pisau Daging tersebut di Wastafel.

"WAH AKU RASA MENEMANI IBU KE GEREJA ADALAH HAL YANG MULIA!" Naruto langsung berdiri dan berteriak entah pada siapa. "AKU IKUT KE GEREJA BU!" Lanjut Naruto bersemangat. Minato hanya Sweatdropped melihat Naruto yang tiba tiba bersemangat.

Kushina langsung keluar dari Dapur dan mengacungkan jempol pada Naruto seolah berkata 'ITU BARU ANAKKU' tak ketinggalan Pisau Daging yang masih ada noda Darah di bagian ujungnya. Membuat Naruto dan Minato semakin tak kuasa menolak ajakan Kushina.

Setelah Kushina kembali ke Dapur Naruto diam diam berkata pada Ayahnya. "Ayah sekarang aku tahu alasan kenapa pangkalan Udara AS di Okinawa dipindah ke Hokkaido setelah Ayah menikahi Ibu." Minato mengernyit heran.

"Apa Alasannya?" tanya Minato dengan penasaran.

"Karena ayah baru saja menikahi senjata terkuat milik Musuh yang mampu menghancurkan pangkalan pangkalan AS di seluruh Dunia bahkan hanya dengan sekali sentuh saja" balas Naruto ketakutan, setelah memberitahu Ayahnya ia langsung berlari menuju kamarnya dan segera tidur, ia takut ibunya mendengar pembicaraanya dengan Ayahnya dan menjitaknya lagi.

Minato hanya tersenyum kecut, mungkin memang benar ia telah menikahi senjata mematikan musuh yang mampu menghancurkan Dunia dengan jitakan super mautnya.

Namun Minato sangat bersyukur karena ia bertemu dan menikahi Kushina juga memiliki anak seperti Naruto, ia sangat bahagia. Ia berharap Tuhan segera menemukan jodoh bagi anaknya, agar ia bisa segera menimang cucu.

"Amin" ucap Minato, kemudian ia berjalan ke kamarnya, menyusul Kushina yang entah sejak kapan sudah selesai mencuci piring, tak lupa ia mematikan lampu tengah, membiarkan kegelapan malam menyelimuti Rumahnya.

TBC

^Pojok Author

Yoo Minna, saya bingung mau ngomong apa sih, tapi saya mau minta saran nih, apa sebaiknyaini fanfic Ratednya diubah jadi Rated M atau tetep Rated T? Fanfiction ini tidak mengandung Lemon atau semacamnya, tapi unsur Politik bakal saya masukkan disini, termasuk munculnya partai sayap kanan seperti Nazi atau partai sayap kiri seperti Partai Komunis. Saya gak mau anak anak kecil baca cerita yang belum waktunya mereka bisa nikmati atau mereka mengerti.

Dan untuk Chapter Chapter awal, masih rada santai masih kita bahas dulu kehidupan si Uzumaki Michael Naruto ini.

Mohon Kritik dan Saran Tulis di kolom komentar ya!

Salam hangat

Author : Leopard2RI