Baginda Doflamingo

One piece © Eiichiro Oda

Isa, Aku © Chairil Anwar

Warning: semi canon, oneshot and typo. 503 word (story only). For challenge #PestisidaUntukHama.

Prompt: Human Trafficking - His Majesty's Ship

Baginda Doflamingo

Kulihat tubuh mengucur darah/aku berkaca dalam darah

Setiap orang memiliki banyak emosi dalam dirinya. Salah satu yang paling sering ditonjolkan adalah kegembiraan. Kegembiraan identik dengan cinta. Setiap orang bebas – bersyarat – dalam mengekspresikan cintanya.

Bagiku, tak ada yang lebih membuatku bahagia selain penyiksaan dan … darah – lebih bagus bila ada koor tangisan. Ketika tubuh hangat itu berubah kaku dan darah mengucur titik-titik seperti rinai hujan … ah, mungkin rasanya seperti menemukan potongan utuh Rio Poneglyhp yang sudah lama hilang bagi Arkeolog atau menemukan serum penawar racun Magelan oleh para Dokter.

Apa yang terjadi dengan syarat dari sambungan kata bebas berekspresi? Syarat hanya berlaku bagi mereka para pengecut. Syarat tidak akan berlaku jika dihadapkan dengan uang dan kekuasaan. Bahkan angkatan laut yang tersohor itu bungkam ketika mendengar nama Doflamingo. Betapa berjayanya kekuatan dari kekuasaan.

Jeritan bernada memohon dari manusia yang dirantai terdengar mengganggu. Dasar, aku ini satu dari tujuh Shichibukai, apa si otak udang Disco tidak punya rasa hormat? Seenaknya saja menelpon di tempat seberisik rumah budak itu. Para budak itu pun sama saja, untuk apa berteriak lagi? Terima nasib sajalah. Tidak perlu memohon seperti itu, pertolongan tidak datang dari langit. Itu 'kan salah mereka sendiri, mengapa mereka begitu lemah. Membuatku tidak tahan untuk menyingkirkannya.

"Bodoh! Sadar tidak kalau perdagangan manusia itu sudah kuno?"

"Tapi, ini toko anda juga Tuan. Tolong lakukan sesuatu sebelum bisnis ini hancur."

"Diam! Aku sudah muak padamu. Zaman baru semakin dekat, dan kau masih menyalahkan aku? Urus toko itu sendiri dan jangan lupa bagianku."

Tut tut tut tut….

Aku ingin benar melihat ledakan kembang api merah di Shaobandy sekarang. Sepertinya lucu juga melihat para budak yang telah dibebaskan Topi Jerami dari penjara meledak. Dasar, begitu girangnya mereka hingga lupa pada rantai yang akan siap meledakan kepala mereka bila mencoba melepaskannya tanpa kunci. Kalaupun menemukan kunci, mereka setidaknya pasti berebut.

Baiklah, sekarang bukan waktunya untuk memikirkan itu, perang telah diumumkan pada Shirohige, saatnya bersiap-siap. Hm, apa-apaan ini? berani sekali budak bodoh itu menyajikan makanan dingin padaku.

"Aku terlalu gembira hari ini untuk bermain. Sekarang cepat hidangkan makanan baru!"

"Ta-tapi Tuan…." Salah satu budak yang menyajikan makanan mulai membantah.

Crasssh.

"Ba-baik tuan. Mohon tunggu sebentar." Budak lainnya berkata terbata-bata. "Kau!...," tunjuknya pada sesamanya, "… Cepat singkirkan dia!" dia memerintahkan.

"Urus saja makananku biarkan saja dia disini, aku masih mau bermain," kataku bosan.

"Baik Tuan." Lalu semua Budak itu keluar dari ruanganku yang indah.

Cermin terbaik adalah cermin yang menampilkan kecantikan abadi. Dan ketika kulihat tubuh mengucur darah, aku berkaca padanya. Cermin merah itu memantulkan wajah calon Raja Bajak Laut masa depan. Hah!

Dan aku akan lebih tidak perduli/Aku mau hidup seribu tahun lagi

Aku punya semuanya.

Harta, kedudukan, kekuatan. Dan aku tidak peduli siapa yang menghambat jalanku untuk menambah pundi-pundi kekayaanku, tinggal potong saja tubuhnya. Selesai. Dan aku lebih tidak perduli jika keturunan dari orang-orang yang telah aku bunuh ingin membalaskan dendamnya. Aku ini calon Raja Bajak Laut masa depan. Jika aku mau hidup seribu tahun lagi, maka aku akan hidup untuk seribu tahun lagi. Akulah yang akan mengemudikan masa depan Dunia!

Owari