Naruto Masashi Kishimoto
Kau tidak menyukaiku? ghostgirl20
Pair SasuXSaku
Warning gajeness,alur cepat,abal dan kekurangan lainnya.
Just check it out!
Chapter 1 : pertemuan yang tak disengaja
Selamat pagi dunia! Hari ini aku Sakura Haruno, akan mengalami peristiwa paling menarik di dunia. Tentunya bagiku sendiri. Aku akan memasuki hari pertama di Konoha Gakuen. Aku akan berjuang selama 3 tahun ini. Mendapatkan nilai sempurna, teman yang banyak dan sekaligus pacar yang-
"Sakura, cepat! Nanti kau terlambat!"
"I-iya, bu. Sebentar lagi!"
Kalian pasti tahu siapa yang berteriak dengan suara yang dapat menggetarkan gedung pencakar langit sekailpun itu. Siapa lagi kalau bukan Kaa-san ku tercinta.
BRAKK
"Sakura! Tou-san sudah menunggu sejak 10 menit yang lalu!" Teriak ibu sambil menggebrak pintu. Duh, sampai segitunya pada anak semata wayangnya ini.
"Iya,iya! Aku keluar sekarang!" Aku langsung menyambar tas sekolah di atas meja belajarku. Melirik sejenak ke cermin, memperhatikan pantulan diriku yang pagi ini sudah sempurna, menurutku. Lalu langsung melesat menuju mobil ayah yang sudah bertengger di depan rumah. Menungguku.
"Gomen, tou-san! Banyak yang perlu disiapkan," kataku. Tou-san ku mengendus-endus.
"Bau apa ini?" Tanyanya. Aku terkekeh dan memberitahunya.
"Itu bau parfumku, tou-san!" Jawabku. Tou-san mengernyit tidak suka.
"Baunya menyengat! Memangnya kau beli dimana? Pasar loak?" Kata tou-san menggodaku. Ya,ya. Aku tahu baunya tidak lembut seperti bau parfum gadis-gadis anggun di luar sana. Tapi bagiku, bau perfumku sangat cocok dengan kepribadianku yang energik.
Enak saja! Aku membelinya dengan harga mahal, tahu!" Kataku pada Tou-san.
"Yah, terserah kau sajalah! Nanti kalau tidak ada pemuda yang mau mendekatimu karena bau perfummu. Jangan salahkan Tou-san, ya!" Kata Tou-san.
"Ah~! Tou-san menyebalkan," kataku sambil memukul pelan pundak Tou-san.
"Kalian berdua, hentikan! Mau sampai kapan mengobrol terus, hah? Ayo, sana berangkat!" Kata Kaa-san dari balik jendela mobil yang terbuka.
"Ya sudah. Aku berangkat," kata Tou-san.
"Dah, ibu. Doakan aku dapat pacar yang tampan, ya?!" Kataku sambil melambai pada Kaa-san saat Tou-san mulai menjalankan mobilnya.
.
.
.
.
.
Sekarang, jam sudah menunjukkan jam 7.35. Aku sudah sampai di depan gerbang Konoha Gakuen. Gerbangnya setinggi badanku. Pagarnya berwarna hitam dan disamping pagar ada pos penjaga. Di sekelilingku, sudah banyak murid-murid berpakaian seragam yang sama denganku berjalan masuk ke dalam sekolah.
"Arigatou, Tou-san!" Kataku pada Tou-san dari jendela mobil.
"Semoga berhasil, nak!" Kata Tou-san menyemangati.
Setelah berkata begitu, Tou-san langsung mengemudikan mobilnya dan menghilang di tikungan.
Sejenak aku mendongak melihat arsitektur depan gedung sekolahku. Sudah sangat lama kuimpikan momen ini. Aku memang sangat mengagumi ke~eleganan gedung sekolahnya. Belum lagi para muridnya yang notabene berotak encer. Pokoknya semua tentang sekolah ini, aku suka.
Kuhirup napas dalam-dalam sebelum kulangkahkan kakiku menuju ke tempat loker sepatu. Kucari-cari namaku di antara deretan loker itu.
"Ketemu!" Segera saja kukeluarkan Uwabaki berwarna putih dengan warna hijau toska di ujungnya dan kupakai. Setelah itu kuletakkan sepatuku ke dalam loker. Dan menutup pintunya kembali.
BUAGH
"Sakuraa~ Selamat Pagi!"
"Ya, Tuhan!" Seruku. Kutolehkan kepalaku dan muncullah cewek berambut panjang berwarna pirang, sedang nyengir kuda.
"Ada orang pagi-pagi memukul punggungku. Bisa kulaporkan pada polisi, tuh!" Kataku pada sahabat, teman, dan tempat pembuangan curhat setiaku, Yamanaka Ino.
"Hihihi. Sekali-kali masuk penjara boleh juga," jawabnya enteng. Orang ini sama sekali tidak punya aturan. Aku sudah bilang belum kalau dia anak juragan pasar?
"Kau sinting!"
"Hahahaha!" Olokanku sepertinya menjadi boomerang bagiku. Lihat saja! bukan dia, malah aku yang semakin jengkel.
"Sudahlah. Ayo, masuk! Nanti telat upacara penerimaan," ajakku sambil menyeretnya.
"Eh, aku belum ambil uwabaki!"
"Aduh, cepat!" Kataku ketus. Tapi dalam hati aku tersenyum jahil. Hihihi, rasakan kau!
.
.
.
.
.
Upacara penerimaan, sambutan kepala sekolah yang digantikan dengan wakil kepala sekolah, -Karena kepala sekolah yang asli sedang sakit- juga sambutan dari perwakilan siswa kelas 1,2,3.
Sekarang semua acara itu telah selesai. Aku begitu bangga dapat bersekolah dan menyaksikan langsung sekolah ternama yang terkenal asri dan indah ini.
Indah? Tentu saja. Sekolah ini banyak sekali tamannya. Dan yang paling menarik minatku adalah sebuah kolam renang pribadi khusus bagi siswa-siswi yang bersekolah disini.
Aku dan Ino sedang berjalan-jalan di sekitar sekolah. Mumpung diijinkan, kami memanfaatkannya untuk mengenal lingkunan sekolah. Sekaligus mencari cowok ganteng, kata Ino.
"Hei, Sakura. Daritadi, aku tidak melihat cowok ganteng, ya?" Tanya Ino.
"Kau ini mau sekolah atau mau cari refrensi pendamping hidup?" Katanya sengit. Hihi, biar saja. Habis to the point sekali. Tidak ada malunya bertanya begitu. Yah, aku tahu. Dia sangat doyan sama cowok ganteng.
"Aku masuk kesini karena katanya cowoknya ganteng-ganteng. Lalu kemana mereka semua itu? Apa gosipnya bohongan?"
"Salah sendiri, gosip dipercaya!" Hihihi. Ino sudah memanyunkan bibirnya, tanda dia kesal. Makan tuh gosip. Dia ini selalu termakan sama gosip murahan yang sering kali banyak bohongnya. Bahkan saat SMP, dia dijuluki Ratu Gosip. Hihihi.
"Eh,eh! Itu ketemu!" Katanya sambil menyenggol sikutku.
"Apanya?" Sontak akupun menoleh ke arah yang dilihat Ino. Dan aku melihat indah d depan sana.
2 orang cowok berjalan dengan santainya ke arah kami. Yang satu berwajah imut dengan rambut jabrik kuningnya. Yang satu lagi, berwajah cool dengan rambut merah marunnya. Oh, ya! Di dahinya ada tato huruf kanji artinya 'AI'.
Ino sudah berteriak histeris melihat mereka. Walaupun mereka ganteng, tapi menurutku reaksi Ino berlebihan.
"Ino, jangan melihat mereka begitu. Nanti kalau mereka tidak suka bagaimana? Kalau mereka senpai kita bagaimana?" Tanyaku gusar. Karena jujur saja, si cowok jabrik itu telah nyengir ke arah kami.
"Biar saja, bagus kalau kita bisa kenalan!" Kata Ino dengan mata berbinar. Kalau sudah begitu, aku tidak bisa apa-apa.
"Hoi, Naruto! Tangkap bolanya!" Cowok jabrik itu menoleh ke belakang. Rupanya emannya memanggil. Bisa kulihat setelahnya, anak yang memanggil itu melempar sebuah bola basket.
"Oke!"
"Eh, Sakura, jadi namanya Naruto, ya?" Bisik Ino. Baru saja mau kujawab ocehan Ino itu. Tapi tiba-tiba saja, ada orang yang berteriak sangat kencang.
"AWAS!"
BUAGH
Aku membuka mataku yang sempat kupejamkan tadi. Teriakan itu ditujukan padaku, karena sebuah bola basket melayang jauh dari cowok jabrik ke arahku. Tapi anehnya, aku tidak merasa sakit. Kenapa, ya?
"Sakura!" Aku mendengar Ino memanggil namaku.
"Sasuke!" Lalu ada suara lain yang memanggil nama seseorang.
Aku melihat ada tangan yang melingkari tubuhku. Kepalaku pun seperti dilindungi seseoran. Karena aku dapat merasakan napasnya dekat dengan dahiku.
DRAP...DRAP...DRAP
"Hoi, Sasuke! Kau tidak apa-apa?" Kata cowok jabrik yang tadi kulihat.
"Sasuke!" Kata seseorang dengan rambut nanas. Mungkin dia yang melempar bola, karena wajahnya terlihat menyesal.
"Lain kali, hati-hati kalau melempar bola!" Aku mendongak.
Ya, Tuhan. Apakah dia malaikat? Karena aku baru pertama kali melihat makhluk super tampan seperti dia.
-tsuzuku-
Bagaimana? Argh, aku takut para pembaca ilang rasa sama ceritaku. Soalnya idenya pasaran sih.
By the way, ini fanfic multi chapter pertamaku. Aku harap, minna bias menerima dan keep reading!
Arigatou gozaimasu
