Tittle : The Fact

Genre : Romance

Rated : T

Pair : KrisLay/KrAy/KrisxLay

Cast : Lay, Kris, Luhan, Tao

Disclaimer : EXO milik semua orang, Cerita dan plot milik saya

Warning : OOC, TYPO(s), ABAL, GAJE PULA, MAKLUMILAH

.

.

Summary : "Xing, aku... ingin seperti ini bersamamu." "Apa yang kau lakukan, Kris? Kumohon jangan permainkan aku." "Dasar bodoh," –AnotherKrisLay Fanfic, KrisxLay, Slight KrisTao, EXO Fanfiction!

.

.

DON'T LIKE DON'T READ

.

.

ENJOY

.

.

I NEED YOUR REVIEW

.

.

Lay mendengus kesal melihat pemandangan di depannya. Ia memuntahkan milk tea yang kini di seruputnya karena tiba-tiba ia merasakan milk tea itu menjadi pahit— atau pemandangan di depannya yang membuat milk tea nya terasa pahit? Mungkin saja.

Ia melihat Kris—teman sekamarnya di apartement sedang tersenyum manis kepada gadis yang berada di hadapannya. Ia tau siapa gadis itu, Choi Jinri—teman sekampus mereka.

Hatinya terus berdenyut kasar setiap melihat Kris memberikan senyuman 'itu' kepada orang lain. Terutama Zitao, junior mereka yang menjadi incaran Kris.

"Ku antar pulang, ya?" Tawar Kris kepada Jinri.

"Apa tidak apa-apa?" Tanya Jinri sembari menoleh ke arah belakang Kris—dimana Lay berada.

Kris mengikuti pandangan gadis itu dan tersenyum lagi.

"Tenang saja, dia bisa pulang sendiri. Kau tidak usah mengkhawatirkan anak itu," Jawab Kris mengerti maksud Jinri.

"Eum, baiklah."

Kris tersenyum sekilas kemudian berbalik untuk menghampiri Lay, "Lay, maaf tidak bisa memberimu tumpangan hari ini," Ujar Kris merasa bersalah

"Tidak apa-apa. Seperti biasa kan?" Ucap Lay malas.

Kris nyengir menanggapi pertanyaan—yang ia tahu hanyalah basa-basi dari teman sekamarnya itu.

"Nanti ku belikan kau Hotdog kesukaanmu, oke?"

"Tidak usah merayuku, cepat pergi sana! Yeoja-mu sudah menunggu"

"Haha...baiklah, hati-hati kalau pulang,"

Setelah mengatakan itu, Kris berlalu bersama Jinri menuju mobilnya dan meninggalkan pelataran parkir kampus mereka.

Lay membuang nafas kasar setelah melihat kepergian Kris bersama Gadis cantik itu.

Selalu seperti itu. Lay hanya bisa menahan semua perasaannya saat Kris berusaha untuk mendapatkan gadis ataupun laki-laki lain. Sahabatnya itu tidak pernah tau bahwa Lay menyimpan perasaan kepadanya semenjak mereka masih menduduki bangku SMA.

"Bodoh," Gumamnya—entah untuk Kris atau dirinya sendiri.

Kemudian ia beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju halte untuk menunggu bis datang.

.

.

.

Lay menidurkan tubuhnya di sofa sembari memindah-mindah channel dengan bosan. Sahabatnya itu masih belum pulang juga. Ia tidak tau apa saja yang dilakukan namja troll itu dengan Jinri dan ia tidak mau memikirkannya.

Pukul 8 malam. Ia mendengus kesal.

Lay terus saja memindah-mindah channel dengan bosan dan bergerak gelisah menyamankan posisinya.

Akhir-akhir ini ia gampang sekali merasa lelah karena aktivitas kampusnya yang padat ditambah ia dan Kris adalah anggota inti team basket di kampus mereka.

Setengah jam berlalu, pemuda dengan dimple manis itu terlelap karena tidak kuat menahan kantuknya. Remote TV tergeletak begitu saja di bawah sofa karena terjatuh saat Lay tertidur.

Tak lama, Kris datang membawa beberapa bungkusan yang sepertinya berisi makanan untuk Lay. Ia memasuki apartement dan berjalan kedalam.

"Malam Xing, aku membawakan makanan untuk—"

Ucapan Kris terhenti ketika melihat Lay yang tertidur pulas di sofa. Ia mendekati tubuh laki-laki itu dan meletakkan bungkusannya di meja.

Terdengar dengkuran halus dari pemuda cantik itu. Kris hanya tersenyum dan menyentuh kening Lay untuk menyingkirkan poni yang menutupi wajahnya.

'Dia sangat manis'

Kris menoleh kebelakang dan mengambil remote untuk mematikan TV yang masih menyala.

Setelah itu, dia mendekatkan tubuhnya dengan Lay dan menggendong pemuda itu untuk membawanya ke kamar mereka.

"Ternyata tubuhnya sangat ringan walau dia hobi makan," Gumam Kris ternsenyum sendiri. Dia tidak tau apa reaksi Lay esok pagi jika ia mengetahui bahwa dirinya-lah yang memindahkan tubuh jangkung itu dengan menggendongnya seperti putri.

.

.

Paginya—

Lay terbangun dengan mata mengerjap lucu. Ia mengusap matanya sekilas kemudian turun dari ranjangnya menuju kamar mandi, dilihatnya ranjang Kris yang kosong. Mungkin anak itu sudah bangun. Pikir Lay.

Tunggu, kenapa ia bisa terbangun di ranjangnya? Bukannya semalam ia tertidur di sofa saat menunggu Kris?

Lay bergegas berlari ke bawah dan melihat Kris yang tengah menikmati sarapannya di meja makan ditemani segelas susu manis yang bertengger di sebelah kanannya.

"Oh, selamat pagi putri tidur.." Sapa Kris aat melihat kedatangan Lay.

"Kris—apa kau yang memindahkan aku semalam?" Tanya Lay tidak membalas sapaan dari Kris.

Kris mengangguk sambil terus mengunyah, "Aku menggendongmu semalam. kau tahu? Tubuhmu itu sangat berat dan aku harus bertahan untuk mencapai kamar karena menahan beban dan menaiki tangga bodoh itu," Ujar Kris berbohong.

Pipi Lay bersemu.

Ia sangat senang karena Kris mau menggendongnya walau dengan embel-embel Kris mengatakan bahwa tubuhnya berat. Itu tidak masalah, karena secara tidak langsung ia berada dalam dekapan Kris semalam walaupun ia tidak sadar. Itu sudah cukup.

"Ya! Aku tidak seberat itu tahu, kau hanya melebih-lebihkan," Protes Lay mengerucutkan bibirnya lucu dan membuat Kris membulatkan matanya karena hal itu.

"Kau berat, Xing-er."

"Berhenti memanggilku dengan sebutan itu, Wu!"

"Xing-er~"

"YA!"

"Cepat mandi, atau ku tinggal kau, aku ada kelas sebentar lagi," Potong Kris cepat sebelum ia mendapatkan memar ditubuhnya.

"Huh," Dengus Lay kemudian berlalu kembali ke kamarnya.

Kris hanya terkekeh melihat Lay yang sedang kesal. Lucu sekali.

.

.

.

Hari ini ada latihan basket untuk pertandingan bulan depan melawan tim dari kampus sepupu Lay—Xi Luhan. Laki-laki cantik yang mirip perempuan, Kata Lay.

DUK DUK DUK

Lay mendrible bola tenang melewati tubuh Kris yang menghalanginya sedari tadi, tiba-tiba Kris menahan pinggang Lay dan menariknya mendekat membuat tubuh Lay seketika menegang.

Ia berdiri kaku sambil memegang bola di tangannya. "K-kris.."

SRETT!

Kris merebut bola yang berada di tangan Lay.

Kris menyeringai sebelum membalikkan badannya dan mendrible bola itu menuju ring di hadapannya.

SLAP! Kris memasukkan bola kedalam ring dengan sekali shoot. Ia tersenyum tipis dan mengangkap bola itu kemudian mengopernya kepada Kai, teman se tim nya saat ini.

Kris mendekati Lay kemudian berbisik,

"Kau mudah di tipu, Xing."

DEG

Dadanya berdesir tidak nyaman mendengar ucapan dari Kris. Setelah itu, Kris berlari melewati Lay dan mencoba merebut bola kembali dan melanjutkan permainan.

Lay terdiam sesaat memikirkan kata-kata Kris barusan. Kemudian pikirannya melayang saat Kris berkata bahwa ia menggendongnya semalam. Kris yang menahan pinggangnya tadi lalu menariknya mendekat ke tubuh jangkung Kris, dan juga kata-kata itu...

Rasanya Lay ingin menjedukkan kepalanya ke tiang bendera saat ini juga.

BUG

Lamunan Lay buyar saat mendengar seseorang terjatuh dan beberapa orang berlari mengerumuni orang itu.

Lay ikut mendekat dan melihat apa yang terjadi.

Oh—

Zitao pingsan rupanya, dan Kris mencoba membangunkan anak panda itu dengan menepuk-nepuk pelan pipinya. Bisa dilihatnya bahwa hidung Tao berdarah.

"Apa yang terjadi?" Tanya Lay kepada seseorang yang berada di sebelahnya.

"Tao terkena bola milik Kris. Kris mengoper bola itu kepada Luhan. Tapi Tao tiba-tiba berjalan memasuki lapangan dan bola itu mengenai kepalanya." Jelas pemuda manis yang diketahui bernama Suho.

"Oh begitu, Terimakasih."

Suho mengangguk pelan membalas ucapan Lay.

Tiba-tiba Kris mengangkat tubuh Tao dan membawa anak panda itu menuju ke UKS.

Lay tidak bergerak sama sekali. Samar-samar ia mendengar Kris berseru kepada Kai untuk meminta maaf karena tidak bisa melanjutkan latihan karena harus mengurusi Tao dulu.

Anggota yang lain kembali melanjutkan latihan, namun Lay berlari keluar lapangan tanpa memperdulikan seruan dari teman-temannya.

Ia berlari menuju UKS untuk melihat kedua pemuda itu dari luar.

Lay tidak berniat masuk, ia hanya melihat dari celah pintu UKS yang terbuka.

Kris membersihkan luka di hidung Tao, mengusap pelan kening anak panda itu dan menyelimutinya dengan selimut yang tersedia di UKS.

"Maafkan aku Tao, aku tidak bermaksud menyakitimu. Kau bodoh sekali karena tiba-tiba memasuki lapangan seperti itu. Aku tidak akan memaafkan diriku jika sesuatu terjadi kepadamu," Ujar Kris yang tidak bisa di dengar Tao karena anak itu belum juga membuka matanya.

"Apa kau mau mengatakan sesuatu kepadaku, Tao?" Tanya Kris sembari terus mengusap kening Tao

Perlahan Tao membuka matanya dan mencoba melihat sekelilingnya.

"K-kris ge.."

"Tao, tao...kau baik-baik saja?" Seru Kris yang mengetahui Tao sadar.

Tao mengangguk lemah sebagai jawaban dan tersenyum.

"gege, aku punya sesuatu yang harus kuberitahu kepadamu." Ucap Tao pelan

Kris mendekatkan tubuhnya dan memegang tangan Tao.

"Apa?"

Tao terdiam sejenak kemudian menarik tubuh Kris kepelukannya, ia terisak kecil sambil membisikkan sesuatu di telinga Kris,

Lay membulatkan matanya melihat kejadian itu dan refleks memundurkan badannya karena terkejut.

.

.

.

.

-TBC-

Next?

Please Review (: