prolog
"explain, explain apa ?". Mata pemuda berwarga Korea itu yang penuh akan air mata, yang akhirnya air mata itu lolos begitu saja dari mata bulat pemuda itu. "Sekarang udah ga bisa di jelasin lagi, kenapa ?, KENAPA ?". Rahang pemuda itu mengeras menahan amarah. Ia mengusap air mata di pipinya dengan kasar.
Perempuan di depannya hanya menunduk, tak berani menatap mata Nyalang dari lawan bicaranya. Ia mengepal tangannya sekuat tenaga, menahan Isak tangis demi mempertahankan wajahnya yang dingin.
"Maaf". Hanya itu yang keluar dari bibir tipis perempuan berambut sepunggung dihadapannya. Ia sangat kebingungan, putus asa, dan kehilangan semangat hidupnya. Akhirnya dengan segenap hati nya, Perempuan itu memberanikan diri menatap pemuda di hadapannya. "Kita harus berakhir disini Kyung-soo". Air mata yang di tahannya pun keluar dengan sangat deras.
Pemuda bernama Kyung-soo itu menatap wajah perempuan didepan nya tak percaya.
"Kenapa Baek-hyun ?, Tolong jangan kayak gini". Kaki Kyung-soo terasa lemas mendengar perkataan wanita bernama baek- Hyun di depannya.
Keduanya sama-sama mengepalkan tangannya dengan erat, menahan emosi yang mendadak keluar dari pikirannya.
"Maaf". Hanya maaf yang bisa Baekhyun ucap. "Aku ga pantes buat kamu".
"Omong kosong!!". Kyung-soo berteriak sangking emosinya. Wajahnya memerah menahan emosinya yang meledak-ledak. "Tolong jangan seperti anak kecil, Baek". Air mata Kyung-soo seakan-akan tak mau berhenti meluncur di rahang tegasnya.
"Apa salahku Baek". Nada yang di ucapkan kyungsoo benar benar sangat putus asa.
Hati Baekhyun seakan-akan remuk melihat pemuda di depannya yang terlihat sama sama putus asanya. Pemuda yang seharusnya menjadi masa depannya.
Ya masa depan.
Perempuan itu terkekeh di sela sela tangisnya. Memikirkan kata 'masa depan' membuat hatinya semakin hancur. Dadanya penuh sesak hanya karena memikirkan kata itu. Rasanya ingin menangis sangat kencang tanpa peduli dengan apapun. Rencana yang sudah di kelola untuk ' masa depan ' hancur tanpa ada sisa.
Baekhyun menghapus lelehan air mata di pipinya dengan cepat. "Aku harus pergi". Ucapnya sangat singkat dan langsung melenggang pergi meninggalkan pemuda bernama Kyung-soo itu.
Kyungsoo hanya menatap kosong trotoar di depannya. Kakinya mendadak terasa menjadi jelly yang tak kuat menopang masa tubuhnya. Lututnya menabrak kuat trotoar sangking lemasnya. Ia sama sekali tak menghiraukan rasa sakit di lututnya. Rasa sakit di hatinya lebih parah dari pada rasa sakit di lututnya.
Kyungsoo hanya bisa meremas dadanya yang sangat sakit.
Sementara Baekhyun, perempuan itu menangis tersedu-sedu di sela berlarinya. Tak menghiraukan beberapa pasang mata menatap aneh dirinya. Ia hanya berlari dengan sekuat tenaga, menempuh angin malam yang sangat dingin. Pandangan nya mengabur karena air mata yang memenuhi kelopak matanya.
Ia berhenti sejenak. Bertumpu pada lututnya karena kelelahan akibat berlari sekuat tenaga. Nafasnya tersengal-sengal, ia mencoba menghirup oksigen sebanyak yang dia bisa.
Baekhyun mengusap kasar pipinya yang di penuhi lelehan air mata. mata Baekhyun seperti tak menuruti keinginan nya untuk berhenti menangis. Bahkan keluar semakin dan semakin banyak.
"Apa salahku tuhan?".
Sekian prolog nya
Kalau banyak yang baca bakal di lanjut
