A Present of Hustle Liar
VKook/TaeKook
Top!V Bot!Kook
(1)AU!AlternativeUniverse (2)AU!AbsurdUdahpasti
YAOI! BL!BoyxBoy! Shounen-ai!
RnR please~
.
.
A Piece of Cake for the Nerd Guy
.
Hanya sepotong kisah kehidupan anak sekolah. Taehyung yang tidak pernah absen menjahili si culun Jeon Jungkook. Lalu, Jungkook yang selalu mendapati setangkai bunga mawar dan sekotak coklat dilaci mejanya. Dan, Bambam, sahabat si culun Jeon yang terlampau bodoh dan tidak peka.
.
.
A Piece of Cake for the Nerd Guy
.
Seorang siswa berkacamata tebal terlihat melangkah cepat di koridor sekolahnya. Beberapa sapaan seperti biasa didapatnya dari siswa lain yang tak sengaja berpapasan dengannya, atau yang sedang santai didepan kelas mereka.
"Nerd kebanggaan kita lewat!"
"Pagi, nerd!"
"Jeon Jungkook, celanamu terlalu tinggi!"
"Hei! Rambutmu bagus, Jeon Jungkook!"
Oh ayolah.
Terimakasih sudah menyapaku.
Dia terus melangkahkan kakinya cepat. Ingin sekali untuk segera sampai dikelasnya. Sejenak menulikan pendengarannya saat tawa puas dari mereka yang menyapanya terdengar memenuhi koridor.
Nyatanya, siswa ber-nametag Jeon Jungkook itu sudah terbiasa dengan itu semua.
Muak memang. Tapi apa daya? Dia memang hanya seorang siswa terlampau rapi dengan kacamata besar nan tebal.
Tidak menarik, sama sekali.
Tapi, hell no! Celananya tidak setinggi perut, dia juga tidak seculun itu untuk membuat gaya rambutnya jadi 'klimis belah tengah'.
Tidak, terimakasih.
Mereka saja yang terlalu suka melebih-lebihkan.
Dan hari ini Jungkook memang berangkat sekolah sedikit lebih telat dari biasanya. Saat sudah sampai dikelasnya, arloji yang melingkar ditangannya menunjukkan pukul 8:50. Bel masuk akan berbunyi 10 menit lagi.
Dia menengok pada teman sebangkunya.
Bambam, pagi-pagi sudah tidur. Ini bahkan belum memasuki jam pelajaran pertama. Jungkook hanya menggeleng maklum. Anak itu pasti hanya bermain xbox semalam suntuk sampai lupa dengan tempat tidur nyaman yang menantinya.
Jungkook menyandarkan tubuhnya pada bangkunya. Pandangannya kosong. Dia mencoba menerawang, apakah kehidupannya hanya akan terus berjalan seperti ini? Ditindas, dihina, dan dipandang rendah? Dia jadi bingung, sebenarnya ini semua berawal dari mana?
Gelar nerd yang disandangnya kini, datang dari mana?
Kacamatanya?
Apanya yang salah?
Jungkook melepas kacamatanya, lalu memperhatikan benda itu. Tak lama dia tersadar akan tingkah konyolnya yang membuang-buang waktu. Dia merutuki kebodohannya dan memasang kembali kacamatanya.
Tidak ada yang salah. Yang salah adalah mereka dan segala impresinya. Ya, dan melakukan hal konyol tadi membuat Jungkook sadar bahwa dia mungkin mulai gila.
Dan ujung-ujungnya, terlalu banyak memikirkan hal tak berguna membuat Jungkook sedikit pusing. Ah benar! Pagi tadi Jungkook melewatkan sarapannya. Sekarang rasa laparnya baru terasa. Saat-saat seperti inilah anak teladan seperti Jungkook tiba-tiba jadi begitu mendambakan waktu istirahat.
Haha, konyol.
Oh!
Tunggu dulu!
Jungkook yang teringat akan sesuatu menyasarkan tangannya dilaci mejanya.
Dan, bingo!
Satu kotak coklat -ugh- berbentuk hati kini ada ditangannya.
Dengan cepat dia membuka kemasannya lalu menggigit salah satu sisi keping coklat itu. Rasa manis berbaur pahit itu tanpa sadar membuat Jungkook tersenyum. Entah kenapa, kali ini dia begitu menyukai sensasi hangat dari lelehan coklat yang membaur dengan salivanya. Mungkin karena coklat ini ada disaat yang tepat?
Kepingan coklat itu masih dipegangnya. Dia memperhatikan bekas gigitannya pada kepingan coklat itu. Lalu pandangannya beralih pada bagian depan bungkusan coklat itu. Identitas rahasia si pengirim tertulis dengan tinta merah hati.
Bungsu Kim
Jujur saja, setiap kali membacanya Jungkook ingin sekali tertawa, terbahak sekalian, karena demi Tuhan itu sangat konyol. Bungsu Kim katanya?
Ffftt..
Dia terpikir -lagi-, siapa sebenarnya 'Bungsu Kim' ini? Siapa orang yang selama sebulan belakangan ini yang dengan -ehem- romantisnya memberinya sekotak coklat dan setangkai bunga mawar-
Ah!
Jungkook kembali menyasar laci mejanya dan memang benar, mawar lagi.
Jungkook tidak punya gebetan apalagi kekasih yang bermarga Kim, omong-omong.
Lalu siapa orang bermarga Kim yang kemungkinan melakukan ini?
Siapa orang bermarga Kim -lagi- yang mau saja buang-buang waktu dan uang demi coklat dan mawar ini dan memberikan pada dirinya yang tidak menarik ini?
Jungkook punya beberapa teman yang bermarga Kim, tapi itu pun tidak terlalu dekat.
Ada Kim Mingyu, dia tetangga Jungkook dan tidak satu sekolah dengannya.
Dan ada Kim Seokjin, anak kelas tiga dan mereka cuma sekedar kenal. Lagi pula setahu Jungkook, Seokjin sudah memiliki kekasih.
Lalu siapa?
Jungkook menatap mawar itu lekat. Mau diapakan juga? Mawar-mawar yang didapatnya kemarin, kemarin, kemarin, sampai sekitar satu bulan kemarin hanya dia tumpuk dalam lokernya. Tidak tau mau diapakan. Mau dibuang juga, rada sayang.
Mungkin juga sudah layu. Yah, sepertinya hari ini Jungkook akan memutuskan untuk membersihkan lokernya dari tumpukan mawar-mawar layu itu.
"Sayang 'kan kalau orang itu terus buang-buang uang untuk membeli bunga yang bahkan hanya berakhir di tong sampah?", lirih Jungkook tanpa sadar.
Baru saja dirinya ingin kembali menggigit coklat ditangannya, namun bel tanda masuk sudah menggema saja, membuat satu helaan nafas lolos dari bibir kemerahannya. Dia akhirnya menyimpan kembali coklat itu dilaci mejanya.
Jungkook menengok lagi pada Bambam yang sama sekali tidak terusik dengan bunyi bel barusan.
Oh, tidak apa.
Seperti biasa, Jungkook akan dengan senang hati jadi alarm teman sebangkunya itu.
"Bam-ie! Xbox mu dibanting Lisa!", Jungkook tidak perlu berteriak. Dia hanya perlu bersuara dengan nada penuh seruan disamping telinga Bambam, dan tentu saja itu sukses membuat Bambam seketika menegakkan tubuhnya dan dengan heboh berseru-
"Xbox ku!"
-dengan wajah bodohnya.
Jungkook memukul cukup keras kepala Bambam dengan buku catatannya. "Makan tuh Xbox!".
"Sialan", desis Bambam.
"Sama-sama", balas Jungkook tanpa dosa.
Pantas saja Bambam makin hari jadi makin bego dan bodoh. Ternyata ada Jungkook yang setia memukul kepala Bambam dengan buku catatan setiap pagi.
"Nerd terkutuk!", umpat Bambam tepat sebelum guru mereka masuk untuk memulai pelajaran dikelas mereka.
.
.
.
Taehyung beserta rombongannya -sebut saja Jimin, Hoseok, Namjoon- seperti biasa sedang berjalan menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Ini sudah waktu istirahat, omong-omong. Dan hari ini mereka berempat harus pergi ke kantin di jam normal.
Tidak bisa bolos seperti biasa, huh?
Ulangan mendadak sialan!
Jadilah hari ini mereka harus sedikit berjuang untuk bisa mendapat makan dikantin, karena dijamin, kantin pasti sudah penuh.
Oh! Bukan berjuang untuk mengantri.
Tapi, berjuang untuk menerobos antrian.
Yaiyalah! Mengantri bukan style mereka.
Pangeran kok antri cuma untuk dapat makan?
'Kan lucu?
Kaki-kaki jenjang mereka terus melangkah, menuruni satu persatu anak tangga sambil terus mengobrol dan sesekali tertawa. Entah apa yang mereka bicarakan.
Saat mereka melalui belokan tangga, Taehyung melihat Jungkook dan Bambam lewat dari arah kiri, sepertinya mereka juga menuju kantin.
Ruang kelas anak dua memang ada dilantai dua, dan kantin juga ada di lantai dua.
Taehyung menuruni anak tangga lebih cepat lalu berbelok ke kanan. Jimin, Hoseok, dan Namjoon pun segera mengikutinya. Dan, oh! Ternyata mau mengejar si Nerd. Mereka hanya terkekeh tanpa sadar saat melihat Taehyung berjalan tepat dibelakang Jungkook dan Bambam yang sepertinya tidak menyadari keberadaan Taehyung.
Jimin, Hoseok, dan Namjoon kini berjalan tepat dibelakang Taehyung. Menunggu-nunggu apa yang akan Taehyung dan otak kelewat gilanya lakukan kali ini.
Oh!
Ternyata Taehyung sudah merencanakan kejahilannya ini semenjak masih dikelas tadi. Karena bukan sekali dua kali Taehyung menjahili pemuda berbokong padat didepannya ini.
Dia mengeluarkan sebuah kertas bertulisan yang dibelakangnya sudah dia tempeli dengan doubletip. Jarinya bergerak cepat mengupas plester doubletip sambil terus melangkah dibelakang Jungkook dalam jarak aman.
Setelah siap untuk melancarkan aksinya, Taehyung pun berjalan lebih cepat mensejajarkan langkahnya dengan Jungkook.
"Oh, hai Nerd bohay ku! Hai juga Bambam! Mau makan siang? Kalian harus cepat, sebelum kehabisan.", Taehyung bersuara dengan nada riangnya, dilihatnya Bambam yang memandang datar sekaligus malas padanya, sedangkan Jungkook menoleh kearahnya dengan ekspresi sedikit terkejut.
Mungkin karena tepukan akrab Taehyung pada punggung pemuda berkacamata itu.
Tepukan akrab?
Dan tiba-tiba sebuah kertas bertulisan menempel dipunggungnya si Nerd?
Itu namanya 'Tepukan akrab'?
Tepukan biadab, mungkin itu maksudnya.
Jahannam memang.
Setelah yakin kertas itu menempel sempurnya dipunggung Jungkook yang hanya menatapnya tanpa bersuara sedikitpun, Taehyung pun memutuskan untuk kabur.
"Ah! Duluan ya. Sampai jumpa dikantin", Taehyung segera berlari mendahului Jungkook dan Bambam setelah sebelumnya menyempatkan telapak tangannya untuk menyapa bokong si Nerd. Meremasnya pelan.
Brengsek.
Dan Jungkook hanya bisa mengumpat pelan atas kelakuan tak bernorma yang Taehyung lakukan padanya.
Kurang ajar.
Jimin, Hoseok, dan Namjoon yang melihat semua kejahannaman Taehyung hanya bisa menahan tawa mereka. Bahkan rasanya perut mereka sudah mulai kram. Apalagi saat mereka membaca kertas bertulisan kelewat kreatif hasil otak kelewat gilanya Taehyung yang menempel begitu indah dipunggung si Nerd.
Mereka hanya mengikuti Taehyung saat melihatnya berlari mendahului Jungkook dan Bambam.
Tentu tidak melewatkan kesempatan untuk menyapa si Nerd saat mereka dengan polosnya lewat tepat diantara Bambam dan Jungkook. Mengundang umpatan berupa desisan kata kotor keluar dari mulut Bambam yang nyaris tersungkur kesamping akibat dorongan dari tubuh bantet-berotot Park Jimin.
Jungkook memandang khawatir pada Bambam saat sudah memastikan tiga antek-antek Taehyung itu berlalu.
"Bam-ie, kau tidak apa?", tanya Jungkook.
"Seenaknya saja si Park-sunbae-bantet itu mendorongku, dia kira aku ini pintu dorong di toko kelontong apa", Jungkook bisa melihat Bambam yang masih misuh-misuh sambil mengelus bahu kanannya yang baru saja menjadi korban kekejaman Park Jimin. Mengabaikan pertanyaan Jungkook barusan.
Jungkook yang mendengar omelan Bambam hanya terkekeh, sampai tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya.
"Wow, Jeon Jungkook! Haus belaian huh?"
Itu adalah suara Jooheon -setau Jungkook- yang sedang nongkrong didepan kelas bersama beberapa temannya yang tidak Jungkook kenal saat dirinya dan Bambam lewat didepan mereka.
Jungkook bisa mendengar gelak tawa mereka yang sudah pasti ditujukan untuknya saat dia dan Bambam berlalu semakin jauh. Sekilas Jungkook mengernyit bingung, apa-apaan tadi?
Haus belaian katanya?
Ejekan baru lagi?
Beberapa gelak tawa lain juga mulai terdengar saat dirinya dan Bambam masuk ke kantin. Bahkan Jungkook mulai merasa risih saat semua perhatian tertuju padanya, tak seperti biasanya.
Pasti ada yang salah.
Memang.
Jungkook berusaha mengabaikan semua itu. Toh sebenarnya dia tidak kaget-kaget juga mendapati orang-orang yang selalu menatap mengejek padanya.
Hanya saja hari ini sedikit lebih parah dari biasanya. Semua orang dikantin tiba-tiba kompak menertawakannya tanpa alasan yang jelas.
Jungkook yakin pasti ada sesuatu yang salah.
Dan itu benar-benar terbukti saat Bambam yang berdiri mengantri dibelakangnya berseru, "Astaga Jeon Jungkook!"
Jungkook yang mendengar seruan sahabatnya hendak berbalik, namun ditahan oleh Bambam sendiri, dan setelah itu dia merasa Bambam seperti mencabut sesuatu yang menempel dipunggungnya, dengan kasar.
Sialan, apa itu?
"Dasar kurang kerjaan", desis Bambam dan tanpa sadar meremas kertas ditangannya kuat.
Jungkook berbalik, dan tiba-tiba Bambam melempar gumpalan kertas itu pada Jungkook. "Baca Jeon! Dan hajarlah orang yang sudah melakukannya!", Bambam bersuara dengan nada tinggi, membuat atensi seisi kantin tertuju padanya, termasuk empat sekawan yang sedang cekikikan di meja paling ujung kantin.
Jungkook membuka gumpalan kertas itu dan seketika menghembuskan nafas berat saat selesai membaca tulisan disana.
Ya Tuhan.
Jungkook tidak marah, sumpah. Dan dia tidak sedikit pun berniat mencari orang yang melakukannya. Itu hanya akan membuatnya lelah dan waktunya terbuang sia-sia. Lagipula dijahili seperti ini sudah biasa.
Apalagi yang melakukannya adalah-
Jungkook sedari tadi melihat bagaimana empat sekawan diujung kantin sana cekikikan tanpa henti, dan sesekali menatap padanya.
Jungkook juga ingat kejadian saat perjalanan menuju kantin tadi. Saat punggungnya ditepuk oleh..
-Kim Taehyung.
Sesaat Jungkook menghembuskan nafas lelah, kentara akan kekecewaan. Berusaha menerima kenyataan bahwa Taehyung sekarang bukan Taehyung yang dulu.
.
.
.
.
.
to be continue
.
.
.
.
.
Hustle Liar
