Bleach = Kubo Tite
The Last Third = Searaki Icchy La La La
Rate = M 4 safe
Genre = Drama, Hurt/Comfort, Romance, Family, FriendShip, dll
WARNING! OOC, Geje, ngawur, stress, ngancurin image, pairing bukan hanya IchiRuki dan bla bla bla lainnya~
Disini adalah Rukia P.O.V~ cek it oud~! :D
.
The Last Third
.
Yang kudengar dari teman-temanku, katanya dia akan memberikan semua yang kita inginkan asalkan kita mau menjadi 'pacar'nya...
"Momen-nya cocok sekali dengan situasimu sekarang kan, Rukia-chan?"
Inoue Orihime, salah satu sahabatku sejak SMA, memberikan kabar yang memang sangat mengejutkanku. Dan yang lebih mengejutkan lagi, ternyata hal itu juga dirasakan olehnya.
"Bagaimana, Rukia-chan? Kau sedang butuh uang, kan? Bagaimana dengan semua hutang dan biaya pengobatan Ibumu? Bekerja saja belum cukup untuk menebus semuanya, kan?"
Tentu saja belum! Meskipun aku mempunyai 10 pekerjaan dalam satu hari pun dan menjadi budak bekerja, semua gajiku masih belum sanggup membayar semua hutang yang ada.
"Kau bisa menggantikanku untuk menjadi pacarnya. Asal kau tahu saja, banyak wanita yang ngantri untuk menjadi pacarnya, lho~"
Mengantri? Apa dia ini seorang artis yang begitu kaya sampai semua wanita ingin bersamanya?
"Dulu juga awalnya aku tidak percaya, tapi setelah aku coba ternyata memang sedikit menggiurkan. Tapi tidak enaknya, kita tidak boleh selingkuh dengan pria manapun saat sedang menjalin hubungan dengannya karena dia bisa tahu semua,"
Good! Apa dia juga mencari tahu segala sesuatunya tentang kita?
"Yah, wajar sih. Dia lahir dibawah lingkungan keluarga kaya raya. Apalagi dia sendiri pengusaha muda yang begitu sukses. Wajar kalau dia bisa melakukan semuanya, sekaligus memiliki 3 pacar. Tapi kita sebagai pacarnya tidak boleh cemburu satu sama lain. Karena dia menyayangi semuanya sama rata,"
Ditelingaku, 3 pacar itu sama dengan menyewa pelacur untuk dijadikan sebagai pelampiasan sesaat. Mungkin karena pria itu orang yang sopan makanya menyebut wanita-wanitanya sebagai 'pacar'. Huff, ada-ada saja...
"Ini, aku berikan kartu namanya. Kau bisa menghubunginya dan bertemu dengannya. Tenang saja, Rukia-chan! Ichigo-kun itu pria yang baik! Dia pasti akan memberikan apapun yang kau mau!"
Jadi, aku harus menghubunginya demi semua masalah yang sedang menimpaku ini? Well, aku juga butuh uang karena tidak ingin hidup susah.
"Terima kasih, Orihime. Aku akan menemuinya secara langsung dan kita akan lihat sebaik apa dia~"
.
- Prologue - End
.
.
Atas saran dari temanku, Orihime, disinilah aku berada. Sebuah istana megah berdiri tepat di depanku. Jadi inikah kediaman orang bernama Kurosaki Ichigo? Rumor memang berkata benar, rumahnya besar sekali. Aku merasa seperti sedang mengunjungi rumah presiden saja.
3 hari yang lalu saat perbincangan terakhirku dengan Orihime. Aku langsung menekan dial nomor milik Kurosaki Ichigo. Dan kata-kata yang tadi sudah kurangkai bagus langsung hilang berhamburan ketika mendengar sebuah suara sedang berbicara kepadaku diseberang telepon.
"Halo?"
Sebuah suara pria dewasa. Begitu berat dan terdengar tegas namun terkesan halus.
Aku begitu gugup karena apa yang sudah kupikirkan didalam otakku hilang sudah. Akhirnya dengan segenap jiwa raga yang kukumpulkan aku berusaha menjawab sapaan singkat itu.
"Apa aku bicara dengan Kurosaki Ichigo?" kata-kataku yang pertama kali keluar.
"Ya, aku sendiri." jawab pria diseberang singkat.
"Ngg... begini," Rukia mengacak rambutnya sedikit frustasi. Mana keberanian yang tadi dia simpan?
"Apa kau sedang ada dirumah? Sebenarnya aku sudah berada didepan gerbang masuk rumahmu,"
"Boleh kutahu dengan siapa aku bicara, nona?" tanya Ichigo sopan.
"Ah, maaf. Namaku Kuchiki Rukia," jelas Rukia mulai memperkenalkan dirinya. "Aku tahu tentangmu dari Inoue Orihime, kau pasti kenal," sambungku lagi.
"Ya, aku kenal dengannya."
"Kalau kau ada waktu, bisa aku bertemu denganmu sekarang?"
Sesaat tidak ada jawaban dari pria bernama Ichigo tersebut. Tapi akhirnya dia kembali menjawab,
"Baiklah. Tapi jam 3 nanti aku ada meeting jadi bisa kita selesaikan urusan kita selama 10 menit?"
Akhirnya, dia setuju untuk bertemu denganku. Aku pun sukses masuk ke dalam istana megahnya. Seorang pria berambut merah panjang yang dikuncir keatas itu menyuruhku untuk mengikutinya. Tatonya terlihat dibalik lengan bajunya. Sepertinya dia ini semacam bodyguard disini.
Aku tidak peduli peduli dengan keadaan rumah yang begitu luas dan menyesatkan ini. Sekarang yang kupikirkan adalah aku harus bisa menjadi 'pacar'nya.
"Kurosaki-sama," sebuah ketukan membuyarkan lamunanku yang begitu takjud dengan pemandangan disekelilingku. Perjalanan kami terhenti disebuah pintu besar berwarna coklat tua. Apa ini semacam ruang kerja?
Pria berambut merah didepanku ini membuka pintu setelah mendapatkan izin dari suara yang tadi berbicara denganku ditelpon. Ah, akhirnya aku bisa tahu bagaimana rupa aslinya.
Aku begitu takjub dengan rupa pria itu. Dialah Kurosaki Ichigo yang dibicarakan oleh Orihime 3 hari lalu. Rambut orange yang menyilaukan, wajah yang tampan, serta setelan kemeja yang rapi menyempurnakan penampilannya dimataku. Sesaat, aku terpesona namun aku kembali sadar.
"Terima kasih, Renji. Kau boleh keluar." perintah Ichigo kepada anak buahnya bernama Renji.
Pria berambut merah itu keluar setelah memberi hormat kepada majikannya lalu menutup pintu kembali. Membiarkan kami berdua didalam ruangan yang seperti ruang rapat itu. Begitu luas dan berjejer bangku-bangku kerja.
Aku masih tidak beranjak dari posisiku berdiri. Kakiku seperti terkena lem glue, membuatku tidak bisa bergerak hanya karena berhadapan dengan seorang pria berambut orange menyala yang tampan. Pria didepanku ini tersenyum ramah, sepertinya senyumannya memang sudah disetting untuk tersenyum seperti itu.
"Senang bertemu denganmu, Kuchiki-san," sambutnya ramah kepadaku.
"Ah-iya, salam kenal..." balasku gugup.
"Santai saja, Kuchiki-san. Aku tahu kedatanganmu kemari," dia tertawa karena tingkahku.
Langkah panjangnya mulai menghampiriku. Membuat jarak kami semakin dekat. Sang amber yang memantul sendu dibola matanya begitu indah. Itu yang kupikirkan setelah pandangan mata kami bertemu. Dia memang tampan, tidak heran kalau banyak gadis yang mengantri kepadanya.
"Ada yang bisa kubantu? Langsung ke intinya saja," kata Ichigo akhirnya.
"Ah, iya," aku hanya bisa mengacak rambutku pelan, langsung saja, "apa benar jika aku menjadi 'pacar'mu, kau akan memberikan semua yang kuinginkan?" tundingku langsung.
Kulihat Ichigo sedikit kaget dengan penembakanku langsung. Semburat senyuman pun muncul di celah bibir tipisnya, dia tersenyum mendengar ucapanku.
"Kau dengar itu dari Orihime?" tanyanya kepadaku.
"Ya. Dan juga dari Rangiku," jawabku lagi.
"Matsumoto Rangiku? Ah iya, sebelum Orihime ada Rangiku," pria itu hanya mengangguk pelan.
Ngg, aku sedikit tidak mengerti dengan tingkahnya yang sedang berpikir itu. Perlahan tubuhnya membelakangiku dan berjalan kembali. Aku hanya menunggunya untuk kembali berbicara dan menjelaskan semuanya kepadaku. Hitung-hitung aku juga ingin apa berita itu benar atau hanya sekedar gosip saja.
"Jadi, Kuchiki-san," Ichigo kembali berpaling kearahku, "jika kau ingin menjadi 'pacar'ku, apa kau siap menerima segala sesuatunya? Kuberitahu saja, tidak mudah menjadi 'pacar'ku." jelasnya.
"Aku tahu," sahutku santai. "Aku harus terima diduakan olehmu, kan? Aku sudah tahu tentang itu," kuhembuskan nafasku pelan.
"Termasuk tidur denganku?"
Kutatap hazel coklatnya dari kejauhan. Pria itu terlihat sangat santai mengatakan hal yang menurutku taboo untuk diperbincangkan. Benar juga, mungkin ini yang harus kurelakan jika ingin mendapatkan uang dengan cara mudah. Tapi tetap saja, aku tidak bisa menjawab 'iya' dengan pertanyaan terakhir Ichigo. Masa harus rela tubuhku disentuh olehnya? Yang benar saja...
"Melihat gelagatmu saja, kau pasti masih perawan," dia tertawa seakan menganggap bahwa sang perawan itu adalah suatu hal yang lucu dijaman sekarang ini. "Berapa umurmu, Kuchiki-san?"
"20 tahun..." untuk apa dia tanya tentang usiaku?
"Aku tanya sekali lagi padamu. Kau serius menjalin hubungan denganku? Begini-begini juga aku berbeda 10 tahun denganmu," sambungnya. Heee... wajahnya tidak terlihat seperti umur 30 tahun. Awet muda sekali.
"Jujur saja, aku butuh uang banyak dan ini sangat mendesak. Aku bersedia jadi 'pacar'mu. Aku akan melakukan apa saja yang kau minta, tapi sebagai gantinya, aku ingin kau membayarku sesuai yang kuminta." kutatap dalam-dalam amber coklatnya. Membiarkan dirinya beranggapan kalau apa yang kuucapkan tadi serius dan tidak bercanda.
Dia, Ichigo, tersenyum kepadaku. Kembali menghampiriku dan membuat jarak yang sangat dekat diantara kami. Tangannya mulai menjamah rambut hitamku yang sedikit berantakan karena sentuhannya.
"Saat sedang menjalin hubungan denganku, aku tidak mengijinkanmu menjalin hubungan dengan pria lain. Aku bisa tahu kapan saja saat kau berbuat curang dibelakangku, Kuchiki-san,"
Hembusan nafasnya menggelitik jemariku. Aku tahu walaupun terdengar santai, ucapannya ini tidak main-main. Jika aku menerima tawarannya berarti aku harus siap menjadi 'pacar'nya dan tidak boleh menjalin hubungan apapun dengan pria lain.
"Kalau teman pria boleh, kan?" masa yang ini tidak boleh juga?
"Teman atau bukan, aku bisa tahu semua, kok. Kau tenang saja," ujarnya santai. "Bolehkah aku menciummu?"
Aku tersentak saat jari-jarinya mengelus bibir mungilku. Seakan menunggu jawabanku.
"Aku dapat berapa jika jawab 'ya'?" ucapku begitu berani. Rasa-rasanya aku seperti bukan diri sendiri saja.
Lagi-lagi, hanya senyuman singkat yang tersirat diwajahnya. "Bagaimana kalau 15 juta tunai?" tawaran yang menggiurkan.
"Fine..." aku tidak mungkin menolak uang 15 juta. Orang ini benar-benar memberikan 15 juta berupa uang tunai setelah dia puas menciumku, mencium bibirku dengan singkat.
"Kau gadis yang menarik, Kuchiki-san," puji Ichigo kepadaku. "Aku akan menghubungimu nanti, sekarang dengan menyesal aku harus meninggalkanmu karena aku harus menghadiri rapat dikantor. Renji akan mengantarmu pulang,"
Pria bernama Ichigo itu membiarkan pintu ruang rapatnya terbuka supaya aku tidak perlu membuka pintu besar itu lagi. Kuperhatikan punggung bidang yang mempesona itu. Rumor itu memang benar dan ditanganku kini terdapat segepok uang senilai 15 juta. Jika satu buah ciuman berharga 15 juta, bagaimana dengan melakukan seks semalam? Apakah lebih dari 15 juta?
.
~TBC~
.
Wkakakakakaka... Based on true story lho~ Ini sebenarnya temennya temen yang ngalamin kejadian ini. Nah temen Icchy nawarin Icchy untuk 'pekerjaan' semacam ini *serius ini beneran* sempet tergiur jg karena dia bilang cmn jadi 'pacar'nya aja. Tapi harus terima ditigain n ga boleh selingkuh ma cowok yg lain karena dia bisa tahu itu semua *pake detektif kyknya tuh orang*
Bedanya dicerita, Icchy ga mau dan ga ketemu orang itu... meskipun duitnya menggiurkan tapi kita tetep masih punya hati nurani dan takut sama Tuhan. Cerita ini udah lama sih ada dalam laptop Icchy cmn ya itu, karena cerita ini (mungkin) lebih parah dari between me n song for, makanya Icchy urungkan niat untuk publish fic ini... but, karena saran dari beberapa orang akhirnya saya beranikan diri untuk mem-publishnya...
Mulai dari part Beginning Icchy mengarang indah karena Icchy ga tahu orangnya seperti apa dan bagaimana rumahnya. Menurut cerita dari temen sih orangnya cakep n rumahnya gede. Ya, ya gitu deh... Kalian bayangin aja Ichigo tipikal pengusaha dengan setelan kemeja rapi n sopan. Dari penampilan luarnya yah... Dan disini Icchy bikin beda umur mereka 10 tahun. Serius deh, itu kalo ga ada peraturan 'hanya pacaran dan tidak macem2' Icchy mungkin mau lho jadi pacarnya... Soalnya orang ini ga milih2 cewe itu cakep apa ga *Bisikan setan* =))
Sebenernya neh cerita belum ada judulnya... makanya Icchy kasih asal aja... yah, seperti biasa =))
Yah, mohon reviewnya~ saran jg boleh... atau Flame jg gpp deh... *guling2*
Review onegaishimasu~! :D
