Title

Well Dobe, Marry Me ?

Lubaby Ayu

Disclaimer

Masashi Kishimoto

Pair

SasuNaru

Cast

Uchiha Sasuke, Uzumaki Naruto, Uzumaki Karin

Warning/Genre

Bl (Boys Love), OOC, Romance, Drama

.

.

.

Konoha, sebuah kota yang dihiasi gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi. Kota kecil yang terletak di selatan Negara jepang tersebut terlihat sangat makmur dengan kehidupan bahagia warga didalamnya. Tak ada lagi rumah-rumah ninja dan sebuah desa yang di pimpin oleh Hokage, tak ada lagi pula orang-orang yang menggunakan jurus-jurus untuk bertransportasi maupun teleportasi di kota itu yang ada hanya mobil yang mengepulkan polusi dan rumah-rumah yang berdiri dengan dinding semen yang kokoh.

Kehidupan ninja sungguh tertinggal seribu tahun dari sekarang, bukankah kini telah abad 21. Kehidupan akan lebih mudah bukan.

Seperti halnya di salah satu distrik Uchiha, Sebuah kawasan elit di Konoha. Sebuah apartment berdiri kokoh dengan bangunan yang terlihat megah diluar. Bangunan dengan 90 lantai dihuni lebih dari 80 orang didalamnya. Yah, termasuk pemilik dari gedung itu sendiri. Keturunan Uchiha berdarah murni, yang mempunyai legenda tentang seorang ninja terhebat dan salah satu pendiri desa Konoha –Uchiha Madara. Sang bungsu dari keluarga Uchiha, Uchiha Sasuke.

Sasuke kini tengah duduk santai di beranda apartment setinggi 89 lantai itu. dia tak sendiri, dia di temani oleh sang kekasih, Uzumaki Naruto. Seorang pemuda berusia 17 tahun dan hanya berbeda 3 bulan dari Sasuke. Keduanya tampak hening menikmati semilir angin yang berhembus ringan menerpa keduanya. Rambut pirang milik Naruto dan rambut raven milik Sasuke bergoyang seirama.

"Sasuke…" panggil Naruto. Kelopak mata yang menyembunyikan onyx indah terbuka perlahan. Sasuke menatap shappire biru yang selalu membuatnya kagum.

"Hn." gumamnya, matanya masih menikmati wajah indah di depannya.

"Sudah kubilang jangan gunakan bahasa alien mu itu, aku tak mengerti." kata Naruto ketus. Matanya terpejam dengan menikmati wangi dari cangkir yang berisi teh hijau hangat.

"Kau masih marah ?"

"Tak perlu ku jawab bukan. Baka!"

Sasuke menghela nafas, jika sudah begini akan lama bagi kekasihnya itu untuk berhenti merajuk. "Baiklah, apa salah ku ?" selain mengalah takkan ada gunanya.

"Kau masih bertanya ?" seru Naruto menatap tajam kekasihnya yang duduk tenang didepannya. Cangkir teh di letakkannya kasar hingga berbunyi –trakk! –nyaring.

Sasuke diam dan lebih memilih menikmati kopinya yang masih tersisa setengah.

Kediaman Sasuke membuat emosi Naruto memuncak. "Tak bisa kah kau sedikit hirau kan aku 'Suke. Hello! Aku tak sendirian disini bukan ?"

"Kau memang tak sendiri bukankah kau bisa melihatnya."

Naruto mendecih sesaat. "jadi, tuan Uchiha Sasuke yang terhormat. Jelaskan apa yang kau lakukan di taman hiburan bersama wanita kecentilan itu." sungut Naruto marah, dia menatap tajam pemuda bersurai raven yang berstatus kekasih nya itu. masih segar di ingatannya, dia memergoki kekasih brengseknya itu tengah berjalan ria dengan seorang wanita bersurai merah di taman hiburan, padahal sangat jelas jika pemuda Uchiha itu menolak untuk menonton film di bioskop dengannya. tapi, tapi yang didapatnya hanya sebuah kebohongan. Hello… dia manusia yang bakalan sakit hati jika dibohongi, terutama jika yang membohongimu kekasihmu sendiri. God! itu bahkan lebih mengerikan dari Hidan memakai hot pants pink berenda milik nenek Chiyo.

Sasuke masih memejamkan matanya, mencoba menikmati semilir angin yang menampar-nampar setengah tubuhnya, mencoba tetap tenang di tengah kegugupan, dan mencoba untuk mengabaikan kemarahan pemuda pirang manis miliknya yang mungkin sudah mencapai ubun-ubun itu. Pfffttt… Sasuke hampir tertawa melihatnya, bilamana kau takkan tertawa, wajah pemuda pirang miliknya itu sangat manis. Moe! dengan pipi bulat kemerahan, mata biru membesar, dan hidung kembang kempis. God! Sasuke, ia merasa gila sendiri sekarang. Pfffttt…

Naruto semakin melototkan mata beririskan birunya. Wajahnya benar-benar merah sekarang. Bisa-bisanya kekasih brengsek macam Sasuke yang sudah ketahuan selingkuh masih bisa meminum kopi dengan wajah bak papan cucian itu. oh tuhan! apa salah ku padamu. Aku selalu rajin menabung di kedai paman Teuchi, aku juga tak pernah telat membayar hutang meski sudah ditagih berkali-kali sebelumnya, apa salah hamba mu yang paling ketche sekonoha ini? hingga kau turunkan makhluk ayam dengan wajah yang sialnya sangat tampan tapi mirip papan cucian itu menjadi kekasih hamba. Batin Naruto miris. Okey, dia merasa ingin menangis sekarang.

23.59.45 wbk (waktu bagian konoha ) 15 detik lagi tepat jam dua belas malam, pergantian antara waktu pm ke am, waktu yang amat dinantikan oleh pemuda raven itu. Sasuke melihat kearah arlojinya, senyum entah yang tak bisa di deskripsikan itu merekah di kedua sudut bibirnya. 10 detik lagi. Batinnya semakin menambah intensitas(?) tarikan di kedua sudut bibirnya.

"Naruto…" panggil Sasuke pelan, dia sudah menghilangkan senyumannya dan terganti oleh wajah stoic kembali. Naruto yang merasa namanya dipanggil dengan enggan membuka kedua kelopak matanya yang sejak tadi terpejam.

"Apa ?" jawabnya ketus, dia masih kesal sangat kesal super duper kesal sekarang. Mata birunya juga masih menatap tajam warna onyx yang balik menatap shappirenya datar.

"Aku tak bisa menjadi kekasih mu lagi, kau taukan. Aku minta kau jangan anggap aku kekasih mu lagi. Kita akhiri hubungan kita karena…" Sasuke sengaja menggantung ucapnya setelah mendengar gebrakan kuat dari meja yang membatasi dirinya dan Naruto. Sang pelaku penggebrakan hanya diam melototkan matanya kaget sebelum berteriak frustasi.

"APA ? j-jadi maksudmu…" Naruto serasa kehilangan kata-kata di akhir kalimatnya. Nafasnya tercekat di kerongkongan. Matanya membulat maksimal. Jantungnya terpompa dengan keras namun wajahnya pucat pasi. "A-apa maksudmu Sasuke ? "Tanya Naruto pelan. Dia meremat kaus tepat di atas dada kirinya yang terasa amat sakit.

Tes!

Satu tetes yang disusul oleh tetesan airmata lain hingga membasahi pipi kemerahan itu. Naruto tak dapat menahan air matanya, ini sungguh sakit.

"… Karena … " Sasuke kembali menggantung ucapannya. Dia berdiri lalu berjalan pelan menuju pagar pembatas yang berjarak 1 meter dari tempat duduknya. Sasuke berbaik menghadap kearah sang kekasih yang setia menundukan kepalanya. Kain celana jeans yang biasa di pakai pemuda pirang itu Nampak basah di area paha hingga membentuk lingkaran abstrak.

.

.

.

.

" …Karena, aku mau kau menjadi istriku, Dobe. Will you marry me ?" Sasuke mengakhiri ucapannya.

Dor! Dor! Dor!

Naruto terdongkak kaget, dihadapannya Sasuke yang berjongkok dengan tangan kanan yang membawa cincin putih bertahtakan berlian shappire yang sewarna dengan warna kedua bola matanya. Tak hanya itu sahutan-sahutan nyaring dari puluhan kembang api yang di nyalakan berbentuk tulisan I LOVE YOU DOBE membuatnya kembali menangis. Meskipun kata terakhir membuatnya ingin membotaki kepala kekasih _ralat calon suaminya itu. god! Naruto benar-benar terharu sekarang.

"Aku tak mau kau menjadi kekasihku lagi, karna aku hanya mau kau menjadi istriku yang akan menemani sisa hariku hingga kematian menjemput. Aku tak mau dianggap kekasihmu lagi, karena aku mau dianggap sebagai suami dari Uchiha Naruto. Well dobe, marry me ?" Sasuke Nampak mempesona dengan kata-kata manis dan senyuman yang menghiasi kedua sudut bibirnya, raut wajah yang biasa datar kini lebih berwarna dnegan aura seperti… errr pangeran di buku dongeng mungkin.

Naruto menutup setengah wajahnya dengan tangan kirinya, dia menunduk menyamakan tinggi badan dengan Sasuke yang berjongkok sebelum menerjang pemuda raven itu. "Baka! Tentu saja aku mau. Dasar brengsek! kau memepermainkan aku. jika tau begini, aku akan menyiapkan mental lebih dulu. Kau tau aku hampir berencana menguliti kyuubi jika memang benar kau berniat memutuskan ku. Dasar teme brengsek!" Naruto berucap sambil terisak. Dia memeluk Sasuke semakin erat.

Sasuke melepas pelukannya berganti sebuah kecupan manis yang sepenuh hati di terima oleh Naruto.

"Aku tak mempermainkan mu kok. Aku pergi ketaman untuk menemui sakura yang membawa cincin pesanan itu, lalu untuk mempelancar aku minta bantuan pada Karin. Aku sungguh mencintaimu, takkan sanggup jika aku berpisah, Naru love you"

.

.

.

.

.

End

a/n : hai senpai makasih atas review di ff Baby sebelumnya #bow...

senpai Baby mohon kritik dan sarannya lagi ya...

Last, review...