Haaa~ Saya bikin fanfic Rave akhirnya :D Soalnya saya ga rela Rave tamat TT_TT apalagi Rave 007nya *ditendang*. Maka dari itu, saya pengen ngelanjutin Rave 007nya doang, tp bukan 'Levin Jaga Rumah' lagi karena yang buat saya ==v Tapi tetep kok, tokoh utamanya Nakajima! Muahahaha! *plak* Okedeh, sekian bacotan dari saya, silahkan baca fic random pendek ini ^^
Yo Nakajima Yo!
Chapter 1: 'Ssssst!'
Disclaimer: Rave dan beserta Nakajima jelek itu *dimakan jima* punya Hiro-Sensei. Sumpah! Saya gamau punya Nakajima! *ditelen*
Warning: Maybe OOC, AU, gaje, garing kriukkkk~
Suatu hari di plau Garrage, tepatnya di depan sebuah rumah, terlihat seorang bocah yang sedang berbicara dengan seseorang—errr, atau lebih tepatnya, sesatu. Dengan muka sebal, bocah berambut pirang itu melihat kea rah manusia setengah bunga atau makhluk apapun itu author juga tidak tahu.
"Kenapa tuan Levin cemberut begitu?" Tanya bunga aneh yang menempel di dinding itu dengan nada tanpa dosa.
"Agh! Kenapa lagi-lagi aku ditinggal dengan Nakajima!" anak bernama Levin itu berteriak frustasi sambil menunjuk bunga aneh yang bernama Nakajima di depannya. "Mama! Papa! Kalian jahat! Huhuhu…" Levin kini setengah menangis.
"Jangan begitu, mereka 'kan orang tua tuan Levin," kata Nakajima, masih dengan nada tak bersalah.
"Mereka jahat karena meninggalkanku bersama makhluk mengerikan sepertimu!" ucap Levin sambil mengepalkan tangannya. Namun tak terlihat sedikitpun rasa bersalah dari wajah/biji/kelopak/atau bagian tubuh Nakajima yang mana pun author lagi-lagi tidak tahu.
"Sebenarnya yang mengerikan itu justru mama-papa tuan Levin lho,"
"Eh?" Levin tidak paham apa maksud Nakajima.
"Tuan Levin tidak tahu ya tentang kekuatan yang dimiliki mereka berdua?"
"Tidak…" Levin meggelengkan kepala. Wajahnya tampak penasaran.
"Baiklah, kalau begitu akan kuberi tahu, tapi—" Nakajima menoleh ke kanan dan ke kiri. "—Ssssstt!" jari telunjuknya kini di depan bibirnya. "Dekatkan telingamu!" perintah Nakajima. Levin pun mendekatkan telinganya meski agak ragu-ragu.
"Kubilang, dekatkan telingamu!" Nakajima melihat Levin dengan ekspresi aneh.
"Sudah!" Levin semakin mendekatkan telinganya.
"Itu bukan telinga!" kata Nakajima dengan ekspresi super jijik.
"Ini telinga!" Levin yang mulai kehilangan kesabaran berteriak dan menunjuk telinganya. Namun sejenak ia berfikir dan tenang kembali. "Ah! Telingamu berbeda ya, Nakajima?" di belakang Levin kini muncul setetes keringat raksasa yang selaras dengan wajah cengonya. "Memangnya telingamu ada di mana?"
"Tidak boleh!"Itu daerah terlarang! Itu adalah privasi-ku!" teriak Nakajima tiba-tiba. Levin kini cengo kuadrat.
"Kalau begitu, telingaku ini Nampak seperti apa bagimu?" Tanya Levin sambil menunjuk telinganya sendiri.
"Itu tampak seperti lubang tempat keluarnya kotoran pup."
"MANA MUNGKIN?"
-End of Chapter 'Sssssstt'-
Hyahahahaha! Bisa bayangkan wajah Levin saat bilang: Mana Mungkin? XD
Seperti biasa, muncul ekspresksi favorit saya! Kira2 seperti ini: D8 atau O[]O ahahaha~ Susah lah pokoknya kalo diungkapkan dengan kata-kata. Jadi, gimana? Kayaknya masih kalah ya sama konsep humor kocak buatan Hiro-Sensei? Lagian fic humor buatan saya selalu gaje plus garing DX *pundung* Rencananya sih di chapter ke depan yang jadi 'korban' Nakajima bukan cuma Levin. XD Tp kayaknya karena manga ini uda kuno, jadi jarang yang bikin ficnya ya? ==" Saya sendiri juga buat karena udah kebelet(?) aja. Tp kalau ada yang baca dan mengerti, apalagi suka *halah ge-er amat*, berikn komentar anda. Flame juga gapapa, saya bukan anak kecil lagi jadi saya tahan banting(?) ama flame
Saya tunggu reviewnya ya! :D Thank's for reading this 'super garing' fic, any critics or corrections, please?
