"Sudah ku bilang dia bukan adik ku..!" seru seorang anak remaja 20tahun dengan nada tinggi pada sang ibu.
"Kakashi jaga bicara mu, bukan karena adikmu ayah meninggal.. !" sang ibu geram dengan perkataan anak sulung nya, sedang kan sang adik yang dimaksud hanya bersembunyi di balik badan ibunya.
"Cih! bukan kata ibu? Kalau bukan karena dia, ayah pasti masih hidup!" masih tetap dengan nada tinggi ia menunjuk Sakura dengan pandangan bengis.
"Dia bukan adik ku, dia pembunuh !"
PLAAK..
Reflek sang ibu menampar Kakashi, suasana seketika hening, rasa bersalah langsung menjalar dipikiran sang ibu.
"Kakashi, maaf ibu-"
Belum sempat sang ibu berbicara Kakashi sudah meninggalkan ibu nya menuju lantai atas kamarnya.
BRAAKK.. suara pintu terdengar setelahnya.
"Bu.." si bungsu memeluk pinggang ibunya.
"Maafkan kakakmu ya nak.."
.
.
Desclaimer © Masashi Kishimoto
Hilang © Putri Mitarashi15
Pairing : Kakashi - Sakura
Warning: gaje, abal, EYD berantakan, typo berserakan (?), alur kecepetan, dll.
.
.
-HILANG-
.
.
Yah itu lah suasana yang sering terjadi akhir-akhir ini di sebuah rumah mewah di kawasan elit kota besar Konoha.
Kejadian tersebut berlangsung tepatnya semenjak 2 tahun yang lalu, ketika sang ayah Hatake Sakumo meninggal dunia.
Tadinya keluarga mereka adalah keluarga yang harmonis dan bahagia, juga sebagai salah satu keluarga kaya raya karena sang ayah adalah pemilik perusahaan Ekspor-Impor barang-barang mewah.
Sungguh sempurna hidupnya bersama sang istri Hatake Aya (author ngarang) dan kedua anaknya Hatake Kakashi dan Hatake Sakura yang usianya terpaut 7 tahun.
Walaupun mereka berasal dari keluarga kaya tapi mereka bukan keluarga yang sombong dan suka menghambur-hambur kan uang, bahkan keluarga mereka adalah donator tetap untuk 7 yayasan yatim-piatu di Konoha.
Sampai pada suatu ketika tepatnya 2 tahun yang lalu rumah mereka terbakar akibat hubungan pendek arus listrik.
Setelah berhasil keluar dari rumah, sang ayah baru menyadari bahwa ia tak menemukan anak bungsunya di antara istri dan anak sulungnya.
karena petugas pemadam kebakaran belum sampai dilokasi maka ia pun masuk untuk menyelamatkan Sakura.
"Hati-hati yah..!" teriak sang istri dengan raut muka penuh kecemasan sambil berpelukan dengan anak laki-lakinya.
Setelah mengangguk Sakumo pun masuk ke dalam rumah yang terbakar tersebut
"SAKURAAA.." teriak nya
"SAKURAAA.." merasa tak ada jawaban Sakumo pun menaiki lantai dua dengan susah payah karena atap rumah sudah mulai roboh dan nafasnya sudah mulai sesak.
"SAKURAAA.." teriak nya setelah berhasil mendobrak masuk kamar Sakura.
"Ayahh.." teriak sang anak yang keluar dari lemari dan berlari memeluk ayahnya.
"Kau tak apa-apa nak?" tanya sang ayah sambil menggendong Sakura.
"Aku takut.."
"Tak apa, ada ayah disini.."
Tiba-tiba terdengar suara sirine pemadam kebakaran, 'Syukurlah..' batin Sakumo.
Sakumo yang menggendong –bridalstyle- Sakura berusaha keluar dari kamar.
BRUGGH.. atap rumah roboh dan pintu menuju keluar terhalangi api.
'Bagaimana ini?' batin Sakumo.
Tak berapa lama ia pun berlari ke balkon kamar anaknya, sepertinya ia sudah tahu apa yang harus dilakukan.
Aya dan Kakashi melihat Sakumo dari bawah, tersirat kekhawatiran diwajah mereka berdua.
Petugas pemadam kebakaran yang melihat langsung mempersiapkan tangga darurat, namun sialnya tangga tersebut macet dan tidak bisa mencapai balkon.
"Tangganya macet, bertahanlah pak kami akan mencoba sesuatu yang lain.." ujar petugas pemadam kebakaran berteriak.
"Cepat siapkan kain atau apa saja, aku akan melempar (?) anak ku kebawah..!" teriak Sakumo pada petugas pemadam.
Sang petugas pun mengiyakan dan langsung membentangkan kain dibawah.
"Ayah aku takut.." ujar sang anak sambil memeluk leher ayahnya.
"Tak apa, percayalah pada mereka, nanti ayah menyusul.."
"Ayah janji?"
"Iya, ayah berjanji.." ujar sang ayah sambil mencium kening anaknya
Sakumo pun bersiap menerjunkan anaknya ke bawah.
"1..2..3.." dalam sekejap Sakura sudah berada dibawah dengan selamat, Kakashi dan Aya berlari memeluk Sakura.
Namun saat Sakumo hendak melompat, tiba-tiba..
BRUGGGHH.. ia tertiban reruntuhan rumah.
"AYAAAAAH..!" teriak Aya, Kakashi dan Sakura.
-HILANG-
.
.
"Bu boleh ya.." tedengar suara sang gadis kecil berusia 13 tahun pada sang ibu.
"Tidak Sakura, ibu sedang banyak pekerjaan dikantor, kalau kau mau pergi ke taman bermain supir akan mengantarkan mu." ujar sang ibu.
"Tidak mau, aku maunya sama ibu." Sakura memeluk manja ibunya, sekarang mereka sedang berada di ruangan kerja ibunya, yah semenjak kepala keluarga mereka meninggal Aya lah yang meneruskan perusahaan suaminya.
"Inikan hari minggu bu.." sang gadis kembali bersuara.
Si ibu pun menghadapkan Sakura padanya, sambil mengacak rambut dan memeluknya ia pun tersenyum dan tetap menolak.
"Ibu banyak pekerjaan nak, lain kali saja ya.."
"Huh, Ibu.."
Si ibu hanya tersenyum melihat anaknya cemberut.
"Biar aku saja yang menemani Sakura keluar.." suara Kakashi terdengar, ia berdiri diambang pintu ruangan.
Seketika Aya kaget dan Sakura terlihat ketakutan.
"Biar aku saja yang menemani Sakura.." kata Kakashi lagi.
Aya bertatapan dengan Sakura.
Belum sempat sang ibu mengeluarkan suara yang Kakashi yakin itu adalah sebuah pertanyaan ia sudah memotongnya.
"Sudah lama aku tak menghabiskan waktu bersama Sakura.."
"Kau mau kan Sakura?" tanya Kakashi lembut.
Sakura yang kaget sekaligus merasa senang langsung mengangguk, rasa takut terhadap kakaknya tiba-tiba meluap hilang.
Sejenak ibunya tampak berfikir.
"Baik lah, jaga Sakura..Kakashi."
"iya, dia kan adik ku.." kata Kakashi tersenyum.
DEG..
'Perasaan apa ini, kenapa perasaan ku jadi tak enak.' batin Aya.
"Percayalah pada ku, bu.." Kakashi kembali bersuara.
Aya pun mengangguk, Sakura dan Kakashi langsung pamit pada nya.
"Dah ibu.." ujar Sakura.
Sang ibu pun tersenyum sambil melambaikan tangan.
Tanpa sepengetahuan Aya dan Sakura, Kakashi yang berjalan didepan nampak menyeringai.
'Ada apa ini? Kakashi kenapa begitu baik hari ini, bahkan dia juga bilang kalau Sakura adalah adiknya, padahal selama ini kan… Ahh aku tidak boleh berprasangka buruk, mungkin saja Kakashi memang sudah baik pada Sakura.' Batin Aya lagi.
"Ya Tuhan. Lindungilah anak ku" gumam Aya.
-HILANG-
Kakashi dan Sakura sudah berada di taman bermain terbesar di Konoha, dengan mata berbinar-binar Sakura langsung berlari-lari kecil masuk ketaman, Kakashi menyusul dengan raut muka yang tak terbaca.
Mereka menghabiskan waktu di taman tersebut hingga waktu jam makan malam tiba.
"Terima kasih ya kak.." ujar sang adik setelah menelan makanannya.
"Hn.." sang Kakak hanya bergumam sambil tersenyum kecil.
"Kakak sudah tak marah pada ku kan?" tanya Sakura penasaran.
"Tidak, sudah lupakan saja semua itu.." jawab Kakashi tanpa memalingkan mukanya pada makanan yang sedang disantapnya.
"Baiklah." Sakura pun tersenyum senang dan melanjutkan makan, tanpa sepengetahuannya Kakashi menatap Sakura tajam penuh arti.
.
"Dimana mereka, kenapa belum pulang juga.." gumam Aya cemas, dia pun menelpon Kakashi.
.
Ponsel Kakashi berbunyi, "Moshi-moshi bu.."
"Iya kami akan segera pulang sebentar lagi.." ujarnya.
"Dari ibu ya kak?" tanya Sakura setelah melihat Kakashi menutup teleponnya.
"Iya, ayo kita pulang, kau sudah selesai kan?" ajak Kakashi.
"Hmm.." Sakura bergumam sambil mengangguk senang, tak lama mereka pun keluar restorant.
.
"Kau tunggu disini dulu ya, tempat parkiran jauh nanti kakak jemput disini.."
"Iya kak.." sahut Sakura tersenyum.
Kakashi pun meninggalkan Sakura di depan restorant menuju tempat parkir.
"Dingin sekali.." Sakura memeluk dirinya sambil menunggu sang Kakak mengambil mobil, sekitar 3 meter di sebelahnya –masih didepan restorant- ada atraksi sulap yang dimainkan oleh seorang ayah dan anak remaja yang kira-kira 3 tahun lebih tua darinya.
"Pesulap jalanan.." Sakura tampak sumringah dan langsung memajukan langkahnya mendekati para pesulap itu, ia memposisikan diri membelakangi jalanan.
Tak lama Kakashi tiba, ia melihat Sakura yang sedang asyik melihat pertunjukan pesulap jalanan.
Kakashi menghentikan mobilnya sejenak.
Entah apa yang ada dipikirannya tiba-tiba ia langsung tancap gas melewati Sakura.
Saat mobil tersebut melewati Sakura.
DEG.. perasaan Sakura tak enak, reflek ia pun berbalik badan dan menengok ke arah mobil yang semakin menjauh.
Sakura membelalakan matanya dan..
"KAKAAAAAK.." seketika ia berteriak dan berlari mengejar mobil Kakashi.
Orang-orang yang sedang mengerubungi pesulap jalanan otomatis memalingkan matanya ke arah Sakura.
"KAKAAAK, JANGAN TINGGALKAN AKUUU.." Sakura terus berlari sambil menangis.
Kakashi yang melihat Sakura –lewat spion- berlari mengejarnya malah semakin menancapkan gas meninggalkan Sakura.
"KAKAAKK..KAKAAAK..hiks..!" Sakura berhenti berlari, posisinya tepat berada ditengah jalan.
Tangisnya makin deras, hatinya sakit, seharusnya dia tahu kenapa sang kakak tiba-tiba baik hari ini, ternyata dia punya maksud lain.
TIIIN..TIIIN..
Tiba-tiba suara klakson terdengar di belakang Sakura –yang posisinya tepat ditengah jalan raya-.
Reflek Sakura menengok ke belakang dan mendapati sebuah truk barang menuju tepat ke dirinya dan...
TIIIN..TIIIIIN..
BRUUUKK.. !
.
DEG..
"SAKURAAA.." Aya yang ketiduran diruang tamu –menunggu Kakashi dan Sakura pulang- tiba-tiba terbangun sambil berteriak.
"Ya Tuhan, ada apa ini? Kenapa perasaan ku jadi tak enak.." gumamnya.
TBC
Maaf ya kalau ceritanya jelek, atau ga bisa dimengerti..
Yah maklum lah ini cerita pertama.
Aku mohon reviewnya dari para reader dan senpai2 ya, biar aku lebih bersemangat melanjutkan fic ini, tapi jangan diflame dulu ya, aku belum siap, apa lagi ini cerita pertama. ^^
Terima kasih sebelumnya.
R
I
V
I
E
W
-221011-
