Ok, fic pertama d

Ak sgt berterima kasih kpd ~y0u yang telah membantu mengetik fanfic ini pada bagian awal...

Jadi awalnya sampe Nanase muncul merupakan kerjaan ~y0u sisanya baru dikerjain sendiri

Sy punya 3 OC d sini, yang satu belom muncul, mungkin bakal nambah di kemudian chapter...

Oh, y, disclaimer-ny...

KHR milik Amano Akira, DOUBT milik Tonagai Yoshiki, ak tidak memiliki apapun kecuali OC

WARNING! (Msh sama kyk yg d dpn)

Character Death dan OOC (tp nanti 2-2ny...)

Gak ada pairing, sm OC pun gak ada...

Ok, slamat membaca...^_^


Ch. 1: Gathering

Suatu hari, seekor serigala menyusup di antara sekelompok kelinci lucu. Tiap malam, sang serigala memangsa kelinci itu satu per satu. Para kelinci yang kebingungan mengadakan pertemuan, lalu... Mereka menghukum mati seekor kelinci yang dianggap sebagai serigala. Apabila yang dihukum itu benar serigala, maka para kelinci akan aman. Tapi, kalau mereka salah... Semua kelinci akan dimangsa habis.

Ini cerita tentang game seperti itu. (Rabbit Doubt)

Sore hari di musim panas. Tsuna sedang dalam perjalanan pulang menuju rumahnya. Hari ini dia tidak berjalan bersama kedua sahabatnya, Gokudera dan Yamamoto. Mereka pulang ke rumah sendiri masing-masing. Karena mereka berencana untuk bertemu di suatu tempat bersama orang lain, yaitu para pemain game Rabbit Doubt. Sudah sekitar 2 bulan Tsuna dan kedua sahabatnya itu bermain bersama, menemui cukup banyak peserta lain dalam game itu. Diluar dugaan, para pemain yang dikenal ketiga orang itu di permainan Rabbit Doubt bersifat baik, mereka tak pernah bertemu dengan orang yang sangat temperamental, contoh seperti... siapa ya? Xanxus mungkin, karena dia yang paling arogan selama ini. Hari ini mereka berjanji untuk bertemu bersama-sama di taman umum Namimori. Bertemu muka untuk pertama kalinya dengan pemain di dunia maya itu, menghabiskan waktu bersama, dan lain sebagainya. Pasti banyak hal menyenangkan yang bisa kita lakukan bersama. Batin Tsuna.

"Aku pulang..." katanya saat sampai di rumah dan membuka pintu.

Tidak biasanya, rumah keluarga Sawada sore itu sepi sekali, "Kemana yang lain? Tumben Fuuta, I-pin dan Lambo ngga ribut-ribut menyambut aku..." Tsuna menggaruk-garuk kepalanya sembari melepaskan sepatunya lalu berjalan ke arah ruang makan.

"Heh? Kemana Ibu dan Bianchi?" Tsuna makin bingung melihat ruang makan yang biasanya ada ibunya dan Bianchi.

Tsuna mengambil susu dari kulkas, kebetulan ia sedang haus. Tsuna duduk di kursi sambil minum susu itu. Ia melihati roti, selai, dan kue-kue lain yang ada di atas meja. Tsuna melihat ada secarik kertas yang diganjal di bawah piring kue. Ia mengambil dan membaca tulisan yang tertera dalam hatinya.

Tulisan dibagian atas, tulisan anak-anak, isinya: Tsuna-nii, aku pergi ke taman dekat rumah ya bersama I-pin dan Lambo. Kalau sudah selesai bermain, kami akan pulang secepatnya. Fuuta.

Sedangkan yang dibagian bawahnya: Tsu-kun, ibu dan Bianchi pergi belanja ya. Kami akan pulang nanti malam. Tidak perlu masak apapun, ibu akan belikan nanti. Jaga rumah ya. Kalau kamu mau keluar, jangan lupa kunci pintunya. Ibu.

'Jadi semuanya betul-betul keluar ya... tapi, rasanya aku melupakan seseorang deh. Siapa ya?' Tsuna pun menaiki tangga menuju kamarnya, begitu ia membuka pintu kamarnya itu, ia melihat Reborn yang sedang sibuk di telepon. Di sebelah tubuh kecilnya, ada koper yang cukup untuk digenggam tangan mungil tutornya itu.

Tsuna melihat Reborn sedikit berdebat dalam bahasa yang tak dimengertinya. Mungkin bahasa Italia. Setelah cukup tenang, Reborn memutuskan hubungan teleponnya.

"Reborn, kenapa kamu?" tanya Tsuna sedikit ragu.

"Aku akan pergi ke Italia." Jawab Reborn singkat.

"Apa? Kapan?" Tsuna menaikkan nada bicaranya.

"Sekarang."

"HAH? Sekarang?"

"Ya. Vondola Nono jatuh sakit, aku harus menjenguknya. Sudah ya. Jangan malas belajar sementara aku pergi."

"Kamu kapan kembali kesini?"

"Paling cepat 2 minggu lagi. Tapi mungkin aku akan lebih lama disana. Ada urusan pribadi."

"Begitu... hati-hati di jalan ya. Titip salam untuk Kyuudaime."

"Ya."

Tanpa bicara apa-apa lagi, Reborn segera pergi sambil membawa koper kecilnya itu. Tsuna hanya menghela napas melihat tutor kecilnya pergi meninggalkannya rumah keluarga Sawada.

Tsuna diam untuk beberapa saat, namun dia segera tersadar, "Ya ampun! Aku kan punya janji berkumpul bersama pemain Rabbit Doubt! Celaka! Aku akan terlambat!" Tsuna pun segera mengganti baju seragamnya,ia membuka lemari bajunya dan mulai mencari-cari baju yang akan ia pakai. Ia langsung mengambil jaket yang berwarna orange dan celana panjang berwarna hijau. Tsuna melihat kaca untuk memastikan penampilannya tidak berantakan. Tak lupa ia membawa dompet dan HP-nya yang baru berumur 2 bulan. HP Tsuna dihiasi oleh sebuah gantungan. Gantungan berbentuk kelinci...

Tsuna segera turun ke lantai satu, setelah memastikan sudah mengunci jendela dan mematikan lampu yang tak diperlukan, Tsuna segera memakai sepatu sneakernya. Ia mengunci pintu depan dan meletakkan kunci di bawah pot bunga sebelah pintu. Ia pun segera berlari menuju taman umum Namimori. Taman yang cukup jauh dari rumahnya.

(Taman Umum Namimori)

Tsuna bernapas berat. Ia melihat jam di handphonenya. Sudah jam 4 sore. Ternyata dia tepat waktu. Meski sudah mencermati sekelilingnya, Tsuna tidak melihat adanya keberadaan duo sahabatnya itu. Ia pun memutuskan untuk duduk sambil menunggu saja di kursi taman yang tak jauh darinya itu.

Sambil memainkan hpnya, Tsuna bersenandung kecil. Rasanya menyenangkan menunggu kedatangan Gokudera dan Yamamoto, juga teman-teman barunya. Teman-teman di Rabbit Doubt yang akan ia temui nanti ada tiga orang. Oh ya, Tsuna baru ingat. Belum lama ini, seseorang dengan username 'Kumo' dan 'Extreme' juga bergabung dengan mereka di permainan itu. Setelah ditelusuri, ternyata keduanya adalah para murid kelas tiga di SMP Namimori, Hibari Kyoya dan Sasagawa Ryohei. Mereka sudah membicarakan untuk bertemu di tempat itu hari ini, tapi, entahlah bagaimana dengan Hibari. Pemuda itu kan tidak suka keramaian. Kalau Ryohei... yah, ada kemungkinan dia masih ikut.

Samar-samar di depan Tsuna, ia mendengar suara marah-marah Gokudera. Tsuna mengangkat wajahnya dan melihat kedua orang di kelasnya yang banyak ditaksir perempuan itu berjalan bersama-sama dengan satu orang yang tak dikenalnya. Orang itu laki-laki juga. Kira-kira seumuran mereka, rambutnya sedikit ikal berwarna terang. Wajahnya tampak halus sekali. Ia tersenyum saja mendengarkan argumen Yamamoto dan Gokudera.

Yamamoto sadar lebih dulu dengan keberadaan Tsuna, ia mengangkat tangan kanannya dan memanggil si kecil itu, "Oi, Tsuna!"

"Ah. Juudaime!" Gokudera langsung berubah ekspresi mukanya.

"Gokudera-kun! Yamamoto!" panggil Tsuna seraya bangun dari kursi dan berlari ke arah mereka.

"Maaf kami terlambat." Kata Gokudera.

"Tak apa, aku juga baru datang kok." Tsuna membalasnya dengan tersenyum, "Ngomong-ngomong, ini...siapa?" tanya Tsuna sambil mengarahkan matany ke wajah yang baru dilihatnya itu.

"Ah— " belum sempat Gokudera mengucapkan apapun, pemuda itu sudah mengulurkan tangannya lebih dulu ke Tsuna sambil tersenyum lembut.

Tsuna membalas uluran tangan pemuda itu.

"Ao." Katanya memperkenalkan diri.

"Sa-Sawada Tsunayoshi..."

"Tadi kita bertubrukan di dekat sini, handphoneku jatuh dan dia memungutnya, dengan itu kami berkenalan, Tsuna." Jelas Yamamoto.

"Begitu... salam kenal, Ao-kun. Kamu boleh memanggilku Tsuna." Kata Tsuna membalas senyuman Ao.

Baru saja suasana tenang muncul, tiba-tiba saja Tsuna dikejutkan oleh tepukan di punggungnya, ia memekik kaget.

"Si-siapa?" tanya Tsuna sambil membalikan badannya.

"Ha-lo~" kata seorang perempuan berambut pendek yang tadi menepuk Tsuna, "Aku Nanase. Pemain Rabbit Doubt. Kamu pasti Tsunayoshi-kun, Yamamoto-kun, Gokudera-kun da—n Ao-kun. Ya kan?" perempuan yang tampak ceria itu menyapa mereka.

"Oh, Nanase? Halo. Baru sampai ya?" tanya Tsuna.

"Iya~. Untung saja gantungan hpmu keluar dari saku celanamu," kata Nanase sambil menunjuk gantungan berbentuk kelinci, "aku jadi tahu kamu siapa."

"Ah, benar juga." Jawab Tsuna sambil membenarkan kantung celananya itu. "Oh, ya, bagaimana dengan yang lain? Apakah mereka akan datang?"

Nanase menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku sudah mengubungi yang lain. Kyo mempunyai urusan tersendiri, 'Extreme' ada kegiatan klub hari ini, sedangkan 'Kumo'... Ah, ia tidak bisa dihubungi."

Oh, iya, Nanase-san tidak mengetahui bahwa 'Extreme' adalah onii-san dan 'Kumo'adalah Hibari-san ya. Walaupun Nanase-san adalah 'host' dari game yang kita mainkan dan yang mengajak kita berkumpul hari ini juga dia, tetapi sepertinya ia tidak begitu peduli dengan asal usul para pemain lain. PikirTsuna dalam hatinya.

"Kalau begitu hari ini kita hanya ber-lima saja?" tanya Yamamoto.

"Iya, sepertinya begitu" jawab Nanase,"Baiklah! Mari kita berangkat ~!"

"Loh, memangnya kita mau pergi ke mana, Nanase-san?" tanya Tsuna.

"Tentu saja~" Nanase berhenti sebentar, lalu ia menarik tangan Tsuna dan berjalan sambil menunjuk suatu arah , "Game Center Namimori!"

"Woi! Kau cewek bodoh, berhenti menarik narik tangan juudaime!" sahut Gokudera yang dari tadi belum kebagian dialog.

"Ahaha, sepertinya menarik. Mari kita pergi ke sana." Jawab Yamamoto dengan senyumnya yang biasa. Sedangkan Ao, dari tadi masih diam saja, ia hanya tersenyum kecil dan mengangguk.

Mereka berlimapun berangkat menuju game center Namimori dan menghabiskan waktu di sana. Mereka tidak mengetahui, bahwa setelah ini akan ada bencana besar menimpa mereka semua.

(Di Toilet Game Center)

Toilet itu sepi, sepertinya pada hari biasa tidak begitu banyak orang yang pergi ke game center.

"Sepertinya aku masih akan ditahan di sini lumayan lama", gumam Tsuna, "Nanase-san bermain hockey bersama Yamamoto dan Gokudera-kun, dan tidak ada yang mau menyerah di antara mereka bertiga. Sedangkan Ao-kun sepertinya tidak bisa masuk di antara mereka bertiga. Hah, padahal mereka bermain hockey saja aku tidak ikutan."

Tsuna mencuci tangan dan mukanya, ia tidak sadar bahwa di belakangnya ada seseorang memakai topeng kelinci sedang mengendap-endap di belakangnya membawa sebuah benda tumpul seperti linggis.

Orang itu mendekat dan terus mendekat dan mengangkat benda tumpul tersebut.

Sayang sekali saat Tsuna sadar, semuanya sudah terlambat...

"Eh...?"

DUAKKK


Ok, chapter1 selesai...

Nanggung (apa sih istilahny? Ak lupa...)

Blom seru sih di sini, tp chapter selanjutnya mulai ada korban...

Mohon R&R ,saran, pendapat, flame-pun akan tetap diterima... Tunggu chapter selanjutnya...^_^

Chapter 2: Reunion And The First Victim