Kuroko No Basuke © Fujimaki Tadatoshi

Family Time © Kyuuta Shin MT

Pair : Midorima Shintarou X Takao Kazunari

Genre : Family

Rated : T

WARNING! OOC, OC, gaje, mpreg, TYPO, gak sesuai EYD, Klise, boys love, dll.

"Hope You Like It"

.

.

.

.

Larut malam yang sepi, membuat jalanan menjadi sedikit lenggang. Terlihat seorang lelaki dewasa membawa mobil dengan kecepatan diatas rata-rata, ingin segera melihat belahan jiwa, dan malaikat kecilnya.

"Tadaima,"

Kazunari menolehkan kepala saat mendengar sebuah suara menyahut di balik pintu. Dilangkahkan kaki menuju sumber suara, ingin menyambut suami tercinta.

"Okaeri."

Diulasnya seutas senyum lembut saat dahinya di kecup oleh sang suami, Shintarou.

"Bagaimana pekerjaanmu hari ini?" Sebuah pertanyaan klise yang dilempar. Ingin mengetahui sedikit keseharian Shintarou saat sedang bekerja.

"Aku harus melakukan dua operasi besar sekaligus hari ini. Maaf aku tidak bisa pulang tepat waktu, nanodayo."

Kazunari menepuk bahu Shintarou sekilas. "Tidak apa. Aku paham hal apa yang harus kau hadapi saat menjadi seorang dokter."

".. terima kasih." Gumam Shintarou.

"Kau bilang apa?"

Mengabaikan pertanyaan sang istri, Shintarou meraih dagu Kazunari dan mendekatkan wajahnya.

"TOOUU-CHAAAAAN!"

Akan tetapi, sebelum mendapatkan keinginannya, sebuah suara mengintrupsi kegiatan pribadi mereka.

Sebuah langkah kaki cepat menuruni tangga terdengar jelas, apalagi didahului oleh lengkingan suara teriakan.

Tersadar akan kehadiran putra kecilnya, Kazunari mendorong pelan Shintarou.

"A-ah, Rei-chan, kenapa kau masih terbangun di jam seperti ini, hm?"

"Ung? Aku mendengar suara Tou-chan! Tou-chaaan!"

Shintarou tersenyum tipis saat melihat rentangan tangan Rei yang ditujukan untuknya. Langsung digendongnya putranya itu.

Dialah Midorima Rei, putra sulung Shintarou dan Kazunari, baru berusia 7 tahun. Dirinya sering disebut-sebut sebagai duplikat sempurna seorang Midorima Shintarou. Mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki, semuanya serba Shintarou. Kazunari sampai cemburu dibuatnya. Akan tetapi, walau fisik 100% Shintarou, maka kepribadiannya 100% mirip dengan Kazunari. Dirinya yang kelewat hyperaktiv dan sangat berisik adalah bukti nyatanya.

"Kaa-chan~"

Kembali terdengar suara imut memenuhi ruangan. Tangannya sedang mengucek pelan mata bulat miliknya. Ternyata ia mengikuti sang kakak sedari tadi.

"Oh, Mi-chan, kau terbangun juga ya," Dengan segera Kazunari membawa putra bungsunya ke dalam pelukannya.

Dan ada Midorima Mishima, putra bungsu di keluarga mereka. Bermata keabuan, dan bersurai kehijauan. Lagi, gen Shintarou masih mendominasi di diri putra keduanya. Apalagi sifatnya yang rada tsundere dan sedikit tertutup semakin membuatnya terlihat Shintarou sekali. Harus Kazunari akui, Shintarou benar-benar hebat bisa membuat dua anak duplikatnya sekaligus.

"Um. Ini semua kalena nii-chan yang belisik!" Netra keabuannya melempar tatapan tajam pada sang kakak –namun sayangnya malah menambah kadar keimutannya.

"Eeh? Akuu?"

"Kau tadi berteriak, Rei. Jadi adikmu terbangun karenanya. Jangan mengulanginya lagi, oke?" Nasihat Shintarou. Ekspresi wajahnya melembut saat melihat kedua putranya berada disini.

"Um. Maafkan aku ya, Mishima-chan," Rei menunjukkan cengiran lebar pada adik mungilnya itu.

"Hm," Mishima hanya menggumam kecil menanggapi kakaknya dan menelusupkan kepala ke ceruk leher ibunya.

"Ugh.." Ringis Rei.

"Saa, karena semuanya sudah berada disini, bagaimana jika kita memanfaatkan waktu sekarang sebagai family time?" Kazunari mengangkat suara.

"SETUJU―"

"Tidak! Ini sudah larut malam. Kalian harus tidur―"

"Shin-chanku sayang. Jangan terlalu kaku begitu. Jarang-jarang 'kan kita bisa berkumpul seperti ini?"

"Iya! Lagipula besok libur, Tou-chan~" Rajuk Rei.

Shintarou hanya menghela napas melihat tingkah putra dan istrinya. "Tidak perlu melakukannya di larut malam seperti ini, karena kita bisa melakukannya besok,"

"Heh?"

"Aku mendapat cuti. Jadi, kita bisa menghabiskan waktu bersama selama 3 hari kedepan." Jelas Shintarou.

"Benarkah?" Tanya Rei dengan mata berbinar.

"Ya. Kita bisa bermain bersama nanti," Sahut Shintarou sambil sesekali mengacak surai hijau Rei.

"Ah, bagaimana jika ke Akihabara saja besok? Aku ingin menunjukkan sebuah tempat yang sangat bagus." Aju Kazunari.

"Akihabara?" Rei dan Shintarou saling bertatapan beberapa detik.

"Yup! Pasti kalian akan menyukainya,"

"Baiklah, besok kita ke Akihabara." Shintarou menyetujui usulan Kazunari. Sedikit banyak ia menjadi sedikit curiga dengan keinginan istrinya itu.

'Semoga dia tidak berulah,' Shintarou membatin.

. . .

**Shin-kun Present**

. . .

Keluarga Midorima –kecuali yang menduduki posisi Istri- menatap kafe yang terpampang bebas di hadapan mereka.

"Owl cafe?" Suara Shintarou yang pertama kali terdengar.

" Owl itu apa tou -chan?" Mishima bertanya dengan gaya imut khasnya.

"Owl itu burung hantu, sayang."

"Wah, apa maksudnya di dalam kafe ada burung hantu?" Rei bertanya heboh.

"Kau tepat sekali, jagoanku. Jadi, ayo kita masuuk~" Sahut Kazunari.

"Ayo~"

Shintarou menepuk dahinya saat melihat Kazunari dan Rei berjalan mendahuluinya. Harusnya ia sadar jika Kazunari pasti akan mengajak mereka ke tempat yang anti mainstream seperti ini.

"Yah, ayo kita ikuti ibu dan kakakmu."

. . .

Saat memasuki kafe ini, mereka bisa merasakan suasana akan singgasana sang burung hantu. Desain interior yang minimalis dengan dominasi warna coklat kayu dan putih membuat suasananya tenang, namun penuh akan hal yang tidak terduga, misterius –sama seperti image dari tema kafe ini.

Bisa dilihatnya beberapa burung hantu yang bertengger manis di dekat pintu masuk, seakan menyambut para pengunjung. Rei menatap penuh binar kearah hewan tersebut.

"Apa kita bisa bermain dengan burung hantunya?" Rei mengeluarkan isi pikirannya spontan, yang disambut tawa dari pelayan kafe yang melayani mereka.

"Tentu saja, adik manis. Kami memberikan fasilitas khusus untuk bermain dengan burung hantu selama 1 jam. Akan ada seorang staff yang mengawasi burung hantu itu,"

Shintarou menganggukkan kepalanya beberapa kali saat mendengar penjelasan pelayan tersebut.

"Baiklah, kami ingin fasilitas itu. Dan juga makanan dan minuman, kami ingin memesan―"

Setelah memesan makanan, seorang staff datang membawa dua ekor burung hantu yang bertengger manis di lengannya. Satu berbulu abu-abu, dan satu berbulu putih. Kazunari mengulurkan lengannya, ingin burung tersebut berpindah tempat. Melihat sang istri, Shintarou juga ikut mengulurkan tangannya.

Rei dan Mishima melebarkan mata saat si burung berpindah tempat di lengan ibu dan ayah mereka. Shintarou mendekatkan diri pada Kazunari, dengan Mishima dipangkuannya.

"Kaa-chan, aku ingin pegang!"

Jika Rei sangat antusias, maka Mishima sebaliknya. Ia terlihat sangat takut dengan hewan bermata bulat itu.

"Tou~ Takut,"

"Tidak ada yang perlu di takutkan sayang. Burungnya sangat baik kok," Kazunari mengambil alih Mishima –setelah burung hantunya berpindah ke pundak Rei.

"Mishima, apa yang terlihat tidak selalu benar, nak. Mungkin burungnya terlihat menakutkan, tapi mereka sangat baik." Shintarou berusaha memberi penjelasan pada putra bungsunya itu. Ia mendekatkan burung hantu dilengannya pada anak itu.

"Takut~"

Rei yang melihat adiknya semakin membenamkan diri dalam pelukan ibunya, ikut mendekati sang adik.

"Mi-chan, lihat? Burung hantunya sama sekali tidak menyakitiku atau tou-chan. Mereka malah sangat jinak. Ini coba pegang,"

Mishima yang melihat kesungguhan di mata kakaknya, kini mencoba mengalihkan rasa takut dan mengelus pelan burung lucu itu.

Awalnya tangan bocah itu sedikit gemetar, namun setelah melihat reaksi ramah si burung, ketakutan Mishima hilang. Malah bocah itu terlihat sangat menyukai hewan nokturnal tersebut.

Mishima turun dari pangkuan ibunya dan mendekati sang ayah, ingin bermain dengan burung hantu itu. Rei juga mendekati ayah dan adiknya.

Terlihat sepasang ayah dan anak tersebut begitu menikmati waktu kebersamaan mereka. Sesekali Shintarou menjelaskan sesuatu pada kedua putranya.

Kazunari tersenyum lembut ketika melihat itu semua. Wajar jika anak-anak sangat senang menghabiskan waktu dengan ayah mereka, karena selama ini Shintarou selalu bekerja. Sangat sedikit waktu untuk bersama.

Dan ketika melihat mereka bersama seperti ini, membuat Kazunari sedikit banyak merasa terharu. Ini adalah kebahagiaan tiada duanya.

'Semoga kebahagiaan ini selalu menemani kami,'

.

.

.

OWARI

.

.

.

End dengan gajenya :"

Maaf jika ff ini terla absurd. Dan terima kasih bagi yang udah baca. :"

See you next story :"

Love,

Kyuuta Shin MT

.

OMAKE

.

Terlihat Rei dan Misihima yang tertidur pulas di bangku belakang mobil. Mereka sangat kelelahan setelah menghabiskan waktu untuk bermain.

Kazunari mengalihkan tatapan pada suaminya.

"Terima kasih karena kau sudah menyempatkan diri menghabiskan waktu bersama kami, padahal kau―"

"Apa yang kau bicarakan, nanodayo? Ini kewajibanku sebagai seorang ayah dan suami."

Kazunari terkekeh pelan. "Kau adalah suami terbaik yang pernah ada. Terima kasih."

Shintarou mengalihkan pandangan pada Kazunari. Dicondongkan tubuhnya pada seseorang yang sudah memberikan warna pada hidupnya yang monoton.

Chu,

"Dan kau adalah istri terbaik untukku. Terima kasih sudah memberikan dua malaikat, dan menjadikan hidupku sangat sempurna," bisik Shintarou.

"Ya, Shin-chan. Aku mencintaimu,"

"Aku juga,"

Kehidupan yang mereka jalani saat sudah terlampau sempurna. Baik Shintarou maupun Kazunari, akan setia menjaga kebahagiaan ini.

.

REALLY END
.