...

Title :: Ooh... Tdu tdu tdu tdu...

Author :: Sayaka Dini

Disclaimer :: This story belong to me, but the character not be mine

Main Cast:: Baekhyun & Chanyeol.

Pairing :: Chanbaek / Baekyeol.

Setting :: AU

Warning :: Yaoi, Shounen-ai, Boys Love, Boy x Boy.

Please, Don't Like Don't Read.

Note: No bashing, no flame, no copas, no re-publis, no plagiat, yes to like and comment.

...

Hope You Enjoy It~ ^_^

_o0o_

.

.

.

.

.

...

.

.

(intro Thunder) Ooh... Tdu tdu tdu tdu~ Wuu~ uu... yeah...

Jemari lentik itu meraih ponselnya yang bergetar di atas meja makan. Sederet nomor tak kenal sedang menelponnya. Baekhyun mengernyit bingung, tapi ia tetap mengangkat panggilan tersebut.

"Yopseyo?"

"Dimana kau meletakkan buku catatanku?" sebuah suara berat menyahut di ujung sana.

"Kau bicara apa?" alis Baekhyun makin berkerut. "Dan kau siapa?"

"Jangan bercanda. Aku sedang serius."

"Kau pikir aku bercanda?"

"Aku tidak ada waktu untuk bercanda, Kyungsoo. Sekarang cepat katakan dimana kau letakkan catatan-ku?"

"Yach! Kau salah sambung. Dasar bodoh." Baekhyun segera memutuskan hubungan seluler tersebut. Meletakkan ponsel di atas meja makan dan kembali melanjutkan sarapannya seorang diri di dalam apartementanya.

Ooh... Tdu tdu tdu tdu~

Ponselnya kembali bergetar. Dengan nomor yang sama. Baekhyun mengangkatnya lagi.

"Sudah kubilang kau salah sam–"

"Hentikan leluconmu, Kyungsoo! Aku sedang serius. Ini mengenai hidup dan mati."

Baekhyun memutar bola matanya. "Dengar yah, tuan asing. Kau mau hidup atau pun mati aku tak peduli. Kau tahu kenapa? Karena aku tidak mengenalmu. Sekian."

Baekhyun memutuskan line telepon.

Ooh... Tdu tdu tdu tdu~

Nomor yang sama lagi.

Baekhyun mendengus. Ia mulai kesal.

"Kau itu bodoh atau apa? Sudah kubilang kau salah sambung!"

Ada jeda sejenak dari ujung sana. "Oh." Lalu gumaman dari suara berat tersebut.

Baekhyun menunggu orang yang tak ia kenal itu menutup ponsel duluan. Tapi nada tut tut tut, belum juga terdengar di telinga Baekhyun.

"Jadi..." suara husky di ujung sana kembali berbicara. " ...dimana Kyungsoo?"

Jika orang itu ada di depannya, Baekhyun mungkin tidak akan segan melempari kepalanya dengan ponsel yang ia pegang.

"Dasar Bodoh!"

Dan lagi-lagi, Baekhyun menutup ponselnya duluan.

.

.

.

.

.

Jam makan siang, Baekhyun sedang menikmati istirahat makan siangnya di cafe dekat kampusnya bersama tiga temannya. Chen, Xiumin, dan Suho. Sedang asik mengobrol dan bercanda, atau lebih tepatnya mengejek model rambut baru Suho yang berwarna kuning gading. Well, temannya satu ini sedang ingin mendekati seseorang, makanya ia merubah penampilan untuk menarik perhatian pujaan hatinya.

Tapi bagi Baekhyun dan kedua temannya yang lain, Suho memilih model rambut yang salah.

Ooh... Tdu tdu tdu tdu~

Baekhyun sedikit meredakan tawanya bersama Chen. Ia meraih ponsel di saku hodienya, lalu mengangkat paggilan tanpa melihat ID penelpon.

"Yopseyo?"

"Kau lihat dimana flashdisk-ku?" suara husky itu lagi.

Baekhyun harus mengecek ulang nomor yang tertera di ponsel untuk memastikannya. Benar, ini deretan nomor yang sama seperti tadi pagi.

"Astaga. Tadi pagi buku catatan, dan sekarang flasdisk?"

"Kemarin malam aku menaruhnya di samping keybord, tapi sekarang tidak ada, Kyungsoo-ya~" suara berat itu merengek, Baekhyun merinding mendengarnya.

"Jangankan letak keybord-mu, bahkan rumahmu aku tidak tahu. Dasar bodoh!" Baekhyun menggerutu. Menyimpan ponsel sambil bergidik ngeri dengan efek suara husky yang barusan merengek di dekat telinganya –ehm, melalui ponsel lebih tepatnya.

"Siapa?" tanya Suho, diikuti pandangan penasaran dari kedua teman lainnya.

Baekhyun mengangkat bahu. "Salah sambung." Ia menyedot minuman milk shake rasa stawberry pesanannya.

Ponsel di sakunya kembali bergetar. Kali ini sebuah pesan yang masuk. Dari nomor asing yang baru saja menelponnya tadi.

Kyungsoo-yah, Aku tidak percaya kau lupa dengan rumah sepupumu sendiri.

Dan di bawah pesan itu tertera sebuah alamat rumah. Mulut Baekhyun menganga, membaca ulang isi pesan tersebut. Tak pernah sebelumnya ia bertemu dengan orang sebodoh ini. Ups, dia memang belum bertemu sih.

Meski begitu, Baekhyun tetap membalas pesan tersebut. Walaupun itu hanya berisi dua kata.

Kau IDIOT

.

.

.

.

.

Baekhyun menguap, ia sudah bersiap untuk tidur di atas ranjangnya.

Ooh... Tdu tdu tdu tdu~

Karena sudah mengantuk, Baekhyun mengangkat ponsel tanpa melihat penelponnya.

"Yopseyo?"

"Kyungsoo-yah, kau jadi tidak pulang malam ini?" suara husky itu lagi.

"Nggg." Baekhyun hanya bergumam tak jelas. Terlalu lelah untuk meladeni orang idiot yang selalu salah sambung ini.

"Yakh. Setidaknya, telepon atau kirim sms kalau kau menginap di rumah Kkamjong. Jangan membuatku menunggu seperti orang bodoh hanya karena ingin mengunci pintu rumahku sendiri."

"Kau kan memang bodoh..." Baekhyun menguap, berguling di atas kasur dengan ponsel yang masih menempel di telinganya.

"Kau sudah mengantuk yah?" ada nada kecewa yang tersirat dari nada husky tersebut.

"Hmm.." Baekhyun memejamkan mata.

"Tapi aku tidak bisa tidur~" suara husky itu lagi-lagi merengek. Baekhyun kembali bergidik.

"Lalu aku harus apa~" Baekhyun balas meregek, ngambek karena ia terus diganggu dan tidak dibiarkan untuk tidur. Tanpa sadar, suara rengekannya terdengar lebih aegyo dan menggemaskan dari penelponnya barusan.

Ada jeda yang diisi oleh keheningan. Baekhyun sampai mengira kalau orang salah sambung ini sudah meninggalkan ponselnya.

"Emm... bisa kau nyanyikan lagu pengantar tidur untukku?"

"Mmm.." Baekhyun bergumam. Ia bahkan tidak mengerti mengapa ia tidak memutuskan hubungan seluler tersebut seperti biasanya. Dan malah meladeni permintaan aneh tersebut.

Mengaktifkan mode speaker, Baekhyun meletakkan ponsel di sisi bantalnya, lalu berbaring miring menghadap ponsel tersebut. Sedikit mendengus sebentar sambil memejamkan matanya. "Kurasa aku sudah tertular bodoh olehmu. Aku bahkan menyanyikan lagu pengantar tidur untuk orang yang tidak ku kenal."

Samar-samar Baekhyun mendengar suara tawa jenaka yang diredam oleh sesuatu.

Baekhyun mengabaikannya. Terlalu mengantuk, jadi ia langsung bernyanyi.

Seseorang di ujung sana terdiam, mendengarkannya.

Sampai akhirnya kantuk Baekhyun menghentikan nyanyiannya. Bibir Baekhyun pun terkatup. Di antara pengunjung tidur menuju alam mimpinya, sayup-sayup Baekhyun bisa mendengar suara husky itu yang bergumam dari ponselnya.

"Good Night..."

Tanpa sadar, Baekhyun tersenyum dalam tidurnya.

.

.

.

.

.

Ooh... Tdu tdu tdu tdu~

Seperti de ja vu.

Pagi ini, di meja makan saat ia sarapan, ponselnya bergetar. Dengan nomor asing yang sejak kemarin meneleponnya. Tapi kali ini Baekhyun tidak mengernyitkan kening saat mengangkatnya.

"Apa lagi sekarang?" kata Baekhyun seolah akrab, bahkan tanpa sapaan 'Yopseyo'.

"Aku lupa dimana aku menaruh kaus kaki-ku." Suara husky di seberang sana terdengar bingung.

Baekhyun mendengus. "Sebenarnya kau tinggal dengan siapa di rumah itu, huh? Masa' barang-barang sendiri kau selalu lupa dimana kau meletakkannya?"

"Tiga tahun ini aku tinggal dengan Kyungsoo. Tapi setelah ia berkencan dengan Kkamjong sialan itu, dia jadi mencampakkan sepupunya yang tampan ini."

"Ternyata selain bodoh, kau narsis juga," komentar Baekhyun sambil menggigit roti sarapannya. "Dan, hey, kau tidak lagi salah mengira aku sebagai Kyungsoo, huh?"

Terdengar suara kekehan di ujung sana. Meski Baekhyun tidak bisa menebak wajah dari pemilik suara husky tersebut, tapi ia bisa membayangkan kalau orang di ujung sana ini sedang tersenyum lebar.

"Kalau kau tidak salah sambung lagi, lalu kenapa kau menghubungiku? Dasar bodoh."

Ada suara berisik di ujung sana, lalu gumaman dari suara husky tersebut. "Dimana yah kaus kakiku?"

"Kau tidak bisa mencium baunya?" celetuk Baekhyun dengan nada jenaka. Tidak sadar kalau orang di ujung sana baru saja mengalihkan pertanyaan Baekhyun sebelumnya.

"Kau pikir aku anjing?" balas suara husky tersebut dengan nada kesal. Baekhyun tertawa.

"Kalau hidupmu sekacau itu gara-gara ditinggal sepupumu yang sudah punya kekasih. Kenapa kau tidak menyewa pembantu saja, atau cari juga kekasihmu sendiri untuk mengurusmu." Saran Baekhyun, cukup prihatin dengan kehidupan orang bodoh yang selalu kehilangan barang itu.

Ada jeda sejenak.

"Hey." Suara husky itu kembali memanggil.

"Hm," Baekhyun hanya bisa bergumam karena ia sedang meminum susunya.

"Bagaimana kalau kau saja yang jadi kekasihku?"

"Pfft!" Susu itu muncrat dari mulut Baekhyun, mengotori dan membasahi celananya sendiri.

Terdengar tawa jenaka dari ujung sana.

Baekhyun menggerutu. "Akh! Sial, kau –ugh. Bodoh."

Dan hubungan seluler diputuskan oleh Baekhyun. Selain celananya yang basah, Baekhyun juga merasakan wajahnya yang memanas.

Apa-apaan ini? ia bahkan tak mengenal orang yang selalu salah sambung itu.

.

.

.

.

.

Menjelang sore. Dengan tas punggung yang menggantung di bahunya, Baekhyun berjalan seorang diri menuju apartement Chen. Suho dan Xiumin mungkin sudah sampai duluan di sana. Keempat mahasiswa satu jurusan itu memang berniat mengerjakan tugas kuliah bersama di apartement Chen –yang jaraknya paling dekat dengan kampus mereka.

Ooh... Tdu tdu tdu tdu~

Baekhyun mengambil ponsel tersebut dari saku hodienya. Meski sederet nomor asing itu belum ia beri nama –karena ia sendiri belum tahu siapa nama penelpon tersebut– tapi Baekhyun cukup menghafal tiga angka dibelakang nomor tersebut yang awalnya salah sambung.

"Jangan bertanya tentang barangmu yang hilang lagi, aku bukan peramal. Aku bahkan tak tahu di mana rumahmu."

"Eoh? Tapi bukannya aku sudah pernah mengirimkan pesan tentang alamat rumahku."

"Sudah kuhapus. Lagipula untuk apa mengecek rumah orang yang tidak ku kenal."

"Kalau begitu, kenalan denganku, siapa namamu?"

"Kau pikir aku semudah itu memberikan namaku pada orang yang tidak pernah kutemui?"

"Kalau begitu ayo ketemuan." Suara husky itu terdengar bersemangat.

"Maaf, aku tidak berminat bertemu dengan pria berumur tiga puluhan yang kemungkinan besar bisa menculikku."

Orang itu tertawa. "Aku tidak setua itu. Umurku masih 22 tahun."

"Benarkah? Kalau begitu kita seumuran."

"Meski kau bilang begitu, aku tidak yakin."

Alis Baekhyun berkerut, merasa tersingung. "Apa maksudmu tidak yakin? Suaraku terdengar lebih tua, begitu?"

"Bukan begitu... maksudku, aku tidak yakin kalau kita ketemuan nanti, aku bisa menahan diriku untuk tidak menculikmu. Karena dari suaranya saja kau terdengar imut."

Baekhyun sempat merona, tapi ia mengabaikannya. Belum sempat ia membalas, ada suara laki-laki lain yang terdengar menceletuk dari ujung seluler sana.

"Oi Dobi! Cara pendekatanmu itu norak sekali, kau tahu?" kemudian orang yang menyeletuk itu tertawa.

Baekhyun mengernyit. "Dobi? Apa itu namamu?"

"Bukan! Aish! Yifan, diam kau! Emm... maaf, nanti aku hubungi lagi. Anyong..."

Tut tut tut

Baekhyun mengernyit.

Yifan?

Sepertinya dia pernah mendengar nama itu, tapi dimana yah?

.

.

.

.

.

Baekhyun menggigit bibir bawahnya dengan gelisah. Pantatnya bergerak tak nyaman di atas sofa. Matanya melirik ke arah selangkangannya dimana ada gundukan yang terlihat mengeras.

Ugh, sial.

Baekhyun tak tahu ingin menyalahkan Chen yang sudah iseng meminjamkan DVD yang katanya berisi tentang film Transformer 4, tapi nyatanya malah berisi pergulatan antara pria seksi dan pria manis di atas ranjang, tanpa busana. Itu film gay porno. Baekhyun juga benar-benar tak tahu apa ia harus menyalahkan dirinya yang sudah kesekian kalinya menjadi korban kejahilan Chen. Seharusnya dia ingat dengan baik-baik, Chen itu memang selalu punya selera humor yang kelewat berlebihan.

Dasar Beagle sialan.

Emm... Baekhyun juga termasuk beagle sih –mengingat dia juga sering menjahili Suho dan Xiumin–, tapi Chen adalah beagle yang lebih sialan.

Baekhyun yang masih duduk seorang diri di atas sofa dalam apartementnya itu, kembali melirik ereksi di balik celananya.

Sial, dia sedang tidak dalam mood untuk menyelesaikan itu sendiri.

Sebuah ide gila datang ke dalam pikirannya. Menimbang ulang selama sepuluh detik, sambil terus mengemut bibir bawahnya gelisah, Baekhyun pun akhirnya memutuskan. Tangannya meraih ponsel di atas meja kopi di depannya. Men-dial sebuah nomor yang akhir-akhir ini selalu menghubunginya.

Baekhyun menggigit ibu jarinya sambil duduk bersila di atas sofa. Menunggu sambungan teleponnya diangkat orang di seberang sana.

"Yopseyo? Orang paling tampan di dunia ada di sini. Bisa saya bantu?" setelahnya, suara husky itu tertawa sendiri dengan candaannya.

Baekhyun tidak dalam mood untuk bercanda, jadi dia hanya mendengus tertahan. Entah karena memang dia sedang horny setelah menonton film blue, atau memang karena suara husky dari ponselnya itu terdengar seksi sehingga membuat hasrat Baekhyun meningkat.

"Nggh," Baekhyun mendesah tertahan sambil menggigit bibir bawahnya. "Aku memang benar-benar butuh bantuan," bisikannya dengan suara tersendat, menahan hasrat.

"Apa?" suara husky itu terdengar khawatir. "Kau berada dalam masalah?"

"Yah. Masalah besar." Baekhyun menunduk sambil meremas poni hitamnya dengan tangan kirinya. "Astaga, aku benar-benar tak menyangka akan melakukan ini pada orang yang bahkan tak ku kenal. Tapi kurasa ini lebih baik, jadi aku tak perlu canggung jika kita berpapasan karena kita memang tidak saling kenal."

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti."

"Aku butuh Phone Sex." Baekhyun langsung menjawab ke intinya. Tak ingin berbelit-belit. Karena suara husky dari ponselnya itu malah membuatnya ingin segera membuka celananya sendiri.

Damn, dia benar-benar sudah gila.

Tak ada balasan dari ujung sana.

Baekhyun jadi gelisah. Ia meneguk air liurnya. "Aku tahu ini gila. Yeah, kau bodoh. Dan aku gila. Kalau kau menolak tawaranku, tutup saja sambungannya, jangan mendiamiku, sialan!"

Terdengar suara tawa keras di ujung sana. Baekhyun jadi makin kesal. Dia sedang ereksi, tapi orang yang sedang diajak menelpon itu malah tertawa.

"Maaf sayang, aku hanya butuh waktu untuk mencerna apa yang kau katakan tadi." Dia masih terkekeh kecil.

Baekhyun memutar bola matanya. "Tidak heran, kau memang bodoh."

"Tunggu sebentar, aku ingin mengunci pintu kamarku." Padahal koneksi mereka hanya melalui ponsel, tapi Baekhyun seperti bisa mendengar dengan jelas suara kunci pintu yang diputar dari ujung seluler sana. "Yeah, kau tahu, hanya berjaga-jaga agar tak ada yang menganggu kita..."

Hanya perasaan Baekhyun, atau suara husky itu kini sengaja berbicara dengan nada menggoda?

"Jadi..." bisikan husky melalui ponsel itu, terdengar seperti sedang berbisik tepat di depan telinga Baekhyun. "...darimana kita akan memulainya?" bisikan husky dengan nada rendah dan lirih itu benar-benar terdengar menggoda.

Baekhyun menjilat bibirnya. Ia sudah tak tahan untuk segera membuka celananya.

Malam itu, untuk pertama kalinya Baekhyun melakukan phone sex.

Dengan pemilik suara husky yang bahkan ia tak tahu siapa namanya.

.

.

.

.

.

Baekhyun menabrak seseorang di tikungan koridor kampus saat ia berlari. Tumpukan makalah dalam pelukannya terjatuh di lantai. Sementara tubuh Baekhyun sempat mudur selangkah ke belakang tanpa ikut terjatuh di lantai.

Baekhyun mendengus lelah. Belum sempat ia menunduk untuk memungut makalahnya, orang yang ia tabrak tadi mendahuluinya, mengumpulkan tiga buah makalah yang sudah dijilid itu dari atas lantai, lalu kembali berdiri tegak dan menyerahkan tumpukan makalah itu pada Baekhyun.

Kepala Baekhyun harus sedikit mendongak ke atas setelah menerima tumpukan makalah itu ke dalam pelukannya. Karena orang yang ia tabrak ini ternyata memiliki tubuh yang terlampau tinggi melebihinya. Dan saat Baekhyun melihat wajahnya, pemuda mungil tercekat, tapi secepat itu pula ia mengontrol emosi di wajahnya.

Itu Park Chanyeol. Salah satu mahasiswa populer di kampusnya, sekaligus anggota band kampus yang kepopulerannya hampir menyamai boyband terkenal. Tentu saja karena kepopulerannya, Baekhyun tahu siapa pemuda tinggi di hadapannya ini, tapi Baekhyun sanksi jika Chanyeol tahu dirinya yang hanya mahasiswa biasa dari sekian banyaknya mahasiswa di kampus mereka.

Mereka berdua memang tidak pernah saling bicara. Hanya beberapa kali berpapasan tanpa menyapa, itu pun jika Chanyeol menyadari tubuh kecil Baekhyun di antara ribuan mahasiswa yang pernah berpapasan dengannya.

"Terima kasih," Baekhyun menganggukkan kepalanya sebagai balasan perilaku Chanyeol yang sudah memungutkan makalah untuknya.

Chanyeol membalas dengan senyuman lebar –seperti ciri khasnya. "Sama-sama."

Dan niat Baekhyun yang ingin mengambil langkah melewati tubuh tinggi Chanyeol, terhenti. Ia membeku.

Suara husky itu...

"Oi, Dobi! Bukan saatnya menggoda anak orang. Kita sedang terburu-buru, bodoh!" suara lain menyeletuk dari jauh.

Baekhyun ikut menoleh, melihat Kris –salah satu mahasiswa populer yang juga termasuk anggota band kampus– berdiri tak jauh dari mereka. Kalau Kris, Baekhyun tentu saja kenal baik karena mereka pernah terlibat dalam proyek tugas yang diberikan oleh dosen mereka di semester lalu.

Saat Baekhyun bertemu pandang dengan Kris, pemuda china itu menyeringai tipis padanya.

"Aish, Yifan. Kau selalu saja menggangguku," Chanyeol menggerutu.

Pupil mata Baekhyun melebar. Ia baru ingat, kalau nama asli Kris adalah Wu Yifan.

Belum sempat Baekhyun merespon semua keterkejutan yang ia terima, Chanyeol yang berdiri di depannya mencondongkan wajahnya ke sisi kepala Baekhyun, dan berbisik menggoda dengan suara husky andalannya di depan telinga Baekhyun.

"Hey, ngomong-ngomong, tentang desahanmu yang semalam, benar-benar membuatku overdosis..."

Baekhyun merona.

Chanyeol menarik diri, menyeringai tipis sambil mengangkat satu tangan di sebelah telinganya, membentuk sinyal telepon dengan ibu jari dan kelingkingannya. "Aku akan meneleponmu nanti malam." Satu wink dari Chanyeol, sebelum akhirnya ia berbalik pergi menyusul Kris menuju kelas mata kuliahnya.

Meninggalkan Baekhyun yang masih terpaku di tempat. Mencoba mencerna semua kejadian barusan.

Penelepon idiot yang selalu salah sambung itu...

Suara husky Chanyeol...

Dan seringai dari seorang Kris...

Damn. Baekhyun bukan orang bodoh yang tidak bisa menyimpulkan itu semua dengan cepat.

.

.

.

.

.

Ooh... Tdu tdu tdu tdu~

"Jika kau pura-pura sedang salah sambung lagi, aku benar-benar akan mengabaikan teleponmu."

"Tapi kau selalu mengangkat telepon dariku~"

"Aissh, sial, sepertinya aku benar-benar sudah ketularan bodoh darimu."

"Hahaha... kita berdua memang pasangan bodoh~"

"Siapa bilang aku mau jadi pasanganmu?"

"Tapi kau sudah mengajakku melakukan Phone sex."

"Dan kau sudah beranggapan aku ingin menjadi pasanganmu? Ternyata kau benar-benar bodoh."

"Hey hey, kau masih saja menolakku setelah tahu siapa aku."

"Memangnya kau siapa?"

"Aku pria tertampan di dunia ini. Akui saja. Kau bahkan sempat merona di hadapanku tadi siang."

Yang itu, Baekhyun tak bisa membalasnya. Karena ia kembali merona dalam diam.

"Aku menunggumu besok, jam empat sore di cafe XOXO."

Baekhyun mengernyit. "Apa itu?"

"Aku sedang mengajakmu kencan."

"Tidak mau."

"Apa?"

"Aku bilang aku tidak mauuuu~"

"Yach, aku akan terus menerormu dengan teleponku kalau kau terus menolakku."

Baekhyun menyeringai. "Coba saja." Tantangnya.

.

.

.

.

.

Ooh... Tdu tdu tdu tdu~

.

.

.

.

.

EnD–

.

.

.

.

A/N :: Gak tahu kenapa, aku lagi gak mood lanjutin L3Y dan malah menulis fanfic oneshoot satu ini. ah,, mian... *Bow*

Err... berniat review?