9 years promise
Disclaimer : tokoh milik diri sendiri, cerita dari otak saya sendiri
Cast : Kwon Soonyoung, Lee Jihoon, dan yang lain
Soonyoung tengah berada di keadaan darurat, dimana orang tuanya menagih janji yang ia buat 9 tahun lalu.
Ia bingung, bagaimana bisa orang tuanya mengingat janji dari 9 tahun yang lalu yang bahkan sang pembuat janji sudah lupa akan janji tersebut.
"Jangan bilang kau lupa, Soonyoung-ah?"
"Uhm... sebenarnya aku memang lupa eomma. Maafkan aku eomma"
"huh.. tak apa, Eomma akan menceritakan sesuatu"
-flashback
"Soonyoung-ah! Malam ini Eomma dan Appa akan menghadiri acara pernikahan anak dari teman appa. Kau mau ikut tidak?" tanya sang Eomma
"Tidak usak eomma. Bermain bersama HoonJi" balas Soonyoung
"Ya sudah. Tapi minggu depan kau harus ikut ke Jeju untuk menghadiri pernikahan Jeonghan dengan Seungcheol." Sahut sang Appa
"Tapi appa. HoonJi bagaimana?" tanya Soonyoung kecil dengan polosnya.
"HoonJi juga ikut, karena Eomma dan Appanya juga diundang" sahut sang eomma dari dapur.
"Eomma, Appa, kenapa sih tahun ini banyak yang menikah? Aku bosan tiap minggu pasti ditinggal ke pesta" tanya Soonyoung dengan nada merajuk.
"Kalau begitu appa tanya, Kapan kau mau menikahi HoonJi mu itu?" tanya sang Appa dengan nada menggoda.
"Uhm..." soonyoung berpikir sejenak."Sembilan tahun lagi!" tambah Soonyoung sambil berlari keluar.
"Soonyoung-ah mau kemana!" teriak sang Eomma.
"Ke rumah HoonJi!" sahut Soonyoung dari luar rumah.
Saat Soonyoung berlari menuju rumah Jihoon, ia melihat ada 3 anak sebayanya sedang memojokkan Jihoon. Ia langsung mendekati mereka dan menendang perut salah satu anak yang diperkirakan ketua gengnya hingga tersungkur di tanah. Setelah itu ia langsung mengajak Jihoon kembali ke rumahnya.
"Hoonji-ya! Apa yang terjadi? Apa kau terluka?" tanya Soonyoung dengan nada penuh kekhawatiran.
"Hiks.. A-aku ti-tidak apa-apa. Aku takut KwonSoon-ah." Balas Jihoon sambil memeluk Soonyoung.
"Sudahlah, ada aku di sini Hoonji-ya... jangan menangis terus. Nanti wajahmu tidak imut lagi" ucap Soonyoung sembari mengelus rambut belakang Jihoon.
"Terima kasih Kwonsoon-ie" jawab Jihoon dengan terisak.
"Ayo bermain HoonJi-ya" ajak Soonyoung dengan menarik tangan Jihoon.
-flashback end.
"Sudah ingat Soonyoung-ah?" tanya sang Eomma
"Su-sudah eomma" jawab Soonyoung dengan tergagap.
"Jadi kapan Soonyoung-ah? Kau mau menepati janjimu itu? Kita sudah menunggu sekian lama loh Soonyoung-ah" tanya sang appa.
Soonyoung gelagapan, ia bingung mau menjawab apa, ia gelisah. Yang terpikirkan hanya satu, kabur ke rumah Jihoon.
"Terserah eomma dan appa lah, aku mau ke rumah HoonJi. Dahh!" pamit Soonyoung sembari berlari keluar rumah.
Sang appa dan eomma pun hanya terkikik geli melihat putranya gelagapan.
"Janji, janji, dan janji. Itu bukan janji, itu kan Cuma spontanitas. Haah.. Sudahlah" gerutu Soonyoung di perjalanannya ke rumah Jihoon yang hanya berjarak 1 gang.
Cklekk..
"HoonJi-yaa!" teriak Soonyoung saat melihat Jihoon tengah mengerjakan sesuatu di ruang tamu.
"Ada apa KwonSoon-ah?" tanya Jihoon dengan santainya.
"Haah... Eomma dan Appa pergi?"
"Iya, Eomma dan Appa pergi ke Wedding Organizer,bersama Jeon dan Kim. Merencanakan pernikahan? Ah molla.."
"Oh, Mingyu dan Wonwoo? Kita dilangkahi Mingyu.. Kurang ajar..."
"Aku memang belum terpikirkan untuk menikah, kalau kau ya aku tak tahu lagi antara belum terpikir atau lamban mengambil langkah. Ah ya, ada apa lagi sampai kau histeris tadi?"
"Uhm... Eomma dan Appa menagih janji yang bahkan aku lupa jika pernah berjanji seperti itu"
"Janji apa"
Drrttt
"Soonyoung-ah jadi kerja tugas disini tidak? Jika tidak aku pergi dengan my baby boo"
"Oh ya, sebentar lagi berangkat. Aku bawa barang apa Seok?"
"Ya, tidak usah. Sudah ada disini semua barangnya. Cepatlah, dah!"
-pip-
"HoonJi-ya besok saja ku ceritakan, aku harus ke apartment Seokmin, dahh!" pamit Soonyoung sambil berlari.
"YA! APA-APAAN!" teriak Jihoon.
Saat dijalan, Soonyoung teringat bahwa ia belum memberitahu Jihoon tentang kesalahan fatalnya. Ia sempat berpikir untuk kembali ke rumah Jihoon tapi ia harus menggarap tugas bersama Seokmin. Akhirnya ia memutuskan untuk langsung ke apartment Seokmin, dan memberitahu Jihoon soal masalahnya kapan-kapan.
Sesampainya di apartment Seokmin, ia langsung menekan password agar bisa masuk. Dan saat Soonyoung sudah masuk, ia disuguhi pemandangan yang memanaskan hati dan mata para jomblo. Seokmin yang sedang bermesraan dengan Seungkwan diatas sofa, bermain hp dan dengan Seokmin yang tiduran dipaha Seungkwan. Dengan tv yang menyala, menunjukkan pertandingan volley.
"Uhuk.. Uhuk.. Uhuk.." Soonyoung terbatuk dengan sengaja.
"Ah Soonyoung, ayo kita lanjutkan tugasnya. Mumpung ada Seungkwan yang mau membantu. Jarang-jarang loh, orang se-kreatif Seungkwan mau membantu"
Yang disindir hanya memutar bola matanya malas.
"Ah ya, ayo" jawab Soonyoung.
... ... ...
"Halo"
"Ya! KwonSoon-ah! Tadi kau kerumah mau bilang apa?"
"Oh.. Apa ya? Aku lupa..."
"Haish.. Dasar tua bangka! Pikun!"
"Besok saja HoonJi-ya! Aku ada urusan. Dah!"
"Ya! Sialan!"
*peep. Panggilan terputus. Jihoon mengumpat dalam hati. Mengutuk Soonyoung dengan segenap hati dan jiwa raga. Mengeluarkan semua kata cacian untuk Soonyoung yang tidak mungkin terdengar oleh yang dicaci.
Keesokan harinya Soonyoung datang lagi ke rumah Jihoon. Disambut Eomma Jihoon yang sedang menonton tv di ruang tengah.
"Sore Eomma!" Ucap Soonyoung ceria. "HoonJi sudah pulang eomma?"
"Oh Soonyoung. Sudah, Jihoon sudah pulang. Ia di kamar" balas sang Eomma tanpa mengalihkan pandangan dari drama favoritnya sedikitpun.
"Gomawo Eomma, aku naik dulu"
"Hmm.."
Soonyoung pun melangkahkan kakinya ke atas. Ia masuk kamar Jihoon tanpa mengetuk pintu. Saat itu pula ia mendengar gemericik air dan suara nyanyian dari kamar mandi. Jadi tanpa pikir panjang ia langsung merebahkan diri di kasur Jihoon dan memainkan hpnya. Tak lama setelah itu Jihoon keluar dari kamarmandi hanya dengan kaos kebesaran, boxer, dan handuk yang tersampir di kepalanya.
"Wow! Kebiasaanmu HoonJi-ya"
"Ya! Sialan! Sejak kapan kau di sini"
"Sejak negara api menyerang!"
"Dasar sial! Katanya mau bercerita, tapi pergi seenaknya!"
"Ya! Jangan mengataiku!"
"Kau memang sialan! Makhluk paling sialan dimuka bumi!"
"Dasar pendek judes!"
"Sipit sialan!"
"Kontet tsundere!"
"Sipit autis!" Maki Jihoon sambil mengambil gitar dari sandarannya.
"Cowok PENDE" jeda. "-kar berkuda putih.. Heheh" lanjut Soonyoung. Menghindari acara merusak-gitar-dengan-menghantamkan-kesahabat.
Jihoon pun menaruh kembali gitar yang tadi diangkat keudara. Ia juga telah selesai memakai celana pendek favoritnya. Jihoon ikut berbaring di kasurnya bersama Soonyoung.
"Jadi apa yang mau kau ceritakan?"
"Begini, HoonJi-ya..."
Soonyoug pun menceritakan kejadian waktu itu dari a sampai z tapi dengan menyebut nama orang yang ingin dia nikahi sebagai "L"
"Kau, berjanji menikah tahun ini? Wow. Aku tidak menyangka. Seorang KwonSoon yang childish bisa berjanji menikah." Jihoon mengucapkannya dengan sedikit rasa nyedi pada dada sebelah kirinya.
"Yah.. Jadi begitu. Dan aku tak tahu cara membuat si 'L' ini jatuh cinta padaku..." Lirih Soonyoung.
"Kalau dari cerita Seungkwan sih dekati perlahan. Tapi jangan terlalu lambat."
"Ya tapi bagaimana mendekatinya.. Ia sangat susah di tarik perhatiannya"
"Memang seperti apa orangnya"
"'L' ini sangaaaat sangat cuek. Namun wajahnya sangat manis. Hobi bermain alat musik dan menyanyi"
"Oh. Musik. Kau bisa mendekatinya lewat musik. Seperti bertanya 'Menurutmu music apa yang paling enak didengar?' atau 'Sebaiknya aku membuat koreo untuk lagu apa?' atau mungkin 'Minta saran lagu mellow/hiphop'" ucap Jihoon sambil memainkan gitarnya.
"Memang menurutmu, genre apa yang paling enak?"
"Entah, aku suka semua"
Drrrtt...
"Soonyoung-ah, tadi aku mengantar undangan ke rumah tapi tidak ada orang, jadi ku titipkan pada Eommanya Jihoon"
"Undangan apa Wonwoo-ya?"
"Pertunanganku dengan Mingyu"
"Mwo! Sudah tunangan?"
"Belum, tapi akan. Sudah ya, aku mau ke rumah Seokmin. Jangan lupa datang! Dengan Jihoon tentunya! Dah!"
"Ya, pasti. Dah!"
*beep
"Siapa Kwonsoon-ah?"
"Wonwoo, ia memberi undangan pertunangannya pada Eommamu."
"Mwo! Padahal mereka baru ke wedding organizer sekitar dua tiga kali..."ucap Jihoon.
"Jihoon-ah, Soonyoung-ah sini turun. Ikut Eomma belanja"
-tbc.
Yay. Soonhoon. Maap kalo ga dapet feel. Gabisa ngerangkai kata kata. Ooc, Typo, Aneh, GJ, membingungkan, sekali lagi saya minta maaf. Ini baru pertama mbuat fic ngga satu chap doang jadi gatau kapan lanjut. Dah!
