Title : Yesung, You Are My Stage [My Yesung]

Author : DweeRae

Theme : Last stage

Pairing : (Kim Jongwoon)Yesung/Kyuhyun, bestfriend!Kyuhyun/Leeteuk /Sungmin, slight!Yesung/Heechul – Kyuhyun/Heechul

Genre : Angst/Romance

Type : One – shoot

Rating : PG -13

Words count : 4039

WARNING ! KYUSUNG (Kyuhyun/Yesung) pairing – PLEASE don't read if you don't like ^^~

Summary : I love him,

Adored, not just fans.

Take care, not just assistant.

Cared about him, not just friends.

Love him, most of all.

.

.

.

You are my stage

Five years ago

Pertama kali aku melihatnya. Ia terlihat imut dan masih lugu. Dengan pipinya yang chubby, pandangan mata yang begitu polos, dia sungguh menarik perhatianku. Apalagi saat sebuah lagu dinyanyikannya dengan tenang. Dia membuatku seakan terhipnotis.

Dia, Yesung-ku

.

Aku dan Leeteuk-Hyung berjalan berdua saja di lobby tempat kami bekerja, ELF entertainment. Sebuah agensi entertainment besar yang berhasil mencetak artis trainingnya. Aku pun masih training disini, tapi bukan sebagai calon artis, hanya seorang assistant saja.

Bersama Leeteuk-Hyung, aku belajar beradaptasi mengenal lingkungan baru ini. Semua ku pelajari, bagiaan-bagian penting dalam dunia hiburan, aku mencoba untuk memahaminya."Kenapa kau memutuskan untuk bekerja di sini? Ku dengar, kau lulusan sarjana sains." Tanya Leeteuk-hyung. Wajar saja jika seorang senior bertanya kepada seorang assistant baru seperti ku.

"Aku, tertarik dengan dunia hiburan. Karena, menurutku pasti akan sangat hebat melihat perjuangan seseorang yang berusaha cukup keras untuk meraih bintang besar atas namanya." Jawabku.

"Cih, kau ini puitis sekali." Leeteuk-Hyung merangkulku."Pernah dengar, ada ungkapan 'dari zero bisa menjadi hero'?" kemudian ia bertanya padaku.

Aku pernah dengar ungkapan itu, dan aku mempercayainya."Suatu saat nanti, pasti aku bisa menjadi saksi sejarah seorang calon hero. Mungkin." Jawabku dengan anggukan kecil dua kali.

Kami berdua tertawa bersama. Tawaan kami menghiasi isi lobby gedung yang masih sepi di pagi hari ini. Banyak staff yang urung juga datang bekerja, tapi pandangan ku tiba-tiba saja terpaut pada seseorang yang sedang berdiri di depan pintu loby.

Seorang pria muda yang sepertinya sebaya denganku, dengan t-shirt putih dan celana jeans warna hitam, di tambah topi hitam yang menutup kepalanya. Ia juga membawa ransel berwarna hitam di punggungnya.

Ia berjalan kearah kami dengan semangat.

"Apa kabar?" sapanya pada kami berdua dengan menundukan kepalanya beberapa derajat.

"Err, baik. Kau siapa?" jawab Leeteuk-Hyung padanya dan kemudian di lanjutkan dengan pertanyaan yang ingin ku tanyakan pula.

Ia tersenyum dan membalas,"Aku –namaku Kim Jongwoon. Aku dari Cheon-ahn, dan kemari untuk mengikuti pelatihan di ELF entertainment." Jawabnya ramah.

Leeteuk-Hyung terkejut,"Oh, jadi kau pemenang Starlight System Contest di Cheon-ahn itu? training baru rupanya." Ujar Leeteuk-hyung yang sebelumnya sudah kuduga sedari awal bahwa seorang training baru akan datang dan bergabung di ELF entertainment ini.

"Iya, dan sekarang aku sungguh bingung harus melakukan apa?" tanya Kim Jongwoon dengan ekspresi lugu-nya.

Kami berdua menertawainya sekilas lalu Leeteuk-Hyung memberikan secarik kartu nama yang ia berikan pada Kim Jongwoon."Ini, bawalah dan naiklah ke lantai sebelas. Temui Lee Sungmin, orang yang tertulis di kartu nama ini, katakan padanya kalau kau adalah training baru. Dia akan membimbingmu." Ucapnya menjelaskan.

Dari anggukannya ia pasti mengerti dengan penjelasan Leeteuk-hyung barusan."Baiklah, terimakasih." Kata Jongwoon dengan menundukan kepalanya lagi beberapa derajat. Di lanjutkan dengan berjalan menuju arah lift.

"Ayo Cho Kyuhyun!" Leeteuk-Hyung mengajakku kembali keperjalanan awal kita menuju sebuah café kecil yang terletak di seberang gedung.

'From zero to be hero.'

Sebentar saja kupandangi kembali pria yang bernama Kim Jongwoon itu. Ku lihat ia masih menunggu pintu lift terbuka, hatiku bergumam menanyakan sesuatu yang tidak tahu apa jawabannya,'Apa kau orangnya?'

Kim Jongwoon ?

.

.

.

.

.

Beberapa bulan setelah pertemuan bisu di antara kita.

Aku melihatnya kembali, bukan sebagai Kim Jongwoon. Tapi sebagai Yesung –nama panggungnya.

Yesung yang berartikan 'Art like Voice' memang cocok di berikan untuk dirinya yang memang mempunyai kemampuan bernyanyi yang luar biasa. Suara baritone-nya begitu merdu dan mengalir cukup kuat. Mendengarnya membuatku merasa nyaman.

Jongwoon bekerja dengan keras menjadi seorang Yesung. Ia seorang training yang hebat. Ia selalu bersemangat menghabiskan waktunya untuk belajar tentang musik –segala musik. Ia terlihat senang.

Tapi, pernah di suatu malam yang dingin. Aku melihatnya sedang berdiri di taman kecil dekat gedung agensi. Ia terlihat murung. Fikirku, mungkin ia sedang tersesat untuk mencari jalan pulang ke dorm –atau, ada sesuatu yang sedang mengganggu pria virgo itu?

Hingga akhirnya suatu jawaban bisa kutebak dari sebuah kertas kecil yang tergeletak di dekat taman sesudah Yesung pergi meninggalkan taman itu.

Kertas yang terlipat menjadi empat bagian itu terlipat dengan rapi. Aku membukanya perlahan. Terdapat banyak coretan tangan yang kupastikan itu hasil tulisan Yesung sendiri.

Aku membacanya.

'Mom and Dad, I miss you. I'm always worried about your situation. Everything has changed, I'm here struggling to become a famous singer and great. Although sometimes I'm always depressed through it all. I love you, stay bless me. "

Tertekan?

Ya, menjadi seorang training dengan waktu pelatihan sepanjang hari memang terkadang membuat diri menajdi tertekan dan jenuh. Yesung juga pasti merasakan semua itu.

"Sabarlah."

.

.

.

.

.

Dua tahun berikut

Yesung akan memulai debut barunya. Dengan single berjudul 'It has to be you' Yesung siap memukau banyak orang, termasuk diriku sendiri.

Ia telah rapi bersiap untuk pentas pertamanya di panggung besar sebagai bintang baru. Ia berdiri dengan gugup –menghafal kembali lirik lagu yang akan ia nyanyikan. Ia berdoa, aku pun berdoa untuk keberhasilannya.

Aku

Percaya, di masa depan nanti.

Pria itu, Yesung. Pasti akan meraih sinar terangnya.

KAU, Yesung-ku.

.

.

.

.

Three years later

Sorotan lampu mengihasi sebuah panggung besar. Aku, melihatnya dengan gagah berada di tengah panggung tersebut.

Aku melihatmu, melihat dirimu,

Yesung.

Kau berdiri diatas panggung, bersiap bernyanyi, berdoa, mencoba semaksimal mungkin menata nada suaramu, berharap mereka merasa puas dengan pertunjukan mu malam ini.

Tubuhmu berdiri dengan gagah, pada kenyataannya, kau sedang menahan bahu rentamu yang tergoreskan luka cukup besar di dalam kostum putih bergaya pangeran tersebut.

Kau meringis, menahan sakit, menyembunyikan deritamu pada khalayak ramai. Tapi, tidak bisa menyembunyikan semua itu dari kedua mataku.

"Sedang apa kau Kyuhyun-ah?" tanya seseorang dari arah belakang yang membuatku sedikit tersentak. Hingga membuatku melupakan dirimu. Sesaat.

"Kenapa masih disini, cepat berikan berkas ini ke producer sebelum Yesung tampil dalam lagu keduanya." suruhnya kepadaku, yang tentu saja ku turuti dengan ikhlas. Ia Leeteuk-Hyung, atasanku di kantor management yang kini merangkap pula menjadi sang manager pribadi Yesung.

Aku kembali menatap dirimu yang sedang serius mengatur nafas, menghilangkan rasa gugup malam ini. Sebuah tangan menyentuh pundakku."Cepatlah…" suruh Leeteuk-Hyung lagi. Dan –aku meng-iya-kannya. Aku segera berlari kecil kearah sebuah ruangan yang berada di ujung koridor belakang panggung.

Dan, aku berharap dengan sangat agar diriku masih bisa melihat kembali sosok dirimu lagi sebelum pada akhirnya kau melangkah menuju panggung solo-mu.

.

.

.

Kau mulai bernyanyi.

Sebuah lagu mellow yang indah berjudul, 'Waiting for you'

Lagu-nya seperti cerminan hatiku, 'Waiting for you.' Menunggu dirimu. Menunggu agar kau tahu bahwa di setiap ruang kosong fikiranku, telah terisi sepenuhnya oleh satu nama, namamu…Yesung.

Seperti biasa, aku terlena dengan lagu indah yang kau nyanyikan di atas panggung. Suara-mu, yang kurindukan dan kini bisa terdengar kembali pada malam ini.

Bagiku, kau tidak hanya seorang penyanyi multi talenta saja, tapi juga seorang aktor hebat. Kau bisa menipu dirimu sendiri. Tersenyum yanga hanya di bibirmu saja, sedangkan hatimu beku.

Terimakasih Jongwoon-ah, setidaknya hanya kata itu yang bisa ku ucapkan dalam hati ini.

.

.

.

.

.

Ini sudah larut malam, dan aku belum bisa tertidur pulas. Aku masih sibuk dengan laptop kerja. membereskan jadwal untuk esok, dan…yah, merapikan beberapa gambar yang ku pinta dari seorang fotografer handal.

"Beauty."

Ujarku secara reflex, ketika ku lihat hasil jepretan professional fotografer itu. Sebuah jepretan pada object yang cantik menurutku.

"Yesung-ah, You are so beauty."

Ucapku lagi dengan antusias.

Itu Yesung, yang berada di dalam capture foto tersebut. Dalam foto-foto nya, Ia begitu terlihat cantik. Ia, pangeran yang cantik. Pada senyumnya, gaya bernyanyinya, tertawanya –semuanya, ia begitu cantik menurutku. Dan, membuatku gila.

Dia, sungguh memabukkan.

Lebih memabukkan dari sebotol jagger atau wine.

Aku, mengehela nafasku kembali. Saat ku sadar semua itu palsu.

Bukan hasil kamera tersebut, tapi –senyuman Yesung yang tergambar pada foto-nya, palsu.

Itu, hanya Yesung yang tersenyum, bukan Jongwoon.

Dan membuatku merindukan seorang Kim Jongwoon, kini.

.

.

.

.

.

Sebagai penyanyi solo terkenal, jadwal yang ia dapatkan begitu banyak. Bahkan dalam sehari, ia bisa saja mendapatkan tiga atau empat job sekaligus. Sangat menyedihkan, Yesung-ku.

"Kyuhyun-ah, apa kau tahu ELF entertainment akan melakukan debut untuk beberapa artis barunya?" seperti biasa, pagi hari ini percakapan ringan lakukan dengan Lee Sungmin, teman ku yang telah lama ku kenal dan kami pun bekerja bersama pada ELF entertainment –label tempat Yesung bernaung pula.

"Aku tidak tahu." Jawabku santai.

Sungmin menepuk pundakku pelan, kemudian mulai menceritakan kabar yang ia ketahui. Ya, He know everything. Dia, memang dekat dengan atasan, bahkan sangat dekat dengan pemilik label tempat kami bekerja. Dia tahu siapa artis yang akan terkenal untuk beberapa tahun ke depan, siapa artis yang mempunyai skandal namun di tutupi oleh pihak label, dan juga Sungmin mengetahui betul siapa saja artis yang melakukan banyak plastic surgery sebelum predebut mereka. Sungmin sungguh banyak mengetahui banyak hal, tidak seperti ku yang hanya mengetahui tentang seseorang saja.

"Ku dengar dia sungguh berbakat, dia bisa menyanyi dan menari sekaligus…" mulai ceritanya kepadaku. Kami berdua masih dalam perjalanan kecil menusuri koridor gedung yang sepi."…dia juga ramah kepada orang lain, dan punya pribadi yang menyenangkan." Tambahnya.

Dan, Lee Sungmin masih menceritakan tentang artis baru tersebut. Tapi, malah membuatku mengingat sebuah masa dimana pertama kali aku bertemu dengan Yesung.

5 tahun lalu,

Dia begitu pendiam. Dan kalimat pertama yang ku dengar saat itu olehnya,

'Aku –namaku Kim Jongwoon. Aku dari Cheon-ahn, dan kemari untuk mengikuti pelatihan di ELF entertainment."

Dan senyum pertama yang ku lihat, begitu nyata.

Sungguh, aku merindukan senyumannya.

Sungmin menepuk pundakku pelan, membuatku tersadar dari lamunan singkat tadi,"Kyuhyun-ssi, maaf sepertinya aku harus duluan, aku harus bertemu Tuan Kim." Pamit Sungmin kepadaku dengan tergesa-gesa. Ku anggukan kepala sekali, dan ia berlari meninggalkanku seorang diri.

Aku, sendiri lagi.

Ku lanjutkan perjalanan pagi ini, menusuri koridor yang tiada berhujung –menuju sebuah pintu yang akan membuat jantungku berdegup kencang ketika ku memasuki pintu itu. Yesung's room.

Seperti biasa yang akan ku lakukan hanya mengetuk pintu, memasuki ruangan itu dan berjalan menuju sebuah meja besar untuk menaruh beberapa notes jadwal kegiatan Yesung untuk hari ini, setelahnya aku akan keluar kembali tanpa berucap sepatah katapun. Seperti itu, sejak dulu.

Benar saja, jantungku berdegup kencangnya di depan pintu yang kini telah berada tepat di hadapan ku. Selalu seperti ini, menyiapkan hatiku, menerka Yesung-ku sedang apa, memakai kostum apa, dan kegiatan apa yang ia lakukan pagi hari ini.

Ya, pasti mendengarkan lagu dari earphone-nya atau sibuk dengan laptop miliknya.

BUGH!

Belum sempat ku putar kenop pintu, suara –yang tidak ingin ku dengar, kini berseru kembali.

Please! Aku –tidak akan rela jika itu terjadi kembali, setidaknya jangan hari ini.

Kedua tanganku mengepal dengan kuat-nya, mencoba menyembunyikan rasa gemetar yang luar biasa. Fikiranku berkecamuk, tidak percaya dengan apa yang nantinya akan ku lihat di balik pintu ini.

Yesung-ku

Pintu-pun terbuka lebar.

Dan, aku…

Masih berdiri, setengah menunduk dengan kedua tangan bergemetar.

Dengan jelas aku pun dapat melihat sepasang sepatu hitam, melangkah keluar dari ruangan Yesung. Seseorang yang sangat berkuasa, Kim Heechul. Pemilik dan pemegang saham terbesar di ELF entertainment.

Yesung-ku, bukan pria bodoh yang mau selalu menuruti perintah di luar ketidak setujuannya, ia pasti akan membela kebebasannya sebagai seorang manusia. Dia akan selalu berintrupsi ketika suatu keputusan yang terkesan memaksa –di paksakan oleh dirinya. Walau pada akhirnya, Yesung akan berkata "Iya." Dan sang pemenang Tuan Kim Heechul, akan berdiri diatas nama besar Yesung.

"Dimana Sungmin?" tanyanya padaku, ia keluar dari ruang pribadi Yesung seorang diri. Dapat ku tebak apa yang telah ia perbuat kepada Yesung-ku.

"Se-sepertinya tadi dia berjalan menuju ruangan anda." Jawabku pelan agak terbata di awal. Ia pun berlalu menuju ruangannya.

Dan kini, hanya ada aku dan…

"Yesung-ssi." Panggilku reflek kepadanya yang tiba-tiba keluar dari ruangan dengan jalannya yang tergopoh dan keadaan yang sangat berantakan.

Ia berhenti melangkah, dan langsung menoleh menatapku dengan sendu.

Dan, hal terbodoh yang kulakukan –terdiam hanya menatapnya dengan datar.

'Cinta bisa membuat kita ketakutan, cinta bisa membuat kita beku.'

"Yesung-ssi."

Miris sekali, melihat wajahnya yang kini lebam. Dan, darah segar keluar dari sudut bibirnya.

"Kenapa? Ada apa?" tanyanya kepadaku."Kau, memanggilku dua kali dan hanya terdiam seperti itu. membuang waktuku saja." Tambahnya lagi yang kemudian membalikan tubuhnya kembali dan berjalan pelan menuju sebuah tempat yang aku tidak tahu pasti kemana tujuannya.

"Maaf." Lirihku pelan.'Maaf, tidak bisa membantumu sama sekali. Yesung-ku.'

.

.

.

.

.

TBC