You Know My Mind | Chapter 1

Author : Alyn1427

CAST : Kim Jong In [Kai] | Do Kyungsoo | Jang Nara

Support Cast : Kim Joonmyun as Suho | Byun Baekhyun | Xi Luhan | Park Chanyeol And Many More

Genre : Romance | Sad | Psycho | Little bit Comedy | Yaoi

Rating : T

Chapter pertama cuma perkenalan dan penjelasan aja readers soalnya dijelasin diawal biar gak bingung. Sebenernya castnya banyak tapi karena gak banyak aku munculin dicerita dan hanya jadi cameo jadi gak aku cantumin namanya dan untuk cast penting lainnya menyusul ne! Maaf buat cerita yang agak maksa and sorry for typo. Hope you like it!

Happy Reading *bow*

"Hyung!" Luhan menoleh mendengar seruan dari arah belakang.

"Mwoya?" Tanya Luhan. Jongin menghampiri hyungnya sambil menenteng mantel berwarna pastel kearah Luhan.

"Kau lupa membawa mantelmu" Ujar Jongin seraya tersenyum simpul kearah hyungnya.

Xi Luhan dan Kim Jongin adalah saudara sekandung namun berbeda marga. Luhan besar di China sedangkan Jongin tumbuh di Korea. Sejak bayi Luhan tinggal dengan nenek dan kakeknya sedangkan Jongin tinggal dengan bibinya di Korea karena orang tua mereka sangat jarang dirumah jadi mereka dititipkan. Umur Luhan dan Jongin terpaut empat tahun. Dan ketika umur Jongin menginjak sepuluh tahun ia dan juga hyungnya-Luhan-kembali tinggal dengan orang tua mereka.

"Bukankah ini mantel baru? Apa kau yang membelikannya!" Tanya Luhan dan dijawab Jongin dengan gumaman malas.

"Seharusnnya kau tidak perlu membelinya Jongin-na!" Kata Luhan. Jongin hanya melemparkan mantel itu pelan tepat kepelukan hyungnya.

"Sebenarnya aku juga tidak mau membelikanmu tapi karena kau menyebalkan jadi aku membelikannya sebagai hadiah. Lagipula aku memilihnya dengan teliti. Kau tau, dari banyaknya rentetan mantel mahal aku memilih yang terbaik. Jadi terimalah karena aku sudah mengeluarkan banyak uang untuk membelinya!" Luhan tersenyum lembut mendengar ucapan Jongin.

Sudah duabelas tahun Luhan tinggal dengan Jongin, dan dongsaengnya itu tetap saja lebih menyebalkan darinya. Tapi Luhan tidak terlalu ambil pusing karena ia sangat menyayangi Jongin lebih dari siapapun. Memang dari dulu Luhan sangat menginginkan seorang adik laki-laki yang bisa ia ajarkan banyak hal dan bermain bersama tanpa batas. Menurut Luhan, Jongin adalah adik yang baik walau sedikit menyebalkan memang. Jongin juga sedikit angkuh dan pendiam. Dia akan berbicara sedikit dan selebihnya dia akan diam. Tapi tidak jika dengan Luhan. Laki-laki dingin itu berubah menjadi adik yang baik dan cerewet.

Mereka lahir dari kalangan elite. Luhan dan Jongin adalah putra dari pemilik Xi HAN Departement Store dan Kim Corporation. Xi HAN Departement Store adalah pusat perbelanjaan terbesar dan terbaik yang berada dipusat kota Seoul sedangkan Kim Corporation adalah perusahaan besar yang bergerak dibidang otomotif. Appa mereka adalah pemilik Kim Corporation dan Luhan menjadi CEO Kim Corporation yang bercabang di Jepang.

"Kalau kau seperti ini Hyung jadi semakin menyayangimu!" Kata Luhan sembari mengacak gemas rambut blonde milik adiknya itu.

"Ya! Hentikan Hyung! Aku bukan anak kecil" Dengan kesal Jongin menyingkirkan jemari Luhan dari rambutnya.

"Omo~ kau membuatku bangga. Uri Jongin tumbuh menjadi laki-laki dewasa sekarang" Tawa Luhan pecah setelah mengatakan hal itu. Ia bergegas pergi sebelum Jongin menghujaminya pukulan telak yang membuat sekujur tubuhnya nyeri.

"Selama Hyung berada di Jepang jaga rumah dengan baik arrachi! Tunggu Hyung pulang ne!" Teriak Luhan. Namun Jongin hanya mengumpat kesal.

You Know My Mind

Jongin menyimak baik mata kuliah yang disampaikan dosennya. Tak lupa mencatat hal penting dibuku catatannya yang hampir habis. Ia terlihat serius dengan apa yang tertulis dipapan putih didepan sana.

Jongin memang bukan mahasiswa terpandai tapi dia tak bisa dianggap sembarangan. Apa yang ia ketahui tentang ilmu pengetahuan membuatnya tau banyak hal. Ia juga pandai dalam menghitung. Sejak kecil setelah pulang sekolah Jongin selalu mengunjung toko buku yang berada dipersimpangan kompleks perumahan bibinya. Toko itu memang kecil tapi buku yang mereka koleksi didalam membuatnya tertarik. Walau begitu Jongin memang sudah terlahir menjadi anak yang pandai. Terbukti dari IQ-nya yang diatas rata-rata.

"Mata kuliah hari ini cukup sampai disini!" Setelah dosen berkacamata itu keluar. Jongin merenggangkan tulang-tulangnya yang terasa kaku dan ketika telinganya mendengar deret kursi disampingnya berbunyi sontak Jongin menoleh.

"Kai-ssi Annyeong!" Gadis itu membungkuk dan tersenyum ramah kearahnya. Terpana dengan apa yang dilihatnya membuat apa yang berdetak didalam dadanya semakin berdetak tidak karuan.

Setelah gadis itu pergi barulah jantungnya mulai stabil. "Apa aku harus seperti ini jika melihatnya. Dasar payah!" Umpat Jongin.

Drrt.. Drrt..

From : Baek Hyung

Ya! Kim Tan. Eodiya?

Tanpa menunggu lama Jongin menekan pelan pada layar touchscreennya.

To : Baek Hyung

Aku dikelas sekarang. Wae?

Send..

"Ya! Kim Kai!" Teriak seseorang dari arah pintu.

"Baek! Cepat sekali kau kem-"

"Aku memang sudah ada diluar kelasmu dari tadi bodoh" Sebelum Jongin menjawab. Baekhyun dengan cepat langsung memotongnya.

"Ada seseorang yang membuatku mual" Ungkap Baekhyun.

"Aku tau kalau itu aku" Jujur Jongin. Lantas Baekhyun tertawa terpingkal-pingkal mendengar ucapan Jongin. Pria itu tidak salah jika Jongin memang benar-benar pintar.

"Aku seperti laki-laki bodoh saat didepan Nara. Kau senang sekarang!" Tawa Baekhyun semakin tak terhindarkan mendengar apa yang diungkapkan Jongin padanya.

Sudah lima tahun mereka berteman semenjak pertama kali mereka sebangku saat SHS. Walaupun Baekhyun lebih tua beberapa bulan dari Jongin tapi laki-laki tan itu menolak memanggil Hyung. Dan Baekhyun tentu tau siapa gadis yang membuat laki-laki sempurna seperti Kim Kai terlihat bodoh. Dia bernama Nara. Jang Nara. Gadis yang sangat disukai Jongin. Pertama kali perasaan itu muncul sekitar dua tahun yang lalu. Saat Jongin tidak sengaja mendengar Nara bermain piano diruang musik. Sejak saat itu pandangan seorang Kim Jongin tak lepas dari sosok anggun Jang Nara.

"Kai-ya! Kau sangat pecundang kau tau! Katakan padanya kalau kau menyukainya. Aku masih ingat minggu lalu saat aku memergokimu menguntitnya. Ya! Apa kau gila eoh? Kau akan membuatnya takut jika kau terus menguntitnya!" Jongin perlahan terdiam. Jongin membenarkan apa yang dikatakan Baekhyun tapi dia merasa begitu berat untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan. Itu tidak sama seperti membalikkan telapak tangan.

"Dan surat cinta yang kau kirim kelokernya benar-benar membuat petugas kebersihan berteriak frustasi! Apa kau ingin membangun tempat pembuangan sampah huh?" Baekhyun heran dengan sahabat tannya. Bukankah Jongin adalah laki-laki kaya dan tampan! Hanya dengan mengatakan jika Jongin menyukainya semua akan selesai dengan mudah. Jongin mempunyai segalanya. Jika Baekhyun seorang wanita mungkin dia akan menerima Jongin dengan senang hati.

"Semua tidak akan semudah yang kau pikirkan!" Jawab Jongin.

"Aku hanya merasa khawatir jika kau tidak segera mengungkapkannya, rasa itu akan berubah menjadi obsesi. Dan jika rasa obsesi itu datang suatu hari nanti kau akan melakukan segala cara agar bisa mendapatkannya dan hal itu bukanlah hal yang baik. Nara tidak akan menyukaimu" Tegas Baekhyun dengan intonasi kuat.

Kepala Jongin menunduk berpikir. Baekhyun benar. Dan apa yang Baekhyun katakan juga berhasil membuatnya gelisah. Tapi suara-suara samar membuat Jongin semakin merasa gelisah dan saat bola matanya beralih kearah Baekhyun. Ia terkejut bukan kepalang.

"Ya! Berhentilah melakukan hal itu! Kau membuatku ketakutan!" Saat Jongin terdiam beberapa saat tadi Baekhyun sengaja membuat suara-suara aneh dari mulutnya. Karena menunggu Jongin berpikir bisa membuat dirinya mati kebosanan.

You Know My Mind

"Uisanim! Saya sudah membawakan data pasien VVIP class Bang Joon Guk yang anda minta" Laki-laki dengan paras lembut itu menerima lembaran kertas dari asistennya.

"Terima kasih Hye Sun-ssi!" Jawabnya.

"Ne uisanim. Saya permisi dulu" Sebelum asistennya benar-benar keluar dokter itu kembali memanggilnya.

"Apa Bang Joon Guk sekarang sedang tidur?" Kim Hye Sun sang asisten itu mengangguk.

"Walau dosis obat penenang terbilang rendah tapi itu cukup membuatnya tertidur" Kata Hye Sun.

"Baiklah kalau begitu kau boleh pergi" Ujar sang dokter.

Dokter dengan paras lembut itu bernama Do Kyungsoo. Kyungsoo adalah seorang Dokter psikiater terkenal di Korea.

Umurnya sekarang menginjak dua puluh empat tahun dan diumur yang masih muda ia sudah dianugerahi gelar Dokter Terbaik di Korea. Meskipun wajahnya terlihat menggemaskan tapi Kyungsoo tidak bisa diremehkan. Ia hebat dan mempunyai mental yang sangat kuat. Tapi diluar dari pekerjaannya Do Kyungsoo hanyalah laki-laki manis dan baik hati.

Sejak kecil Kyungsoo sangat menyukai pekerjaan Appanya. Beliau adalah seorang Dokter spesialis penyakit dalam dan jika kelak ia dewasa ia ingin menjadi seorang dokter seperti Appanya. Dan saat dirinya beranjak muda Kyungsoo mempelajari ilmu kedokteran khususnya psikiater keluar negeri kemudian setelah lulus Kyungsoo kembali ke Korea. Beruntung ia dianugerahi otak cemerlang jadi ia bisa lulus dengan cepat.

"Peningkatan yang signifikan. Kondisinya dari hari kehari semakin membaik" Gumam Kyungsoo. Ia membolak-balik lembaran kertas data kondisi pasien Bang Joon Guk dari mulai stabilitas kinerja jantung dan otak. Sudah satu bulan pasiennya itu mulai berperilaku wajar meskipun sesekali berteriak aneh disepanjang koridor rumah sakit tapi kecuali itu semuanya mulai normal.

Do Kyungsoo sekarang bekerja di Rumah Sakit Jiwa terbaik Seoul yang terletak di Apgeujong Gangnam-gu. Baru menginjak dua tahun masa kerjanya, sebagian besar pasien yang ditanganinya merasakan dampak yang baik.

"Hey Kyung!" Panggil seseorang disebrang pintu ruang kerjanya.

"Masuklah!" Jawab Kyungsoo.

"Ada apa Tuan Park?" Tanya Kyungsoo.

"Sifth kerjamu berakhir satu jam lagi bukan!" Tanyanya balik.

"Oh, wae?" Jawab Kyungsoo sembari membereskan beberapa dokumen dan memasukkannya kedalam tas jinjing hitam miliknya.

"Kami mengundangmu minum bersama. Apa kau bisa meluangkan waktumu Do Uisa!" Kyungsoo tersenyum lantas ia menghampiri teman dokternya itu.

"Terima kasih ajakannya tapi maaf aku sudah punya janji makan malam dengan orang lain" Jawab Kyungsoo sopan.

"Begitu ya, gwenchana Kyungsoo-ya. Kau bisa ikut lain waktu"

"Wah~ Appa! Ini enak sekali" Tuan Do mengusap surai lembut anaknya. Sudut bibirnya melengkung keatas membentuk sebuah senyuman melihat Kyungsoo makan dengan lahap.

"Kau sekarang tumbuh menjadi dokter dua puluh empat tahun yang hebat Soo-ya. Tapi kenapa kau masih tampak menggemaskan dimata Appa heum!" Ungkap Tuan Do. Sedangkan Kyungsoo tersenyum menanggapinya. Semenjak Eommanya meninggal saat melahirkannya Kyungsoo menjadi pribadi yang kuat dan patuh pada sang Appa.

"Bagaimana pekerjaanmu hari ini?" Tanya Tuan Do.

"Baik-baik saja Appa. Satu pasienku sudah mulai sembuh" Jawab Kyungsoo kesulitan karena makanan menyumbat mulutnya.

"Soo-ya makanlah dengan pelan!" Kata Tuan Do. Lalu Kyungsoo menunjukkan senyuman heart shape miliknya.

"Sampai sekarang Appa masih bingung kenapa kau memilih menjadi Dokter Psikiater? Bisa kau jelaskan alasannya pada Appa nak!" Kyungsoo mengesampingkan mangkuk nasinya yang telah kosong kemudian menatap Appanya dengan pandangan cerah.

"Aku hanya ingin menyembuhkan orang Appa, walau dalam artian berbeda. Aku ingin orang yang kusembuhkan bisa kembali berfikir normal seperti kebanyakan orang. Menjadi seseorng yang dibedakan sama sekali tidak nyaman. Jadi aku hanya ingin mereka kembali kepada kehidupan yang nyata tanpa ada perbedaan" Ungkap Kyungsoo. Tuan Do mengulas senyum mendengar anaknya.

"Aku beruntung mempunyai anak sepertimu Soo-ya!"

.

.

TBC

Jangan protes kalau endingnya maksa. Banget malahan. Apalagi tentang profesi Kyungie, ngarang abis. Jadi mian kalo gak bagus. Lanjut next chapter aja ne !