Saya publish ff baru ^^
ehh ga tau nih kenapa malah publish ff baru *garuk-garuk pala*
lagi pengen bikin yg pairing nya EXO ^^
ya sudah,, selamat membaca...
PAIRING : KaiSoo, SuLay, HunHan, KrisTao, ChanBaek, ChenMin
GENRE : Romance/Drama
WARNING : GS, OOC, bahasa tidak baku, cerita pasaran dan gaje, DLDR
DISCLAIMER : They belong to themselves, but this story is mine
Chapter Satu : What Is Your Love?
Hall basket itu tetap terlihat ramai meskipun hanya terlihat beberapa orang memainkan bola berwarna orange itu dan itu pun bukan pertandingan resmi, cuma latihan regular klub basket. Alasannya apa lagi kalau bukan karena namja paling populer di EXO University yang sedang berlatih disana.
Kim Jongin nama namja itu, atau biasa disapa Kai adalah wakil kapten klub basket EXO Univesity. Kapten klub basket itu sendiri adalah Wu Yifan atau biasa disapa Kris, namja keturunan China dan Kanada berparas tampan -sedikit bule- dengan tinggi menjulang layaknya Namsan Tower. Namun entah kenapa Kris kalah populer -terutama dikalangan yeoja- dibanding Kai, wakil kapten sekaligus hoobae-nya itu.
Sebenarnya mereka sama-sama tampan, berasal dari keluarga kaya, dan sama-sama mahir dalam bermain basket. Walaupun dalam hal tinggi badan Kai kalah dibanding Kris tapi dalam hal kepopuleran Kai jauh meninggalkan Kris. Jawabannya mungkin hanya satu. Karena Kai masih berstatus single, belum pernah terlihat menggandeng yeoja manapun jadi siapapun masih punya kesempatan. Sedangkan Kris, dia sudah punya yeojachingu yaitu Huang Zitao yeoja China teman satu angkatan Kai.
"Kkamjong! Ayo kita istirahat!" Kris sedikit berteriak karena posisi Kai yang diseberang lapangan. "Tuh lihat, fans-fansmu sudah menunggu."
Kai menghampiri Kris, mengambil air mineral dari dalam tasnya, meneguknya lalu duduk disamping namja China-Kanada itu.
"Biar saja Hyung, mereka memang selalu begitu setiap hari," kata Kai membalas perkataan Kris tadi. "Sebenarnya risih juga kemana-mana selalu ada yang mengikuti."
Kai menghelas napas pelan.
Kris yang melihat itu pun tersenyum dan berkata,
"Kalau begitu pilih satu. Selesai."
"Apa maksudmu, Hyung?"
"Sudah jelaskan, Kkamjong. Pilih satu untuk kau jadikan kekasihmu, selesai perkara. Yeoja-yeoja itu tidak akan mengikutimu lagi."
"Yak, Hyung! Tidak semudah itu."
"Apanya yang tidak semudah itu?" Kris masih ngotot.
"…" Kai tidak menjawab.
"Kau lihat," kata Kris lagi sambil menunjuk ke segala penjuru hall basket itu. "Semuanya cantik, tinggal kau pilih sa—" namun ucapan namja itu terhenti seketika.
Kai yang bingung kenapa Kris tiba-tiba menghentikan ucapannya segera mengikuti arah pandang sunbae-nya itu. Seorang yeoja berambut hitam panjang dan bermata panda berjalan menghampiri mereka.
"Ehem…kalau yang itu?" tanya Kai menggoda Kris pandangannya tertuju pada yeoja yang baru datang itu.
"Absolutely not. She's been taken and she's mine." jawab Kris mantap.
Tao yeoja itu yang adalah kekasih Kris telah sampai dihadapan mereka. Dia lalu mengecup bibir kekasihnya sekilas dan duduk disampingnya. Kris pun langsung merangkul bahunya protektif.
"Ge…Kai…kalian sudah selesai?" tanya yeoja itu.
"Ne, Baby." jawab Kris.
"Kalian sedang ngomongin apa? Tadi Gege sampai menunjuk-nunjuk ke segala arah begitu?"
"Si Kkamjong sedang bingung memilih yeojachingu."
"Yak! Hyung" Kai protes.
Kris hanya tertawa.
"Hahahaa…come on, Baby." ajak Kris mengulurkan tangannya pada Tao.
Tao masih masih bingung namun tetap menyambut uluran tangan kekasihnya. Mereka pun pergi meninggalkan Kai sendiri.
.
.
.
"Kyungie! Kyungie!" teriak seorang yeoja berparas manis.
Tetapi yeoja yang dipanggilnya tetap tak bergeming, dia masih menundukkan kepalanya diatas sebuah buku. Hingga yeoja berparas manis tadi sampai dihadapannya dan memukul bahunya pelan.
"Yak! Do Kyungsoo!" katanya.
Yeoja yang dipanggil Do kyungsoo itu akhirnya mengangkat kepalanya dan membelalakkan mata bulatnya karena kaget.
"Lay Eonnie…" gumamnya.
Kemudian yeoja yang dipanggil Lay itu duduk disebelah Kyungsoo.
"Aku dari tadi memanggilmu, Kyungie."
"Eoh,jinjja?"
Lay mengangggukkan kepalanya.
"Hehe…mianhae Eonnie. Aku sedang fokus dengan ini." Kyungsoo mengangkat buku yang sedang dibacanya dan memperlihatkannya kepada Lay.
"Ne…ne aku mengerti," kata Lay. "Tapi kapan kau akan mendapatkan namjachingu kalau setiap saat yang kau pandangi hanya buku saja."
Kyungsoo memutar bola matanya, "Eungh…Eonnie berlebihan."
Kyungsoo, Do Kyungsoo yeoja cantik berkulit putih dan bermata bulat memang tak bisa jauh dari buku, maka dari itu tidak heran kalau dia selalu mendapatkan nilai-nilai yang sempurna. Tapi bukan berarti dia orang yang kurang pergaulan. Dia mempunyai banyak teman dan juga sahabat-sahabat yang mengerti dirinya, dan salah satu sahabatnya ya Lay ini.
"Eonnie, mana Suho Oppa?"
"Masih ada urusan di ruang senat. Mungkin sebentar lagi kesini."
Tak lama terlihat seorang namja tidak terlalu tinggi namun sangat tampan dan memiliki angelic smilemenghampiri mereka berdua. Suho, namja itu yang bernama asli Kim Junmyeon adalah saudara tiri Kyungsoo. Ketika umma Kyungsoo menikah dengan appa-nya Suho, Kyungsoo memutuskan tidak mengganti nama keluarganya. Dia tetap menggunakan namanya keluarga appa-nya. Dia pikir itu adalah salah satu cara mengenang appa-nya yang sudah meninggal.
"Apa yang dilakukan gadis-gadisku disini?" tanya Suho yang kemudian ikut duduk bersama mereka. Namun tidak sebelum dia mengecup bibir kekasihnya yaitu Lay, yeoja China bernama lengkap Zhang Yixing.
"Aku sedang menyarankan Kyungie untuk mencari namjachingu, daripada dia berpacaran dengan buku-bukunya terus."
"Eonnie…" Kyungsoo cemberut dan mem-pout-kan bibirnya lucu.
"Hahahaa.." Suho tertawa. "Sudah…sudah…kajja, lebih baik kita pulang."
"Oppa dan Eonnie duluan saja."
"Eh kau tidak ikut pulang?" Lay bertanya. "Wae, Kyungie? Kau marah padaku?"
"Ani, aku masih ingin disini dan menyelesaikan ini." Kyungsoo menunjuk bukunya.
"Lalu kau pulang dengan siapa?" tanya Lay lagi.
"Tenang saja, aku bisa naik bis nanti."
"Benar kau tidak marah padaku?"
"Ani, Eonnie. Masa aku marah sama calon kakak iparku sendiri."
Digoda seperti itu Lay hanya menunduk malu dengan muka memerah.
"Sudah cepat sana kalian pergi." usir Kyungsoo.
"Ne…ne…baiklah," kata Lay akhirnya. "Bye Kyungie."
"Bye Eonnie. Bye Oppa."
"Jangan pulang malam-malam, ne." pesan Suho.
"Ne, Oppa."
.
.
.
Kyungsoo melirik jam yang melingkar di tangan kirinya, jarum panjangnya menunjuk pada angka enam dan jarum pendeknya berada di tengah-tengah antara angka lima dan enam. Hari sudah petang. Namun walau begitu dia masih belum beranjak dari tempatnya. Tempat favoritnya yaitu di tribun paling pojok hall basket itu.
Dia sedang menunduk diatas bukunya dan menyelesaikan bab akhir bukunya ketika didengarnya suara pintu utama hall itu terbuka. Kyungsoo mengangkat kepalanya dan melihat kearah suara itu. Dia melihat seorang lelaki tampan dan berkulit tan memasuki hall dan berjalan menuju ruang yang Kyungsoo ketahui sebagai ruang ganti pemain.
Lelaki itu, Kyungsoo mengenalnya. Dia adalah Kim Jongin atau Kai, begitu ia biasa disapa. Siapa coba yang tidak kenal dengan namja paling populer di seluruh EXO University. Sangat populer dan digila-gilai oleh para yeoja. Setiap Kai melangkah kemanapun pasti selalu ada saja satu atau lebih yeoja yang mengikutinya. Mungkin hampir semua yeoja di EXO University ini tergila-gila padanya kecuali satu orang. Dia adalah Do Kyungsoo, dirinya sendiri.
Kyungsoo selalu berpikir, apa yeoja-yeoja itu tidak punya kerjaan lain selain menguntit namja bernama Kai itu. Dan dia juga merasa kasihan, siapa pun yang menjadi yeojachingu namja itu. Orang itu harus selalu bersabar karena kekasihnya selalu diikuti yeoja lain kemana pun dia pergi, rasanya tidak bisa memilikinya secara pribadi.
Kyungsoo menghela napas dan beranjak dari tempatnya tepat ketika Kai masuk ke dalam ruang ganti. Sudah malas dia berada di tempat itu. Kalau ada Kai pasti diikuti oleh kegaduhan yang dibuat oleh yeoja-yeoja penggemar namja itu, membuatnya tidak bisa berkonsentrasi lagi. Saat dia membuka pintu utama hall itu, seperti yang sudah diduganya dua orang yeoja sedang menunggu -siapa lagi kalau bukan seorang Kim Jongin. Kyungsoo memutar bola matanya sebal melihat yeoja-yeoja yang menurutnya tidak punya kerjaan itu dan langsung berlalu melewati mereka.
.
.
.
Kai membuka lokernya dan segera menemukan apa yang dicarinya. Kunci mobilnya. Ketika tadi namja itu sudah sampai di halaman parkir dan sedang mencari-cari ke dalam tasnya ternyata dia tidak menemukan kunci mobilnya. Lalu dia teringat kalau tadi sebelum latihan dia meninggalkannya di dalam lokernya di ruang ganti hall basket. Jadilah dia balik lagi ke hall basket ini.
Setelah mengambil kunci mobilnya Kai segera keluar dari kamar ganti itu. Saat berjalan melewati lapangan entah mengapa matanya mengarah ke tribun penonton paling pojok, mencari sosok itu. Sosok bermata bulat yang ketika Kai datang tadi sedang menundukkan kepalanya diatas buku. Tapi sekarang sosok itu sudah tidak ada lagi disana. Namja itu pun menghela napasnya dan segera keluar dari sana.
.
.
.
"Baekhie!"
Kyungsoo berteriak memanggil seseorang, namun terlihat yang dipanggil hanya menundukkan kepalanya tanpa ada tanda-tanda mendengar panggilan yeoja bermata bulat itu.
"Baekhie! Baekhie!"
Kyungsoo terus memanggil yeoja yang bernama lengkap Byun Baekhyun itu, namun yang dipanggil tetap pada kesibukannya. Bisa Kyungsoo lihat yeoja sahabatnya itu sedang asik dengan ponselnya, sepertinya sedang berkirim pesan.
"Yak! Byun Baekhyun!" Kyungsoo memukul lengan sahabatnya itu.
Baekhyun terlonjak kaget dan memutar tubuhnya menghadap Kyungsoo.
"Yak! Kyungie, appo." Baekhyun meringis kesakitan sambil mengelus-elus lengannya yang dipukul Kyungsoo.
"Aku memanggil-manggilmu dari tadi, Baekhie."
"Eh, jinjja?"
Kyungsoo menganggukkan kepalanya membenarkan pertanyaan sahabatnya.
"Mianhae" Baekhyun nyengir. "Aku sedang mengirim pesan untuk..."
"Yeollie~yeah." Kyungsoo memotong ucapan Baekhyun.
Sahabatnya itu hanya memberikan senyum manis saat Kyungsoo menyebut nama kekasihnya.
"Ehh Kyungie kau belum pulang? Suho Oppa dan Lay Eonnie mana?"
"Mereka sudah pulang duluan."
"Lalu kau ditinggal mereka? Mereka kemana? Kencan ya?"
"Ani." Kyungsoo menyangkal. "Eh entahlah, mungkin~ aku tidak tahu. Tapi aku tidak ditinggal mereka."
"Lalu?"
"Aku tadi meminta mereka pulang duluan. Karena aku sedang membaca dan rasanya sayang untuk ditinggalkan."
Baekhyun yang mendengarnya hanya mengubah bibirnya menjadi bentuk huruf o.
"Jadi..." Kyungsoo ragu-ragu. "Aku ingin pulang menumpang mobilmu dan Park Yeollie."
"Mwo?" Baekhyun terlihat kaget, tapi sedetik kemudian dia langsung berubah. "Baiklah."
Kyungsoo terkadang heran bagaimana sahabatnya ini bisa berubah mood begitu cepat.
"Tapi ngomong-ngomong, mana Yeollie-mu?"
"Dia masih ada tugas."
"Sampai jam segini?"
"Ne. Tapi sebentar la-" ucapan Baekhyun terhenti, pandangannya menatap lurus ke arah belakang punggung Kyungsoo.
Kyungsoo membalik tubuhnya mengikuti arah pandangan sahabatnya. Dan disanalah kekasih sahabatnya itu, dengan senyum khasnya berjalan menghampiri mereka.
"Eh, Kyung kau belum pulang juga?" Chanyeol membulatkan matanya heran melihat Kyungsoo masih di kampus juga pada jam seperti ini. "Mana Suho Hyung dan Lay Noona?"
"Mereka sudah pulang duluan."
"Waeyo? Mereka kencan, jadi tidak menyertakanmu ya?" Chanyeol menyimpulkan sendiri. "Makanya Kyung cepat cari namjachingu biar bisa kencan seperti mereka. Dan seperti kita juga. Benarkan, Baby?" Chanyeol mengecup bibir Baekhyun sekilas kemudian merangkulnya.
"Ne. Benar, Baby." Baekhyun setuju dengan pendapat kekasihnya.
"Yak! Park Chanyeol, Byun Baekhyun apa-apaan kalian!" Kyungsoo bersungut-sungut. "Aku hanya ingin pulang menumpang mobil kalian bukannya menceramahi aku tentang cepat-cepat punya namjachingu."
"Mwo? Kau mau menumpang mobil kami?" Chanyeol yang baru tahu kalau kyungsoo ingin menumpang membulatkan matanya. "Ini dia satu lagi alasan kau harus cepat-cepat punya namjachingu."
"Yak! Kal-"
"Yeollie!"
Kalimat Kyungsoo terputus saat seseorang dari arah Chanyeol tadi datang, yaitu arah belakang punggungnya memanggil namja jangkung itu.
Kyungsoo membalik tubuhnya kearah suara itu tepat saat Chanyeol berseru, "Oii, Kkamjong!"
Kyungsoo melihatnya, The Most Popular Man on EXO University. Kim Jongin. Namja tampan berkulit tan itu berjalan menghampiri mereka.
"Kemana saja kau, ? Aku dan Kris Hyung menunggumu tadi."
Kai, Kris dan Chanyeol sama-sama bergabung dalam klub basket. Kris sebagai ketua, Kai dan Chanyeol sama-sama sebagai wakil ketua.
Chanyeol menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sebelum menjawab.
"Mianhae, aku lupa memberitahu. Aku ada tugas mendadak."
"Ooo..." Jongin memonyongkan bibirnya membentuk huruf o. "Aku kira kalian sibuk berkencan."
Kai melirik Baekhyun.
Sebelum Chanyeol sempat membalas Baekhyun sudah mendahuluinya.
"Yak! Kkamjong tidak sopan!"
"Tenang, Baby. Dia cuma iri dengan kita," Chanyeol menenangkan kekasihnya. "Dia itu memang banyak penggemarnya, tapi tidak ada satu pun yang berani diajaknya kencan. Apalagi dijadikannya kekasih."
"Hey..hey! Kenapa jadi ngomongin aku?!" Kai tidak terima.
"Makanya cepat cari kekasih."
"Baiklah Miss Byun Baekhyun, saya pertimbangkan saran Anda." Jawab Kai sarkastik.
"Hmm...karena kau dan Kyung telah mengangkat topik pembicaraan tentang kencan," Chanyeol berbicara menunjuk Kai dan Kyungsoo, yang sejak tadi diam saja. "Aku jadi ingin kencan dengan kekasihku. Bagaimana, Baby?"
Chanyeol merangkul Baekhyun dan mengecup bibir kekasihnya sekilas.
"Baiklah." Jawab Baekhyun sambil memberikan senyum manisnya.
Setelah itu mereka langsung beranjak dari tempat itu.
"Yak! Kalian! Bagaimana denganku?" Kyungsoo marah-marah.
"Kau menumpang mobil Kai saja, Kyung." Jawab Chanyeol tanpa menoleh lagi. "Bukankah rumah kalian searah?!"
"Y-yak!" Kyungsoo masih sempat protes tapi sepertinya sudah tidak didengar oleh pasangan itu.
Setelah kepergian BaekYeol couple, saat ini hanya meninggalkan Kyungsoo dan Kai dalam keheningan. Dua-duanya tidak ada yang bersuara ataupun berbicara.
"Kyung..." Kai memecah keheningan.
Kyungsoo seakan terkaget segera menolehkan kepalanya menghadap namja tampan itu.
"N-ne..." Kyungsoo juga tidak tahu mengapa dia menjadi gugup begini.
"Ayo pulang bersamaku."
"Gwenchana, aku bisa pulang sendiri."
Kemudian tanpa berkata apa-apa lagi Kai langsung menggenggam tangan Kyungsoo dan menariknya menuju ke tempat mobilnya terparkir. Sementara Kyungsoo yang kaget atas perlakuan Kai hanya diam saja mengikuti kemana namja tampan itu membawanya.
.
.
.
Cantik
Kata itu meluncur begitu saja dalam benak Kai ketika dirinya melirik yeoja yang berada disampingnya. Yeoja yang sejak tadi hanya mengarahkan pandangannya ke jendela mobil disampingnya. Do Kyungsoo. Yeoja yang selalu dilihat Jongin jika sedang latihan basket. Yeoja berkulit putih dan bermata bulat itu selalu berada di tribun penonton paling pojok, sibuk dengan bukunya.
Kai tahu kalau Kyungsoo selalu pulang bersama Suho kakaknya dan Lay, kekasih Suho, namun entah mengapa hari ini yeoja itu pulang sendiri bahkan ingin menumpang mobil pada pasangan BaekYeol.
"Kyung..."
Kyungsoo menoleh. Mata bulat nan indah itu menatap Kai.
"Ne?"
"Suho Hyung...tumben kau tidak pulang dengannya?"
"Suho Oppa dan Lay Eonnie sudah pulang duluan." Yeoja cantik itu kini memalingkan lagi wajahnya dan kembali menatap jalanan dari jendela disampingnya.
Kai diam saja, tidak menanggapi apa pun.
"Aku tadi ingin menyelesaikan bab terakhir bukuku, jadi…begitulah." Lanjut Kyungsoo.
Kai tahu apa yang selalu dilakukan yeoja itu di tempat favourite-nya itu. Setiap kali Kai latihan dia selalu melihat yeoja itu, sedang menundukkan kepalanya diatas buku, dia memang salah satu mahasiswa yang terkenal pintar. Tapi entah kenapa setiap mata mereka bertemu Kai merasa ada rasa tidak suka yang terbersit disana.
Kai melirik lagi yeoja disebelahnya. Selain memiliki otak yang pintar Kyungsoo juga cantik. Kulit putihnya yang halus dan mulus. Mata bulat yang indah. Bibir merah alami yang kissable. Kai bertanya-tanya bagaimana rasanya jika bibirnya mengecap bibir itu. Pasti manis, pikirnya.
"...Kai…Kai…"
Panggilan itu menyadarkan Kai dari lamunannya.
"N-ne."
"Gomawo."
Kai masih belum sadar apa yang terjadi. Dia mengedarkan pandangannya keluar kaca mobil. Ternyata mereka telah sampai di depan rumah Kyungsoo.
"N-ne."
Kyungsoo melepas seatbelt-nya dan hendak membuka pintu mobil namun Kai mencegahnya.
"Kyung…"
Seketika yeoja tu menghentikan gerakannya karena pergelangan tangannya dipegang oleh namja itu.
Selama sekian detik keduanya tidak ada yang bergerak. Mereka diam, hanya merasakan kehangatan kulit yang bersentuhan.
Kai yang tersadar duluan segera melepaskan pergelangan tangan yeoja itu. Kai juga tidak tahu mengapa dia berbuat seperti itu.
"Mianhae." ucapnya.
"Gomawo, Kai." Kyungsoo sedikit menundukkan tubuhnya.
Tanpa menunggu lagi yeoja itu segera membuka pintu dan keluar dari mobil.
.
.
.
Kai berjalan memasuki rumahnya setelah sebelumnya memarkir mobilnya di halaman. Saat sampai di dalam dia melihat Sehun dongsaeng-nya sedang duduk di sofa, disampingnya duduk seorang yeoja keturunan Cina. Yeoja itu bernama Xi Luhan, kekasih Sehun. Sehun memeluknya protektif, sementara Luhan menyandarkan kepalanya di bahu kekasihnya.
Di depan mereka duduk pasangan lain. Kim Jongdae atau biasa dipanggil Chen sedang merangkul bahu kekasihnya Xiumin, nama lengkapnya Kim Minseok.
"Baby, ayo kita pulang. Sudah malam." kata Chen . Namja itu kemudian mengulurkan tangan yang langsung disambut oleh kekasihnya.
"Eh Kai, kau baru pulang?" Tanya Chen ketika matanya tidak sengaja menangkap sosok namja itu berjalan melewati mereka.
"Ne." Kai menjawab singkat, kemudian langsung berlalu dari sana dan menuju kamarnya di lantai dua.
"Kenapa dia?" Chen bertanya pada Sehun.
Sehun tidak menjawab namun hanya mengangkat bahunya mengisyaratkan bahwa dia juga tidak tahu.
"Mungkin dia butuh seseorang yang bisa memberinya semangat. Betul 'kan, Baby?" Xiumin memberi jawaban sambil menatap kekasihnya dan mengeratkan genggaman tangannya pada Chen.
"Ne, Baby." balas Chen seraya mengelus pipi chuby kekasihnya.
"Entahlah. Mungkin hyung-ku itu bingung karena terlalu banyak yeoja yang mengejar-ngejarnya." kata Sehun.
"Mungkin Kai belum menemukan cintanya, Hunnie." kali ini Luhan yang besuara.
"Ne, Baby Lu. Seperti aku yang telah menemukan cintaku pada dirimu."
Sehun menarik Luhan ke dalam pelukannya dan mengecup bibirnya mesra.
.
.
.
Kai berbaring di tempat tidur ukuran king size-nya. Kamarnya dalam keadaan remang-remang karena dia hanya menyalakan lampu tidur yang bearada diatas meja nakas disamping tempat tidurnya. Dipejamkannya lagi matanya mencoba membawa dirinya ke alam mimpi, namun tetap tidak berhasil. Dibolak-balik tubuhnya ke samping kanan dan kiri. Segala posisi tidur sudah dicobanya namun hasilnya nihil. Matanya menolak untuk terpejam apalagi tidur.
Sekitar satu jam kemudian akhirnya namja itu berhasil terlelap ke alam mimpi dengan ditemani bayangan mata bulat dan indah yang tidak pernah hilang dari pelupuk matanya.
.
.
.
To Be Continue…
Mind to Review?
