What Can You See?
—you'll never walk alone.—
© ambivalentidea
Psycho-Pass © Psycho-Pass Production Comittee
.
.
Coba lihat dirimu sekarang. Apa yang bisa kau lihat?
Seorang Inspektur muda dengan keyakinan yang sebenarnya sedikit klise namun menurutku menakjubkan, seorang gadis yang mencoba menjadi wanita yang tegar, atau seorang manusia dengan sifat yang masih kelewat lugu, namun memiliki kekuatan luar biasa di dalam tubuh mungilnya?
Entahlah.
Di dalam mataku, kau adalah seorang atasan yang luar biasa. Mungkin kau menjadi orang pertama yang benar-benar mempercayaiku. Bahkan kau sudah menolongku entah berapa kali—ironis, yang seharusnya memiliki tugas untuk melindungi adalah seorang pria.
Kau tumbuh menjadi seseorang yang kuat. Terlalu kuat, bahkan. Bahkan meskipun setelah temanmu dibunuh tepat di depan kedua matamu, kau masih dapat bangkit kembali dengan semangat dan kekuatan yang baru. Seakan-akan kejadian itu menjadi pemicu obor di dalam tubuh mungilmu itu untuk menyala lebih besar lagi.
Yang mengambil langkah ke dalam kegelapan cukup diriku saja. Tetaplah kau disana. Jangan kehilangan prinsip hidupmu itu hanya karena aku mengkhianatimu. Aku akan melaksanakan tugasku di luar hukum. Aku tahu ini memang bukan jalan yang terbaik. Dan aku takkan memintamu untuk memaafkanku karena ini—
Tapi.
Aku ingin kau memaafkanku untuk satu hal saja. Satu hal ini saja sudah cukup.
Maafkan aku tidak bisa menepati janjiku.
Coba lihat diriku sekarang. Apa yang dapat kau lihat?
Seorang Enforcer yang memiliki rasa dendam berlebihan kepada seseorang, monster yang dilepas untuk memburu monster lainnya, namun kau masih menganggapku sebagai seorang detektif, atau seorang pria yang masih mempercayai dirinya dapat melindungi segalanya meskipun hukum yang berlaku di dunia ini menutup segala kemungkinannya?
Dulu, aku berpikir seperti itu.
Tapi, bayangkan, kau yang seorang Inspektur membela hak seorang Enforcer yang sebenarnya tidak pantas untuk dibela. Di dalam matamu, aku masih terlihat seperti seorang detektif, seorang rekan kerja yang bahkan kau pandang sebagai senior. Aku bahkan sempat bertanya-tanya hidup seperti apa yang kau jalani sebelum kau mendapatkan kerja ini, hingga jalan pikiranmu benar-benar kelewat positif.
Aku ini tidak bisa lagi menjadi seorang 'detektif' seperti yang kujanjikan padamu. Aku harus keluar dari lingkaran ini bila aku ingin menyelesaikan segalanya. Meski memang cuma sebentar, namun aku bersyukur dapat bekerja bersamamu. Terima kasih.
Hei. Tapi...
Saat kita bertemu lagi, jangan ragu-ragu untuk menarik pelatukmu.
Aku rela bila akhir nyawaku berada di kedua tanganmu, Tsunemori Akane.
Hei. Coba lihat diri kita yang sekarang. Apa yang dapat mereka lihat?
END.
Fic 'pertama' saya setelah 'pensiun' dari account FFnet saya sebelumnya, marchenhaft.
Episode 18 benar-benar ngebuat saya terenyuh. Err, lebih tepatnya, ngebuat saya nyesel udah nge-ship Shinya/Akane. Entah kenapa ending anime ini akan membuat saya lebih sakit hati lagi...
