Seventeen Romance
Rat : T-M
Oneshot!
Dimana kisah percintaan setiap insan manusia akan selalu berbeda
Baik itu manis, asam, pahit, asin.
Semua memiliki rasa sendiri-sendiri
Jadi...
Nikmatilah...
.
.
Happy reading
"Jealouse?"
Cast : - yoon jeonghan/ gs (18)
Choi seungcheol (18)
Slight : verkwan (17)
Meanie (17)
Jisoo (gs) (18)
Seokmin (17)
Rat : T (Masih suasana lebaran)
Jeonghan POV
"Kau benar-benar menyebalkan." Kupukuli beberapa kali lengan seungcheol dan semakin kesal karena dia hanya diam bagaikan patung yang sangat pasrah aku pukuli, kuhembuskan nafas keras dan menurunkan pelan tanganku.
"Apa kau akan terus dekat dengan gadis bernama jisoo itu?"
"Sayang, dia hanya teman kelasku dan kami mendapatkan tugas untuk dikerjakan bersama. Jangan terus cemburu seperti ini?"
"Aku tak cemburu, aku hanya tak suka dia memandangmu seperti tadi dan menempelimu seperti itu."
"Itu artinya kau cemburu sayang."
"Kubilang tidak!" teriakku, kali ini kulihat seungcheol menghela nafas.
"Lalu sekarang apa maumu?"
"Tidak ada, yasudah sana dekati saja dia dan kalau kau mau pacari saja dia!" ucapku kesal dengan melepaskan tangannya yang menggenggam tanganku dan pergi meninggalkannya dikelas. Kuhentikan langkahku ketika tak mendengarkan dia mengejarku dan meremas tanganku kesal.
"Choi seungcheol playboy sialan!"
Seungcheol POV
"Kali ini apa lagi salahku? Dia selalu saja marah-marah dan menyuruhku menjauhi gadis lain, lalu bagaimana caranya aku mengerjakan tugasku jika aku harus menjauhi gadis?" curhatku kesal ketika mingyu dan vernon main kerumahku, kulihat mingyu meletakan makanannya dan menepuk pundakku kasihan.
"Menjijikan kim mingyu!"
"Aku hanya berusaha menghiburmu hyung." Ucapnya karena tangannya kutepis, akupun hanya memandangnya jengah.
"Berterimakasihlah pada predikat playboymu dulu hyung, sekarang terimalah akibatnya. Jeonghan noona kurasa takut kau kambuh lagi." Kini vernon bicara.
"Tapi aku sudah berhenti."
"Aku yakin 100% jika noona tak percaya kau berubah hyung, bahkan aku tak percaya. Lagipula jisoo noona memang cantik dan manis, dan kurasa dia memang menyukaimu hyung." Ucap mingyu, akupun hanya memandangnya datar.
"Entah kenapa aku kali ini setuju dengan mingyu hyung, kau tak lihat bagaimana pandangan jisoo noona yang terlihat memberi harapan padamu?" ucap vernon, dan kali ini aku terdiam karena tak biasanya vernon berkata seperti itu.
"Ah molla... ini benar-benar membuatku pusing setengah mati." Kuremas rambutku gemas.
"Ketika seungkwan marah dan cemburu padaku, aku akan mentraktirnya makan dan berusaha membujuknya. Dia suka makan, dan kurasa kau bisa mendapatkan maaf dari jeonghan noona dengan cara menyogoknya hyung." Saran vernon.
"Kau gila? Bisa miskin jika aku membelikan dia koleksi gucci jika begitu."
"Noona menyukai brand mahal? Wah aku harus menjauhkan woonieku." Ucap mingyu, kupukul keras pundaknya.
"Apalagi salahku?"
"Mulutmu benar-benar tak bisa berucap baik sama sekali, diam saja sialan." Ucapku kesal, akupun memandang vernon.
"Apa ada yang lain?"
"Entahlah, aku jarang membuat seungkwan marah. Aku hanya terus menurut padanya, dia menjadi senang dan aku tenang." Ucap vernon santai dan memakan jeruknya.
"Haah... andai jeonghan sama santainya dengan seungkwanmu." Keluhku.
"Tapi ketika aku tanya dia cemburu atau tidak, dia terus saja membantah."
"Itulah wanita, kau hanya harus berusaha sedikit agar mendapatkan hatinya. Jika woonieku marah, aku akan membawakannya bunga mawar dan meminta maaf dengan tulus padanya." Ucap mingyu, akupun memandangnya.
"Bunga?"
"Hem, biasanya itu ampuh." Kupikir itu ide bagus, kujentikan jariku dan berdiri.
"Okeh, aku akan kerumahnya dan membawa bunga mawar kesukaannya."
"Semoga berhasil." Ucap mereka serempak.
Jeonghan POV
"Sebal sebal sebal sebaaallllll..." teriakku, kudengar seungkwang melenguh dan meletakan makanannya.
"Unni... bisa tidak tenang sebentar. Perutku terus bunyi dari tadi dan aku ingin makan dengan tenang."
"Apa hanya makanan yang ada dipikiranmu itu?" kesalku.
"Sudahlah unni, apa seungcheol oppa menelponmu?" tanya wonwoo, akupun menggeleng sedih.
"Dia pasti akan datang, sabarlah." Ucap wonwoo dengan mengelus pundakku, akupun merunduk sedih.
"Unni, kenapa unni terus curiga dan cemburu pada seungcheol oppa? Bukankah itu hanya akan membuatnya kesal padamu?" tanya seungkwan yang berhenti makan.
"Aku tak cemburu."
"Dilihat dari segi manapun semua akan tahu kau cemburu, kenapa terus menyangkal?" ucap seungkwan, akupun mengulum bibirku.
"Aku begitu?" ucapku, merekapun mengangguk.
"Itu hanya refleks, kalian tahu bukan sejarah seungcheol? Dia itu adalah mantan playboy terkenal di seantero sekolah."
"Tapi unni, bukankah oppa sudah berjanji tak akan kembali menjadi seperti itu padamu. Seharusnya kau percaya padanya bukan?"
"Aku percaya padanya."
"Lalu kenapa sekarang kau meragukannya?" tanya wonwoo, akupun langsung terdiam.
"Unni... jika kau terus seperti ini. Aku yakin hubungan kalian tak akan lama, kalian pasti akan benar-benar putus."
"Seungkwan! Mulutmu..."
"Aku setuju unni." Ucap wonwoo, kutundukan kepalaku kemeja cafe dan mengkantukannya beberapa kali.
"Aku tak mau, aku tak mau putus dengan seungcheolie..."
.
.
.
Kubuka pintu gerbang rumahku dan terkejut ketika melihat seungcheol ada didepanku dan menggosok kedua tangannya karena nampaknya dia kedinginan, diapun memandangku dan langsung berdiri semangat.
"Sayang?"
"Kau... ada disana dari tadi?" tanyaku, diapun tersenyum dan membawa sebuket bunga krisan kuning kesukaanku dan memberikannya padaku.
"Sayang, aku minta maaf. Sungguh, aku tak pernah berniat untuk dekat dengan jisoo. Kami hanya rekan kerja tugas, jika tugas ini sudah selesai aku bersumpah akan menjauh darinya." Ucapnya dengan menunduk dalam, akupun hanya diam.
"Sayang?" ucapnya dengan mendongak ragu, akupun berlari kearahnya dan memeluknya sampai dia terkejut.
"Sayang?"
"Maaf, maafkan aku." Ucapku, kurasakan seungcheol membalas pelukanku dan mengelus rambut coklatku.
"Jeonghan..."
"Seharusnya aku percaya padamu jika kau hanya mengerjakan tugas dengan jisoo dan tidak seharusnya aku menuduhmu yang tidak tidak, aku... aku hanya tak bisa menahan rasa cemburuku ini." Ucapku, kudengar seungcheol terkekeh dan kupukul dadanya tak terima sebelum melepaskan pelukan kami berdua.
"Kenapa tertawa? Ini tidak lucu."
"Aku tahu sayang, tapi aku benar-benar suka ketika kau cemburu."
"Apa katamu?" ucapku, kubelalakan mataku ketika seungcheol tiba-tiba mengecup bibirku cepat dan memandangku dengan tersenyum manis.
"Setidaknya aku tahu, dari caramu cemburu kau tak ingin aku pergi darimu. Bukankah begitu?" ucapnya, akupun menelan ludahku dan mengalihkan pandanganku darinya.
"T-tidak. Aku tak begitu."
"Aigoo, masih mengelak."
"Aku tak mengelak." Kesalku, diapun terkekeh dan memelukku lagi.
"Baik baik, jadi... kau sudah memaafkanku?" tanyanya, akupun membalas pelukannya dan mengangguk.
"Jangan ulangi." Ucapku, diapun mengecup kepalaku gemas.
"Aku mengerti." Ucapnya, akupun tersenyum senang dan menggusakan kepalaku pada dadanya.
Author POV
Suatu pagi yang indah tengah dirasakan oleh beberapa siswa siswi yang menikmati paginya sebelum mulai menjalani pelajaran yang selalu mereka lewati setiap harinya, namun perhatian seluruh siswa kini tertuju pada seorang siswa yang membawa bukunya bersama seorang gadis yang nampak senang dengan keadaan pria itu disampingnya.
"Jisoo, kau yakin jawaban ini benar?" tanya seungcheol sang pria yang nampak konsentrasi pada bukunya, otomatis langkah mereka terhenti dan jisoo gadis yang dipanggil tadi mengerjap.
"Apa? Oh iyah, aku sudah mencari jawabannya dan menurutku itu jawaban yang benar." Ucap gadis itu terbata, seungcheolpun hanya mengangguk paham.
"Baiklah kalau begitu."
"Seungcheol?" panggil jisoo, seungcheolpun hanya berdehem.
"Itu... apa kau..."
"Sayang..." panggil seorang gadis, mereka berduapun memandang suara teriakan tersebut dan seungcheol hanya bisa tersenyum ketika melihat kekasih manisnya itu berlari kearahnya dan memeluk lengannya.
"Kau sibuk?" tanya jeonghan, seungcheolpun hanya menggeleng.
"Tidak, ah jisoo tadi kau ingin bicara apa?" tanya seungcheol dengan memandang jisoo.
"Oh itu... ah tak jadi. Apa ini... pacarmu?" tanya jisoo, seungcheolpun mengangguk dan mengelus kepala jeonghan dan jeonghan hanya tersenyum manja pada seungcheol.
"Cantik, kau pasti senang bica memiliki pacar sepertinya."
"Tentu, ah tugas kali ini aku saja yang selesaikan. Aku akan memberitahumu nanti, sampai jumpa." Ucap seungcheol dengan menarik kekasihnya itu pergi, terdengar helaan nafas keluar dari mulut jisoo dan memandang coklat yang dari tadi dia pegang.
"Kesempatanku sudah tak ada, dia sudah memiliki pacar." Ucapnya pelan, diapun duduk dengan lemas dan diam saja ketika ada yang duduk disampingnya.
"Oh noona? Kau memiliki coklay yang enak sepertinya?" ucap pria tersebut, jisoopun mengangkat kepalanya dan memandang pria yang kelewat ceria itu.
"Kenapa? Kau mau?" tanyanya dengan memberikan coklat itu, pria itupun menerimanya.
"Terimakasih noona, seumur hidup baru pertama kali ada gadis yang memberikan coklat padaku." Ucapnya, jisoopun hanya tertawa heran dan menggeleng.
"Ah noona, kenalkan namaku lee seokmin. Noona cantik, namanya siapa?" ucapnya, tanpa sadar wajah jisoo memerah karena dipanggil cantik oleh pria tadi.
"N-namaku hong jisoo..." ucapnya, pria tadipun hanya mengangguk paham dan memandang lagi jisoo.
"Noona, kurasa aku menyukaimu. Mau jadi pacarku?" ucapnya, jisoopun hanya terbelalak dan memandang pria tadi dengan jantung yang berdetak-detak.
"Maukan noona?" ucap seokmin dengan senyum ceria, jisoopun perlahan tersenyum dan mengangguk karena jisoo rasa hatinya mulai menghangat karena senyuman pria didepannya ini.
Ah kurasa tak perlu dijelaskan lagi, bagaimana bisa kisah percintaan aneh ini terjadi tanpa bisa diduga. Hanya tuhan yang tahu, yah hanya tuhan...
.
.
.
Apa ini?
Sebenarnya aku ragu mau bikinnya, cerita kemarin aja belum beres dan sekarang berani-beraninya bikin cerita baru.
Tapi diotakku entah kenapa malah pengen bikin cerita dari masing-masing couple seventeen, tangan ini benar-benar gatal dan otak ini tak berhenti menghayalkan cerita ini...
Tenang saja, aku akan memenuhi janji untuk menyelesaikan semua story yang udah dipost.
Semoga ceritanya gak berantakan dan jika ada typo, sekali lagi harap dimaklumi.
Annyeong
Jinjun imnida...
