The Question
Disclaimer : Naruto (c) Masashi Kishimoto
Genre : Friendship, Family, and Spiritual
Warning : AU, drabble, typo's and OOC *semoga engga* tiap chapter tidak ada hubungannya dengan chapter sebelumnya
Last, read and review please? Don't like, don't read!
~=o=~
"Tadaima.." ucap Ino sesaat setelah dia memasuki rumahnya. "Okaeri, Ino-chan. Tou-san sedang masak untuk makan malam, mandi saja dulu ya." ucap ayah Ino, Yamanaka Inoichi. "Ha-i, Tou-san." Gumam Ino, yang langsung melesat ke kamarnya. Inoichi hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
Pertanyaan yang tadi siang masih ada di kepala Ino, mungkin tanyakan saja pada Tou-san ya.. batinnya. Dia pun bergegas mandi dan bersiap untuk makan malam, dan menyiapkan pertanyaan yang tepat untuk diajukan kepada ayahnya itu.
"Inoo, waktunya makan malam."
Dan bergegas turun dari kamarnya, tentu.
.
.
.
Keluarga Yamanaka—hanya Ino dan Ayahnya saja—makan dengan tenang. Karena memang tidak baik makan sambil berbicara, pertanyaannya yang tadi siang pun terpaksa di tunda dahulu. Setelah semuanya selesai, mereka masih beres-beres di ruang makan, Ino memulai pembicaraannya. "Tou-san.. boleh aku bertanya?" tanya Ino. "Tentu, ada apa?" jawabnya.
"Apa salah jika kita menuntut orang lain untuk berubah, namun kita sendiri tak menyadari dan tidak ingin berubah?"
Inoichi tertegun. Dia juga pernah beberapa kali terpikir pertanyaan sejenis itu, namun masih belum ada yang dapat menjawabnya. "Hm, bagaimana ya?" dia nampak berpikir ulang. "Kenapa kau bertanya seperti itu, lagi?" lanjutnya. "Karena.."
Flashback
"Uh, keseeel." Ucap Sakura dongkol. Teman-temannya yang sedari tadi di sebelahnya hanya bisa sedikit mengerutkan dahinya. "Kenapa? Sama Karin lagi?" tanya Tenten tepat sasaran. Sakura hanya bisa mengangguk. "Kapan kalian bakal baikan sih." Gumam Hinata datar. "Dia gak mau berubah, sifatnya itu.. Merepotkan." Jawab Sakura, yang masih kesal.
Ino yang sedari tadi diam sekarang berpikir, apa kita boleh memaksa orang untuk berubah sifatnya?
End of Flashback
"Hoo, jadi karena itu," Jawab Inoichi selepas Ino bercerita,
"Menurut Tou-san, dia salah pengertian. Jika ingin berbaikan, seharusnya dari kedua pihak mau mengalah, tidak hanya sepihak. Dia tidak menyukai sifat yang seperti itu, namun tanpa ia sadari dia sendiri seperti itu,"—Inoichi mengambil napas panjang—"Dia juga harus mencoba berbicara pada diri sendiri, maksudku introspeksi diri. Melihat diri apa adanya, dan dia mencoba merubah diri sendiri dulu." Inoichi mengakhiri jawabannya dengan senyum kecil.
"Namun, apapun yang terjadi jadilah diri kamu sendiri."
Ino pun hanya bisa tersenyum kecil dan bergumam terima kasih pada ayahnya.
Owari / The End
Yak, setelah sekian lama tak mempublish, Rye mencoba mengambil peruntungan dari spiritual. Terinspirasi dari percakapan kecil-kecilan dengan ayah dan voting dari teman-teman. Makasiih semuaa xD mungkin masih jelek atau gimana. Ini berbeda masalah di tiap chapter, gaselalu Ino yang jadi pemerannya kok. Bisa siapa aja di Naruto nanti. Chapter berikutnya In-Progress, itu juga kalo banyak yang suka. Last, Review please?
