Hai semuanya.. Ligaara bawa fic baru.. judulnya the sweetest valentine. padahal KCDBD (karena cinta dan balas dendam) juga blum beres. udah bikin sasuhina lagi ajah.
Naruto bukan punya saya. Naruto tetep punya Mashashi Kishimoto
Ide fic ini juga punya komik My Girls Memorials*nggak kreatip* Saya gak tau pengarangnya siapa, karena komiknya juga gak tau dimana (baca: ilang) soalnya udah lama banget. Tapi gak seluruhnya nyontek kok. Dan yang buat seratus persen sayah.
Pairing : SasuHina, slight NaruHina, slight NaruSaku.
Warning : AU, OOC, jelek.
Happy reading..
14 Pebruari dikenal sebagai hari kasih sayang. Dimana para wanita berlomba-lomba memberikan coklat terbaiknya kepada pria yang menurutnya spesial. Ada yang membeli, atau yang lebih spesialnya lagi bila wanita itu membuat sendiri coklatnya. Namun, bagi Uchiha Sasuke Valentine kali ini ia tidak yakin akan mendapatkan coklat dari gadis yang ia puja 3 tahun kebelakang ini lagi. Pasalnya gadis itu sepertinya membencinya, ingin jauh darinya, merasa takut bila di dekatnya. Entahlah, padahal Sasuke ingin sekali mendapatkan coklat Valentine buatan gadis itu seperti 2 tahun kebelakang.
Bukannya Sasuke tidak laku, sehingga ia hanya mendapat coklat dari gadis itu seorang. Sasuke laku banget malah. Yaiyalah, gimana gak laku? Bukan Uchiha namanya jika ia tidak dikerubungi gadis-gadis. Ditambah Sasuke juga seorang model ternama di jepang. Dia kaya, tampan, semua wanita memujanya. Tapi tidak gadis itu.
Valentine 2 tahun lalu saja sewaktu Sasuke masih kelas 1 SMA, sekitar 76% siswi disekolahnya berbondong-bondong mendekati Sasuke untuk mempersembahkan coklat terbaiknya untuk sang Uchiha tampan yang satu ini. Namun semua coklat-coklat itu ditolaknya.
Adapun juga, ketika Sasuke hendak membuka lokernya untuk memasukkan baju olah raganya, ia hanya dapat terbelalak melihat tumpukan bungkus coklat dengan beragam warna. Merah muda, merah jambu, merah marun, merah darah, merah bata juga berbagai bentuk. Segitiga, segi empat, persegi panjang, trapesium, jaajr genjang, sampai yang berbentuk hati dengan pita di permukaannya. Entah bagaimana wanita-wanita itu bisa memasukkan coklat tersebut kedalam lokernya.
Sasuke yang melihatnya merasa muak karena pada saat itu tak ada satu pun yang memberikan tanda keberadaan coklat dari 'dia', wanita pujaan Sasuke, yang mungkin wanita itu hanya menganggap Sasuke sebagai sahabatnya. Kesal, melihat tumpukan dus coklat yang memenuhi lokernya, ia buang coklat-coklat tersebut ke dalam loker di sebelahnya, yang kebetulan tidak dikunci oleh sang pemilik, Uzumaki Naruto yang teledor.
Dan pada akhirnya, penantian Sasuke terbalaskan juga. Ketika pada bel tanda sekolah selesai telah berbunyi, 'dia', wanita pujaan Sasuke akhirnya memberinya coklat. Dengan dus berbentuk hati berwarna biru dan pita berwarna indigo yang mempermanis penampilan coklat itu dari luar. Gadis itu memberikannya saat mereka hendak pulang bersama saat itu. Tentu saja dengan senang hati Sasuke menerimanya. Itulah coklat Valentine pertama Sasuke. Atau tepatnya coklat Valentine pertama yang diterima oleh Sasuke.
Pada tahun berikutnya, tepatnya pada saat kelas 2 SMA, Sasuke kembali mengalami hal yang sama. Dan ia kembali hanya menerima coklat dari 'dia' wanita yang sama. Kedua dus coklat yang diterima Sasuke gadis tersebut ia simpan sampai sekarang. Dua pucuk surat yang gadis itu letakan di dalam dus coklat itu disimpan Sasuke dengan rapi. Walaupun surat itu hanyalah kata-kata sederhana yang sang gadis torehkan sebagai sahabat, tapi itu sangat bermakna bagi sang Uchiha yang diam-diam memujanya ini.
Dan kini, Sasuke hanya dapat tersenyum getir ketika melihat tanggal di kalender sudah menunjukkan tanggal 13 Pebruari. Ia tidak yakin wanita itu mau memberikan coklat lagi untuknya. Memangnya sekarang siapa Sasuke bagi wanita tersebut? Bahkan mungkin dikatakan sahabat juga bukan. Mengingat wanita itu semakin terasa jauh darinya setelah apa yang Sasuke lakukan pada wanita tersebut hari itu.
.
-o.o.o.o-
.
Seorang wanita berambut Indigo sedang duduk di tepi ranjang berlapis seprai berwarna ungu. Iris lavendernya tengah mengamati deretan angka-angka yang berada di sebuah kertas kalender di tangannya. Jari telunjuknya mengarah pada angka 14 di bulan Pebruari.
"Besok hari Valentine," gumamnya. "Sementara aku belum menyiapkan coklat untuk Sasuke-kun. Sepertinya untuk kali ini aku tidak akan membuatnya sendiri lagi. Aku akan beli di supermarket saja." Ucapnya pasti seraya meraih jeketnya yang ada di lemari dan memakainya. Dengan cepat ia menyambar dompet, tempat ditaruhnya sisa uangnya.
Hinata hadapkan badannya pada sermin yang memantulkan penampilannya kini. Setelah siap, ia langkahkan kakinya keluar kamar dan menuruni tangga yang menghubungkannya ke lantai satu.
"Hinata, kau mau kemana? Mau ku antar pakai mobil?" tawar Neji baik hati.
"Aku mau ke supermarket Nii-san. Tidak Nii-san, terima kasih." Jawab Hinata tanpa menghentikan langkahnya, dan keluar untuk menuju supermarket.
Setelah sampai di supermarket, Hinata sempat dibingungkan dengan berbagai coklat yang dijejerkan di sebuah rak khusus coklat dengan tema Valentine edition. Coklat-coklat yang dijual di sana sungguh menarik dan kelihatan enak. Membuat gadis yanng suka manis itu ingin membelinya untuk dimakannya sendiri. Namun ia segera mengenyahkan pikiran itu. Ia ke sini kan untuk membeli coklat untuk Sasuke, bukan untuk dirinya.
Dari sekian banyak coklat yang menarik perhatiannya, kini pandangannya hanya bertumpu pada sebungkus coklat berbentuk hati berwarna merah marun. Corak-corak bungkusnya sungguh menarik perhatian gadis berambut indigo ini. Tengah-tengah permukaan dusnya yang terbuat dari pelastik bening, memperlihatkan sebagian isi dari dus coklat tersebut. Terlihatlah coklat berbentuk hati dengan ukuran kecil, namun banyak. Coklat-coklat tersebut yang memiliki warna dan rasa berbeda di setiap coklat, kelihatan sedap dipandang. Membuatnya merasa semakin tidak rela jika harus memberikannya pada orang lain.
Ia lihat barcode yang tertempel di belakang dus coklat tersebut untuk melihat harganya. Begitu kagetnya Hinata sampai terbelalak melihat harganya yang begitu mahal. 'coklatnya saja bagus, tapi harganya tidak bagus' pikir Hinata. Namun ia ingin memberikan yang terbaik untuk Sasuke, sekalipun Sasuke tidak menganggapnya sebagai sahabatnya lagi. Dengan berat hati, ia sisihkan sebagian (banyak) uangnya yang ada di dompet, dan membawa coklat tersebut untuk dibayarnya di kasir.
Tiba-tiba ia ingat ingat seseorang. "Eh, untuk Naruto-kun bagaimana?" tanyanya pada dirinya sendiri. 'jika aku membeli dua coklat yang seperti ini, uangku tidak cukup. Atau aku beli coklat yang murah saja satu untuk Sasuke ya?' gumamnya dalam hati. 'ah, iya. Baiklah' ia coba memantapkan hatinya dengan membeli satu coklat murah dengan sisa uangnya dan membayarnya di kasir. Dengan begitu, Naruto dapat coklat yang mahal, dan Sasuke dapat coklat yang murah.
.
-o.o.o.o-
.
Pada malam harinya, tepatnya pukul 00.30, Hinata yang sedang duduk termenung di atas ranjang tidak sedirian. Penyakit insomnia menemaninya malam ini. Ia diliputi rasa resah, gundah, bersalah, dan sebagainya. Berulangkali ia memejamkan matanya. Tapi, rasa-rasa seperti tadi terus mengusik dirinya untuk tidur lelap dan menyambut hari valentine yang kini telah memasuki harinya.
Ia merasa bersalah karena akan memberikan coklat yang murah untuk Sasuke. Tapi bukan itu alasan dari insomnia yang menyerangnya malam ini. Ia diliputi gundah karena coklat yang akan diberikannya nanti pada Sasuke bukanlah coklat hasil tangannya sendiri. Tidak seperti 2 tahun sebelumnya dimana Hinata selalu dengan senang hati memberikan coklat butannya sendiri untuk Uchiha sahabatnya.
Air matanya bergerumun mengingat hubungannya dengan Sasuke menjadi seperti ssekarang. Jauh. Ia memang merasa syok karena dengan tiba-tiba Sasuke memperlakukannya seperti itu. Ia merasa kaget walaupun ia tidak merasa marah ataupun dendam. Tapi Sasuke setelah kejadian itu terasa berbeda. Baik Hinata maupun Sasuke tidak ada yang berinisiatif untuk mendekati satu sama lain. Mereka terlalu malu.
Jadilah seperti ini, di antara mereka tak ada yang saling bicara, tak ada yang saling menyapa satu sama lain. Saling melempar senyum-pun tidak.
Mengingat-ingat kejadian di depan koridor perpustakaan waktu itu terus membuat hatinya dilema. Di satu sisi ia ingin. Tapi di sisi lain ia menunggu Sasuke untuk mengatakannya lagi kepadanya. Huh, sungguh rumit memang.
Hinata menghapus jejak air mata yang mengaliri pipi mulusnya. Dengan satu gerakan pasti, ia turun dari atas ranjang dan berjalan menuju dapur untuk membuat coklat dengan tangannya sendiri untuk diberikannya pada Sasuke nanti.
Ia turuni tangga menuju lantai satu kediaman Hyuuga yang langsung mengantarkannya dengan ruang keluarga. Terlihatlah di sana, kedua pria yang sedang beradu argument siapa yang akan menang dalam permainan sepak bola antara Korea selatan dan Nigeria. Kedua pria itu terus bertengkar hingga suaranya-pun dapat didengar Hinata dari kamarnya tadi.
"Korea yang akan menang, Oji-san.." kata Neji geram. Ia tidak mau kalah dengan pamannya yang bersikeras mendukung Nigeria. Sebenarnya Hiashi tidak menjagokan Nigeria. Ia hanya kesal saja pada Korea selatan karena ketampanan aktor-aktor di sana yang membuat putri keduanya, yaitu Hanabi menjadi boros karena gencar membeli majalah ataupun poster dari Lee Min Ho, salah satu aktor Favorite-nya.
Tak ada seorangpun yang memperhatikan Hinata mengapa ia belum tidur tengah malam begini. Hinata merasa tak diacuhkan karena mereka berdua masih sibuk dengan pertengkaran konyolnya. Ia berjalan dengan malas ke arah dapur untuk membuat coklat.
Menyadari keberadaan Hinata yang terbangun tengah malam begini, Hiashi bertanya.
"Hey, Hinata." Panggil Hiashi. Sepertinya Hiashi masih mempedulikan Hinata.
"Hn?"
"Kau pilih Nigeria atau Korea selatan?" ups.. biar aku tarik perkataanku tadi. Sepertinya Hiashi memang tidak mempedulikannya.
"Korea sajalah.." ucapnya malas seraya melangkah kembali ke dapur. Sayup-sayup terdengar sorakan Neji karena merasa ada yang mendukungnya. Hiashi merasa menyesal karena ia telah bertanya pada Hinata tadi. Ia lupa bahwa Hinata juga sama saja dengan Hanabi. Hanya bedanya, Hinata lebih sering boros karena ke warnet untuk mendapatkan informasi lebih cepat tentang berita terbaru dari Kim Bum, salah satu aktor korea juga. *sebenernya yang sering kaya gitu saya sih.. hihi*
Tangannya membuka lemari makan untuk mengambil coklat box, bahan utama untuk coklat yang akan ia buat. Tapi ia tidak menemukan coklat box di sana. Ia cari di kulkas pun juga tidak ada. Ia berjalan lagi ke arah ruang keluarga untuk menanyakannya kepada Hiashi atau Neji yang sedang menonton siaran bola.
"GOOOL..." teriak Neji sambil berjoget ria.
"Otou-san, Nii-san, kalian liat coklat box nggak?" tanya Hinata dari pintu dapur yang terhubung ke ruang keluarga.
"Nggak Hina-chan. Udah abis kali." Sahut Hiashi terdengar frustasi karena Korea berhasil mencetak angka, tanpa memalingkan wajahnya dari televisi.
Bagaimana ini? Ia tidak mungkin membuat sebuah coklat tanpa coklat. Minimarket dekat rumahnya malam-malam begini sudah tutup. Adapun juga di supermarket. Tapi ia takut jalan sendirian. Jika meminta Neji untuk mengantarnya, Neji sedang sibuk dengan pertandingan bolanya bersama Hiashi. Ia tidak mungkin ke sana sendirian. Mengingat ia adalah seorang gadis, dan ia tidak ingin keperawanannya direnggut begitu saja oleh pria nakal berhidung belang yang waktu itu ia tonton di sinetron jum'at malam bersama Hanabi. Hii.. ngeri.. Hinata bergidik sesaat ketika ia melamun jika kejadian seperti itu menimpanya.
'Bagaimana ini? Aku tidak bisa membuat coklat kalau coklatnya tidak ada. Atau, aku pakai coklat yang murah saja? Ya, benar.' batin Hinata seraya meninjukan kepalan tangannya ke telapak tangannya.
Hinata telah mendapat solusi dari masalahnya kini. Berlari ke kamarnya, mengambil coklat yang tadi ia beli di supermarket. Membuka bungkusnya, lalu mengiris coklat tersebut dan di buatnya adonan.
Hinata mengaduk adonan tersebut sambil menangis. Namun isak tangis kecilnya tidak sampai terdengar ke ruang keluarga dan terdengar oleh Neji dan Hiashi, apalagi sampai membangunkan Hanabi yang sedang tertidur lelap seraya memeluk guling kesayangannya yang ia beri nama Konmar.
Hinata menangis. Menangis karena mengingat keadaannya dengan Sasuke semakin renggang. Memikirkan apa Sasuke akan menerima coklatnya ini atau tidak. Tetesan air matanya jatuh kedalam adonan yang sedang diaduk dalam pelukan satu tangannya ini. Setelah itu, ia panaskan sampai meleleh dan menjadi cairan kental, dan dimasukannya kedalam cetakan berbentuk hati lalu ditiriskannya hingga beku di freezer.
Hinata terus menunggu dan menunggu. Rasa khawatir, khawatir kalau coklatnya gagal kini yang menjadi alasan ia belum bisa tidur juga. Ia duduk di dapur menunggu coklatnya hingga beku. Setelah coklatnya beku, ia keluarkan dari cetakan untuk dibungkusnya.
Namun sepertinya sial selalu menjadi teman Hinata. Ketika ia keluarkan coklat itu dari cetakannya, coklat yang berbentuk Hati itu retak. Seperti lambang patah hati Hinata karena usahanya sia-sia dan hanya menjadi coklat yang gagal. Hinata kembali menangis. Ia mengulang pekerjaannya dari awal. Coklat yang retak itu ia hancurkan kembali. Ia mengulang pekerjaannya tanpa berhenti menangis. Ia keluarkan kembali coklat itu dari freezer dan melepaskannya dari cetakan.
Retak lagi.
Ia sudah capek ia sudah tidak sanggup lagi. Waktu sudah menunjukan pukul empat pagi. Ia memutuskan untuk istirahat kali ini. Setelah membungkus coklat tersebut seadanya, hanya bungkus berbentuk kotak berwarna putih, dengan pita berwarna merah. Ia belum sempat mencicipi coklat retak sudahlah. Ia sudah pasrah kalaupun Sasuke mau membuang coklat darinya atau menolaknya. Itu biar urusannya nanti.
.
.
.
.
_TBC_
.
Gaje ya? Sudahlah.. *pundung di pojokan* naruhina dan narusakunya emang belum keliatan. Yang keliatan cuma Hinata yang mau ngasih coklat juga buat Naruto.
Terus, saya gak tau jadwal pertandingan bola korsel vs nigeria waktu itu tayang jam berapa di jepang. Jadi saya pake jadwal di indo aja. Abisnya saya sendiri butuhnya jadwal siaran tv pada pukul segituan sih. Terus pura-puranya aja world cup jadinya pas bulan februari ya, hehe..
Oh iya, minna-san, ini hanya akan menjadi two-shoot. Jadi chapter berikutnya adalah ending. Tunggu ya..
Akhir kata,
Riview please...
