A Tokyo Babylon Fanfiction
"Separate Lives"
Pair: Seishirou x Subaru *pasangan lawas yang tetep yahuuud* :3
Genre: Romance, supernatural (maybe)
a/n: Setelah fict saya menginjak chapter 3, sudah waktunya untuk membuat 'jembatan' guna menyambung cerita ke depan :D
Fict ini saya bikin di tengah huru-hara dunia kelas 3 SMA, di mana murid-murid lagi pada gencar mikirin UN -_-a
Semoga bisa ngapdet chapter 1 dengan waktu singkat, supaya bias nerusin KiSEKi yang pada ditagih-tagihin *kasian author lhaaa*
Ucapan terimakasih saya haturkan kembali kepada orang dan benda yang sama, buat abang-abangan saya; yang makin hari sukses bikin saya gedeg setengah modar, ditambah anak XII IPA 1 yang kagak 'lempeng-lempeng' menjelang UN :D –pokoknya keep spirit daaah~
Juga buat junior saya di ekskul; terutama abang ganteng *sebagian adek kelas nyebut dia cantik?* jangan sampe angkatan 5-6 bubar kaga karu-karuan T.T
Dan semua pihak yang terlibat dalam penpik ini, saya kembali menghaturkan terimakasih! Semoga fanfic ini bisa berlanjut hingga akhir tanpa gantung! Amiiiin! :P
Akhir kata dari author, selamat membaca, baca do'a dulu jangan lupa, dan yang paling penting, saya menanti review dari rekan sesama author!
DISCLAIMER: Saya hanyalah pelajar SMA yang sedang luntang-lantung nyari duit tambahan buat beli 'sesuatu' -_-
Yang jelas story asli ini bukan milik saya, tapi jelas dan nyata milik CLAMP seorang, TITIK!
Dan saya nggak bertanggung jawab kalo Anda nge-flame fanfic saya karena ini fanfic abal! XD
PaRT 1: An Unknown Telephone
Subaru mengatur nafasnya. Menarik nafas perlahan lewat hidung, kemudian ia keluarkan lewat hidung.
Ia tidak merasakan apa-apa. Hanya kehampaan, kosong.
Subaru memejamkan matanya kuat-kuat. Irama nafasnya kian lama kian cepat. Peluh perlahan meluncur indah dari dahinya, tak peduli hawa dingin sedang menusuk tubuhnya karena hujan deras di luar sana. Nggak bisa…
Subaru teringat perkataan Kepala Klan sebelumnya. Lebih tepatnya, permohonan daripada disebut perkataan. Hatinya terkadang sembilu mendengar hal itu, tapi apa mau dikata. Permohonan itu harus ia tentang sendiri. Hanya untuk sebuah dendam…?
Subaru secara tiba-tiba bangkit dari posisinya. Dering telepon dan tergeletak tak jauh dari tempat tidurnya sedikit membuat ia kaget. Ia hanya terdiam memandangi telepon itu sekilas. Tak ada satupun niat yang muncul untuk berbicara dengan si penelpon itu. Subaru membuang tatapannya jauh-jauh dari benda itu, menuju jendela yang menampilkan langit gelap dengan petir di sana-sini.
"Hei… Bisakah kau angkat teleponnya?"
Subaru menoleh dengan cepat ke arah telepon itu. Sebuah gelombang suara tertangkap oleh gendang telinganya. Pastilah itu bukan suara orang biasa. Entah itu hantu, arwah penasaran, ataukah…
Subaru memutuskan mengangkat telepon itu.
"Akhirnya… Kau mengangkat telepon itu…"
Di depan mata Subaru terpampang sebuah gambaran seorang wanita anggun dengan rambut hitam lebat yang menjuntai kemana-mana. Ia tersenyum lembut ke arah Subaru, sementara Subaru hanya menatap ia terkaget, seolah-olah ia sudah lama tidak bertemu orang itu.
"Yuuko-san…"
"Ohisahiburi desu, ne…", balas wanita yang bernama Yuuko itu, "Sekarang kau sudah tumbuh dewasa ya, Subaru-kun…"
"Ba-bagaimana bisa…?"
"Bagaimana ini bisa terjadi, harusnya kita sama-sama tahu… Kaupun punya kemampuan untuk melakukan hal yang sama denganku…" ujarnya sambil tersenyum.
"Kenapa kau menghubungiku?" tanya Subaru.
Yuuko hanya tersenyum miris sambil menatap dalam-dalam ke orang yang pernah ia kenal semasa kecil. Yuuko meletakkan gagang telepon yang ia pegang di atas meja, terbalik.
"Aku butuh bantuanmu…"
"Bantuan untuk apa?" tanyanya lagi.
"Sesuatu berjalan tidak sesuai dengan siklusnya. Aku rasa kau juga tahu hal itu…"
"Aku tidak tahu." jawab Subaru singkat.
Yuuko tersenyum lagi.
"Hanya kau yang bisa melakukannya… Sesuatu itu harus segera dikembalikan kepada jalan yang benar…", tutur Yuuko, "Memang, dia bukan arwah penasaran atau sesuatu yang mengerikan. Tapi… Kurasa kau lebih pantas bertemu dengannya…"
"…"
"Kau ingin bertemu orang itu, kan?"
Pupil mata Subaru melebar mendengar hal itu. Ia kemudian menoleh ke arah yang berlawanan dengan pembicara yang muncul secara misterius itu.
"Itu…"
"Subaru-kun…", pinta Yuuko, "Rasa sakit yang kau pendam itu, tidak aka nada gunanya…"
Perlahan, layar yang menampilkan image seorang wanita itu raib ditelan bumi begitu saja. Meninggalkan Subaru kembali dalam kesendirian, dan kehampaan. Di tengah derasnya hujan di pusat kota Tokyo.
"Haruskah aku bertemu denganmu lagi… Seishirou-san…?"
~TBC~
a/n saya sebenernya bingung mau masupin fict ini ke fandom manaa~ ,
segitu dulu dah, saya harap gak ngebetein ceritanya :D
semoga saya bisa update di tengah panasnya tengah hari bolong di bulan puasa :9
BGM yang diputar selama pembuatan fict ini:
1. Phil Collins - Separate Live
2. Katy Perry - Teenage Dream
3. Maaya Sakamoto - Spica
4. HALCALI - Long Kiss Good Bye
5. Kwon BoA - Jewel Song (Akira's Canto Diamante Version)
6. Kwon BoA - Kiseki (SOULd OUT ReMix)
