My BF and His Friend

Chanbaek – Kaibaek

Romance-Humor-Friendship

Oneshoot (2 parts)

Warning! Mature, BxB, Bahasa Vulgar, Explicit Content, No Children!

.

.

.

Punya pacar tampan itu menyenangkan. Terlebih jika memiliki tubuh tinggi dan badan berotot dengan roti sobek siap santap. Bisa dipamerkan ke teman-teman tanpa membuat malu dan otomatis menaikkan levelmu. Apalagi kalau kemampuan ranjangnya mumpuni, menjadi nilai plus tersendiri. Ugh, Baekhyun suka sekali. Suka tiba-tiba terangsang melihat laki-laki seperti itu. Ups...

Oh, iya. Baekhyun juga laki-laki, loh. Tulen dengan belalai di antara kedua kakinya. Hah? Kenapa? Kenapa laki-laki bisa menyukai laki-laki? Ya jelas karena Baekhyun itu gay. Homo. Jeruk makan jeruk. Dia lebih menikmati jilat-kulum pisang daripada menghisapi melon besar. Baginya lebih nikmat disodok daripada menyodok. Hah? Apa? Sudah gay bagian bawah pula? Ngana tak suka? Ya sudah, huss sanah... go away, fuck off.

Duh, maafkan Baekkie, dia kadang suka kelepasan mengumpat. Lebih-lebih saat sedang digenjot enak.

Baekhyun bukan orang yang sombong. Ia bersedia berkawan dengan siapa saja. Temannya berceceran di mana-mana. Hm, walau kebanyakan mbak fujo dan mas fudan, sih. Dia murah senyum (tapi tidak murahan), easy going kalau kata teman-temannya. Mudah bergaul, terkadang mudah juga digauli—eits, maksudnya digauli oleh pacar sendiri.

Omong-omong soal pacar, Baekhyun termasuk pacar yang manja-manja menggemaskan. Suka dielus sayang dan tak keberatan dengan tipe laki-laki clingy. Gemar dipeluk-peluk hangat serta dikecup-kecup basah. Karena dia mafhum, tubuhnya yang bahenol dengan pantat semok nan mengkal, pasti butuh usaha keras bagi kekasihnya untuk tidak menggerayanginya.

Namun begitu, Baekhyun juga tahu tempat. Tidak semua orang maklum, terlebih pada kaum pelangi seperti dirinya. Banyak orang nyinyir di luaran sana yang tidak senang saat melihat pasangan bermesraan di sekitarnya. Sungguh, demi tato seksi Zain Malik, Baekhyun sudah mencoba sekuat tenaga untuk tidak melakukan PDA, alias Public Display of Affection. Apa daya... Baekhyun yang lemah lembut ini, kalah kekuatan dengan kekasih raksasanya.

"Enghh... Chan, orang-orang melihat," Baekhyun menggeliat. Menggerakkan bahu dan kepalanya untuk menyingkirkan mulut Chanyeol yang sedang menggigit-gigit daun telinganya. Tapi pacarnya itu keras kepala, malah kemudian menyusupkan satu tangannya ke dalam kaus Baekhyun. Menyentuh tonjolan semi menegang di dadanya. "Chan!" hardik Baekhyun, antara merinding kaget dan sebal.

Kekasihnya hanya terkekeh tanpa berniat sedikit pun menghentikan perbuatannya. Oh, Baekhyun ingin sekali menyingkirkan tangan Chanyeol dari dadanya, tapi tak bisa. Karena kedua tangannya sibuk memegangi papan persegi bertuliskan nama orang yang kini sedang mereka tunggu.

"Chanyeol, kita sedang di bandara," sekali lagi Baekhyun memperingati.

"Aku tahu," jawab Chanyeol enteng, lantas dengan sengaja menjilat lubang telinga Bakhyun. Kontan saja Baekhyun terpekik lagi, membuat Chanyeol tertawa gemas dan kini berpindah mengecupi pipi gembil Baekhyun.

Ya Tuhan, kalau begini Baekhyun jadi teringat Yifan. Mantan pacarnya yang hobi menggaulinya di dalam mobil, hingga suatu hari, mereka kepergok sekuriti mall saat tengah begituan di parkiran. Lalu digiring ke pos satpam untuk diberi peringatan dan wejangan. Kan malu sekali, mau taruh di mana wajah Baekhyun yang polos itu. Mana waktu digerebek anu Baekhyun belum sempat nyembur. Tahu kan rasanya? Sakiiit. Makanya, Baekhyun minta putus. Meskipun sampai sekarang Yifan tetap saja mengejar-ngejarnya, kadang malah main sembarang tabrak bibir saat Baekhyun sendirian tanpa pengawalan Chanyeol.

Oke, cukup. Baekhyun tidak mau mengulangi masa lalu. Ia tidak ingin Chanyeol makin terangsang—karena berani sumpah, Baekhyun sudah merasakan sesuatu yang keras menusuk-nusuk pantatnya saat ini. Harus segera dihentikan, karena kalau tidak... Baekhyun juga akan ikut menegang (yang mana hampir). Dan kalau sudah begitu, Chanyeol akan menariknya ke toilet umum, melucuti celana masing-masing, 'anuan' di sana, kemudian datang cleaning service, dan BAM! Mereka ketahuan. Lalu keesokan harinya Baekhyun memutuskan Chanyeol.

Oh, tidak, tidak. Baekhyun tidak mau seperti itu lagi. Baekhyun tidak rela memutuskan Chanyeol karena hal konyol semacam itu. Ia sudah terlalu jatuh cinta dengan penis Chanyeol—eh, maksudnya... ia sudah sangat mencintai Chanyeol semenjak mereka mulai berpacaran dua bulan lalu.

Sekarang, Baekhyun harus cari cara agar Chanyeol menghentikan perbuatan tak senonohnya di depan umum.

"Chanyeol!"

OH, puja kerang ajaib. Sepertinya itu teman Chanyeol yang memanggil. Baekhyun mengembuskan napas lega. Otaknya jadi tidak perlu lagi bersusah payah mencari cara. Deritanya pun akan segera taratasi.

"Kai..." akhirnya Chanyeol mengeluarkan tangannya dari dada Baekhyun. Ia melambai pada kerumunan orang yang baru keluar dari pintu terminal kedatangan. "Itu Kai, Baek. Sebelah sana," tunjuk Chanyeol, mengarahkan pandangan Baekhyun pada sosok laki-laki memakai kaus hitam tanpa lengan yang bertuliskan 'Los Angeles', dan bercelana kargo loreng selutut. Jaket kulit ia ikatkan di pinggang, serta sebuah headphone bertengger di lehernya. Terlihat sedap di pandang mata.

Ugh... kenapa sih teman Chanyeol harus begitu bentuknya? Berotot persis selera Baekhyun. Kan Baekkie jadi deg-degan. Ya ampun, stop, Byun 'Bitch' Baekhyun. Dilarang terangsang dengan teman pacar sendiri!

Baekhyun berdeham cantik. Memasang wajah malu-malu, menunggu diperkenalkan sementara Chanyeol dan sang sahabat berpelukan jantan. Saling menanyakan kabar, kesehatan, dan basa-basi lain selayaknya teman yang bertemu kembali setelah sekian lama. Menurut penuturan Chanyeol, Kai ini sahabatnya sejak masih dalam kandungan. Terserah deh apa kata Chanyeol, Baekhyun sih mengiyakan saja. Biar palli. Nah, dua tahun lalu, si Kai ini pindah ke California untuk sekolah tari di sana.

"Baekkie, perkenalkan. Ini sahabatku, Kim Jongin. Tapi si hitam ini lebih suka dipanggil Kai. Katanya biar terdengar lebih keren," Chanyeol memperkenalkan sambil tertawa oleh leluconnya sendiri. "Dan, Kai... ini Baekhyun, pacarku," dia lantas tersenyum lebar, menarik pinggang Baekhyun agar mendekat dan mendaratkan ciuman di pipinya.

"Kai," Kai mengulurkan tangannya, tersenyum pada Baekhyun.

Aduh, senyumnya tampan pula. Makin ser-seran Baekhyun jadinya. "Byun Baekhyun," balas Baekhyun, menampilkan senyum semanis mungkin agar tidak memalukan Chanyeol sebagai kekasih. Tangannya ikut terulur untuk menjabat Kai. Namun saat bersentuhan, Kai justru menarik tangan Baekhyun untuk berpelukan. Oh, ini style Amerika.

"Kai akan tinggal di apartemen kita, Baek," celetuk Chanyeol.

Ya, Tuhan... kuatlah iman Baekhyun. Selama berpelukan beberapa detik tadi, Baekhyun bisa merasakan betapa kerasnya dada dan perut Kai. Bagaimana ya dengan 'itu'-nya?

.

My BF and His Friend

.

Bagaimana Baekhyun bisa kuat iman, Tuhan? Belum apa-apa saja dia sudah disuguhi tontonan menggairahkan begitu. Iya, si Kai, sahabat kekasihnya yang saat ini tengah meliuk-liukkan badan seksinya di tengah panggung itu. Sedang battle dance ceritanya. Masalahnya, kenapa harus buka baju segala, sih? Ingin pamer roti sobek rasa cokelat miliknya? Baekhyun jadi penasaran, Kai sekolah dance jauh-jauh ke Amerika untuk menjadi stripper atau apa?

"Bukankah Kai mengagumkan?"

Uh, Baekhyun bergidik nikmat. Setengah terkejut karena ia terlalu fokus menyaksikan penampilan pria eksotis di depan sana. Tadi itu Chanyeol yang berbisik, pas sekali di telinganya. Kan? Baekhyun bahkan hampir lupa sedang berada di pangkuan sang kekasih.

"Sepertinya kau menikmati tarian Kim Jongin, hm?" Chanyeol kembali bertanya, yang jelas-jelas pertanyaan retoris.

Haruskah Baekhyun menjawab? Siapa pun yang mempunyai mata dan menonton tarian Kai, pasti setuju bahwa laki-laki itu mengagumkan. Gang bang Baekhyun kalau ada orang di kelab ini yang tidak menikmati penampilan Kai. Meh.

"Suka menonton cowok seksi menari, eh?" lagi, tanya Chanyeol. Sambil tangannya sibuk meremas-remas pinggul Baekhyun yang duduk menyamping di pangkuannya. Sesekali tangan satunya mengelus paha dalam Baekhyun, hingga membuat tubuh si mungil menggeliat keenakan. Chanyeol juga enak, sebab bokong Baekhyun seolah sedang menguleni adik kecilnya di dalam celana.

"Aku lebih suka kalau kau yang menari." Memang hanya seme yang bisa gombal?

"Begitu? Haruskah aku ikut menari ke depan?"

Baekhyun merengek manja, mengeratkan kalungan tangannya di leher Chanyeol saat sang kekasih berlagak hendak menurunkannya. "Jangan... temani saja aku di sini."

"Lalu apa yang kudapatkan kalau menemanimu?" Tangan nakal Chanyeol mulai bergerilya ke dalam celana belakang Baekhyun, elus-elus pipi bawah sang kekasih lalu meremas gemas.

"Euumm-hh..." si binal pura-pura berpikir panjang (separo mendesah), mendongakkan kepala sengaja untuk memperlihatkan leher jenjangnya. "Aku?"

"Call. Apa pun maumu, cantik."

"Ya—akh!" Baekhyun mau protes, tapi keduluan jari berengsek Chanyeol yang masuk ke lubang berharganya. "Aku tampan, bukan cantik."

"Katakan pada pensil eye liner-mu."

"Em-hh... Chanyeol!" teriakan Baekhyun mengudara, perih dan geli-geli sedap ia rasakan pada lehernya. Ia merengek frustrasi, ingin menghentikan Chanyeol yang asyik menyupangi lehernya tapi dia keenakan. Sebenarnya Baekhyun tidak suka bagian lehernya ditandai, ini musim panas, tahu...! Ia malas mengenakan syal ke mana-mana untuk menutupi lehernya yang memar-memar sensual. "Chan... jangan-enghh... banyak-banyak."

Kali ini Chanyeol menuruti. Targetnya beralih ke atas, menyeretkan lidahnya menjilat sepanjang kulit leher Baekhyun hingga ke bagian telinga belakang. Mengulum sekaligus menggigiti daun telinga Baekhyun lantas berpindah ke bibir basah sang pacar. Mengecup sekilas bibir itu lalu menggigit belahan bawahnya. Baekhyun mengerang, menyambut ciuman Chanyeol dengan membuka mulutnya. Si mungil pun dilanda kepanikan seksual, merasakan lidah Chanyeol yang menjilati langit-langit mulutnya sementara di bawah sana jari Chanyeol masuk makin dalam—satu dan dua jari, menggaruki rektum gatalnya. Ditambah lagi tangan Chanyeol yang lain kini menulusup ke balik kemeja Baekhyun, mencubiti putingnya yang telah mengeras sempurna.

Lengkap sudah. Baekhyun seperti terbang ke awang-awang.

"Sial. Aku ingin memperkosamu di sini, Baek," geram Chanyeol di sela ciuman keduanya. Membuat remasan tangan Baekhyun di kerah baju Chanyeol menguat.

Baekhyun kemudian melepas tautan bibirnya tanpa menjauhkan kepalanya dari Chanyeol. Ia mengigit bibir bawahnya, mata sayunya memandang malu-malu manik sang kekasih. Baekkie juga ingin cepat diperkosa Channie, balas batin Baekhyun. Tapi bolehkah? Ini kan termasuk tempat umum. "Baekkie malu, di sini banyak orang."

Chanyeol gemas sendiri. Ia tahu, pacarnya ini malu-malu kucing binal. Bilang tidak mau tapi kalau sudah disodok minta lebih. "Tidak akan ada yang peduli, Baek. Kau tidak lihat? Bartender di sana sedang disodok pelanggannya."

Pandangan Baekhyun mengikuti arah tunjukkan Chanyeol, tepatnya ke meja bar. Seorang laki-laki berseragam bartender tampak sedang berdiri sambil berpegangan pada pinggiran meja bar di depannya. Sementara itu di belakangnya, pria berbadan besar berdiri menempeli punggungnya. Memeluknya dengan menenggelamkan kepala ke leher si bartender. Siapa pun yang melihatnya pasti paham apa yang sedang mereka lakukan. Jelas sekali dari gerakan maju-mundur keduanya.

Jadi, tidak akan ada sekuriti atau cleaning service yang akan menggerebek mereka nanti? Sepertinya tidak, putus Baekhyun. Orang-orang di sini terlalu biasa melihat hal-hal seperti itu. Lagaknya di tempat ini, setiap orang bebas mengeluarkan hasrat seksualnya di mana pun.

"Menghadap ke depan, Sayang."

"Apa?" Baekhyun tersentak, mengerjapkan mata ber-eyeliner-nya (yang anehnya terlihat polos kekanakan) seolah menanyakan maksud Chanyeol. Ia kan tadi belum selesai menimbang-menimbang. Tadi Chanyeol bilang apa? Menghadap ke depan?

Tanpa memberikan penjelasan, Chanyeol kemudian menggeser tubuh Baekhyun di pangkuannya hingga kekasihnya itu benar-benar menghadap ke depan, memunggunginya. Sempat membuat Baekhyun menjerit ngilu saat jari-jarinya terburu ia keluarkan dari dalam lubang hangat si mungil.

Dan Baekhyun paham sekarang. "Chanyeol... kau sungguh-sungguh?" tanyanya seraya memutar badan sedikit menghadap ke belakang. Nadanya terdengar meragu, namun dalam dada Baekhyun berdebar excited.

"Ini akan menyenangkan, Sayang. Percaya padaku," Chanyeol menjawab mantap. Jarinya-jarinya sibuk membuka kaitan celananya, menurunkannya sedikit beserta dalamannya hanya untuk mengeluarkan sang adik kebanggaan.

Sontak mata sipit Baekhyun pun membulat. Demi apah? Penis Chanyeol sudah sekeras itu dan siap tempur! Si kucing binal menelan ludah susah payah. Itu adalah benda favorit Baekhyun. Jadi, Baekkie akan benar-benar digauli di depan banyak orang? Oh, Baekhyun merasakan pre-cum keluar dari miliknya. Ia juga sudah menegang rupanya.

Chanyeol terkekeh bangga melihat mimik horny kekasihnya. Miliknya memang selalu mengagumkan. Bukannya sombong, tapi itu kenyataan. Chanyeol percaya diri dengan kepunyaannya. Digenggam miliknya dengan sebelah tangan, lalu pelan-pelan mengurutnya untuk lebih menggodai Baekhyun. Sedangkan tangan satunya bergerak ke depan, berusaha membuka kancing dan resleting celana kucing nakalnya.

Bibir Chanyeol bermain-main di bahu mulus Baekhyun, mengecupinya seringan bulu. Entah sejak kapan lengan kemeja Baekhyun turun sebelah hingga memperlihatkan bahu dan lengan seputih saljunya.

"Suka dengan yang kau lihat, Baekkie?" bisik Chanyeol, menggigit main-main lengan telanjang Baekhyun. Ia tertawa gemas melihat anggukan malu-malu excited kekasihnya. "Kau juga harus membuka celanamu, Baek. Angkat sedikit bokong besarmu, Sayang," Chanyeol memerintah lembut. Bermaksud menurunkan celana Baekhyun setelah ia berhasil membuka kancing dan resletingnya.

Kehilangan keraguan, Baekhyun pun inisiatif menurunkan celananya sendiri sampai ke lutut. Tangannya lantas menuntun Chanyeol, membantu kepunyaan sang kekasih untuk memasuki senggamanya. "E-eenghh..." Baekhyun melenguh, agak kewalahan sewaktu penis Chanyeol sedikit demi sedikit memenuhi dirinya.

Di belakangnya, Chanyeol pun menggeram. Menikmati miliknya yang perlahan tertelan sempurna di dalam lubang Baekhyun. Didengarnya suara Baekhyun, antara merintih kesakitan dan merengek keenakan. Ia tahu ini agak serat, pasalnya mereka hanya menggunakan pre-cum Chanyeol sebagai pelumas. Untuk itu ia tak terburu, ditariknya tubuh Baekhyun hingga menyandar pada dadanya. Baekhyun menoleh, setengah miring dengan mengalungkan salah satu tangannya ke leher Chanyeol. Napas keduanya bersahutan saat Baekhyun mempertemukan bibir mereka. Saling melumat dan menghisap.

"Sakit, hm?" tanya Chanyeol lembut di sela ciumannya. Dipeluknya Baekhyun dari belakang sembari tangannya aktif mengelus dada dan perutnya. Jarinya berputar-putar di daerah areola Baekhyun dengan seduktif.

Baekhyun hanya mengeleng sebagai jawaban, masih mengejar bibir Chanyeol yang terus dilumat dan dikecupinya. Pinggulnya ia putar ke kiri ke kanan untuk membiasakan penis Chanyeol di lubang bokongnya. Mata Baekhyun terpejam menikmati.

Chanyeol paham betul sehingga membiarkan Baekhyun berbuat sesukanya. Toh, ia juga ikut enak. Namun, setelah itu Baekhyun terdengar merengek, tak rela Chanyeol memutus ciumannya. Membuat Chanyeol mau tak mau terkekeh gemas.

"Aku hanya ingin mengambil ini," jelasnya yang kemudian menaruh sebuah jaket ke atas pangkuan Baekhyun. Menutupi belalai Baekhyun yang sedari tadi bergoyang ke sana kemari.

Omong-omong, itu adalah jaket Kai—yang tadi ia titipkan di atas sofa. Kurang ajar memang Chanyeol ini.

"Eoh, ini jaket Kai," ucap Baekhyun polos. Memandangi jaket kulit berwarna cokelat yang menutupi pahanya.

"Kenapa? Dia pasti tak keberatan." Chanyeol membalas santai, diam-diam memegangi pinggul Baekhyun untuk dia gerakkan ke atas dan ke bawah. Chanyeol pun turut serta bergerak, mendorong pula menarik kepunyaannya berlawanan arah dengan gerakan si mungil.

Mula-mula perlahan, hingga akhirnya Baekhyun terlena dan mulai menaik-turunkan pantat sekalnya atas inisiatif sendiri. Baekhyun terlonjak-lonjak di atas pangkuan Chanyeol. Dia merintih lagi, merasakan penis Chanyeol menggesek hangat dinding rektumnya. Baekhyun tertunduk keenakan, bergerak mencari nikmat. Cepat dan semakin cepat. Tangan Chanyeol bahkan sudah tak perlu memegangi pinggulnya. Pinggul Baekhyun bergerak secara otomatis, membimbing penis Chanyeol agar semakin dalam masuk dan mencapai titik nikmatnya.

"O-ohh... Chanyeol... ddalam, enghh~"

Si mungil mulai terengah, tapi tak ingin berhenti. Kepalanya yang tertunduk digapai Chanyeol, membuatnya mendongak lalu tanpa sengaja pandangan Baekhyun tertuju ke arah panggung. Pada sorot tajam milik sahabat kekasihnya yang sedari tadi ternyata memperhatikan. Darah Baekhyun berdesir cepat, merasa malu namun urung mengalihkan matanya. Ia bahkan bisa melihat Kai tersenyum miring padanya di tengah cahaya remang-remang kelab.

Chanyeol kembali menjilati bekas cupangannya di leher Baekhyun. Turun ke bawah hingga sampai ke puting menegang Baekhyun dan menghisapnya kuat. Bahkan lidahnya ikut bermain tanpa peduli sang kekasih yang merengek putus asa. Meski begitu, tatapan antara Baekhyun dan Kai tak terputus.

Lelaki eksotis di depan sana masih meliukkan tubuhnya, bergerak kian seduktif. Baekhyun seperti terpancing, pun semakin giat menggoyang penis Chanyeol di dalam dirinya. Bibir bawahnya ia gigit, seolah tengah menggodai Kai, mengatakan betapa ia menikmati kegiatannya saat ini

Baekkie suka diperhatikan.

Gerakan Baekhyun tambah gencar, begitu pula sodokan penis Chanyeol dari bawah.

"Em-mhh... fuck!" Maaf, kebiasaan memang sulit diubah. Baekhyun hampir sampai. Hampir klimaks dan ingin menyemburkan cairannya ke jaket milik Kai. "Chanyeol lebih cepat!" si nakal Baekhyun mulai memerintah. Matanya memandang Kai seduktif, balas tersenyum miring. Lantas kepalanya terbuang ke belakang, melenguh panjang begitu penis Chanyeol menghantam telak titik nikmatnya.

Dan selanjutnya hanya suara 'ah... ah... ah...' lemah yang keluar dari mulut si binal.

.

.

My BF and His Friend

.

.

Berlanjut ke part 2