My Lovely Little Girl
.
.
Disclaimer : All Chara In This Chara Belong to Themselves
Pair : YeWook
Genre : Romance
Rate : T
Warning : Genderswitch, OOC, Typo(s), Gaje, Aneh, Tidak menggunakan kaidah EYD, Ide Pasaran, de el el.
.
.
DON'T LIKE DON'T READ
.
.
Suasana taman sore ini terlihat sangat ramai. Mulai dari anak-anak, sampai nenek-nenek dengan berbagai status sosial tengah melakukan berbagai hal. Mereka semua terlihat senang.
Namun, tidak dengan seorang namja yang tengah duduk di sebuah bangku yang ada di taman itu. Meskipun ia menundukkan kepalanya, masih terlihat jelas bahwa wajahnya sangat muram. Selain itu guratan-guratan frustasi juga terpampang di wajahnya. Sama sekali tidak terlihat adanya semangat hidup pada diri namja itu.
Sudah berjam-jam ia duduk sendiri di tempat itu, berharap dapat mengurangi kegalauan hatinya. Beberapa kali ia menghela nafas panjang. Sepertinya ia sedang mengalami masalah yang berat.
"Makanlah" Kata seorang yeoja yang entah sejak kapan berdiri di depannya sambil menyodorkan es krim padanya.
Namja itu mengadahkan kepalanya. Ia menatap intens pada pada yeoja manis yang ada di depannya itu. Tepatnya, ia menatap mata yeoja itu. Mata yeoja itu seolah menghipnotisnya, ia sama sekali tidak bisa mengalihkan pandangannya. Hanya satu kata yang ada di benak namja itu –Indah-.
Ia terus bertahan di posisinya itu sampai tiba-tiba saja es krim itu bergoyang #plak maksudnya yeoja itu menggerak-gerakkan es krim coklat yang masih berada di depan namja yang diketahui bernama Yesung.
Yesung pun kembali ke alam sadarnya. Ia kemudian mengambil es krim coklat itu. Raut wajah kebingungan tercetak jelas di wajah tampannya.
Yeoja bernama lengkap Kim Ryeowook itu mendudukkan dirinya di samping Yesung. Ia kemudian menengok pada Yesung yang sedang memandangi es krim pemberiannya seperti orang bodoh.
"Kau terlihat sedang sedih. Kata ibuku, es krim itu bisa mengurangi rasa sedih. Jadi aku memberikan es krim itu padamu." Kata Ryeowook sambil tersenyum dan menatap lurus ke depan. Yesung memandangi es krim itu sebentar sebelum akhirnya memakannya.
Keheningan tercipta di antara keduanya. Hanya suara 'slurp' yang terdengar. Ryeowook melahap es krimnya sambil memandangi anak-anak yang tengah bermain pasir. Sedangkan, Yesung memakan es krimnya sambil sesekali menatap Ryeowook.
Ryeowook yang sudah menghabiskan es krimnya mengalihkan pandangannya dari anak-anak yang menurutnya lucu itu ke arah Yesung. Namja itu terlihat sudah menghabiskan es krimnya. Namun, raut kesedihan masih membayang di wajahnya.
Ryeowook terlihat berpikir sebentar, kemudian merogoh tas yang dibawanya. Ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan menyodorkannya pada Yesung.
Yesung memandang benda itu -yang ternyata adalah coklat- sebentar kemudian menatap Ryeowook –meminta penjelasan-.
"Kau masih terlihat sedih. Makanlah coklat ini. Kata ibuku coklat juga bisa mengurangi kesedihan" Kata Ryeowook memamerkan senyum indahnya pada Yesung.
Deg.
'Aisshh, kenapa aku jadi deg-degan?' Batin Yesung. Ia kemudian meraih coklat itu dari tangan Ryeowook, dan mengalihkan pandangannya. Ia menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya guna menenangkan jantungnya yang bekerja di luar batas normal.
Yesung membuka bungkus coklat itu, kemudian mulai melahapnya. Ryeowook memandangi Yesung, tidak tepatnya ia memandangi coklat yang dimakan Yesung sambil menjilat bibirnya sendiri. Ternyata ia juga menginginkan coklat itu. -_-"
Yesung yang merasa dipandangi pun menengok ke samping kirinya dan mendapati Ryeowook yang tengah menatap coklatnya. Ryeowook yang tiba-tiba dipandangipun dengan cepat mengalihkan pandangannya.
Yesung hanya tersenyum simpul.
"Kau mau coklat ini?" Tanya Yesung pada Ryeowook.
"A-aniya. Kan yang sedih itu kau. Jadi kau yang harus makan." Jawab Ryeowook yang tentu saja bohong. Sayangnya, kebohongannya itu diketahui oleh Yesung. Yesung kembali tersenyum dan memotong coklat itu menjadi dua.
Ia menyodorkan bagian coklat yang belum ia gigit pada Ryewook.
"Ambillah aku tau kau menginginkannya" Kata Yesung. Ryeowook memandang coklat itu, kemudian memandang Yesung lagi dan berniat untuk menolak. Namun, ia urungkan niat itu saat melihat pandanganYesung yang seolah mengatakan ambil-atau-tidak-sama-sekali. Akhirnya, dengan raut wajah terpaksa yang dibuat-buat, ia mengambil coklat itu. Namun, sedetik kemudian seulas senyum tipis tersungging di bibirnya. Ia kemudian melahap coklat itu dengan lahap.
Yesung tersenyum melihat gadis itu. Satu hal yang ia tahu, ia telah mengalami yang namanya love at the first sight. Dengan yeoja manis yang ada di sampingnya ini tentunya. Hanya melihat senyumnya saja rasanya semua beban pikirannya hilang entah kemana.
Setelah menghabiskan coklat bagian mereka masing-masing, lagi-lagi hanya keheningan yang tercipta.
"Apa lagi?" Tanya Yesung memecah kehaningan di antara mereka.
"hem?" Tanya Ryeowook balik karena sama sekali tak mengerti dengan arah pertanyaan dari Yesung.
"Apa lagi kata ibumu yang bisa mengurangi kesedihan?" Tanya Yesung lagi dengan lebih jelas.
"Mmm... apa ya?" Jawab Ryeowook sambil mengelus dagu dan juga mengerucutkan bibirnya –imut-. "Entahlah, sepertinya tidak ada lagi" Lanjut Ryeowook.
"Yah... sayang sekali" Ucap Yesung dengan raut wajah yang dibuat kecewa.
"Memangnya kau masih sedih?" Tanya Ryeowook dengan wajah penasarannya.
"Tidak... Hanya saja, jika lebih banyak akan lebih baik lagi. Jadi, jika suatu saat nanti aku merasa lebih sedih dari sekarang, ada banyak hal yang bisa mengobati rasa sedihku." Jelas Yesung sambil menatap lurus ke depan.
"Memangnya kenapa kau merasa sedih?" Tanya Ryeowook sambil menatap Yesung di sebelahnya.
"Ada banyak penyebabnya" Jawabnya singkat.
"Orang dewasa memang rumit" Ucap Ryeowook dengan volume yang sangat kecil.
"Huh? Kau tadi bilang apa?" Tanya Yesung yang tidak mendengar kata-kata Ryeowook dengan jelas.
"Aniya" Jawab Ryeowook. Yesung hanya menganggukkan kepalanya. Setelah itu, lagi-lagi hanya keheningan yang mengelilingi mereka.
Tiba-tiba Ryeowook teringat akan sesuatu. Ia memperhatikan jam yang melingkar di pergelengan tangan kirinya. 'Aigoo, mati aku! Pasti dimarahi Umma lagi' Gumamnya dalam hati sambil menepuk dahinya.
"Waeyo?" Tanya Yesung heran dengan tingkah Ryeowook.
"Aku harus segera pulang. Kalau tidak, aku pasti diomeli Ummaku" Kata Ryeowook sambil menutup retsleting tasnya yang tadi ia buka.
"Kenapa bisa dimarahi? Bukankah ini masih jam 4?"
"Sebenarnya, tadi itu aku seharusnya les matematika. Tapi karena aku malas, jadi aku pergi ke Game Center saja. Kalau aku terlambat kembali ke tempat lesku, pasti saat menjemputku nanti Ummaku akan tahu kalau aku bolos." Jelas Ryeowook.
"Oh, begitu" Ucap Yesung sambil mengangguk.
"Ya sudah, aku pergi dulu, ne" Kata Ryeowook sebelum beranjak dari tempat duduknya. Namun, sedetik kemudian ia kembali duduk.
"Jangan bersedih lagi, ne!" Pesan Ryeowook dengan senyum mengembang di wajah cantiknya. Jantung Yesung kembali berdetak tak karuan karena terpana melihat senyum Ryeowook. Ia kembali terpaku memandangi wajah yeoja itu.
Ryeowook baru saja akan beranjak dari tempat duduknya saaat sesuatu menahannya.
"Chakkaman" Kata Yesung sambil menahan tangan Ryeowook membuatnya mau tak mau membuatnya kembali terduduk.
"Waeyo?" Tanya Ryeowook heran. Tapi Yesung tak menjawabnya. Namja itu hanya menatap Ryeowook lekat. Membuat Ryeowook sedikit tak nyaman dan mengalihkan pandangannya dari Yesung.
Yesung menyentuh pipi mulus Ryeowook dengan lembut. Membuat Ryeowook menjadi berhadapan dengannya. Yesung semakin mendekatkan wajahnya pada Ryeowook. Semakin dekat, semakin dekat, semakin dekat hingga...
CHU~
Entah ada angin apa, tiba-tiba saja Yesung mengecup bibir Ryeowook. Hanya menempel, tapi mampu membuat Yesung merasakan sensasi aneh yang tidak pernah ia rasakan. Ryeowook membelalakkan matanya, terkejut akan apa yang telah dilakukan Yesung padanya.
Sepersekian menit kemudian,Yesung akhirnya menyadari apa yang telah ia lakukan. Ia segera menjauhkan dirinya dari Ryeowook. Ia memandangi Ryeowook yang tengah memandanginya dengan wajah yang sulit diartikan.
"Mi-mian, A-aku tidak bermaksud..." Kata Yesung terbata-bata sambil mengalihkan pandangannya dari Ryeowook dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia benar-banar tak tau harus berkata apa.
Sama halnya dengan Yesung, Ryeowook kini juga sedang benar-benar bingung dan shock atas apa yang baru saja terjadi. Bayangkan saja, seorang namja yang baru saja kau temui merebut ciuman pertamamu.
"N-ne G-gwenchana" Kata Ryeowook yang tak kalah terbata-bata dari Yesung. "A-aku pergi dulu, ne!" Kata Ryeowook tanpa memandang Yesung. Ia kemudian beranjak pergi meninggalkan Yesung yang masih berkecimpung di dunia apa-yang-barusan-aku-lakukan?-Dan-kenapa-aku-melakukan-itu?
Sambil berjalan, Ryeowook menyentuh bibirnya yang sudah tidak suci itu lagi. Ia menggeleng-gelangkan kepalanya berusaha menghilangkan pemikiran-pemikiran aneh yang bermunculan di otaknya. Ia kemudian mempercepat langkahnya pergi meninggalkan taman itu.
Sementara itu, Yesung memandangi punggung yang mulai menjauh.
"Aissh, kenapa aku bisa melakukan itu? Ia pasti menganggapku namja mesum yang seenaknya mencium yeoja yang baru saja kukenal. Eh, tunggu dulu. Aku bahkan belum tahu namanya! Aisshhh!" Gumam Yesung sambil mengacak-acak rambutnya merutuki perbuatan (read : kebodohannya) sendiri.
'Semoga saja aku bisa bertemu lagi dengannya.' Harap Yesung dalam hati.
(o^_^)(^_^o)
TEET TEET TEET
Bel tanda dimulainya pelajaran pertama di sebuah Junior High Scholl di Seoul berbunyi. Semua murid mulai menyiapkan diri untuk menerima pelajaran. Semua, kecuali seorang yeoja manis di sebuah ruang kelas VIII-3 yang tengah mengerjakan, tepatnya menyalin PR Matematika milik teman sekelasnya yang duduk bersebelahan dengannya.
Masuknya kepala sekolah ke dalam kelas tak membuatnya menghentikan pekerjaannya.
"Hari ini akan ada wali kelas baru yang menggantikan wali kelas kalian yang lama. Silahkan masuk." Kata kepala sekolah yang diketahui bernama Lee Soo Man sambil menengok dan tersenyum ramah pada seseorang yang tengah berdiri di luar ruang kelas.
Wali kelas baru itu pun masuk ke dalam kelas.
"Annyeonghasseo. Kim Yesung imnida." Kata wali kelas baru itu sambil membungkukkan badannya 90 derajat.
~RYEOWOOK POV~
Kudengar kepala sekolah kami memproklamirkan(?) wali kelas kami yang baru. Aku tidak peduli. Satu-satunya yang penting sekarang adalah PR metematika ku. Kalau tidak kukerjakan, pasti aku akan dimarahi habis-habisan oleh Jung seonsaengnim yang galak itu.
"Wokkie-ah, dia tampan sekali!" Bisik Henry yang duduk di sebelahku. Aissh, dia ini mengganggu saja. Aku hanya meresponnya dengan "Hm".
"Aish, lihatlah dulu" Kata Henry yang sepertinya kesal padaku. Ck, akhirnya terpaksa aku mengalihkan pandanganku dari buku tugasku ke arah seseorang yang berdiri di depan kelas.
Eh, tunggu dulu. Itu kan...?
~END OF RYEOWOOK POV~
~YESUNG POV~
"Annyeonghasseo. Kim Yesung imnida." Kataku sambil membungkukkan badanku. Kuedarkan pandanganku ke seluruh penjuru kelas. Pandanganku berhenti pada seorang yeoja yang duduk di deretan kursi nomor 2 dari belakang.
Yeoja itu terlihat sedang menulis di bukunya sambil menunduk, sehingga aku tak dapat melihat wajahnya dengan jelas. Sepertinya yeoja itu tidak asing lagi bagiku. Tapi... siapa ya?
DEG~
Ia mengadahkan kepalanya dan melihat ke arahku. Seketika jentungku berdetak dengan cepat saat aku melihat wajahnya dengan jelas.
Dia... Yeoja yang tak sengaja kutemui di taman kemarin...
.
.
END OR TBC?
.
.
a/n : annyeoong! Ini fic kedua yang saya buat. Saya bikin ini cuman satu hari. Jadi, mian kalau banyak kesalahan. Hope ya like it! ^_^
Anonymous Allowed! So...
^_^ REVIEW PLEASE! ^_^
