Captain Tsubasa belongs to Yoichi Takahashi

The Reason belongs to Chappy Ruki Oguri

Pairing(s) : Sanae Nakazawa X Tsubasa Ozora

Warning : OOC bangget, miss typo(s), cerita pasaran, obsesi terpendam author terungkap di sini

Special Fiction for All Captain Tsubasa's Lover especially TsuSan Lover

Chapter 1

*Marriage(?) part 1*

=== HAPPY READING ===

"Pokoknya aku belum mau menikah! Usiaku kan masih 20 tahun! Aku masih ingin menekuni sepak bola. Titik!"

Seorang laki-laki bernama Tsubasa Ozora kini tengah bernegosiasi-tepatnya menentang sebuah keputusan dadakan yang dibuat oleh ayahnya yang baru saja pulang dari berlayar di lautan Pasifik.

"Hei! Siapa bilang dengan menikah kau tidak bisa menekuni sepak bolamu? Kau justru bisa lebih focus tanpa harus pusing dengan makan malam, air panas untuk mandi dan segala kebutuhanmu!" jelas sang ayah kepada anak laki-laki pertamanya.

"Sudah ku bilang aku tidak mau! Lagi pula aku belum pernah melihat calon istriku. Biarkan aku memilih sendiri jika aku benar-benar siap!" jawab Tsubasa.

"Tidak bisa! Kau akan menikah minggu depan! Manfaatkan waktu satu minggumu untuk lebih mengenal calon istrimu!" ujar sang ayah lagi. "Nanti malam kau akan bertemu dengannya. Bersiap-siaplah." Tambah sang ayah sambil meninggalkan Tsubasa sendiri di ruang keluarganya.

Tsubasa's POV

Haah.. sebenarnya apa sih yang ayahku pikirkan sehingga aku diminta untuk menikah secepat ini? Apa karna ingin cepat menimang cucu? Atau takut kalau aku terlalu focus ke sepak bola sehingga lupa untuk menikah? Ahh.. tidak! Tidak! Apa sih yang ku pikirkan ini.

Aku mulai beranjak dari ruang keluarga. Segera saja aku menuju kamar guna bersiap-siap untuk bertemu calon istriku-yang aku sendiri tidak tahu wujudnya seperti apa. Walaupun aku menentang keputusan sepihak yang dibuat ayahku, namun aku tetap menghormati Beliau. Semenjak ibuku meninggal Beliau seoranglah yang selalu menyemangatiku. Tidak ada salahnya aku menghadiri pertemuan yang telah dibuat ayahku untukku dan calon istriku serta keluarganya. Namun yang jelas, entah siapa pun yang nanti menjadi istriku, dia tidak boleh mencegahku yang akan lebih mementingkan sepak bola ketimbang dirinya. Dan satu lagi, aku akan menganggapnya sebagai teman biasa, tidak lebih karena saat ini aku memang lebih focus dengan karier sepak bolaku.

End of Tsubasa's POV

Jam dinding di kediaman Ozora sudah menunjukkan pukul 6 tepat. Sesuai pembicaraan Tsubasa dan ayahnya, hari ini mereka akan bertemu dengan calon istri Tsubasa dan keluarganya lewat makan malam yang diadakan di sebuah restaurant mewah.

"Sudah siap ?" Tanya sang ayah kepada anaknya yang tengah memandangi malam di jendela kamarnya. "Hn." Begitulah jawaban singkat yang diberikan Tsubasa.

Sang ayah mendekat, menepuk bahu anak laki-lakinya. "Haah.. tenang saja. Kau tidak akan menyesal." Tutur sang ayah sambiltersenyum hangat. Tsubasa hanya membalas dengan senyuman tipis.

Mobil sedan putih yang dikendarai Tsubasa dan ayahnya telah terparkir manis di restaurant mewah di pusat kota Nankatsu. Kini yang menaikinya telah keluar dari mobil dan berjalan beriringan. Saat ini Tsubasa tengah memakai jas berwarna hitam dan kancing yang dibiarkan tidak terkait sehingga menampakkan kemeja putih di dalam jasnya , menmbuat kesan cool ketika melirik ke arah laki-laki berambut hitam pekat itu. Berbeda dengan sang ayah yang penampilannya sangat rapi dengan kancing yang sudah terkait serta dasi berwarna biru tua yang memberikan kesan formal. Sebelum sampai ke meja calon merrtuanya, Tsubasa meminta ijin kepada sang ayah untuk pergi ke kamar mandi sebentar.

"Jangan lama-lama. Ayah akan menunggu di meja dekat taman yang ada di sana." Kata ayah Ozora sambil menunjuk meja di balik pintu dalam reatoran. Tsubasa hanya mengagguk saja. Tidak mengeluarkan sepatah katapun.

Tsubasa's POV

Aku menatap cermin kamar mandi yang ada di toilet di resatoran yang akan menjadi saksi pertemuanku dengan wanita yang akan menjadi istriku minggu depan. Aku jadi penasaran, bagaimanasosok wanita yang akan kunikahi itu. Tapi aku sudah bertekat untuk menganggapnya hanya sebagai teman satu rumahku jika kami sudah tinggal satu atap kelak. Kubasuh berkali-kali mukaku dengan air yang keluar dari keran kamar mandi. Semoga wanita yang akan menjadi istriku tidak akan seburuk yang aku bayangkan.

Setelah mengambil tissue untuk mengeringkan tangan dan wajahku, aku segera beranjak keluar. Tanpa disengaja aku menabrak seorang wanita yang mungkin sedang terburu-buru.

"Ah, maafkan aku." Katanya menundukkan wajahnya.

"Ah,tidak apa-apa." Jawabku singkat. "Eh? Sanae?" lanjutku menyapa wanita yang kutabrak tadi yang ternyata adalah temanku saat di SMP. Ya, Sanae Nakazawa.

"Tsubasa? A-Apa yang kau lakukan di sini? Bukankah kau sedang di Brazil?" tanyanya beruntun.

"Iya. Aku diminta ayahku untuk pulang sebentar. Ada urusan kecil." Jelasku padanya. "Oh,begitu." Jawabnya sambil tersenyum manis.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku lagi. "Aku sedang ada acara keluarga. Hehe. Maaf ya aku harus segera pergi. Sampai jumpa Tsubasa." Pamitnya dengan terburu-buru.

Sanae Nakazawa, teman perempuan pertamaku saat aku tiba di kota Nankatsu. Penampilannya yang sekarang sudah sangat jauh berbeda dengan dia yang ku temui kali pertama. Sosoknya yang saat sekolah dasar begitu tomboy, kini telah menjadi sosok feminim dan cantik. Tak heran dulu waktu SMP banyak laki-laki yang ingin menjadikannya sebagai miliknya. Dan entah kenapa tak seorangpun dari laki-laki yang mengejarnya ia terima untuk menjelajahi hatinya.

"Aku sudah ada orang yang ku suka. Tapi sepertinya dia tidak suka padaku. Hehe." Aku teringat dulu ia pernah berkata seperti itu. Entah siapa laki-laki yang begitu bodohnya tidak menyukai gadis Nakazawa itu.

Aahh berfikir tentang Nakazawa membuatku lupa dengan pertemuanku dengan calon istriku. Aku harus segera kembali. Kalau tidak ayah pasti akan mengutukku karena telah membiarkannya resah dan malu karena aku tak kunjung datang.

End of Tsubasa's POV

"Itu dia." Suara ayah Ozora lega saat sosok Tsubasa mulai terlihat. "Dari mana saja kau? Kenapa lama sekali?" bisik ayah Ozora. "Tentu saja dari toilet, ayah." Jawab Tsubasa tak kalah berbisik.

"Ooh. Jadi ini yang namanya Tsubasa. Gagah ya?" cletuk seorang wanita paruh baya pada sosok Tsubasa yang baru dilihatnya. "Aku yakin anak kita pasti langsung jatuh cinta pada TSubasa saat kita memperkenalkannya." Tambah pria paruh baya yang tidak lain adalah suami wanita itu. Tsubasa hanya tersenyum sebisanya menanggapi komentar yang diberikan padanya.

"Kok anakmu belum kelihatan ya?" Tanya ayah Ozora. "Ah,iya tadi anakku pamit ke kamar mandi sebentar." Jelas sang wanita paruh baya. "Eh,itu dia!" tambahnya saat melihat anak gadisnya berjalan menuju meja pertemuan dua keluarga. Tsubasa dengan segera langsung mencari tahu sosok yang disebutkan wanita paruh baya itu. 'Dia?' batin Tsubasa. Saat gadis itu mendekat semua orang menyambutnya dengan berdiri. Termasuk Tsubasa dengan sosok wanita yang akan menjadi istrinya.

"Selamat malam semua" sapa calon istri Tsubasa.

"Kau?"

To Be Continued

-ciymii's curcol-

Selamat malam minna :DDD

Rasanya rindu sekali setelah hampir 3 bulan saya meninggalkan dunia per-fanfict-an dan akhirnya saya memutuskan untuk mengganti status saya dari HIATUS menjadi semi HIATUS *apa bedanya* *dihajar readers*

Well, di sini saya ingin menampilkan yang beda jauh dengan CT yang sebenarnya. Walopun cerita kayak beginian udah pasaran tapi kalo Tsubasa Sanae tokohnya kayaknya masih hangat merayap #plak dan tiada duanya. Hehe

Dari chapter ini ceritanya Tsubasa dijodohin. Kira-kira sama siapa ya? Kayaknya sama saya yah? *wkwkwk *ketawa super jahat* atau mungkin ada yang mau mencalonkan diri. #ngareepp

Ceriatnya masih panjang banget dan lagi-lagi saya tidak bisa berjanji untuk update kilat. Hehe

Okayy. I need your review to make me cemungut nglanjutin. Sankyuuuu :DDD