Touken Ranbu © 2015 DMMゲームズ/Nitroplus. No commercial profi taken.
fireworks
by datlostpanda
"Aruji-sama akan menunjukkan kembang api malam ini!"
"Aruji-sama mengirimku untuk mencari Hakata di Kyoto!"
Gokotai terdiam.
Atsu juga.
Kedua anak itu terdiam. Gokotai lebih karena keterkejutan, sementara Atsu karena mengambil napas. Terlalu senang membuatnya seperti ingin meledak. Akhirnya, setelah sekian minggu berlatih (dengan Iwatooshi sebagai instruktur, kadang juga diganti oleh Isshikirimaru jika Iwatooshi sedang dikirim ke ekspedisi yang memakan waktu panjang), ia dikirim juga ke sebuah misi. Akhirnya!
Dan, ini bukan misi sembarangan. Dia akan mencari Hakata—tantou yang baru-baru ini diketahui keberadaannya setelah sekian lama tiada kabar. Penyelamatan Hakata oleh Atsu. Keren! Yah, walaupun sebetulnya bukan cuma Atsu sendiri, sih. Ada Honebami, Namazuo, Midare, Yagen, kemudian Hirano juga. Tapi tetap saja keren!
Atsu bahkan masih bisa mengingat bagaimana cara Iwatooshi tertawa saat tadi ia memberitahu keputusan Aruji-sama.
( "GAHAHAHAHAHA!"
Kemudian Atsu juga tertawa. "GAHAHAHAHA!"
Entah sejak japan, Atsu mulai hapal bagaimana cara semua pedang di Citadel tertawa, kemudian menirunya.)
"Jadi…," Gokotai melirik Atsu takut-takut. Pipi anak itu berwarna kemerahan, seperti buah delima. "Kak Atsu tidak akan ikut main kembang api sama kita?"
Menolak itu tidak baik. Apalagi benda yang namanya kembang api ini katanya bagus. Maka dari itu, Atsu pun memberikan cengiran lebar.
"Tenang saja!" Ibu jari itu teracung mantap. "Sisakan satu untukku!"
Kembang api mungkin adalah hal paling indah yang pernah Gokotai lihat selama ini. Karena api pada benda itu bersinar dengan cara yang sangat cantik dan bukannya membabi buta seperti api yang melahap rumah-rumah.
Gokotai suka kembang api.
Pedang-pedang yang lain mungkin juga suka.
Karena Kashuu bermain kembang api seolah-olah itu pedangnya dan mengarahkannya secara main-main pada Ookurikara.
("Ora ora ora!"
Kemudian Kashuu ditendang.)
Karena Gokotai melihat Nakigitsune tersenyum saat Kogitsunemaru menyalakan kembang api di tangannya dengan hati-hati—samar, karena Nakigitsune mengenakan topeng, tapi Gokotai berani bersumpah jika ia memang melihatnya.
Karena Maeda dan Akira berloncatan sambil berusaha menggapai tangan Ichigo.
("Kak Ichigo! Aku dulu! Nyalakan punyaku dulu!")
Karena Tsurumaru memutar-mutar sepasang kembang api di tangannya sambil tertawa bahagia.
("Hohoho! Odoriotaka?"
"Oi! Bahaya!")
"Gokotai." Anak itu menoleh dan mendapati Mikazuki Munechika berjalan menghampirinya, dengan langkah tenang serta pembawaan wibawa khas orang dewasa yang menyenangkan. Dia mendudukkan diri di samping Gokotai.
"Kembang apinya masih sisa satu." Mikazuki menunjuk pada sebatang kembang api di samping Gokotai. Tersisihkan dan nyaris menyatu bersama gelap. Jika tidak awas, benda itu bisa saja terinjak.
Angguk jadi jawaban.
"Mau dinyalakan?"
Gelengan.
"Tidak?"
Anak itu menunduk. Menjawab dengan setengah berbisik;
"Yang itu … buat Kak Atsu…."
.
.
.
Di bawah langit malam Kyoto, di sela bunyi desingan pedang dan pahit bau pertarungan, ada bunyi kraaak yang menggema nyaring.
"—Su!" Itu jerit frustasi dari rekan satu timnya. "—Atsu! ATSU!"
(Tapi Atsu terlanjur hancur dihunjam yari.)
