AkaKuro's Wedding Report
AkaKuro
Romance
Rate M
Warning! Major OOC, mature content, yaoi, AU, etc
Disclaimer
.
.
Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
.
.
Story © Kuhaku
Helaian biru muda berantakan muncul dari balik kusen pintu, pemiliknya sedang mengintip. Air menetes dari helaian surainya, menandakan sang pemilik baru saja membasahi tubuh –bisa karena hujan atau mandi. Sehelai handuk putih menggantung di leher, menahan tetesan air membasahi baju kaus putihnya.
"Tetsuya, bila kau sudah selesai mandi kemarilah."
Suara baritone lembut mengejutkan pemuda bersurai biru. Sosok yang ia intip masih duduk manis di sofa kamar hotel sembari menonton acara di televisi berukuran empat puluh dua inchi. Pemuda bersurai biru yang dipanggil Tetsuya itu melangkah keluar dari kamar mandi berdominasi marmer hitam dan putih.
Langkahnya ragu dan perlahan, tampak malu-malu. Kaus putih kebesaran ia pakai di tubuhnya –nyaman menjadi alasan, sedang kaki jenjangnya hanya berbalut celana pendek yang menutup sepertiga paha mulusnya.
Sang pemuda bersurai merah yang tadi diintip Tetsuya menoleh ke belakang, tak mendengar suara langkah kaki. Pria itu mendengus.
"Cepat kemari, kau terlihat ragu-ragu."
Tetsuya menunduk, merasakan tatapan pemuda yang baru saja berubah status dari tunangan menjadi suaminya tadi sore pada dirinya. Pipi putih Tetsuya dihiasi rona merah, menjalar hingga ke telinga dan leher.
Tinggal beberapa langkah mendekat, pemuda berhelai merah darah itu tak sabar. Dengan satu decakan lidah sebagai pembuka, tangan mungil Tetsuya ditarik. Tubuh mungil itu limbung hingga jatuh ke pangkuannya.
"Aduh, Sei-kun, jangan tarik tanganku …" Tetsuya menggerutu kecil –senang ditutup wajah datar.
Yang dipanggil Sei-kun hanya menyeringai senang. Sang serigala menangkap dombanya tersayang untuk 'disantap'.
"Tetsuya lama. Padahal dari kamar mandi ke sofa ini hanya perlu waktu setengah menit."
Tetsuya menggembungkan pipinya. "Sei-kun jahat."
Sei –Seijuurou mengecup kening istrinya. Sungguh, ia tak membayangkan akan menikah dengan Tetsuya secepat ini. Pemuda berwajah datar itu kini lebih ekspresif, terutama di hadapannya. Tak cukup dengan kening, Seijuurou menyerang bibir merah muda milik Tetsuya. Pemiliknya hanya bisa pasrah, ikut hanyut dalam permainan penuh gairah sang suami.
"Nnh … Sei-kun, mandi … ngh … dulu …" Tetsuya berusaha mengelak.
"Kenapa? Aku bau? Seijuurou bertanya, melepas ciuman panas mereka.
Tetsuya kembali menggembungkan pipinya dengan manis. "Bukan begitu. Kalau mandi terlalu malam nanti Sei-kun sakit."
"Tetsuya khawatir padaku?"
"Tentu saja! Aku istrimu, kan?"
Seijuurou menyeringai. "Daripada mandi, aku memilih untuk 'berolahraga saja'. Berdua dengan Tetsuya."
Wajah Tetsuya memerah, berpacaran dengan Seijuurou semenjak kelas dua SMP membuatnya mengerti betul tabiat sang suami yang mulai masuk mode mesum.
"Ka … kalau begitu, aku … akan ikut … sambil … bernyanyi."
Seijuurou melihat Tetsuya menjawab gugup dengan wajah merah semakin menyeringai. Oh, ia mengerti betul maksud di balik ucapan barusan. Ia mencium leher Tetsuya.
"Hmm … kalau begitu mulailah bernyanyi, yang keras."
Perlahan, namun penuh nafsu lidah Seijuurou menyapu leher kiri Tetsuya. Tetsuya merinding, sapuan lidah Seijuurou di lehernya menggelitik dan membuatnya nyaman di saat yang bersamaan.
"Nngh … Sei-kun …"
Sebuah desahan dari Tetsuya semakin membakar semangat Seijuurou, membuatnya semakin gencar memberi tanda kepemilikan di leher jenjang nan putih itu. Warna merah terlihat begitu kontras dengan putih pucat kulit sang istri. Seijuurou menyeringai, masih belum bosan memberi tanda kepemilikan.
….::::***::::….
Tetsuya tak tahu sejak kapan, kini dirinya sudah ditidurkan telentang di atas tempat tidur. Mungkin ia terlalu hanyut dalam kenikmatan surga dunia yang diberikan Seijuurou. Kaus putih dan celana pendeknya sudah lama tanggal, menyisakan boxer biru muda miliknya. Pandangannya kabur, tampaknya air mata menghalang pandangan. Ia merasa seluruh tubuhnya panas, bibirnya bengkak akibat sesi ciuman panas bermenit-menit.
Tubuh Tetsuya melengkung membentuk kurva, tangan dingin membelai mesra tubuhnya. Kedua tangan dingin itu bermain pada tonjolan sensitif di dada Tetsuya, menekan, memelintir, mencubit, dan menyentilnya.
"Aah … Ahn … Sei-kun …"
Tubuh Tetsuya bergetar, merasa nikmat akibat perlakuan Seijuurou. Ini bukan kali pertama mereka melakukan hubungan badan, namun rasanya selalu seperti pertama kali. Sensasi nikmat tak pernah membuat mereka bosan, apalagi Tetsuya yang selalu dapat servis terbaik dari Seijuurou.
Tetsuya mendorong pelan dada bidang Seijuurou yang tak terhalang sehelai benang pun.
"Ada apa, Tetsuya?"
Bukan menjawab, Tetsuya dengan tubuhnya yang gemetar mencoba bangkit. Ia menukar posisinya dengan Seijuurou, membuat sang suami giliran bersandar pada tumpukan bantal empuk.
"Tetsuya?"
Tak yakin dapat berbicara dengan lancar, Tetsuya hanya memandang Seijuurou. Tangannya bergerak membungkam bibir Seijuurou untuk berbicara lebih lanjut. Kemudian, dengan giginya ia menarik resleting celana Seijuurou yang kancingnya sudah terbuka.
Oh, Seijuurou merasakan 'adik kecilnya' bereaksi hanya karena satu gestur dari sang istri. Seijuurou mendesis pelan, merasakan penisnya menyapa udara bebas.
Tangan Tetsuya mulai membelai batang kejantanan Seijuurou, membuat sang empunya mendesis dan menggeram pelan. Kedua mata Tetsuya memandang wajah suaminya, memperhatikan reaksi dari aksinya.
Seijuurou menggenggam pelan helaian biru Tetsuya, jarang-jarang Tetsuya memberi servis blowjob padanya, maka dari itu Seijuurou sungguh menikmatinya.
"Nngh … Tetsuya …"
Geraman rendah dari Seijuurou, Tetsuya merasa kini giliran 'adik kecilnya' yang bereaksi dengan suara baritone nan seksi itu. Tak puas hanya bermain dengan tangan, Tetsuya mulai mengikut sertakan mulut mungilnya. Pertama lidahnya menjilat uretra Seijuurou, menimbulkan desisan dari mulut suaminya.
"Ssh … Nh … Tetsuya …"
Desisan diambil sebagai acuan lampu hijau, Tetsuya semakin berani. Kini 'kepala' kejantanan Seijuurou mulai masuk ke dalam mulut Tetsuya, membuat pemiliknya mendesah kenikmatan. Tetsuya mengulum bagian kepala, menjilatnya seperti sedang melahap sebatang lollipop manis. Lidahnya terjulur menekan uretra beberapa kali, cairan pahit kental mulai keluar. Tetsuya menjilat cairan kental itu, merasakan cairan cinta milik sang suami.
Tetsuya mulai memaju mundurkan kepala, membuat kejantanan Seijuurou menabrak kerongkongannya. Merasa gairah mengusai akibat perbuatannya sendiri, ia ikut mendesah. Desahan Tetsuya mengantar getaran pada kenjantanan Seijuurou.
"Mnh … Tetsuya .. hngh …"
Tetsuya tidak tahan, ia mulai menurunkan boxer miliknya, membuat kejantanannya sendiri terbebas dan mulai membuat gerakan naik turun dengan tangan kirinya yang bebas, sedang tangan kanan bertumpu pada kasur yang empuk.
Seijuurou mengeratkan cengkramannya pada surai biru cerah itu, memberi tanda bahwa ia akan segera 'keluar'. Pinggulnya bergerak ke atas, ingin mencari kenikmatan lebih.
"Uuh … Ngh … Tetsuya … berhenti … aku … nnh …"
Bukan berhenti, Tetsuya malah mempercepat gerakan kepalanya, mengabaikan rahangnya yang sakit. Jelas saja sakit, Seijuurou terlalu besar untuk muat semua dalam mulutnya yang mungil. Gerakannya mengantar kepala kejantanan Seijuurou semakin dalam, semakin merasa nikmat dalam mulut hangat Tetsuya.
"Argh … Khh …"
Geraman dan desisan, menandakan Seijuurou yang menyemprotkan cairan cintanya di dalam mulut sang istri. Tetsuya terus menahan kepalanya pada posisi yang sama, menunggu Seijuurou yang masih menyemprotkan benihnya. Tetsuya melepaskan kejantanan Seijuurou dari dalam mulutnya, berusaha menelan seluruh cairan putih pekat yang ada di dalam mulut. Beberapa yang tak tertelan lolos dari ujung bibir, membuat Seijuurou kembali terangsang dengan pemandangan erotis di depannya.
Seijuurou segera membalikkan posisi mereka seperti awal, Tetsuya di bawah dan Seijuurou di atas. Tak peduli dengan sperma miliknya yang masih tersisa dalam mulut Tetsuya, Seijuurou mencium bibir Tetsuya, lidahnya menjelajah dan mengajak lidah Tetsuya menari bersama dengan liar. Kebutuhan akan oksigen membuat mereka dengan berat hati harus memutusnya.
Seijuurou menyandarkan keningnya pada kening sang istri. "Tetsuya …"
"Hn?" Tetsuya yang lelah hanya bisa menjawab dengan gumaman.
Seijuurou, memanfaatkan kesempatan menyeringai. "Sekarang, waktunya untuk membuat anak."
Kedua mata Tetsuya membulat, pipinya yang merona merah semakin merah. "Se … Sei-kun … tunggu … istirahat sebentar …"
Jawaban yang diterima Tetsuya malah tangan Seijuurou yang menggenggam kejantanannya. Tetsuya langsung melenguh nikmat.
"Ungh!"
"Lihat, kau sudah seperti ini … masih saja minta istirahat. Sebenarnya kau sudah tidak sabar, bukan, Tetsuya?" Seijuurou mengelus kejantanan Tetsuya, dengan tempo lambat dan perlahan-lahan sambil menikmati ekspresi Tetsuya.
"Anh … Sei-kun …"
Seijuurou mengecup kening istrinya. "Tenang saja, kita masih punya banyak waktu sampai pagi."
Kemudian serangan liar diluncurkan Seijuurou, lenguhan dan desahan nikmat serta gerangan memenuhi kamar hotel honeymoon suite yang –untungnya– memiliki sistem soundproof itu.
"Ya … Tetsuya … Bangun …"
Tetsuya menarik selimutnya, menggeliat tak nyaman.
"Bangun, sarapan dulu. Hari ini kita berjalan-jalan di kota."
"Hnn …" Tetsuya masih mengantuk, hanya menjawab dengan gumaman.
Tentu saja Tetsuya masih mengantuk, bagaimana tidak bila Seijuurou menguras habis tenaganya semalam. Tetsuya jadi semakin kesal, mengingat semalam ia disuruh mencoba berbagai posisi oleh Seijuurou. Jangan lupakan tempatnya pula. Kamar mandi, centang. Atas tempat tidur, centang. Di sofa, centang. Di dapur hotel, centang. Di atas meja makan, centang. Berdiri sambil bersandar di dinding, centang. Bahkan … bersandar di kaca jendela kamar hotel, centang juga.
Memang, Tetsuya bahagia. Tapi ia tidak mau mengakuinya, oh sepertinya ada yang tertular virus tsundere dari Midorima.
Tetsuya hendak bangkit, namun rasa sakit di pinggang, pinggul, dan bokong mulusnya membuat dirinya kembali jatuh ke matras empuk.
"Aduh!"
Seijuurou yang membawa nampan sarapan masuk, seringai terukir di bibirnya. "Kenapa, Tetsuya?"
Tetsuya memandang tajam Seijuurou. "Ini semua salah Sei-kun."
"Kenapa? Kau mau olahraga pagi dulu setelah sarapan?" Seijuurou semakin gencar mengejek Tetsuya.
Tetsuya cemberut. "Sei-kun kejam … sudah tahu istrinya sakit, malah disuruh olahraga."
Seijuurou tersenyum, ia duduk di kasur di samping Tetsuya. "Ini, makan dulu. Jadwal pagi ini sampai sore kita berjalan-jalan di sekitar London."
Tetsuya mengangguk, menerima nampan sarapan. Sepiring pancake dengan sirup maple, beberapa potong apel, dan segelas susu vanilla yang masih hangat.
Tetsuya tersenyum. Seharian ini, ia akan menghabiskan waktu dengan suaminya tercinta. Sambil melahap makan pagi, ia memperhatikan cincin perak di jari manis kirinya, cincin yang sama dengan Seijuurou. Sesekali matanya juga melirik tangan Seijuurou yang berhias cincin perak.
Seijuurou mengecup kening Tetsuya. "Habiskan dulu sarapanmu, baru curi pandang padaku."
"Sei -kun terlalu percaya diri."
"Kau memang mencuri pandang padaku, kan?"
Tetsuya menggeleng. "Bukan Sei -kun, tapi tangan Sei-kun."
Seijuurou menghela napas. "Tetsuya … Tetsuya …" Gelengan kepala beberapa kali.
"Apa?"
"Kalau mau mencuri pandang jangan tanganku."
Satu alis Tetsuya naik. "Terus apa?"
"Kau bisa mencuri pandang ke sini saja."
Tetsuya mengikuti arah jari Seijuurou menunjuk. Pipinya merona merah, bagaimana tidak. Seijuurou menunjuk 'adik kecilnya' yang terbungkus celana kain coklat tua. Tetsuya segera melempar bantal pada Seijuurou.
"Sei-kun mesum!"
"Tapi kau suka, kan pada orang mesum ini."
Tetsuya hanya bisa terdiam, pipi merah dan bibir yang mengerucut.
Author's note: Ya~ minna-san... author kembali ^3^
Saya mau mengucapkan Happy Wedding (telat oi) kepada Akashi Seijuurou dan Kuroko (Akashi) Tetsuya. Selamat menempuh hidup baru, semoga kapal AkaKuro selalu berlayar tanpa berhenti dan tetap jaya. Semakin banyak yang cinta AkaKuro, dan terakhir AkaKuro cepet dapet anak. Fic ini terlambat publish karena saya baru dapet ide sekitar jam setengah sebelas malam. Tadi pagi subuh sebenarnya udah mau upload, tapi ternyata laptop banyak maunya :/ sudahlah.
Mohon maaf bila fic ini tidak sesuai dengan harapan karena isinya nanggung. Ya kan? Pada ga puas ya? /dibuang/
Mohon reviewnya ^3^ Terima kasih banyak.
Sign,
Kuhaku
