Boyfriend Tsun!
Monsta X's fanfic
Wonho (Shin Hoseok) x I.M (Im Changkyun)
Minhyuk hanya bisa menatap horor yang tujukan kepada Wonho seorang.
"Seriusan?"
Wonho menganggukkan kepalanya.
Kihyun yang dirundung rasa penasaran akhirnya ikut menoleh ke arah yang ditujukan.
Sedetik kemudian ekspresi datar langsung dilemparkan ke arah pemuda Shin ini.
"Wah ini pasti karena semalem kekerasan kepentok panci panas! Gawat! Yoo, bawa dia ke rumah sa-"
"Gak perlu."
Wonho dengan senyuman lebar yang siap kapan saja ditunjukkan langsung bungkam.
"Terus Hyungwon gimana nasibnya? Separah-parahnya lo sama pacar, 21 tahun kita kenal belum ada sejarah seorang Shin Hoseok seling-"
"Udah putus."
Seperti biasa seringan angin.
Kihyun sudah tidak bisa mengerti jalan pikiran seorang Shin Hoseok, bahkan Hyunwoo yang setipe dua tipe dengan Wonho juga tidak bisa memahaminya.
"Udah gitu doang?" Kihyun mendengus keras dan Minhyuk yang biasanya tidak setuju dengan aksi 'mendekati kekerasan' begini menganggukkan kepalanya. "Kalian putus scenenya cuma 'putus yuk?' 'ayuk?'"
Wonho itu hobi menyepelekan hal. Ketika putus dengan seorang wanita sekitar 4 tahun yang lalu, Wonho bilang mereka langsung putus saja padahal bekas tamparan di pipinya tidak menunjukkan ada hal 'hanya putus' saja disana.
Dia emang tidak secengengesan Minhyuk tetapi dengan wajahnya yang selalu bersinar itu tidak ada yang bisa menyangka selain player, Wonho sangat suka bermasalahn dengan percintaan.
"Nggak," Keduanya menghela nafas lega, setidaknya Wonho membuka suara kemba-
"Katanya mau lanjut modelling ke Jerman."
Wah ini sih lebih parah.
"Putus karena mau lanjut model? Terus hyung tidak berniat mencegah? "Ditinggal Hyungwon yang lanjut modelling ke Jerman emang sakit, tapi gak gini juga caranya..."
Pemuda berambut pink ini menghela nafas. "Benar kata Hyunwoo, yang bisa jinakkin seorang Shin Hoseok si playboy cap emas hanya Chae Hyung-"
"Loh buat apa? Orangnya kan udah terlanjur pergi," potongnya datar. "Putus lusa, pergi kemarin...jadi diputusin karena kalah dari masa depan harus guling-guling galau? Harusnya di dukung dong, dia masih punya masa depan dan bisa berpikir ke depan. Kalau hubungan kandas demi masa depan dia yang bisa aja stuck karena kita terus berhubungan dan Korea tidak sesuai keinginannya sampai dia gak fokus, kenapa nggak?"
Wonho suka ada benernya kalau sudah membicarakan tentang kehidupan.
Masalahnya pikiran realistisnya itu tidak bisa selalu dipakai dalam sebuah hubungan cinta yang memakai perasaan! Bukan logika!
"Terus udah gitu aja? Lo langsung mikirnya cari yang baru? Bisa aja alesan dia bukan Cuma itu aja, bukan karena modelling tapi waktunya bebarengan. Tungguin bisa kan?" Oh no, Minhyuk buru-buru mengambil langkah mundur. "Apa susahnya nunggu? Kebiasaan banget maunya ditungguin tapi gak mau tunggu, aneh aja Hyungwon ta-"
"Oh?" Pergerakkan jari Minhyuk yang bersiap menghubungi Hyunwoo terhenti begitu saja, apalagi ekspresi kebingungan yang ditunjukkan Wonho sangat alami.
"Kalian...belum dengar ceritanya?"
"Apa?" sahut Kihyun gusar. Satu-satunya alasan mengapa Hyungwon berbicara dengannya atau Minhyuk (itu juga harus di desak dulu) karena statusnya sebagai kekasih Wonho; mereka –Hyunwoo, Kihyun, Wonho, dan Minhyuk tidak 'satu geng' dengan Hyungwon jadi hubungan 2Won ini bukan diawali dengan persahabatan erat karena orang tua mereka.
Wonho-lah yang tiba-tiba membawa Hyungwon ke dalam persahabatan mereka dengan label 'kekasih baru', tidak ada yang tau mereka bertemu dimana, kapan, dan bagaimana. Sedaridulu Wonho jarang menceritakan dirinya sendiri, setelah bersama Hyungwon yang ternyata lebih tertutup lagi selain kepada kekasihnya, Wonho semakin tidak bisa dijangkau.
Pemuda berambut silver ini mengira bahwa dia sudah pernah menceritakan hal apapun yang terjadi pada dirinya padahal kenyataannya hobinya hanya mendengarkan (dalam hal ini, baik Kihyun ataupun Minhyuk merasa bersalah karena waktu berkumpul mereka habis dengan curcolan tak penting mereka. Salah mereka tak pernah menanyakan 'bagaimana denganmu' dan lebih mementingkan curhatan diri masing-masing), memberi saran, lalu tertawa bersama.
Kadang-kadang Kihyun ragu bahwa di mata Wonho sebenarnya mereka itu apa.
Melihat ekspresi blank dari Kihyun, buru-buru Wonho menjawab pertanyaannya sendiri.
"Hyungwon yang memutuskanku, lalu dia ke Jerman. Setelah aku tanya baik-baik, tadi pagi dia baru cerita sambil menangis kalau dia sudah berselingkuh dariku selama 2 tahun terakhir ini. Katanya aku terlalu baik untuknya yah seperti itulah," Wonho mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh, seakan-akan masalahnya bukanlah hal besar.
Tapi sejauh ini yang tahan dengan Wonho hanya Hyungwon. Mereka bahkan sudah berpacaran lebih dari 3 tahun!
Kihyun jadi bingung mau menyalahkan siapa. Biasanya Wonho yang bersalah karena alasan sepele seperti bosan dan sudah tak asik lagi tetapi sekarang...
...Posisi Wonho itu tersakiti bukan?
"Oh," Minhyuk membuka suara. "Kirain karena kebiasaan memperkenalkan dirimu seperti 'ya, halo saya Shin Hoseok dan saya tidak mau menikah tapi berpacaran saja' di dengar oleh Hyung-"
Wonho meringis. "Sepertinya karena itu juga."
"HAH?"
"KAN SUDAH KUBILANG!"
Ringisannya semakin lebar. "Aku merasa sudah cocok dengan Hyungwon jadi kukatakan saja seperti itu padanya satu tahun pertama kami. Tidak kusangka, dia seperti mantan 4 tahun lalu sa-"
"Tentu saja bodoh!"
Kihyun tidak bisa menahan diri untuk tidak 'nyembur'.
"Kalau sudah merasa nyaman, kenapa tidak dibawa serius saja? Kalau pada akhirnya kau tidak mau menikah lalu mengapa berpacaran?!"
Wonho mengerutkan keningnya sejenak sebelum menjawab, "Teman...berbagai kehangatan?"
Minhyuk berusaha mencegah pemuda Yoo ini untuk tidak menjadikan kepala Wonh sebagai sasaran laptop di tangannya.
"Ah tidak-tidak!" Wonho menggeleng pelan. "Ada banyak kok orang zaman sekarang yang mau tinggal bersama tetapi tidak menikah karena tidak suka prinsip seperti itu."
"Itu hanya kau saja, bodoh," dengus Kihyun keras saat mendengar suara Hyunwoo di ujung telepon setelah Minhyuk bertindak cepat. "Lalu bagaimana kalau kalian kebablasan? Kau ini...buakn tipe-tipe bisa menahan diri. Kalau dia hamil bagaimana? Mau tanggung jawab? Bagaimana caranya bertanggung jawab kalau kalian belum menikah? Anakmu tidak akan bisa masuk sekolah karena tidak ada dokumen kelahirannya yang mengatasnamakan dua orang sudah menikah!"
"Sebenarnya apa yang kau takutkan dari menikah sih? Tidak suka hidup berprinsip atau takut belum mapan? Atau takut cekcok rumah tangga?"
"Cinta tidak seluruhnya tentang berhubungan badan meskipun itu juga penting. Maka dari itu sekarang aku memilih bersama lelaki saja," Dengan senyum lebarnya, Wonho mengambil ahli benda-benda beresiko berat akan terlempar ke arahnya dari jangkauan pemuda manis ini. "Aku memperkenalkan diri sebagai 'tidak mau menikah tetapi ayo tinggal bersama' karena mencari orang yang juga tidak mau menikah. Kalau responnya buruk, ya tinggalkan saja."
"Alasan mengapa aku masih mencari orang lain tapi tidak mau menikah? Aku tidak mau terikat dan tidak mau mengikat orang lain. Aku ini masih makhluk sosial yang memerlukan orang lain, setidaknya selama ini aku berpacaran untuk mencari orang yang bisa mengerti diriku dan bisa bertukar pendapat. Seperti teman tetapi bukan? Ah, dia juga harus bisa merawat diriku juga."
Kalau begitu kenapa tidak menyewa pembantu dan berbicara pada kami saja?!
Tapi keduanya tau, berdebat dengan Wonho dan masa depannya tidak akan ada habisnya.
Kalau Wonho kesal, dia bisa saja mengatakan 'yang menjalani hidup aku, kenapa kalian yang repot' dan itu bisa semakin menyulut api.
"Lalu..." Keduanya melirik ke arah pandang yang Minhyuk tujukan. "Anak itu...akan menjadi 'mainan'mu selanjutnya?"
"Bukan," se-ringan angin seperti biasanya. "Kita sudah saling sepakat dan dia sudah resmi menjadi kekasihku sekarang."
"APA?"
"KAU GILA YA?!"
"PANGGIL HYUNWOO CEPAT! ANAK INI PERLU DISELAMATKAN!"
Wonho mengulas senyum manis sebelum melambaikan tangannya, memberikan isyarat kepada seorang pemuda yang di awal menjadi topik pembicaraan mereka.
Pemuda manis yang merasa terpanggil itu berhenti terlihat kebingungan sebelum menghampiri ketiganya.
Wonho langsung menyambutnya dengan hangat –bahunya langsung ia rangkul begitu saja.
"Kihyun, Minhyuk. Perkenalankan ini-"
"Ish, singkirkan tanganmu dari bahuku! Aku bisa memperkenalkan diriku sendiri!"
Wonho mengulas senyum miris saat lengan kekarnya ditepis sementara yang bersangkutan langsung menyala kedua sahabatnya dengan cepat.
"Salam kenal, aku Im Changkyun."
Err...Kelewat datar, lurus, dan menyeramkan...sangat jauh dengan tipe seorang Shin Hoseok sekali.
Apa kau yakin dia orang yang tepat?
Wonho masih terus mengulas senyum.
"Ya, sangat tepat dan tidak, dia tidak salah aku saja yang harus terbiasa dengan...sikapnya."
Kihyun dan Minhyuk bisa bernafas lega. Setidaknya tidak akan ada yang hamil disini dan...seperti Wonho bisa menyentuhnya saja.
.
.
Shin Hoseok, usia 21 tahun. Dijuluki daddy hot af dan dikejar satu kampus, karena sadar akan ketampanannya maka ia memanfaatkannya dengan menjadi player dan memberi harapan palsu kepada semua gadis atau pria manis. Hanya saja sekarang statusnya tengah patah hati dan mencari seseorang yang serius mau bersamanya tanpa ikatan pernikahan.
Im Changkyun, usia 18 tahun. Memiliki prinsip 'katakan tidak pada jatuh cinta' dan sangat tidak mudah jatuh cinta. Dia tidak percaya dengan hal tak terlihat seperti itu, alasan itu pula yang membuatnya sering menjadi 'pacar bohongan' untuk sekedar menemani semua gadis yang kesepian untuk berpergian seorang diri, ingin merasakan sebuah hubungan, untuk dipamerkan ke teman-teman, atau dikenalkan kepada orang tua. Hatinya merasa sepi se-sepi wajahnya tetapi baginya cinta bukanlah jalan keluar dari itu semua; dia hanya kesepian dan tidak punya teman. Sebenarnya dia anti dengan lelaki tetapi kalau hanya Wonho yang mau tinggal dengannya, mau diapakan lagi?
.
.
saya gabut sumpah:( biarkan ide dalam otak ini mengalir semua;;
