BukanRahasia
Disclaimer Masashi Kishimoto
By DeeraDragoneella
Terispirasidari 'Secret' FuyutsukiHikari
.0.
Abal, GJ, g sesuai EYD, OOC, Gender Switch, dE-eL-eL
.0.
Konoha, 2 Maret 1994
Kushina menatap nanar pemandangan di hadapannya. Dia tahu, bahwa Minato tidaklah benar-benar mencintainya. Pemuda itu memiliki niat untuk balas dendam akibat kematian keluarganya 10 tahun silam, yang sebenarnya bukanlah kesalahannya. Dia hanya tumbal bagi saudari angkatnya, Kurosawa Sara, yang saat itu menyetir secara ugal-ugalan dan menabrak mobil Deidara, kakak Minato, yang sedang bersama istrinya, Hanare, sehingga membuat mereka tewas, juga calon putra mereka yang sedang dalam kandungan Hanare.
Sepuluh tahun yang lalu, Kushina yang berstatus anak angkat keluarga Kurosawa, harus menjadi tumbal Sara. Dia yang tidak bersalah dijatuhi hukuman penjara, bahkan tersiksa dipenjara oleh penghuni penjara yang lain karena permintaan Namikaze Jiraiya, ayah Minato. Dan setelah sepuluh tahun berlalu, ketidakadilan kembali terjadi padanya.
Sara, yang kini kembali ke Jepang, menyukai Minato. Mencoba segala cara untuk mendapatkannya. Dan Minato yang tidak mengetahui kebenaran sepuluh tahun silam, berniat menghancurkan Kushina dengan menikahi Sara, yang notabene saudari angkat Kushina.
Kembali, Kusihna menghapus air mata melihat pemadangan dihadapannya. Melihat Sara dan Minato yang telah selesai mengucapkan janjis uci di depan altar. Kushina menatap keduanya sambil mengusap perutnya yang masih datar sayang.
"Biarlah, sayang. Biarlah ayahmu melakukan semua yang diinginkannya. Semoga saja, dia tidak menyesal ketika mengetahui kebenarannya"Kushina meninggalkan tempat itu dengan lelehan air mata menuju sebuah mobil yang menunggunya. Tanpa mengetahui tatapan sendu Natsuhi, ibu Minato, yang entah mengapa sejak awal tidak menyukai Sara dan mengetahui hubungan Minato dengan Kushina. Wanita itu menatap menyesal dengan apa yang sebenarnya dilakukan oleh putranya. Dia menyesalkan wanita sebaik Kushina, hanya karena dendam masa lalu. Natsuhi memang terluka karena kehilangan Deidara, namun bukan berarti balas dendam mengembalikan segalanya. Minato akan menyesal di kemudian hari, karena Natsuhi tahu betul, bahwa putranya itu mencintai Kushina. Hanya dendam yang membuat hatinya buta, karena kasih sayangnya pada sang kakak.
Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan, Nak. Dan maafkanlah putraku yang bodohi ni. Batinnya sendu.
.0.
Konoha, 23 November 2015
"Ya! Uncle late." Seru seorang gadis dengan suara merajuk pada seorang pria paruh baya berambut merah yang tergopoh-gopoh menjemputnya.
"Hehehe, gomene, Naru-chan. Uncle masih ada rapat tadi. Maafkan paman, Ne?" Nagato member tatapan memelas pada keponakan satu-satun yaitu.
"Huh" Naruto, nama gadis pirang kesayangannya itu membuang muka sambil memberengut. Gadis berusia 21 tahun itu paling tidak suka menunggu, dan pamannya telah membuatnya menunggu selama hampir 2 jam.
"Ayolah... Uncle janji, tidak akan terlambat lagi. Ne? Ini terakhir kalinya..." Nagato mengucapkannya dengan nada penyesalan yang teramat sangat.
"By one condition" Naruto menatap Nagato dengan tatapan sok serius, padahal dalam hati geli sendiri.
"Anything" Nagato menjawab tanpa berfikir panjang.
Gothca! Batin gadis itu girang.
"Setelah sampai di apartemen nanti, I want my Dragneel here" Mata Nagato melotot. Bagaimana mungkin? Mobil itu, Dragneel, sebuah mobil modifikasi dengan kecepatan ada di Inggris sana, dan adik iparnya sudah mewanti-wanti agar Naruto tidak memakai mobilnya itu. Bukan apa-apa. Hanya saja mereka takut jika jiwa liar Naruto kumat, anak itu akan ikut balap mobil liar yang sudah menjamur disana.
"Ta-ta-tapi, Naruto-"
"Kalau Uncle tidak bisa, aku akan marah dan akan melakukan semauku selama disini. Toh, Daddy sudah berjanji membiarkanku melakukan apa pun disini" Potong Naruto dengan nada congkak.
Itu karena ayahmu menitipkanmu padaku. Batin Nagato
"Tapi-"
"Aku bisa pulang ke apartemen sendiri dan tak akan menghiraukan Uncle atau yang lain disini hingga sebulan ke depan" Potong Naruto lagi, kali ini tanpa melihat Nagato, namun memainkan gadgetnya.
"Baiklah, baiklah... Uncle akan mengambilkannya" Nagato menyerah. Setidaknya dengan begini dia bisa mengawasi Naruto.
"Yeay... Naru love Uncle" Naruto segera menghambur pada Nagato dan mencium pipi kirinya sayang. Nagato hanya bisa tersenyum sambil membelai sayang kepala Naruto yang bertopi, menyembunyikan rambut pirang panjangnya. Tunggu, topi? Nagato segera melepas pelukannya dan menatap keponakannya aneh.
"Naru, sejak kapan kau bertopi?" Tanyanya heran. Naruto termasuk orang yang tidak terlalu suka bertopi, membuat kepalanya berkeringat katanya. Gadis itu lebih suka menguncir kuda atau menyanggul rambut panjangnya.
"Ah, Brother say i have wear it" Naruto membenarkan letak topinya. Nagato masih menatapnya tidak mengerti.
"I don't know why, Uncle. Kakak hanya bilang aku tidak boleh keluar tanpanya jika tidak memakai topi ini. Kakak melarangku memakai dress dan sebagainya. Masa Naru dibilang genit, suka godain cowok kalo tampil cantik? Naru kan cewek tulen, wajar dong kalo kalihatan cantik" Ah, Nagato hanya bisa tersenyum keki mendengar keterangan Naruto. Keponakannya yang satu itu memang pengidap siscon akut. Bahkan jika dengannya, pemuda itu bisa langsung menarik Naruto. Takut perhatian sang adik terbagi katanya. Ada-ada saja, batinnya sambil menggelengkan kepala tidak habis pikir.
"Okay, lebih baik kita segera pulang. Kikiyo pasti sangat senang melihatmu" Naruto segera mengangguk dan mengikuti pamannya keluar dari bandara. Ah, setelah ini dia akan mengunjungi sepupu kesayangannya disekolah. Pasti gadis itu senang melihatnya.
.0.
Naruto segera di sambut dengan suka cita oleh Kikyo. Wanita berambut hitam itu memeluknya erat penuh kasih sayang, karena Naruto sudah dianggapnya sebagai putrinya sendiri.
"Lama sekali, kalian baru sampai. Kau tahu, aku sangat tidak sabar menunggu kedatanganmu setelah sekian lama kau tak kemari" Kikyo membawa Naruto ke ruang tamu dan mendudukkannya disana. Dua orang maid segera membawa keluar minuman dan camilan yang telah disiapkan untuk menyambut kedatangannya.
"Hmm... Tanyakan pada Uncle kenapa dia bisa telat menjemputku? Padahal aku sudah sampai dua jam yang lalu" Dan Nagato hanya bisa nyengir mendapat delikan maut dari istrinya.
"Sudahlah. Yang penting kau sudah disini. Kau tahu? Kurama sebenarnya ingin menjemput dan menyambutmu, tapi dosennya memanggil karena ada sedikit kesalahan di tugas akhirnya" Kikyo menjelaskan sambil membuka toples biskuit coklat buatannya.
"Hmm" Naruto mengangguk sambil mengambil sebuah biskuit coklat favoritnya dari dalam toples. Nagato mendudukkan dirinya di single sofa, melonggarkan dasinya dan melepas jasnya yang segera diambil oleh Kikyo dan dilipat untuk dibawa ke kamar.
"Mmm... Uncle, Aunty..." Keduanya menoleh dan menatap Naruto yang melepas topinya, menyeka keringatnya.
"Apa Kurama membawa motor?" Tanyanya sambil mengikat tinggi rambutnya. Nagato dan Kikyo saling pandang dengan was-was.
"Memangnya kenapa?" Kikyo diiringi anggukan Nagato.
"Hehehe, aku ingin menjemput Karin dengan motor" Jawaban Naruto membuat pasangan suami istri itu melotot horor.
.0.
Suara deru mobil yang saling menyalip terdengar di Ichibi Street yang sepi. Kedua mobil sport itu melaju untuk saling menyalip sambil sesekali terdengar teriakan berisikan ejekan. Tampak mobil McLaren P1 hitam yang memimpin di depan dengan jarak 20 meter, sedangkan dibelakangnya disusul mobil Lamborgini Huracan merah. Keduanya masih meningkatkan kecepatan mereka, ketika dari sebuah belokan tampak sebuah motor sport merah yang akan melewati jalan yang mereka lalui. Dengan cepat, kedua mobil itu menginjak rem dan berharap tepat waktu, sedangkan sang pengemudi motor yang baru tahu jika jalan di depannya segera mengurangi kecepatan motornya, lalu dengan kakinya dia memutar motor itu agar tidak bertabrakan dengan McLaren hitam yang tepat berhenti didepannya, hingga motor itu berhenti. Jalanan yang ramai menjadi hening begitu motor sport merah itu berhenti.
"Hey, Ku. Bukankah itu motormu?" Konan, salah satu penumpang Lamborgini merah.
"Ah, benar. Lihat plat motornya. Motormu tidak dicuri kan, Ku?" Hidan, sang sopir menambahi sambil menatap cemas pemuda berambut merah yang duduk disampingnya.
"Ck, pasti rubah itu" Gumaman lirih Kurama membuat Hidan dan Konan menatapnya tak mengerti. Kurama segera membuka pintu dan keluar untuk menghampiri sang pengendara motor.
Di waktu yang sama, Naruto, sang pengendara motor itu menurunkan jangka motornya dan membuka kaca teropong helm-nya. Sepasang irish sapphire itu menatap tajam pada McLaren hitam yang terbuka jendela kaca sampingnya, menampakkan sosok pemuda berambut pantat ayam yang menatapnya datar.
"Well, Teme. Jika kau tahu aku akan lewat, akan lebih baik jika kau tak menginjak rem sehingga aku tak perlu menahan motorku" Naruto menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Hey! Seharusnya kau yang berhati-hati di jalan ini" Sosok gadis berambut coklat, Matsuri, yang duduk di kursi belakang dan telah membuka kaca jendelanya membalas galak Naruto. Sementara Naruto hanya memutar malas motornya.
"Bukankah itu motor Kurama?" Gaara, pemuda berambut merah di samping Sasuke bertanya, membuat Sasuke mengeryit sebelum memperhatikan motor sport merah itu dengan seksama dan membenarkan Gaara dengan gumaman andalannya.
"Whatever" Ujar Naruto malas dan kembali menaiki motornya.
"Yo, My cousin" Suara lantang Kurama membuat mereka menoleh. Naruto menatap Kurama dan menyeringai.
"Aa, Long time no see. You look so... "
"Handsome, eh?" Potong Kurama sombong yang membuat teman-temannya sweetdrop. Kelima temannya, Konan, Hidan, Sasuke, Gaara dan Matsuri keluar untuk mengetahui siapa sebenarnya pengendara motor merah Kurama.
"Bweek. Kau membuatku ingin muntah, Ku. Aku hanya ingin bilang jika kau tambah jelek dan gendut" Jawaban Naruto sontak membuat kelima teman Kurama tertawa terbahak, kecuali Sasuke dan Gaara yang tersenyum geli. Belum pernah ada orang yang berani menghina Kurama yang terkenal baddas itu.
"Ck, mulutmu benar-benar tak semanis wajahmu" Kurama berhenti tepat di depan Naruto yang kini sudah membuka helm-nya, namun dengan topi terbalik yang dipakainya. Menimbulkan tatapan heran Kurama.
"Sejak kapan kau memakai topi?" Tanya Kurama.
"Sejak siscon kakakku kambuh" Balas Naruto malas. Please, dia paling malas jika diingatkan tentang sifat berlebihan kakaknya.
"Aa, tak heran" Kurama tersenyum geli mengingat sifat sepupu laki-lakinya itu.
"Well, welcome to home, Hime-sama" Ucapan Kurama yang begitu lembut, sesuai dengan tatapannya, membuat kelima temannya benar-benar terkejut. Baru pertama kali ini mereka melihat Kurama bersikap selembut itu selain pada ayah, ibu dan adiknya. Sepertinya, mereka lupa menyimak jika Naruto adalah sepupu Kurama. Keduanya berpelukan singkat sebelum tertawa satu sama lain. Sungguh aneh, batin mereka.
"Siapa dia, Ku?" Tanya Konan penasaran. Kurama segera membawa Naruto pada teman-temannya.
"Well, Naru! Kenalkan. Mereka teman-temanku"
"Konan"
"Matsuri"
"Gaara"
"Hidan"
"Hn" Mendengar jawaban Sasuke membuat alis kanan Naruto berkedut.
"Naruto desu" Naruto membalas singkat perkenalan itu. Mereka tidak menyebutkan nama keluarga mereka, karena kelimanya bukan orang yang suka memamerkan keluarga mereka. Sedangkan Naruto mengikuti cara perkenalan itu, karena menurutnya juga tak perlu membawa nama keluarganya dalam perkenalan.
"Jadi dia sepupu yang kau ceritakan kemarin itu, Ku? Ku kira dia perempuan" Ucapan Hidan membuat Kurama dan Naruto saling lirik sebelum tertawa terbahak-bahak, membuat kelimanya heran.
"Memangnya pertanyaanku salah?" Tanya Hidan bingung.
"Tentu saja. Dia ini perempuan, baka!" Jawab Kurama setelah selesai dengan tawanya. Kelima teman Kurama menatap takjup Naruto. Well, dengan penampilan Naruto, jeans hitam, sepatu kets putih, jaket kulit hitam yang menutupi kaos biru laut dan topi yang menutupi rambutnya memang membuat Naruto tampak seperti laki-laki tampan yang manis. #jangankomentar
"Benarkah?" Sasuke menatap Naruto dari atas sampai bawah dan mengernyit.
Perempuan apanya? Depan belakang tak ada bedanya. Batin Sasuke nista.
"I know what you think, Teme. Bersyukur saja tak ada kakakku disini" Jawaban Naruto membuat Kurama mengalihkan perhatiannya pada Sasuke dan mendengus. Well, Kurama tahu betul apa maksud Naruto, karena Kurama mengenal betul sifat Sasuke.
"Hn" Balas Sasuke cuek. Siapa juga yang mau memperhatikan cewek jejadian macam dia? Batinnya.
"Sudahlah. Aku tak ingin menjemput gadis tersayangku hanya karena menanggapi tembok macam temanmu ini. Bye Ku" Naruto segera memakai helm-nya setelah mencium pipi kiri Kurama dan segera menaiki motornya menuju sekolah sepupu tersayangnya.
"Woah, sepupumu benar-benar tak biasa, Ku" Hidan menatap takjup pada sosok Naruto yang mulai menghilang.
"Tentu saja. Kalian tak akan percaya seperti apa dia yang sebenarnya" Kurama mengucapkannya dengan bangga.
"Ah, dan Sasuke" Sasuke menaikkan alisnya bertanya.
"Ku rasa kau harus bersiap-siap menelan kembali pemikiranmu tentangnya" Kurama mengatakannya sambil lalu, namun tersimpan peringatan dan olokan didalamnya. Sasuke mengangkat bahu cuek dan kembali ke dalam mobilnya diikuti Matsuri dan Gaara.
"Apa maksud ucapanmu, Ku?" Tanya Konan ketika mereka mulai melaju dengan kecepatan standart, tak ingin mengulangi hal yang sama terjadi.
"Well, Naruto yang sebenarnya itu... sangat berbeda dengan yang sekarang. Kalau kalian melihatnya, kalian tak akan menyangka jika itu adalah dia. Artis macam Emi mah, lewat" Jawaban Kurama jelas membuat Hidan dan Konan saling tatap tak percaya. Namun, mereka mengenal betul siapa Kurama. Dan pemuda itu tak pernah membual. Sepertinya, mereka harus menunggu untuk mengetahui seperti apa sosok Naruto yang sebenarnya. Ah, dan mengenai peringatan Kurama pada Sasuke, sepertinya mereka tak sabar untuk melihat seperti apa ekspresi pemuda itu nanti. Apa seorang player sepertinya akan berekspresi lebih? Seperti tertarik, cinta? Atau hanya membangkitkan jiwa ke-player-annya?
-TBC-
Yeay... akhirnya beban sebelum tidurku berkurang. Nggak lagi ngimajinasiin si cute Naru and si songong Sasuke. Please, biarkan saya rehat sebentar dan memikirkan tugas akhir saya :v :v :v
Abaikan curhatan Gaje Saya. Semoga kalian suka.
Jangan lupa R&R yaaaaaaaaaaa...
See you next chap :*
