Hai minna-san.. Maaf ini fanfic pertama, tidak menggunakan EYD. Dan sebelumnya fanfic ini gagal publish /huwee/
Boboiboy © Animonsta Studio
Warning! Shounen-ai, Yaoi
Fang x Boboiboy pairing
DLDR!
Enjoy~
Hari ini merupakan hari yang mendebarkan bagi murid Guru Papa Zola, karena hari ini merupakan hari pembagian hasil ujian matematika.
"Ugh, sial." Gumam pemilik rambut yang mencuat berwarna biru keunguan setelah melihat nilai yang tertera di kertas hasil ulangan miliknya.
"Fang, berapa nilaimu? Nilaiku jelek banget.." Mata Fang langsung tertuju kepada pemilik kuasa tiga yang baru bertanya kepadanya.
"Huh. Untuk apa aku beri tau.." Ucap Fang dengan sombongnya. Sebenarnya, Fang takut kalau nilainya lebih rendah daripada Boboiboy karena nilai Fang benar-benar rendah tak terduga.
Tanpa Fang sadari, Gopal berhasil melirik angka yang ditulis dengan pulpen merah yang tertera di kertas ulangan Fang. "Wahh, nilai Fang sama dengan nilaimu, Boboiboy! Kalian kerja sama ya?" Seru Gopal curiga.
"Hah? Benarkah?" Fang menghela nafas dan menunjukan raut muka lega karena mengetahui bahwa kali ini dia tidak kalah dari Boboiboy.
"Mana mungkin kami kerja sama, jangan berburuk sangka, Gopal!"
"Hm.. Iyelah" Gopal pun meninggalkan mereka berdua.
Pemilik manik hazel itu lalu mempunyai ide. "Hei, Fang! Gimana kalau kita belajar bersama?"
"Hah? Belajar bersama? Hoo.. Kau mengakui kalau aku lebih pintar daripada kau ya? Baguslah, memang iya aku jauh lebih pintar daripada kamu.." Seringai licik Fang bertengger di wajahnya.
"Ehh.. Aku tidak bilang begitu! Aku cuma mengajakmu untuk belajar bersama.."
"Huh, buat apa? Tanpa belajar bersama kamu, nilaiku bisa bagus kok.."
"Ish, sombong.. Ayolah, aku banyak yang tidak mengerti.. Nanti aku traktir Coklat Tok Aba yang paling spesial, oke oke?" Pinta Boboiboy memelas.
Deg. Hati Fang mendadak luluh setelah melihat raut wajah manja memelas Boboiboy. Ia lalu berpikir dua kali. "Hmm, yaudah. Nanti pulang sekolah di rumah kita belajar bersama di rumah kamu ya.."
"Okee, terbaik kau Fang" Boboiboy mengacungkan jempolnya seperti biasa.
Kenape aku mau belajar bersama Boboiboy? Dia kan rivalku. Huh, tapi tak ada salahnya sih, cuma belajar bersama matematika, ditraktir Coklat Tok Aba pula. Yaudah lah..
Bel berdentang menandakan waktu pulang. Teman-teman Boboiboy segera pulang karena punya urusan masing-masing.
"Fang, jadi belajar bersama 'kan?" Boboiboy datang menghampiri Fang yang tengah membereskan barang-barangnya.
"Iya.." Jawab Fang singkat dengan nada dingin.
"Cepatlah, Fang. Lama banget sih.." Cucu Tok Aba itu mengerutkan dahinya mencibir ke Fang yang tinggal meresleting tasnya.
"Jangan cemberut.." Tanpa sadar, Fang mencubit pipi kiri Boboiboy menandakan dia gemas. "Dah, ayo cepat.." Fang berlalu menuju keluar kelas.
"Adududuh, pipiku sakit.." Si pemilik iris berwarna hazel itu mengelus pipinya. Terlihat rona tipis di wajah Boboiboy. Bekas cubitan Fang terasa hangat sampai sekarang.
"Permisi.." Boboiboy dan Fang memasuki rumah milik Tok Aba.
"Heh, kenapa sepi?" Tanya Fang spontan.
"Iyalah.. 'Kan Tok Aba dan Ochobot kan sedang menjaga toko. Di rumah tidak ada orang. Yuk, kita ke kamarku" Ajak Boboiboy. Fang dan Boboiboy menaiki tangga menuju kamar Boboiboy. Di ambang pintu kamar Boboiboy, Fang takjub melihat kamar Boboiboy.
"Wah, harus ku akui, kamarmu cukup rapih.." Dibalik lensa cekung berbingkai frame berwarna violet, mata Fang menjelajahi setiap sudut kamar Boboiboy.
"Eh? Biasa aja lah.." Boboiboy sedikit canggung karena ucapan Fang. "Nah, mari duduk dulu. Kita nanti saja ya ke toko, selesai belajar.. Aku buatkan minum dulu ya.." Fang mengangguk kecil.
Fang masih mengeksplorasi kamar milik cucu Tok Aba. Tiba-tiba, iris violet Fang tertuju pada album foto yang ada di rak buku. Ia membukanya. Didalamnya terdapat foto-foto masa kecil Boboiboy. Lembar demi lembar Fang tatap satu per satu.
"Manisnya.." Gumam pemilik kuasa bayang. Tanpa Fang sadari, Boboiboy yang sudah berada di ambang pintu dan ingin memasuki bilik kecilnya terkejut melihat Fang yang tengah membolak-balikan halaman album masa kanak-kanaknya.
"A.. Apa yang kau lihat, Fang!?" Boboiboy dengan panik berlari ke arah Fang setelah meletakan gelas berisi minuman untuk mereka berdua. "Kembalikan!"
"Eits, coba saja kau ambil"
Fang mengangkat album foto itu tinggi-tinggi sehingga Boboiboy berusaha untuk menggapainya. Merupakan hal yang sedikit tidak mudah bagi Boboiboy untuk meraih album itu, karena Fang lebih tinggi dari dirinya. Tanpa Fang sadari, dia sangat menikmati saat-saat Boboiboy mencoba meraih kembali album masa kecil itu.
Fang terus mundur kebelakang sambil mengangkat buku itu tinggi-tinggi dengan tangan kanannya yang kekar. Karena Fang tidak melihat ke belakang, Fang tersandung dan jatuh tepat di kasur milik Boboiboy. Boboiboy yang tengah berusaha meraih album itu pun ikut jatuh tepat diatas Fang karena tersandung kaki Fang.
Brukk!
"Aduh.. Maaf ya, Fa-" Perkataan Boboiboy terpotong. Tubuh mungil Boboiboy berada tepat diatas raga pemilik harimau bayang yang bidang dan sedikit kekar. Jantung mereka berdegup kencang. Mereka saling menatap iris rivalnya masing-masing. Mereka merasakan perasaan aneh mengalir di tubuh mereka. Seperti sebuah sengatan listrik yang membuat mereka diam terpaku. Jarak bibir mereka hanya tinggal beberapa inchi, dan semakin dekat. Iris sang rival yang Boboiboy tatap seolah-olah menghipnotisnya dan membuat Boboiboy merasa tertarik untuk memperdekat bibir merah muda milik orang yang berada dihadapannya itu dengan bibir mungil miliknya. Tapi, tiba-tiba Boboiboy sadar dan memecah keheningan.
"Eh, ma-maafkan aku!" Boboiboy langsung berdiri dan membenarkan topinya. Boboiboy sudah bisa membayangkan Fang yang marah karena perlakuan Boboiboy. Tapi..
"Eh, ti-tidak apa-apa.. I-ini salahku" jawab Fang sambil mengganti posisinya dari tidur menjadi duduk di kasur milik sang rival. Jawaban Fang membuat Boboiboy kaget karena sikap Fang sangat berbeda dengan apa yang di pikirkan Boboiboy. Fang yang angkuh berubah total menjadi manis dan tersipu malu. Hal itu membuat Boboiboy heran dan tanpa ia sadari ia mulai merasakan ada perasaan yang tidak lazim. "Ini, ku kembalikan album milikmu." Fang menyerahkan kembali album masa kanak-kanak ke pemilik album itu. Kini, mereka berdua diam hening dalam pemikiran mereka dengan wajah mereka berdua semerah tomat.
[Boboiboy]
Kenape Fang tak seperti biasanya? Biasanya dia akan marah-marah kalau ada kejadian seperti itu.. Dan ada apa denganku? Jantungku berdegup cepat karena tadi..
[Fang]
Alamak, ada apa denganku tadi? Rasanya jantungku mau copot. Ayo, tenanglah jantungku..
Mereka menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan diri mereka. "Em.. Fang" Boboiboy memecah keheningan dan memulai percakapan. "Ayo kita belajar sekarang.."
"Eh, em.. Tentu. Ayo" sahut Fang.
Suasana menjadi sedikit aneh. Atmosfir di ruangan tersebut terasa sangat berat dan canggung. Mereka mulai membuka buku matematika mereka dan membahas materi yang tidak mereka mengerti. Mereka saling melengkapi pertanyaan dan jawaban yang mereka persoalkan.
"Fang, aku masih bingung dengan soal nomer 12. Kira-kira kau mengerti tidak?" Boboiboy menunjukan raut bingung.
"Oh, biar ku lihat. Inikan ada caranya di buku. Jadi..."
Fang menjelaskan soal yang tidak Boboiboy mengerti. Tapi Boboiboy bukannya menyimak lantunan rumus dari lelaki yang berkacamata itu, ia malah menatapnya. Ia mengeksplorasi segala sesuatu yang ada di tubuh Fang. Mulai dari matanya yang tajam bagai elang yang siap memangsa yang berada dibalik kaca cekung ber-frame biru gelap keunguan, helaian bulu mata yang lentik, surainya yang berwarna violet gelap dengan anggun, bibir tipis merah muda yang terlihat kenyal, pipi yang mulus nan bersih, telapak tangan yang diselimuti sarung tangan berwarna hitam yang sudah mulai usang, dadanya yang bidang nan tegap, lengannya yang kekar dan padat. Dan-
"Oi! Kau memerhatikan tidak sih?" Sahutan Fang dengan nada sedikit tinggi memecahkan lamunan Boboiboy.
"Eh? Apa? Oh, iya.. Aku memperhatikan kok.." Boboiboy lalu memperhatikan apa yang tengah dijelaskan Fang.
Menit demi menit, detik demi detik, mata Boboiboy mulai letih. Mungkin ini efek dari kebiasaan buruk begadang Boboiboy akhir-akhir ini karena ia mempelajari materi yang tidak ia mengerti. Boboiboy berusaha untuk tetap membuka matanya karena merasa tidak enak kepada Fang. Lama kelamaan, Boboiboy kehilangan kesadarannya dan tertidur di meja. Fang yang tengah menerangkan soal yang tidak Boboiboy mengerti terkejut.
"Eh? Boboiboy? Kau kenapa?" Fang panik, lalu memasang raut wajah lega karena menyadari kalau Boboiboy hanya tertidur. "Heh, hanya tidur rupanya, bikin panik aja sih.."
Fang berniat membangunkannya, tapi dia merasa berat hati melakukannya karena melihat wajah pemilik kuasa tiga tertidur dengan damainya.
[Fang]
Huh, sembarangan bisa tidur begitu saja. Liat saja nanti kalau dia sudah bangun. Kalau bukan karena ditraktir Coklat Tok Aba, aku tidak mau belajar bersamanya.. Hmm.. Mukanya lucu juga kalo sedang tidur. Ternyata, bulu matanya lentik. Pipinya juga chubby. Topinya dinosaurusnya berantakan karena tertidur. He, bibirnya mungil sekali. Lalu-
"Emm.. Fang.." Fang tersentak. Ia mengira Boboiboy telah terbangun dari tidurnya, ternyata ia hanya mengigau.
"Kenape dia mengigau namaku? Aku penasaran apa yang sedang ia mimpikan.." Mata Fang kembali menjelajahi wajah Boboiboy sambil mengandai-andai apa yang tengah Boboiboy mimpikan di dalam tidurnya. Apakah hal-hal buruk tentang Fang? Atau mungkin hal-hal yang baik?
Di bawah alam sadarnya, jiwa buas Fang ingin melahap sang putri tidur. Ia menatap dalam wajah Boboiboy yang sedang damai berada di alam mimpinya. Tanpa ia sadari, Fang mendekatkan bibirnya ke kening Boboiboy. Ia mengecup dahi sang rival.
[Fang]
Aku menginginkan–
Mendadak Fang tersentak dan memecahkan lamunannya lalu menjauhkan dirinya dari Boboiboy.
"Apa yang sedang kupikirkan!?" Ia langsung menggeleng-gelengkan kepalanya seolah-olah ingin menbuyarkan apa yang telah ia pikirkan. Wajahnya langsung merah padam ketika menyadari ia mengecup dahi sang rival. Ia pun segera membangunkan Boboiboy dari tidurnya agar bisa segera pulang dan menghentikan jiwa liarnya.
"Oi.. Boboiboy, bangun. Oi!" Ia pun menepuk-nepuk pundak Boboiboy. Kantung mata Boboiboy mulai terbuka. Ia lalu melihat Fang yang masih merona wajahnya.
"Alamak! Aku tertidur! Maafkan aku, Fang!" Boboiboy langsung minta maaf dan memasang ekspresi bersalah pada wajahnya.
"Yaudah tidak apa-apa.. Ayo, kita sudahi aja hari ini. Kasihan kau, sepertinye kau tidak tidur dengan nyenyak semalam ya?" Tanya Fang dengan lembut. Boboiboy lagi-lagi terkejut dengan reaksi Fang. Ia akan mengira kalau Fang marah kepadanya.
"Eh, em.. Iya, akhir-akhir ini aku begadang. Banyak pelajaran yang tidak ku mengerti, jadi aku belajar sampai malam. Maaf ya, aku jadi ketiduran begini." Boboiboy menjelaskan kenapa ia tertidur barusan.
"Oh, jadi begitu.. Yasudah, mulai sekarang kita belajar bersama aja. Jadi kau tak perlu tidur terlalu malam" saran Fang.
"Eh? Ta-tapi, kau tak masalah?"
"Tentu, walau aku mau menjadi lebih populer dari kau, aku tetap akan membantu rival ku. Mungkin dengan ini aku bisa lebih populer dari kau.. Haha" Senyum lembut Fang terpampang di wajahnya. Boboiboy sangat senang karenanya.
"Mm.. Terima kasih, Fang!" Boboiboy tersenyum bahagia.
Deg. Jantung Fang berdegup kencang lagi karena senyum Boboiboy yang manis.
"Sial.." Gumam Fang. Ia memalingkan wajahnya dari Boboiboy dan beranjak dari tempat duduknya sambil membawa tas. Wajahnya kini merah padam. Ia tak sanggup melihat wajah Boboiboy. "Baiklah, aku pulang dulu." Fang berlalu dan dengan cepat dengan –terlihat– tenang menuju ambang pintu.
"Eh? Fang, aku kan sudah janji mau mentraktir kau Coklat Tok Aba? Hey, Fang tunggu aku!" Boboiboy mengejar Fang yang sudah berada di depan pintu luar.
"Lain waktu kan bisa? Sudah ya aku pulang dulu." Fang memakai sepatunya.
"Hmm.. baiklah, hati-hati kau Fang!"
"Hmm.. Iya, kau juga hati-hati dirumah sendirian.." Fang menepuk-nepuk ubun-ubun Boboiboy yang tertutup topi dinosaurusnya sambil tersenyum lembut. "Dah ya.."
Boboiboy memegangi kepalanya yang ditepuk lembut oleh Fang. "Ah, iya.. Hati-hati.." Fang pun pergi.
Fang berhasil membuat Boboiboy diam dan terpaku. Boboiboy mulai merasa aneh bila bersama Fang.
[Boboiboy]
Ada apa denganku? Apa karena kejadian tadi? Fang juga aneh. Ternyata dia baik juga, dia mau mengajari aku.. Walau dia pernah jahat, ternyata ia juga baik. Walau dia angkuh, ternyata ia juga bisa lembut.. Untung aku tadi minta Fang untuk belajar bersama. Aku ingin bisa lebih mengenal Fang.. Andai dia mau lebih lama di sini tadi..
TBC
AAAAAAAAAAAAAAAAAAA... AKHIRNYAAA
SEBELUMNYA MAAF BGT MINNA-SAN!
FF INI UDAH PERNAH KU KIRIM, EH..
TIBA-TIBA MALAH PAKE BAHASA ALIEN! MUNGKIN INI EFEK ADUDU YANG SUDAH KEMBALI MENJADI JAHAT/?
TAPI SEMOGA YANG INI GA MASALAH
SEBELUMNYA MAKASIH BANGET MINNA-SAN YANG UDAH MAU MENGOREKSI FF KU YANG SANGAT AMAT SEDERHANA INI, MUNGKIN (TERLALU) BANYAK KESALAHAN DI FF INI.. MAKLUM KITA INI HANYA MANUSIA BIASA DAN KESEMPURNAAN HANYA MILIK TUHAN /?
ARIGATOU MINNA-SAN 3
