A/N: Yaph, setelah berminggu-minggu observasi, akhirnya jadi juga bikin fic ini :D. Terima kasih kepada Yahoo! Answer untuk info seiyuu-nya dan Gendou untuk liriknya (meskipun masih belum nemu terjemahannya) 8D
WARNING!!!: gaje, parody, abal, OOC?
Pair: (nantinya) ShinWaka, ShinSaku… kita lihat saja cerita yang berjalan~
Disclaimer: Eyeshield 21 milik Riichiro Inagaki dan karakter-karakternya dibuat oleh Yuusuke Murata. Tapi… Hiruma itu kakak saya…(dalam mimpi).
~*~*~*~
CHAPTER 1: CHAOS MAIL
Matahari pagi bersinar cerah di kota Tokyo. Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Wakana tiba di sekolahnya. Sebagai manajer klub American football sekolahnya, Ojo White Knights, ia harus mendampingi dan mengurus keperluan administrasi klub yang dipenuhi dengan pria remaja Ojo dari yang normal sampai yang tidak normal itu. Ya, inilah kegiatan rutinnya tiap pagi. Saat turun dari limusin hitam yang mengantarnya, ia bertemu dengan Otawara yang sedang berlari santai mengelilingi komplek sekolahnya yang luar biasa besar itu.
Otawara yang menyadari tibanya manajer mungil itu, melambai, menyengir, dan menyapa, "Pagi, Wakana-chan!"
"Pagi, Otawara-kun! Sudah lama?"
"Tidak, aku juga baru sampai. Tapi Shin dan Sakuraba telah datang lebih awal dariku," terang Otawara, sambil mengupil.
Wakana mengangguk. Tidak perlu ditanyakan. Sekarang, mereka memang selalu datang paling pagi untuk latihan. Perubahan yang bagus juga untuk Sakuraba. Dulu, ia sering absen latihan pagi dengan alasan terlalu letih dengan kesibukannya sebagai artis muda tenar yang 'dipaksa' bekerja sampai larut malam.
Wakana lalu melangkah menuju ruang klubnya yang eksklusif dan memeriksa kotak surat klubnya yang terletak di samping pintu masuk. Begitu kotak surat canggih itu dibuka dengan sidik jari Wakana, puluhan surat meluncur dari kotaknya, seperti biasa. Wakana mengumpulkan surat-surat yang terjatuh, berkesimpulan bahwa semua surat yang sedang dipungutnya ini adalah surat penggemar untuk Shin (ya, kini Shin juga mulai memiliki fangirl…) atau Sakuraba hanya dengan melihat motif dan model amplopnya.
Ia berhenti sejenak pada sebuah amplop coklat panjang yang hendak dipungutnya, 'Rasanya baru minggu lalu aku menerima pemasukan rutin dari sekolah untuk klub. Sudah dikasih lagi?' Wakana bertanya-tanya. Ia lalu memungut surat itu dan membaca bagian depan amplopnya.
Kepada Yth,
Shouji Gunpei
Klub American Football Sekolah Menengah Atas Ojo, Tokyo
'… Untuk Shogun?' Wakana bertanya-tanya lagi. Jarang sekali ada surat yang ditujukan untuk pelatih mereka, yang masih belum datang memimpin latihan pagi ini. Wakana menyimpan surat itu dalam saku jubahnya(1) dan meneruskan pemungutan surat-surat lainnya yang masih berceceran.
Setelah selesai memungut surat-surat itu, ia memasuki ruang klubnya, membuka pintunya dengan sikunya karena kedua tangannya sudah kerepotan memegang surat-surat tadi.
"Selamat pagi Shin-kun, Sakuraba-kun," sapa Wakana kepada dua manusia yang berada di dalam ruang klub itu.
"Ah, pagi Wakana-san," balas Sakuraba dengan wajah berseri dan ramah.
"…Pagi," balas Shin singkat.
Wakana tersenyum simpul. Ia lalu duduk di bangku manajernya dan mulai membukukan kas klubnya. Shin dan Sakuraba melanjutkan latihan bench press mereka. Tak berapa lama kemudian, Takami datang dengan serombongan anggota tim White Knights lainnya.
"Akhirnya yang lain datang juga…," ujar Wakana.
"Tentu saja! Takami datang, berarti sebentar lagi Shogun juga datang!" Ootawara teriak-teriak. Tak lupa dibumbui suara kentutnya itu.
Benar saja, beberapa detik kemudian Shogun menampakkan batang hidungnya dan memasuki ruang klub. Ia membuka pintu dengan kasar, "Cepat bentuk barisan seperti biasa! Takami, pimpin pemanasan pagi ini!" perintah Shogun.
"Siap, Pelatih Shouji," Takami membungkuk dan memulai pemanasan bersama seluruh anggota klub amefuto Ojo.
Shogun duduk di bangku panjang yang terletak di sisi ruang klub dan terlihat sibuk mengerjakan beberapa kegiatan administrasi. Wakana yang mengetahui datangnya Shogun segera berinisiatif memberi surat yang ditemukannya tadi pagi yang ditujukan untuk pelatihnya itu sebelum ia lupa. Wakana menghampiri Shogun, "Selamat pagi, Pelatih Shouji," sapanya sopan sambil membunguk hormat.
"Ah, selamat pagi, Wakana. Bagaimana pembukuannya?" tanya Shogun sambil membalas sapaan Wakana.
"Stabil. Alat-alat dan perlengkapan latihan masih dalam kondisi baik dan tampaknya tidak perlu khawatir membeli yang baru dalam waktu dekat," jawab Wakana sopan. Ia lalu merogoh surat beramplop coklat itu dari kantongnya, "Pelatih Shouji, tadi pagi saya menemukan surat ini, ditujukan untuk Anda," ujarnya sambil menyerahkan surat.
"Hn? Surat untukku? Tidak biasanya. Terima kasih telah menyampaikannya padaku, Wakana"
"Sama-sama, Pelatih" jawab Wakana. Ia lalu kembali ke tempat duduknya sementara Shogun membuka surat itu.
… Shogun terdiam beberapa saat, 'Ini tidak ada hubungannya dengan amefuto! Tapi karena mereka diundang… Ah, sudah kuduga akan tiba saat seperti ini…'. Shogun terdiam merenung. Ia lalu memanggil Wakana, "Wakana…!"
"Ya, Pelatih?" Wakana lalu menghampiri pelatih Ojo yang terkenal tegas dan galak itu. Dalam hati ia bertanya-tanya, 'Apa aku dituduh mengkorupsi uang kas klub? Sungguh, aku belum pernah melakukan hal seperti itu!'
"Wakana. Ini surat dari TV Tokio Center," ujar Shogun memulai pembicaraan.
Wakana kebingungan, "…Eh? Itu kan…"
"Ya, TV Tokio Center. Stasiun TV yang menayangkan dirimu ke seluruh Jepang."
"Ah ya, tentu. Ada apa dengan itu, Pelatih Shouji? Akankah pertandingan World Cup akan dijadikan anime? Apa cerita kita di universitas akan dilanjutkan…?"
"Tidak. Kau, Shin, Sakuraba dan Otawara diminta untuk mengikuti rekaman album 'Sound of Field'. Kalian akan menyanyikan lagu yang berjudul 'Midnight Sunshine'. Mengerti?"
Wakana masih tidak mempercayai pendengarannya, "Apa? Rekaman lagu? Semacam 'character's song'? Tapi kenapa saya juga…?"
"Aku juga tidak tahu, Wakana. Tapi itulah yang tercantum di surat ini," ujar Shogun sambil menunjukkan isi surat itu.
Wakana membacanya. Masih kebingungan, tapi ia mengangguk, "Ah, lalu kapan…?"
"Besok lusa…"
"Eh?! Secepat itu?! Ah, baiklah. Sakuraba-kun sudah cukup berpengalaman dalam hal seperti ini, jadi kurasa tidak apa-apa…," Wakana mengangguk mengiyakan.
…Tampaknya mereka lupa satu hal penting…
(1)Sudah pada tahu 'kan Wakana sering pakai jubah?. Di chapter 117 pas Sakuraba sama Wakana jadi model seragam Oujo, Wakana juga pakai jubah itu (jangan-jangan itu jubah sekolah?)
A/N: Maaf pendek. Tadinya mau dibuat oneshot, tapi kayaknya kepanjangan, kekeke… Alur kecepetan? Saya tahu itu. Maaf m(_ _)m. Typo masih terlhat bertebaran? Gomenn m(_ _)m
Review? Silakan flaming sepuasnya.
